When A Meet A

By kimhye15

16.6K 932 312

Started: 28 Januari 2018 Aerilyn memulai karir dengan menjadi barista di sebuah kedai ice cream karena, suatu... More

🍦Meet All The Cast🍦
Prolog
1. Flashback
2. Ospek
4. Nama, Dia? dan Pengakuan
5. Terungkap dan Handphone Pecah
6. Ketakutan
7. Surat
8. Kedai Es Krim
9. Tanpa Kabar
10. Selingkuh?
11. Penguntit
12. Tak Jadi Putus?

3. Pulang dengan Pacar Baru?

1.2K 83 24
By kimhye15

Lyn ternganga, melihat secara spontan ke arah Xavier, dan ia berteriak, "APA?! LU NGGAK BERCANDA, KAK?"

-🍦-

"Nggak, buat apa gue bercanda?" Wajah Xavier kembali datar seperti apa yang dilihatnya dari kejauhan.

"Yaampun, gue merasa berdosa sama bokap dan nyokap gue. Baru awal masuk, masa langsung dapat doi? Bukannya ilmu. Duh--" Lyn menepuk keningnya kencang. Xavier yang melihat juniornya yang notabenenya sekarang menjadi pacar barunya itu dengan tatapan aneh. Kenapa ia bisa mengklaim orang seperti ini.

"Lyn, kita disuruh baris lagi. Ayok cepetan--" Lelaki yang selalu bersama Lyn datang secara tiba-tiba dengan merusak suasana Xavier dan menjadi penolong Lyn.

"Eh, tapi gue belum dapat tanda tangan kakak pujaan hati, Lu." Lyn berkata sembari menunjuk Sella yang berada di seberang sana.

"Ebuset, dia bukan kriteria gue."

Sella yang ditunjuk seperti itu menghampiri mereka. Dan ia memberi tangannya untuk meminta sesuatu--

"Hah?" tanya Lyn. Ia tak mengerti kode-kodean. Jika punya mulut, pergunakanlah dengan baik.

"Kertas--" jawab Sella singkat. Mata Lyn berbinar-binar, ia segera memberi kertas untuk ditandatangani oleh Sella. Setelah didapatkan, mereka langsung masuk ke barisan.

Di barisan, para senior pun berkumpul. Salah seorang di antara mereka menyatakan setelah ini para MABA akan diberikan waktu istirahat. Tetapi, sebelum istirahat salah seorang anggota BEM angkat bicara, "Sebelum kalian pulang, saya akan mengumumkan ketua BEM di universitas ini."

Seketika mereka pun ricuh, penasaran akan wajah ketua BEM-nya itu. Apakah ia lelaki atau perempuan?

Tetapi, Lyn dan lelaki di sebelahnya tak mempedulikan itu. Tak lama kemudian ada sesosok lelaki berperawakan tinggi, kulit putih, dan cukup sempurna.

"Test. Perkenalkan nama saya Xavier Cendika Pratama, saya merupakan ketua BEM di sini." Lyn yang kenal dengan suara itu segera menoleh--ia tak menyangka bahwa yang ia tembak ialah seorang ketua?! Bayangkan, KETUA!

Kemudian, setelah memperkenalkan diri, Xavier memberikan microphone kepada teman sebayanya. Ia kurang suka berbicara terlalu banyak di depan umum, tentunya hal yang tak penting menguras hati. Eh? Maksudnya menguras waktu.

Xavier meninggalkan tempat itu beserta orang-orang di sekitarnya, setelah pengumuman pulang diumumkan oleh salah satu anggota bem tersebut. Kemudian, Lyn berjalan dengan lelaki yang terus mengikutinya sedari tadi.

"Eh, nama lu siapa?" tanya Lyn tanpa basa-basi. Di kepalanya terus bertanya-tanya, nama dia siapa? Untuk apa dia mengikuti Lyn terus?

"Nama gue?" Lyn menganggukkan kepalanya. Lelaki itu melihat sesuatu di belakang Lyn dari kejauhan.

Lelaki itu pun berkata, "Siniin handphone, Lu."

Lyn mengerutkan kening; bingung tetapi, ia tetap memberikan ponselnya. Terlihat lelaki itu sedang mengetikkan sesuatu ke dalam ponsel Lyn. Tak lama kemudian, lelaki itu memberikan ponsel Lyn kembali hingga--

"Rilyn." Ada seseorang yang memanggil Lyn, ia pun menolehkan kepalanya. Ia kaget, tak menyangka pacar barunya--eh? Maksudnya ketua BEM bisa menghampirinya.

Lyn menatap Xavier dengan wajah yang sopan, bagaimanapun Xavier tetap seniornya; orang yang lebih tua darinya.

"Ya, Kak?" Lyn merespon. Ia melihat penampilan Xavier; jaket yang disampirkan di bahu kanannya, memakai kaos abu dan celana bahannya. Cukup tampan.

"Udah dijemput?" tanyanya. Lyn tau bahwa Xavier hanya basa-basi dan yang dipikirkan Lyn, Xavier akan mengantarkannya pulang. Shit! Pede banget, sih, Lyn.

"Baru mau telepon papa. Emang kenapa, Kak?" tutur Lyn. Baru saja ia ingin membuka mulutnya. Orang di sebelah Lyn, siapa lagi kalau bukan cecunguk lelaki itu.

"Ekhem, nyamuk." Xavier yang mendengar suara itu segera meliriknya dengan tatapan yang tajam. Hiiii, sukur, Lu. Seram juga, ya--walau tampan.

"Eh? Maaf, Kak. Maksudnya saya mau pamit berdeham begitu. Lyn, Kak Xavi, saya duluan," ucapnya sembari menundukkan kepalanya dan berlalu dari hadapan kami.

"Dia siapa, sih? Cablak banget orangnya." Xavier memutarkan bola matanya. Lyn tertawa, lucu juga Kak Xavi itu.

"Aku juga belum tau namanya, Kak."

"Pulang bareng kakak, mau?" Dia menawarkan pulang bareng. Jitu sangat pikiran Lyn.

Lyn mengangguk pertanda bahwa ia menyetujuinya, awalnya Lyn ragu untuk pulang bersamanya. Tetapi, bukan hal yang buruk lah. Lagipula lumayan papa tak lelah untuk antar-jemput diriku.

Lyn diminta menunggu di depan parkir. Ia mengetuk-ngetukkan kakinya ke tanah yang dipijaknya. Ia mengecek line terlebih dahulu, takut ada pesan penting yang masuk pada aplikasi linenya.

Sugar Daddy:

Princess, kamu pulang jam berapa?

Jari Lyn mengetik pada benda yang berbentuk pipih yang dipegangnya dengan lincah.

Me:

Nggak perlu, Pa. Nanti Lyn pulang bareng teman aja.

'Brum!!!'

Lyn mendengar deruman motor di hadapannya. Dengan segera ia mengalihkan pandangan dari handphone yang dipegangnya ke arah motor itu. Motor siapa itu?

Pengendara itu membuka kaca helm yang dipakainya. Ternyata pengendara itu tak lain ialah Kak Xavier.

'Ya ampun, keren banget motornya,' batin Lyn.

"Ayok naik, Rilyn," pinta Kak Xavier. Lyn terdiam. Ia berpikir, 'Bagaimana caranya untuk naik ke atas sana?'

"Kenapa?" tanyanya melihat kebingungan Lyn.

"Kak, gimana aku naiknya? Aku pakai rok pendek." Lyn mengeluh, ia tak habis pikir, tidak mungkin ia harus menaiki motor ini dengan memamerkan pahanya, kan? Tanpa Lyn sadari Xavier membuka jaketnya yang sudah dikenakannya dan menyodorkannya kepada Lyn.

Lyn hanya menatapnya dengan raut kebingungan.

"Buat nutupin pahamu," jawabnya singkat. Lyn hanya menjawab dengan bergumam dan mengambil jaketnya. Lalu, Lyn naik ke motor itu. Dan kami memecah jalan ke rumah Lyn.

-🍦-

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang melihat mereka dari kejauhan.

-🍦-

Sesampainya di rumah Lyn. Xavier memberhentikan motornya.

"Kak Xav, mau mampir dulu?" tanya Lyn, ia tersenyum sangat manis di mata Xavier.

Saat ada seorang mahasiswi yang tak pernah dilihat oleh Xavier dan menurutnya, Lyn itu wanita yang unik. Ia berani menantang senior walau persyaratannya adalah menyatakan cinta kepada Xavier. Ya, meski Xavier tau itu akal-akalan sahabatnya yang sadis. Tetapi, belum ada yang mampu menaklukan hatinya hingga berdesir. Jangankan menaklukan hatinya, menghampiri Xavier aja mereka tak berani. Mending tak mendapatkan tanda tangan Clara daripada, harus menghadapi manusia datar nan tampan, seperti Xavier.

Lyn pun tau, Xavier mempunyai kepribadian yang dingin dan sulit untuk disentuh. Hanya kurang dalam 1 hari, ia sudah bisa mendekati Xavier. Hal yang sangat WOW bukan? Lyn pun tak menyangka hal itu bisa terjadi.

Xavier yang ingin menyetujui kunjungan ke rumah Lyn, tak jadi disanggupi karena, ada seorang lelaki paruh baya yang mengenakan pakaian santai keluar dari rumah Lyn.

"Siapa dia, Princess?" tanya lelaki paruh baya itu. Xavier hanya bisa terdiam menatap interaksi antara lelaki paruh baya dengan Lynnya.

"Kenalin, Pa. Ini seniorku namanya Xavier. Dan kakak, ini papa," ujar Lyn. Xavier menyalami tangan Leonardo; Papa Lyn.

"Kalian ngapain pada di luar? Ayok, masuk ke dalam. Eh? Ini siapa?" Seila; Mama Lyn memecah ketegangan di antara mereka bertiga, Seila tau bahwa suaminya itu sedang mengintimidasi teman baru anak tunggalnya itu.

"Xavier, Tante." Xavier memperkenalkan dirinya sembari menyalami tangan Seila. Seila yang melihat Xavier tersenyum kemudian, mengusap kepala Xavier dengan kasih sayang.

Xavier yang diperlakukan seperti itu, merasa tersentuh. Ia sudah lama tak merasakan kasih sayang ibunya. Karena, ya, kalian tau lah.

"Ekhem." Leo berdeham. Seila yang melihat itu mencubit kecil pinggang Leo, Leo yang dicubit hanya melirik Seila dengan sebal.

"Apa?!" Seila menatap galak Leo, enak saja teman anaknya yang tampan ini masih ingin diusir. Bagaimana jika anaknya menjadi perawan tua, apabila semua lelaki yang berada di dekatnya diusir semua?!

-🍦-

Setelah debat kecil antara Leo dan Seila akhirnya, mereka bisa berkumpul di ruang keluarga.

"Makanan kecilnya datang--" Seila datang dari dapur sembari membawa beberapa makanan ringan. Lyn yang melihat mamanya kesulitan, dengan gesit ia membantu membawa beberapa makanan yang mamanya pegang.

"Kak, Pa, ayok makan," ucap Lyn sembari menaruh makanan dan minumnya satu per-satu. Hingga--

"Eh--eh ...." Toples yang ingin ditaruh oleh Lyn kehilangan keseimbangan. Xavier dengan sifat refleksnya memegang toples itu. Sedangkan, di seberang sana Leo menatap anaknya itu dengan malas.

"Heh! Itu tatapannya udahan," tutur Leo dengan sinis. Seila yang baru tiba di sampingnya memukul Lengan Leo dan berkata, "Hush, nggak boleh gitu, Le."

Xavier dan Lyn sudah duduk bersampingan, kembali seperti semula. Mereka memilih film untuk ditonton. Tetapi, setelah adu mulut yang cukup pelik antara Seila dan Lyn dengan Leo akhirnya, keputusan ada di tangan Seila dan Lyn untuk menonton drama kesayangannya, yang tak lain ialah drama korea. Para oppa-oppanya yang tampan.

Keadaan begitu hening, hanya ada jeritan Seila dan Lyn yang terlalu girang akan ketampanan idolanya. Leo dan Xavier hanya bisa menonton mereka. Karena, gerah dengan keheningan ini Leo akhirnya membuka suara.

"Kamu ada hubungan apa dengan anak saya?" tanya Leo dengan serius. Lyn yang mendengar pertanyaan Leo segera bungkam sedangkan, Seila yang tak mendengar apa yang dikatakan suaminya masih saja menjerit senang. Dan--Xavier berpikir apa yang akan ia utarakan. Ia takut apabila salah ucap, ia bisa dihantem oleh Leo. Ia tak ingin hal itu terjadi.

-🍦-

To Be Continue.

Wah, Seila sudah jadi mama makin galak, ya, sama Leo. Kasihan 🤔

Hayo--apa yang Xavier katakan. Tebak ... tebak--

Saran, dong ceritaku yang sudah sejauh ini. Dan ada yang ingin memberi saran untuk visual mereka?

Continue Reading

You'll Also Like

7M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
3.5M 180K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.1M 45.4K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...