Siren's Tides ㅡvkook

By homojeon

361K 58.1K 19K

[Mermaid] Mereka tidak memiliki sisik yang indah. Rambut mereka yang berwarna putih saat di daratan, akan k... More

King's Cage
The Beginning
Caught
Belonging
Who is He?
Seriously, Who is He?!
Yours truly,
Just Slightly
A Lil' Piece
What You Know
Oh, So it's You
And So, I Believe in You
A Glimpse of You
Well then I realize that when my heart skips a beat,
It Has Always Been You, All Along
I am yours. Forever, and always.
And oh, those little stolen kisses
It is home, we are home!
A Faith that I will Always Keep,
Heat Seeking
I love you, finally!
Another Interruption?
of unspoken promises to be yours truly;
yellow?

A Story

18.3K 3.3K 1.3K
By homojeon


Sebenarnya, Jungkook sedikit merutuki tingkah gegabahnya kemarin malam.

Eh, ralat. Sangat merutuki.


Iya, kemarin ia memang sempat luar biasa takut. Kembali terkunci di balik jeruji, terancam terisolasi di dunia luar. Nyaris sekali kembali dilecehkan.
Dan seolah itu bukan hal buruk; ia nyaris sekali, kembali terkapar lemas di bawah kuasa sang Raja.



Demi apapun, Jungkook membayangkannya saja mual.


Tapi, hei!

Tebak siapa yang terlihat menyedihkan, meminta Kim Taehyung untuk mencurinya lagi?

Dan berakhir untuk menyerah dan memasrahkan diri ikut berlayar dalam kapalnya.

Apa namanya kemarin? Queen Salaーah, apalah.





.....


Kapal bajak laut sih. Tapiー





"Selamat pagi, ratuku!"



Mulai lagi.




"Apa sih, Taehyung?" Jungkook menepis tangan Taehyung yang dengan jahil merambat nakal pada pundak, "Berhenti memanggilku ratu!"

Dan Taehyung, si pemuda berantakan itu hanya terkekeh polos dengan cengiran kotaknya, "Habis kau kan cantik." Kemudian ia mengusak surai putih Jungkook gemas, "Dan kau memang ratuku!"

"Ck," Jungkook mendecak kesal. Kembali mengeratkan kain flanel tipis yang menyelubungi tubuh rampingnya yang hanya mengenakan baju tipis rajutan Seokjin, "Aku tidak cantik."

"Kau cantik kok, di mataku."

"Aku bukan perempuan."

"Lembutnya seperti perempuan."

"Kalau aku mendorongmu sampai tenggelam di laut, masih berani bilang aku lembut?"

"Mau kau gulingkan aku ke dalam mulut hiu juga kau akan tetap lembut sih," ujarnya membuat Jungkook mendelik, "Oh, ku ralat lagi kata-kataku. Kau itu cantik, sayang. Luar biasa  cantik di mata semua orang."

"Konyol."

"Tidak percaya?"

Jungkook memutar matanya malas, "Kau itu cuma membuー"

"Hoi kalian! Menurut kalian, apakah Jungkook itu cantik?"

"CANTIIIIK!"

Dan suara sahutan suara laki-laki yang berat secara bersamaan nyaris membuat Jungkook terjungkal.


"Tuh, dengar?" Taehyung berdiri sembari berkacak pinggang, "Kau itu cantik, ratuku."




Blush,


"Whoa, wajahmu merah. Malu ya?"

Tangan Jungkook sukses terkepal, "Menyebalkan!"



Yah, dia memang berakhir ikut berlayar dengan Kim Taehyung; si pemuda urakan. Yang ternyata adalah si kapten kapal.

Bajak laut sih, statusnya. Katanya.

Tapi, untuk kapal bajak laut, kapal ini terlalu santai.




Sekali pun ia diperbolehkan bergerak bebas dalam kapal, diberikan banyak sekali makanan, tempat untuk tidur, juga pakaian yang masih terbilang layak; tetap saja ia merasa takut.

Karena, tiap kali ia melihat bebat perban pada pergelangan tangan dan kakinya, ia akan kembali teringat pada lebam biru yang diakibatkan rantai dalam kandang.

Apa, setelah ini, ia akan selamanya bebas?

Atau.....


"Hey, Taehyung-ah."

Suara panggilan Jungkook yang lembut, spontan membuat Taehyung menoleh, "Ya, ratuku?"

"Berhenti memanggilkuーah, sudahlah. Lakukan sesukamu!" Gerutunya kesal. Karena sesaat ia ingin protes, Taehyung justru malah memperlihatkan ekspresi yang mirip anak anjing yang terbuang.

"Hehe, maaf. Lanjutkan. Mau bilang apa?"

Tubuh Jungkook mendadak kaku. Lidahnya kelu.
Dan sekalipun Kim Taehyung kini beralih merengkuh punggungnya halus, debaran rasa takut itu jelas masih ada. Terasa sangat mengancam. Dan ia takut.

Sangat takut.

"T-Taehyung-ah," ia berkata terbata. Menatap pemuda di sampingnya yang hanya memandangnya lekat, "Kenapa kau tidak menjualku di pasar gelap?"

"Eh?"

Jungkook menggigit bibir bawahnya sekilas, sebelum membuang muka, "Aku kan tidak berguna bagimu."

Taehyung bungkam.
Dan Jungkook nyaris ingin menangis sebelum pemuda itu justru terkekeh kecil, sembari memeluk tubuhnya sendiri,

"Kau itu lucu sekali, Jungkook-ah," ujarnya nyaris tergelak, "Kami memang bajak laut. Tapi, tenang saja, kami tidak akan menjualmu!"

Jungkook mengernyit, "Kenapa?"

"Menjual orang untuk mencari nafkah itu hanya menimbulkan rasa bersalah. Kami itu bajak laut, bukan mucikari." Taehyung bersidekap, "Pekerjaan kami itu mencuri batu permata, sayang."



Bukankah itu lebih terlihat seperti maling?

Jungkook ingin melawan, tapi Taehyung lebih dulu menyengir seperti orang idiot. Ia jadi tidak tega.

"Ah, tapi, pada kenyataannya semua penculik akan bilang begitu kan?" 

"Benar sih."



Jungkook memutar matanya malas.

"Semua orang memang mengatakan hal yang sama padaku, Taehyung." Jungkook berucap gemetar, "Semuanya bermulut manis."

"Aku tidak." Taehyung berkata jujur, "Kau bisa percaya denganku."


Wajah itu terlihat begitu tegas. Dan sorot matanya memancarkan kepastian.

Tapiーbisakah Jungkook percaya sepenuhnya?
Sekalipun tangan Kim Taehyung adalah yang meraihnya dari dalam gelap?

Jungkook menarik nafas, "Kauーmau tau kenapa mermaid dijual dengan harga sangat mahal?"

Taehyung mengendikkan bahu, "Entahlah," ia menggaruk tengkuknya canggung, "Karena mereka cantik?"

Kata-kata yang polos. Jungkook reflek menyunggingkan sudut bibirnya,

"Aku dulu dijual di pasar gelap, Taehyung." Ia berbisik, "Keluargaku, menjualku pada bangsawan untuk dijadikan boneka."

"Boneka?"

"Peliharaan." Ia berkata lagi dengan sedikit gemetar, "Dikurung dalam kandang, ditelanjangi, tubuhku dipakai sesuka hati. Aku seperti tidak punya hak lagi. Aku benci."

"Jungkookー"

"Kau tau, kenapa raja menyukaiku?"

Taehyung menggeleng,

"Karena di antara semua mermaid, akulah yang paling langka."

Dahi Taehyung mengerut heran ketika Jungkook, dengan terbata berucap. Serta, kedua tungkai jenjangnya yang ringkih, berjalan dengan sedikit gemetar ke pinggir kapal. Menarik satu buah tali yang terhubung dengan ember kecil dari kayu, terisi penuh oleh air laut.

Taehyung bingung, kawan.


"Jungkook-ah?"

"Ia menyukaiku, karena aku berbeda." Jungkook tertawa miris, "Kami, mermaid memang berbeda. Tapi, ia yang bilang aku langka. Tau kenapa?"



Sang kapten tertegun ketika Jungkook mengguyur tubuhnya sekaligus dengan air laut.

Tapi, niat untuk protes seolah hilang. Lenyap begitu saja. Seolah diterbangkan angin laut yang berhembus; membuat kulitnya bergidik karena dingin.

Dan saat itu juga, ia baru sadar,

Warna merah muda. Pekat. Seperti kelopak sakura di pertengahan musim semi; terlihat begitu indah saat bersinggungan dengan empyrian biru terang sebagai latar belakang.

Cantik?

Ya memang cantik.

"Merah muda," Jungkook memilin surainya yang sepanjang bahu, "Ini warna langka."



Mermaid itu, unik.



"Ketimbang mencuri batu permata, kau bisa dapat uang lebih banyak kalau menjualku, Taehyung." Jungkook merasakan sekujur tubuhnya gemetar, "Masih tidak minat? Atauー"

Rambutnya berwarna putih semenjak dilahirkan. Warna yang tidak lazim untuk berada di sekitar manusia.

Namun, warna aslinya akan kembali terlihat ketika terkena air laut.




"ーBajak laut sama seperti bangsawanー,"


Saat itu juga, Kim Taehyung, tanpa bisa ditahan lagi, berjalan mendekat.
Menerjang tubuh ramping pemuda itu seraya menyakup kedua pipinya dengan telapak tangan.

Menarik tubuh mereka mendekat hingga dada mereka saling bertubrukan, dan ujung hidung mereka nyaris bersinggungan.


"Hei! Apa sih?! Sakー"


"Luar biasa!" Taehyung berseru, "Aku memang pernah dengar kalau mermaid itu cantik. Tapiーkau itu indah sekali, Jungkook-ah!"

Wajah Jungkook memerah, "Hah? Apー"

"Kalau secantik ini sih, aku tidak akan menjualmu walau ditawari uang sebanyak apapun!"

Tawa Taehyung itu begitu polos. Jungkook baru tahu.

Dan ia, jelas tidak membenci wajah yang kini terlihat begitu lembut di hadapannya.


"Aku datang kemari karena penasaran. Orang bilang, disini ada mermaid. Jadi, aku memutuskan untuk berhenti disini." Ia terkekeh, "Sumpah mati, aku tidak menyesal karena berhasil mencurimu!"


Kim Taehyung itu, pemuda lancang.

Pun, dari telapak tangannya yang kasar itu, tercium kentara sekali bau laut.

Tapi, wajahnya yang tersenyum lebar, dengan cengiran kotak yang begitu khas itu terlihat seolah-olah tidak takut akan bahaya apapun.


"Kau aneh, Taehyung!"



Anehnya, Jungkook, jelas tidak bisa membenci semuanya.









.
.
.
.
.

"Kenapa melamun?"


Jungkook yang sedari tadi hanya menghadap langit-langit, beralih menatap Kim Taehyung. Si kapten muda kelewat santai, yang malam ini kembali berbaring di sebelahnya.

Udaranya dingin. Namun, ketika tubuh mereka bersentuhan di balik selimut, rasanya hangat sekali.


Jungkook reflek beringsut mendekat. Membiarkan Taehyung mendekap tubuhnya lebih erat. Sebuah gestur yang terasa nyaman; padahal mereka adalah orang asing bagi satu sama lain.




"Kauーmau dengar ceritaku?"

"Cerita?"

Jungkook mengangguk, "Tentangku."

Taehyung terdiam sebentar, sebelum lengannya kembali menarik Jungkook supaya semakin dekat. Hingga wajah si pemuda manis sepenuhnya tenggelam pada dada. Menyesap aroma alami dari surai putih yang begitu lembut,

"Kalau tidak apa sih. Aku tidak memaksa, kok."

Jungkook tersenyum tipis. Menikmati degup jantung milik pemuda Kim yang terdengar begitu jelas pada inderanya.


"Dulu, aku tinggal di desa terpencil."

"Tunggu, ini dongeng?"

"Ck, kau merusak suasana, bodoh!"

"Hehe, maaf." Taehyung terkekeh, "Janji dulu jangan sedih, okay?"

Jungkook menarik diri untuk menatap Taehyung lekat, "Kenapa harus janji?"

"Aku tidak suka melihatmu sedih."

"Apa pedulimu?"

Taehyung menghela nafas, "Karena aku lebih suka senyummu."



Blush,


"Ap-apa sih," Jungkook merengek protes. Kembali menenggelamkan wajah pada dada bidang pemuda Kim untuk mencari kenyamanan, "Kau tau? Di desaku, tidak ada yang peduli dengan penampilanku yang aneh."

"Cantik, sayangku. Cantik."

"Terserah,"

Taehyung tertawa gemas. Mengusap punggung sempit Jungkook seraya berdeham pelan. Meminta Jungkook untuk melanjutkan ceritanya,

"Dulu, keluargaku sangat menyayangiku. Sampai bangsawan itu datang."

"Raja?"

Jungkook menggeleng, "Bukan." Sebuah helaan nafas, dan Taehyung berani sumpah ia merasakan baju yang dikenakannya basah pada bagian dimana wajah Jungkook berada,
"Salah satu pesuruhnya."

"Hei, kau menangisー"

"Biar begini dulu, Taehyung." Jungkook mengeratkan pelukannya. Membatasi pergerakan Taehyung yang nyaris menarik diri.



Jujur, ia merasa menyedihkan sekarang.

Menangis? Di depan orang asing?

Tch, jangan bercanda.



"Mereka menjanjikan hidup yang layak bagi keluarga dan desaku. Aku tau, desaku itu kecil. Bertahun-tahun terkena banjir dan banyak orang yang hidup tidak layak makanyaー,"


Isakannya terdengar pilu, dan seperti anak kecil.

Taehyung kembali mengeratkan pelukannya. Mengecup pucuk kepalanya, mengelus punggung sempitnya hingga tangan tersampir pada pinggangnya yang begitu ramping.

Memeta dengan baik tubuh ringkih yang kini bergetar dalam tangis yang menyesakkan,


"Kesepakatan itu terjadi. A-akuーdemi desa, akuーhiks," ia memukul halus pundak pemuda Kim dengan kepalannya yang rapuh, "Aku kesal!"

"Jungkookー,"

"Kenyataannya, desaku memang dapat hidup layak. Aku punー," tenggorokannya tercekat. Nafasnya terasa sesak. Bulir air mata kembali jatuh menuruni pipinya. Membasahi baju milik Taehyung yang ganti ia remat begitu kuat,

"Diberi kain mahal, di dandani dengan batu permata yang bahkan tidak pernah kulihat."

Elusan Taehyung mendadak berhenti. Jungkook ingin menarik diri, tapi pemuda itu menguncinya dalam pelukan erat sekali,

"Hidupku, m-memang mudah. Melayani raja? Hah," tawanya, "Semuanya kulakukan dengan tubuh yang terikat di kandang, Taehyung. Katakan padaku," ia mendongak. Bertemu tatap pada pemuda Kim yang menatapnya telak di mata,

"Apa adaーpenghinaan yang lebih dari itu?"

Kali ini, ia total membiarkan pertahanannya runtuh di hadapan sang kapten.

"Aku merasa jijik. Takut. Makanya akuー"



Cup,




Jungkook mendadak membeku. Setelah satu kecupan lembut dibubuhkan Taehyung pads kening.
Pipinya merona malu, terlebih ketika Taehyung mengapit dagunya dengan telunjuk dan ibu jari, serta mendekatkan wajah mereka berdua,


"Sudah, jangan menangis, ratuku." Taehyung terkekeh. Sekali lagi, memperlihatkan cengiran kotaknya yang berhasil membuat sudut hati Jungkook terasa hangat,

"Disini, tidak ada yang menyakitimu, kan?" Ia mengelus kening Jungkook. Membiarkan diri untuk sedikit egois, merasakan halusnya kulit wajah yang terlihat begitu berkilau oleh cahaya bulan yang menelusup lewat celah kayu sebagai sekat,

"Kau cantik. Jadi, jangan merasa jijik." Ia terkekeh lagi, "Aku menyukaimu, lho. Jangan buat seolah-olah kapten bajak laut itu tidak punya standar kalau jatuh cinta."


Jungkook menggertakkan gigi. Memukul pundak pemuda Kim agak keras, "Menyebalkan!"

"Iya, menyebalkan," ujarnya sembari dengan sigap mencekal pergelangan Jungkook. Dan dengan berani, menautkan jemari mereka seraya mengecup punggung tangan yang lebih muda lembut, "Tapi, kau mau 'kan, ikut kapalku?"




Jungkook mengerucutkan bibir, "Apa aku harus berpura-pura jadi bajak laut juga?"

"Ide bagus," sahutnya seraya mengedipkan mata, "Yah, pertimbangkan nama Red-handed Jill untuk julukanmu, ratuku."

"Aku tidak mau nama itu!" Jungkook memekik kesal, "Aku kan bukan perempuan! Berapa kali harus kubilang?"

"Dan berapa kali harus kukatakan, kalau kau itu jauh lebih cantik dan indah dari perempuan?" Ungkapnya retorik, "Dan nope, aku tidak menerima penolakan. Karena mulai detik iniー,"

Ia menghela nafas, mendekatkan wajah mereka berdua hingga kening saling menempel, dan deru nafas masing-masing mengepul menerpa wajah dalam satu sapuan hangat yang membuat pipi Jungkook merona merah.

"ーHatimu, kutahan."






Kau tau?

Bagi Jungkook, Kim Taehyung itu seperti perangkap kecil yang sederhana.

Umpan yang tidak dihias, dan dibiarkan dalam kandang terbuka.

Tapi,

Kata-katanya,

Hangat tubuhnya,

Terlalu manis dan nyaman, dibandingkan dengan orang-orang yang ia temui.



Dan hal itu, yang menghantarkan Jungkook untuk dengan berani mengalungkan kedua lengan pada leher si pemuda Kim, merapatkan tubuh mereka mendekat, serta;



Cup,


Kembali, membubuhkan satu kecupan ringan pada kening milik Kim Taehyung yang hanya membelalakkan kedua matanya karena terlampau kaget.


"Ciuman selamat malam." Ujarnya singkat, "Selamat tidur."

Ia baru akan membaringkan tubuh, dan memejamkan mata, ketika Kim Taehyung menahan lengannya,

"Apa?"

"Kau curang."

"Eh?"


Sorot mata pemuda itu berkilau jahil. Senyumannya terlihat polos sekali,



"Suatu saat nanti, aku ingin bisa menciummu," ia kemudian menunjuk bibir bawah Jungkook hati-hati,



"Disini."



.
.
.

***

Haloooo!

Chapter ini sebenernya cuma selingan untuk ngasi background story dari si mermaid cantik kita ehehe-//

Yha, cerita sebenernya itu bakal dimulai di chapter depan!

Btw, karena disini mungkin banyak yang belum tau/kenal,
Oke, perkenalkan! Disini Homojeon!
Panggil Mo/Momo/ Kak Mo (in case kalian lebih muda bcs aku line97) aja yaa!
Jangan thor karena aku bukan kakaknya loki ;;
Atau min, karena aku bukan jimin
(((Saya calon istrinya)))

Yha, begitu.

Habis pada thar thor thar thor kan ga enak ya wkwkwk aku bukan author/?
Aku cuma orang yang suka menulis, tapi masih belum pantas untuk memegang title sebagai 'penulis' HAHAQ

Sekian, gatau mau nulis apa lagi disini soalnya hehehe

See you
♡♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

42.3K 8.6K 11
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
77.8K 5.1K 68
Why did you choose him? "Theres no answer for choosing him, choosing someone shouldn't have a reason." - Aveline. ------------ Hi, guys! Aku kepikir...
45.7K 6.2K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
169K 14.4K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...