[BL] Allure (Complete)

Oleh Rurui22

1.6M 112K 7.5K

[100718] Highest rank #1 in #gay Warning 21+ content!!! Alexander Alzelvin pria sempurna, kaya, tampan, mapan... Lebih Banyak

Chapter 1 - Si pria iblis
Chapter 2 - Alzelvin
Chapter 3 - That girl
Chapter 4 - Perjanjian
Chapter 5 - Keputusan
Chapter 6 - Orang tua
Chapter 7 - Si bonsai yang bahagia
Chapter 9 - Model
Chapter 10 - Lost control
Chapter 11 - Teman lama
Chapter 12 - Cemburu
Chapter 13 - Rival
Chapter 14 - Sisi lain
Chapter 15 - I love u
Chapter 16 - Kesalahanpahaman yang manis
Chapter 17 - Dengan lembut
Chapter 18 - Semut manis
Chapter 19 - A kiss
Chapter 20 - Berbagi kebahagiaan
Chapter 21 - Seorang malaikat
Chapter 22 - Jantung
Chapter 23 - Farewell
Chapter 24 - Kehilangan
Chapter 25 - Rambut merah
Chapter 26 - Nico Hart
Chapter 27 - Marah
Chapter 28 - Tidak menyerah
Chapter 29 - Kebenaran
Chapter 30 - Menemukanmu kembali
Chapter 31 - Membujuk
Chapter 32 - Samantha
Chapter 33 - Di sisiku
Chapter 34 - Bangkit
Chapter 35 - Bahagia
Extra chapter - Much love
Extra chapter - New love part 1
Extra chapter - New love part 2

Chapter 8 - D'Amore

45.3K 3.4K 144
Oleh Rurui22

Davian hanya bisa menggertakan giginya karena kesal. Sepertinya semenjak ia terlibat dengan pria bernama Alexander, kata 'mau tidak mau', 'enggan', 'tidak ada pilihan lain' akan sering digunakan dalam kamus hidupnya, "tapi Tuan--"

Perkataan Davian terhenti karena dengusan Alexander, pria itu kembali menaruh dokumen yang sudah ia tandatangani lalu sekali lagi menatap Davian dengan dingin, "kau hidup dijaman apa? Jaman purba? Apa kau tidak lihat para pria sudah berdatangan ke salon untuk merawat diri? Jangan-jangan selama ini kau tinggal dalam gua?"  Tanya Alexander sarkastik.

Davian menunduk merasa tidak kuat menahan tatapan intimidasi dari Alexander, ia merasa seolah tubuhnya menyusut sepersekian persen lebih kecil, "aku...aku hanya melihat para pria cuma akan memotong rambut mereka, tidak sampai harus perawatan, jadi kenapa aku harus?" Suara Davian semakin mengecil di akhir kalimatnya.

"Karen kau begitu lusuh," jawab Alexander tanpa basa basi dan kejam.

Davian melotot lalu menatap Alexander tak percaya, pria ini mengucapkan hal yang kejam dan menyinggung seperti itu seolah itu hanya kata-kata yang sepele, tanpa beban, tanpa rasa ragu atau enggan apalagi rasa bersalah ditambah nada suaranya yang tetap datar dan dingin, mulut Davian terbuka lalu menutup lagi, ia hanya menelan makian yang akan ia lontarkan dan hanya ia lakukan dalam hatinya 'bajingan! Kalau kau berpikir aku begitu lusuh kenapa kau harus susah-susah meniduriku?!"

Alexander mengibaskan tangannya, mengisyaratkan pada dua orang dihadapannya untuk pergi, "negosiasi selesai."

Kali ini Davian yang mendengus sebal, sejak kapan itu menjadi negosiasi? Itu hanya perintah mutlak dari Alexander.

Georgio yang mengerti situasi segera membuka suaranya, "mari Tuan Davian."

Davian mengembuskan nafas lesu, sekali lagi mau tidak mau dia harus tunduk pada kediktaktoran Alexander. Sekali lagi dia melirik Alexander, ia akui pria itu sangat mempesona dalam setelan jas mewahnya, wajah Eropanya seperti patung pahatan dewa-dewi, alis yang tegas, hidung yang mancung, bibir tebal yang sexy, rahang yang sangat melelaki. sangat tampan tapi siapa sangka dibalik rupa rupawannya dia itu seperti iblis.
Akhirny dengan pasrah dia meninggalkan ruangan Alexander dan mengikuti kemana Georgio membawanya.

*******

Begitu turun dari mobil yang membawanya, Davian memandang bangunan bertingkat lima dihadapannya yang berdiri megah, kemudian dia membaca tulisan yang bertengger indah diatanya "D'Amore..." Dia seperti sangat familiar dengan nama itu, kemudian dia mengingat-ingat dimana dia pernah mendengarnya, setelah beberapa saat matanya terbelalak, bukankah ini pusat kecantikan dan fashion yang biasa dibicarakan di TV atau majalah-majalah, tempat orang-orang kaya, sosialita bahkan artis merawat diri dan penampilan mereka.
Davian dengan sedikit ragu melankah masuk mengikuti Georgio, secara naluriah ia merasa minder ketika melihat penampilan-penampilan perlente orang-orang yang keluar masuk dari sana jauh sangat berbeda dengan penampilannya seperti bumi dan langit, dengan sangat tidak suka dia mengakui perkataan Alexander benar kalau ia terlihat sangat lusuh ketika berada disana.
Beberapa orang bahkan ada yang sekilas melirik pada Davian lalu mendecih secara terang-terangan.

Sesampainya didalam, seorang wanita berseragam yang cantik disana menyambut Geogio dan Davian dengan ramah, tepatnya karena pegawai itu tahu bahwa Georgio adalah tangan kanan dari bos besar mereka, Alexander Alzelvin.
Geogio dan Davian diantar untuk duduk disofa yang nyaman kemudian dengan segera dua cangkir kopi panas dan beberapa kudapan terhidang dimeja didepan mereka, Davian terperangah, apakah ini rasanya pelayanan kelas atas?

Melihat Georgio memasuki gedung, seorang pegawai lain segera meraih telepon dan menghubungi seseorang, "Nona, Tuan Georgio ada disini."

Beberapa menit setelahnya dari dalam lift keluar seorang wanita cantik dengan rambut panjang coklat yang indah, kulitnya putih dengan tubuh yang langsing dan semampai, dan gaun hitam yang sexy menambah pesonanya.
"Georgio," dengan suara cerianya dia memanggil pria yang sedang duduk tenang disofa.

Georgio segera menoleh mengikuti arah suara yang sudah familiar untuknya, dia berdiri lalu tersenyum pada gadis cantik itu dan menyapanya dengan sopan, "Nona Debora, selamat siang."

Gadis cantik itu semakin mendekat dan tanpa ragu dan canggung langsung memeluk Georgio dan memberinya kecupan di pipi, "aku merindukanmu," ucapnya manja, tanpa malu tangannya tetap mengalung pada leher Georgio. Semua pegawai disana tahu, bahkan Georgio sendiri tahu kalau yang ia panggil nona Debora itu menyukai dirinya, bahkan dalam beberapa kesempatan tanpa ragu gadis cantik itu sering mengajaknya untuk berkencan tapi setiap kali itu juga Georgio menolak dengan sopan dengan alasan dia sangat sibuk.

Georgio hanya membalasnya dengan senyuman, lalu pandangannya kembali mengarah pada Davian yang terbengong-bengong, "Tuan Davian, perkenalkan ini Nona Debora mcKlein pemilik D'Amore, sepupu Tuan Alexander," Debora menatap Davian dari atas kepala sampai kakinya, lalu kembali ke wajahnya seperti sedang memindai dengan matanya, "dan Nona ini adalah Tuan Davian Connor, Karyawan Tuan Alexander."

Davian tercengang, jadi gadis cantik ini adalah pemilik D'Amore, dia mengira kalau gadis itu adalah seorang model dan kekasih Georgio --dilihat dari cara dia berinteraksi dengan Georgio--, terlebih Gadis cantik itu adalah sepupu dari Alexander. Davian menunduk menghadapi tatapan meneliti Debora, sikap sepupu tidak akan jauh bukan? Alexander seperti iblis, bisa saja Debora juga...

Debora menggosok dagunya sambil masih tetap mengamati Davian, senyuman jahil muncul dibibir merahnya, "hmm..karyawan ya? Sejak kapan Alexander menjadi baik hati mengirim karyawannya kemari untuk mendapatkan perawatan penuh?" Darimana Debora tahu kalau Davian dikirim kesana untuk perawatan penuh? Tentu saja Alexander yang secara langsung memberitahunya lewat telepon. Debora memang bos disana tapi bagaimanapun D'Amore adalah anak perusahaan dibawah Vin Corp. jadi jabatan bos besar masih dipegang oleh Alexander, Alexander bekerja sama dengan Debora dan merekrut D'Amore sebagai partnernya bukan karena semata-mata Debora adalah sepupunya tapi karena Debora sangat berbakat dan berprestasi dibidangnya, dia adalah make-up artist sekaligus Designer papan atas.

"Aku..." Davian tergagap, dia tidak tahu harus menjawab apa, sekarang dia hanya ingin menyumpah serapahi Alexander.

Tawa renyah pecah dari bibir Debora, melihat tingkah pria mungil dihadapannya Debora segera memeluknya, "ah menggemaskan," Davian tidak bisa tidak kaget dengan pelukan tiba-tiba itu, tubuhnya menegang baru kali ini dia dipeluk seorang Gadis apalagi gadis secantik debora, "Tidak perlu kaku begitu, santai saja oke?" Debora mengibaskan rambutnya dengan lucu, "kakak yang cantik ini akan menemanimu merawat diri," sikap ramahnya seketika bisa mencairkan suasana, Davian menghembuskan nafas lega ternyata sifat Debora berbeda jauh dengan Davian, Debora segera menggamit lengan Davian menuju tempat perawatan sambil terus berceloteh sedangkan Georgio hanya tersenyum menatap kepergian dua orang itu.

Setelah berjam-jam lamanya, yang Davian sendiri tidak tahu apa saja nama perawatan yang mereka lakukan pada tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki akhirnya semua itu selesai juga. Seperti yang dikatakan Alexander disana memang bukan hanya wanita tapi para pria juga melakukan perawatan bahkan dia bisa mengenali beberapa artis pria.

"Georgio, lihat lihat!" Suara antusias Debora sukses mengalihkan perhatian Georgio dari layar ponselnya, "dia semakin menggemaskan dan mempesona," Debora memeluk Davian dengan erat dan tanpa malu menggosok-gosokkan pipinya pada Davian dengan gemas, seolah Davian adalah anak anjing yang lucu.

Begitu menatap Davian, seketika Georgio terperangah, benar apa kata Debora kalau Davian terlihat lebih mempesona, rambut hitamnya lebih rapih dan berkilau, kulitnya terlihat semakin glossy, putih dan lembut seperti porselen mahal, bibir tipisnya semakin merah dan kedua pipinya bersemu. Bajunya yang dipakai Davian juga telah berubah jauh lebih baik, dia memakai pakaian kasual namun tetap terlihat modis dan mahal khas rancangan baju Debora untuk musim ini. Davian sekarang terlihat seperti artis-artis muda yang datang ke D'Amore bahkan mungkin lebih baik dan bersinar dari mereka. Debora benar-benar berhasil memoles sebuah permata menjadi semakin berkilau.

Debora yang melihat Georgio terpaku segera berdiri didepan Davian untuk menghalangi pandangan Georgio pada Davian, "Hei hei.. jangan jatuh cinta padanya, hanya jatuh cinta saja padaku. Lagipula dia kan milik Alex," ucapnya jahil lalu mengedipkan matanya menggoda. Walaupun nadanya terdengar hanya untuk bercanda menggoda Georgio namun dalam hatinya Debora bersungguh-sungguh, saat pria-pria lain mengejarnya dan tergila-gila padanya namun pria tampan dan sopan yang berdiri dihadapannya sedikitpun tak terlihat goyah oleh pesona dan kecantikannya, itu membuat Debora kesal namun juga membuatnya semakin menyukai Georgio.

Georgio tersenyum puas, "Nona Debora sudah bekerja keras, terima kasih."

Debora mengabaikan ucapan formal Georgio dan segera kembali mengamati Davian yang hanya diam, wajahnya seperti menampakan rasa shock atas semua perawatan yang ia dapakan, terlihat sangat lucu.
Wajah Davian adalah campuran antara wajah Eropa yang indah dipadu dengan wajah oriental yang lembut itu karena ayahnya berdarah Eropa sedangkan ibunya berdarah Asia.
Kalau lebih diperhatikan wajah Davian adalah jenis wajah yang cantik namun imut dalam waktu bersamaan dan itu sangat mempesona juga unik, Davian sendiri tidak pernah menyadari kalau fitur wajahnya benar-benar memiliki daya tarik yang kuat.
Setelah termenung cukup lama sambil mengamati Davian seolah dia membuat lubang pada tubuh pemuda itu dengan tatapannya, Debora berseru dengan antusias sambil menutup mulutnya, "astaga astaga!" Senyum lebar merekah dibibir gadis cantik itu.

Davian kaget dengan suara pekikan Debora, sedangkan Georgio mengerutkan alisnya, "kenapa nona?" Tanya Georgio penasaran.

"Ini...ini.." Debora menunjuk-nunjuk wajah Davian, "ini wajah yang aku cari-cari untuk model ambassador D'Amore yang baru! Akhirnya aku menemukannya!" Debora sangat antusias bahkan sampai nada suaranya sudah termasuk menjerit, beruntung mereka bertiga ada di ruang tunggu VVIP yang kedap suara.

"Apa?" Davian menganga tidak percaya apa yang barusan dia dengar dengan telinganya sendiri.

Ya Tuhan.. apa lagi ini?

To be continue..

Sesuai janji, 50 vote aku update hehe..
Terima kasih atas komen + vote juga dukungan kalian semua pada Allure, aku sangat senang tulisan aku yang sederhana ini bisa menarik minat baca kalian ^^

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

Sweet Enemy Oleh Tannie

Fiksi Penggemar

24.3K 2.8K 15
Remake by Shanty Agatha.
45.2K 5.9K 95
Levi dikirim oleh Ibunya ke sebuah sekolah yang sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota, ia dipindah sekolahkan karena terlalu nakal dan sering...
7.2K 563 31
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Kadang manusia harus sampai kepada titik kehilangan untuk mengerti arti sebuah kehadiran, kasi...
140K 8.3K 53
[JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA GUYS~~~~~ ✨] (づ ̄ ³ ̄)づ . . . . " ngapain lo ngajak kita tawuran ? " tanya Novan yang masih kebingungan. " gak usah pura-p...