GO-LUM

By mika-chu

263K 39K 31.2K

When he bid her twice, he knows he will bid her forever. Copyright ©2016 by Angela Dhyta, All Rights Reserved... More

GO-LUM
#1
#2
#3
#4
#5 + trailer
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
epilogue
special thanks♡
Book 2?
the sequel!!

#24 - ending

5.4K 825 869
By mika-chu

+++

verin's pov

dira memoleskan lip tint sekali lagi ke atas bibir gue, lalu dia menatap gue sambil menggelengkan kepalanya.

"cantik banget parah sih temen gue," ujarnya. dia ngeliatin gue dengan tatapan bangga.

gue cuma tersenyum tipis, menyelipkan rambut gue ke belakang telinga, kemudian merapikan dress hitam selutut yang gue balut dengan denim jacket.

"udah siap?" tanya ashton yang tiba-tiba memasuki ruangan kelas yang dipakai buat siap-siap ini. hari ini dia menggunakan kaos hitam crew, dan nggak lupa mengalungkan nametag dan HT-nya.

"abis ini, ash?" gue nanya balik.

ashton mengangguk, "ayo ke backstage."

"semangat, ver." dira menepuk pundak gue, lalu gue menyempatkan diri buat meluk dia.

"makasih, dir. you help me a lot." jawab gue, sebelum akhirnya pergi ke belakang panggung untuk mengikuti ashton.

++

luke's pov

setelah sibuk ngurusin para performer, sekarang gue harus meriksa bagian ticketing. lumayan banget, hari ini banyak yang bayar on the spot, dan gue bangga gitu dikit.

sambil menyisir rambut gue dengan jari, gue berjalan ke gerbang sekolah gue yang masih rame sama orang-orang yang tiketnya lagi dicek. karena gue ngeliat morgan keteteran, gue mulai bantuin dia di bagian body checking cowok.

padahal gue pengennya bantuin body checking cewek.

tapi abis itu biji gue bakal digelindingin dira.

"rokok gue tahan, ya." kata gue ke salah satu orang yang celananya gue cek. "nanti ambil aja di panitia yang di pintu keluar."

tapi gue cuma bisa ngecekin badan sekitar 3 cowok, karena queue cewek tiba-tiba rame. pastinya gue langsung kesana dong.

"kenapa, cha?" tanya gue ke icha yang nge-handle body checking cewek.

"tau gak sih, luke, ada cewek hamil mau masuk, gila!" kata icha sambil megangin kepalanya. beneran stress dia kayaknya.

"hah? terus allowed tuh?"

"tadinya anak-anak pada ga ngebolehin, terus si rafael nyuruh ngebiarin aja, abisnya tu cewek maksa," jawab icha. "rafael bilang suruh biarin masuk aja, kalo kenapa-napa bilang panitia ga tanggung jawab. terus cewek itu setuju, masuk dah dia."

gue terkekeh, "ada-ada aja. saking pengennya nonton pensi kita, tuh. yaudah, gue ngecek yang lain deh, ca."

"siap-siap." kata icha, kemudian dia melanjutkan ngebantu syifa body checking.

awalnya, gue berniat mau ngebantuin si morgan lagi. tapi, semuanya mendadak make sense buat gue, setelah gue melihat calum yang lagi clingak-clinguk di venue.

ini gak bagus.

SUMPEH NGAPAIN DIA KESINI BAWA BINI NYE?!

gue langsung terjun ke kerumunan orang, semuanya gue terobos, pot bunga gue hantem, apaan ge gue tabrakin.

gue melihat ke arah panggung dan panggung yang tadi sempet jeda setelah payung teduh tampil, sekarang udah mulai rame lagi karena..

verin naik panggung.

GILA INI KENAPA BISA SERENTAK GINI SIH MAU PULANG AJA GUE SEKARANG BISA GAK?!

++

verin's pov

gue memetik gitar gue perlahan sambil nahan sakit.

jari gue yang kemarin sempet kegunting, harus gue paksa buat neken senar sesuai dengan posisinya.

"but you'll be good without me
and if i could just give it some time,
i will be alright.."

gue melihat kerumunan penonton yang sekarang menyalakan flashlight dari handphone mereka masing-masing sambil membantu gue nyanyi. walaupun disana gelap, tapi ada satu orang yang berhasil mencuri perhatian gue.

cowok itu berdiri di tengah-tengah kerumunan dengan plaid shirt berwarna biru, sambil menatap gue dengan tatapan kosong.

gue lagi halu, gue lagi halu.

dia gamungkin disini.

gue berusaha mengedipkan mata gue dan mengalihkan pandangan gue ke gitar. walaupun fokus gue sempet buyar karena kepikiran dia, gue tetep ngusahain nyanyiin lagu paper hearts dari tori kelly ini sampe abis.

gue mengakhiri penampilan gue dengan sedikit anggukan dan ucapan terima kasih, sesudah itu gue turun dari panggung sambil memegang leher gitar gue.

"gokil, ver. lo liat dong itu crowdsnya dapet banget tadi!" kata dicky, sambil membantu gue turun dari tangga panggung.

gue tersenyum, "thanks, dick." mampus namanya gaenak ditulis.

setelah menjauhi backstage, gue kembali ke ruang persiapan yang tadi. gue harus cepet-cepet ganti baju, karena gue masih terhitung panitia dan harus ngebantu anak-anak yang lain.

ruangan itu kosong, karena setelah pada tampil, mereka semua langsung ikut menikmati pensi.

"verin." gue langsung menoleh dan melihat cowok yang berdiri di ambang pintu itu.

tenggorokan gue tercekat.

gue berusaha mengerjapkan mata gue lagi, tapi sosok itu masih ada di ambang pintu sambil natap gue dengan tatapan lemah.

gue mundur selangkah setelah cowok itu berusaha mendekati gue.

"maaf kalo pas terakhir kita ketemu, aku nggak bisa jawab apapun pertanyaan kamu," kata calum. dia berhenti di tempatnya sekarang, karena mungkin sadar kalo gue berusaha menjauh. "tapi itu semua emang bener."

dheg.

"aku berani sumpah, ver, aku gaada maksud buat bikin kamu sakit. aku kira setelah aku diusir papa dari australia, aku lepas dari masalah ini."

gue berusaha mencerna semuanya baik-baik. otak gue dengan otomatis langsung memutar setiap kenangan yang gue punya sama calum.

"jadi itu alesannya?" tanya gue. "lo gak cuma sekali ngebohongin gue, cal."

calum diem di tempat.

"waktu lo bilang lo bisa kuliah karena beasiswa, itu sebenernya karena bokap lo masih ngirimin lo uang setiap bulannya," gue tetep di posisi gue. "kenapa lo bisa tega, boongin gue dengan bilang lo harus ngurusin mobil yang lo tabrak? kenapa lo ga bilang kalo lo berubah karena harus ngurusin cewek yang lo hamilin, dan sempet lo tinggalin?"

"kamu tau semua ini dari sia--"

"you make it sounds so sweet when you lie to me." gue nggak kuat nahan air mata gue. akhirnya air mata gue harus netes lagi di depan bajingan ini.

"i'm leaving to australia tonight," kata calum. "ver, i understand how much you hate me. but can i hug you for the very last time?"

gue menggeleng.

calum mengangguk mengerti, lalu dia ngasih gue sebuah amplop putih.

author's pov

luke berusaha memasuki kerumunan itu, tapi yang dia cari nggak menunjukan batang hidungnya sama sekali.

sampai di belakang panggung, yang luke temuin malah ashton yang jadinya kepo karena luke terlihat panik dan buru-buru.

"ada apaan?" tanya ashton sambil menahan tubuh luke.

"it-itu.. aduhh!!" luke menggerutu. "lo tau calum kan? pasti tau kan? lo liat dia ga?"

ashton menggeleng bingung, "ya ngga lah. emang kenap-"

"TADI GUE LIAT DIA!" ucap luke.

"terus?"

"istrinya ada disini, anjeng. cewe hamil yang tadi diributin anak-anak!" balas luke lagi.

ashton cuma bisa mengerutkan keningnya, kebingungan. "OIYA, VERIN DIMANA VERIN?!" luke panik lagi.

"di ruang gant--" belom sempat ashton ngejawab, luke udah buru-buru menarik lengan cowok itu untuk segera mengikutinya ke ruang ganti.


luke mengenggam lengan ashton sambil lari-lari menuju kelas XII MIA 2 yang dipakai untuk ruang ganti performer itu.

tapi, begitu sampai di depan kelas, ashton dan luke berhenti karena terdengar suara orang yang lagi beradu argumen di dalam ruangan. karena sama-sama kepo, ashton dan luke memutuskan untuk nguping di bawah jendela ruangan.

"kenapa lo bisa tega, boongin gue dengan bilang lo harus ngurusin mobil yang lo tabrak? kenapa lo ga bilang kalo lo berubah karena harus ngurusin cewek yang lo hamilin, dan sempet lo tinggalin?" itu suara dari dalam kelas.

"woy, itu suara verin?!" tanya ashton sambil berbisik ke luke.

"sssttt!!" kata luke lagi.

"luke, jelasin dulu, anjing!" ashton berbisik keras, lalu mencengkeram pundak luke dan mendesak cowok itu buat cerita. "calum ngehamilin cewek lain terus macarin verin?!"

"bacot bat ni ceklekan mejikjer, nanti aja napa gue jelasinnya!" jawab luke, lalu menempelkan kupingnya di tembok lagi buat nguping.

ashton juga ngelakuin apa yang luke lakuin, lalu yang dia dengar adalah suara cowok yang bilang,

"i'm leaving to australia tonight. ver, i understand how much you hate me. but can i hug you for the very last time?"

"anjing, bangsat!" ashton ga tahan lagi, lalu dia segera berdiri.

"eh, lo mau ngapain, bego?!" luke lagi-lagi menahan tangan ashton, tapi cowok itu berusaha melepas cengkraman tangan luke.

karena udah dikepung hawa panas dan emosi, ashton melepas cengkeraman tangan luke dengan kasar, lalu masuk ke dalam ruangan itu dengan cara membuka pintu keras-keras.

dan dengan segala amarah dan emosinya, ashton meninju calum, tepat di pipi kanannya.

"BAJINGAN LO! GATAU DIRI!" ucap ashton setelah calum jatuh ke tanah dan bibirnya mengeluarkan darah.

tentunya luke gabisa diem, dia langsung berusaha menahan tubuh ashton sambil bilang, "ash, udah!"

"PERGI LO JAUH-JAUH, JANGAN PERNAH GANGGU VERIN LAGI!!" ashton sekarang marah-marah sambil nunjuk-nunjuk calum.

verin yang masih nangis cuma bisa melihat kejadian itu sambil terus-terusan ngebiarin air matanya mengalir. dia gabisa berbuat apa-apa, dan gabisa mihak siapa-siapa.

+++

verin's pov

"lo gapapa, ver?" tanya ashton.

gue mengangguk pelan, sementara dia memasangkan seat belt buat gue.

"bentar, ya. gue masukin gitar lo ke bagasi dulu." katanya, lalu menutup pintu mobilnya dan meninggalkan gue di dalam sendirian.

rasanya capek, semua yang terjadi malem ini bikin gue capek dan terus-terusan kepikiran. kenapa akhirnya harus gini?

gue membuka kantong denim jacket gue, lalu ngambil amplop putih yang tadi sempet calum kasih ke gue.

gue membuka amplop putih yang nggak ada tulisan apa-apanya itu, kemudian mengambil kertas yang ada di dalemnya.

gue ngebaca isi kertas itu.

if we were meant to be, then maybe sometime along the way, whether it be months or years, fate will bring us together.

i love you still, i always will.

xo,
calum

t h e  e n d

----

WOYYY AKHIRNYA ENDING!!

MAKASIH YA YANG UDAH MAU BACA SAMPE SINI :* SINI KU KETJUP SATU SATU :* :*

woles, ada epilog kok :* muah

FAQ:

dit ini kenapa akhirnya gini sih?!! dit ini sebenernya gimana sih?!


btw genks kalo w nulis ff korea (exo kai) ada yg mau baca ga? heheh

Continue Reading

You'll Also Like

210K 17K 34
#117 in fanfiction [5 september 2016] Berawal dari Harry yang membutuhkan assistant. Simon Cowell akhirnya mencari assistant untuk Harry, ternyata Ha...
Ephemeral By a

Fanfiction

11.2K 1.7K 5
ㅤEPHEMERAL ㅤ( n. ) Lasting for a very short time. ㅤJungRi oneshoot fanfiction.
15.6K 772 5
Hyomi seorang PD imut dan ceria ini tengah menikmati hubungannya dengan seorang artis terkenal di korea . Tidak ada yang tau skandal ini, mereka terl...
2.5K 377 71
Laksa, Stopan lampu merah udah nungguin kita.