KARMA

By sebisqnh03

3.9K 103 5

Reynaldi, tipe cowok yang sangat cuek terhadap apapun, apalagi masalah cewek dia sangat cuek. "Gue ga pernah... More

Prolog
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13

PART 1

577 10 0
By sebisqnh03

"Tringg!!Tringg!!Tringg!!"

    Alarmku berbunyi tepat pukul 07:00 pagi. Aku beranjak dari ranjangku dengan tanganku yang masih mengucek-ngucek mataku. Aku membuka gorden dan jendela kamarku. Kaki ku melangkah keluar kamar menuju ruang makan. Disana hanya ada Bi surti, pembantu yang bekerja sejak aku berumur 5 tahun.

"Bi, mama sama papa mana?" Ujarku memcahkan keheningan, seraya berjalan menuju meja makan.

"Ibu dan bapak sudah berangkat kerja non, satu jam yang lalu." Jawabnya sambil membawa nampan yang berisi 1 piring nasi goreng.

"Ini kan weekend, masih aja kerja." Ujarku malas dan bibi meletakkan nasi goreng itu dihadapanku.

"Nih non, sarapannya" ujarnya.

"Bibi aja yang makan, aku gak nafsu buat sarapan pagi ini." Ujarku bangkit dari meja makan dan berjalan menuju kamarku.

Tok tok tok..

"Iya masuk, pintu nya gak dikunci." Ujarku duduk ditepi ranjang sambil bermain ponselku.

"Nath?" Ujarnya seraya berjalan masuk ke kamarku.

"Iya mor, kenapa?" Balasku mendongakkan dagu kearahnya.

"Gue mau ngajak lo main, lo mau ikut?" Tanya nya dan duduk disebelahku.

"Main kemana?" Balasku menghadapnya.

"Ke cafe." Ucapnya singkat.

"Masih pagi kali mor, mana ada cafe buka jam segini?" Ujarku ketawa cengengesan.

"Iyaa gue tau, bukan sekarang tapi nanti jam 10-an nath." Balasnya seraya membaringkan tubuhnya ke ranjangku yang king size ini.

"Yaudah sekarang baru jam 8, gue mau nyiram tanaman yang ada dibelakang rumah gue dulu, lo mau ikut mau apa mau nunggu disini?" Tanyaku sambil berdiri menuju keluar kamarku.

"Ikut aja deh, gue bosan disini terus lama-lama." Ujarnya

●●●●●●

"Nath, mandi gih ini udah jam 9" ujar Amora.

"Bentar gue masih cape!" Balasku ketus.

"Yaudah, cepetan jangan lama-lama ntar telat!" Ujarnya lebih ketus.

    Aku beranjak dari duduk ku disofa kamarku ini. Aku langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Setelah 10 menit berlalu aku keluar kamar mandi dengan memakai dress selutut berwarna peach tanpa lengan, memakai flat shoes peach senada dengan dress yang kupakai. Aku duduk didepan meja rias, dan langsung berdandang simple hanya memakai BB Cream, dan lipstik yang tidak tebal. Memakai hiasan bando hitam yang senada dengan tasku.

"Ayo mor, gue udah siap!" Ujarku sambil berkaca.

"Ayo!" Seru nya singkat.

    Aku duduk dimobil merah nya Amora yang dari tadi pagi terparkir digarasi ku. Kali ini Amora yang membawa karna moodku sedang tidak bagus.

"Mor, emang kita mau ngapain ke cafe?" Ujarku.

"Mau ngumpul-ngumpul aja." Jawabnya singkat seraya mengendarai mobilnya itu.

"Sama siapa aja?" Tanyaku bingung.

"Gue masih belum tau, Liza udah nunggu di salah satu Cafe yang ada di Mall jakarta." Ujarnya.

"Kok lo gak tau? Kan lo yang ngajak?" Tanyaku mengerutkan dahi.

"Udah liat aja nanti!" Jawabnya ketus.

    Dia paling tidak suka kalau lagi menyetir diganggu oleh pertanyaan yang membingungkan atau yang tidak dia ketahui. Aku hanya duduk manis terdiam, tidak lama kami pun sampai disalah satu Mall jakarta. Amora memakirkan mobilnya, dan masuk kedalam Mall tersebut denganku. Akhirnya kami sampai di Cafe yang dicari oleh Amora, terlihat Liza sedang duduk menunggu kami. Terapi Liza tidak sendiri, disana ada 3 orang cowok yang tidak ku kenal. Aku dan Amora menghampirinya.

"Maaf ya gue telat!" Ujar Amora bersalam dengan Liza dan 3 orang cowok tersebut. "Ohiya, kenalin nih gue bawa teman gue lagi. Nama nya Nathalie Alicia." Sambungnya sambil menunjuk ke arahku.

"Nathalie." Ujarku bersalaman pada ketiga orang cowok itu.

"Reynaldi!" Balasnya.
"Fauzan!" Balasnya.
"Adit!" Balasnya.

    Aku duduk disebelah Liza sedangkan Amora duduk disebalahku, jadi tepatnya aku duduk ditengah. Tiba-tiba salah satu teman Amora yang bernama Reynaldi terus memperhatikanku, entah apa yang ada difikiran cowok itu, dia menatapku seakan-akan diriku ini pisang yang siap santap.

"Heh rey, lo kenapa merhatiin Nathalie terus? Ntar dia salting lho." Goda Fauzan.

"Apaan sih, siapa yang merhatiin dia geer banget lo!" Jawab Reynaldi ketus.

"Jangan diliatin terus rey, ntar lo suka!" Goda Adit ikut-ikutan.

"Lo lagi, ikut-ikut mulu." Seru rey kesal.

    Aku hanya terdiam, aku takut pipiku merona merah karna godaan mereka semua. Aku hanya memainkan ponselku, yang kupegangi dari tadi.

"Nath lo mau pesan apa?" Tanya Amora.

"Engga, gue gak lapar." Balasku.

"Nanti maag lo kambuh, lo belum makan apa-apa dari tadi pagi." Ujarnya memarahiku.

"Engga akan mora, lagian kalo gak lapar ngapain sih dipaksa!" Seruku tegas.

"Yaudah, kalo gak mau makan pesan minum kek." Ujar Liza.

"Gue mau pesan cappucino aja." Seruku.

"Pelayan!" Ujar Amora melambaikan tangan nya.

"Iya mba, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu dengan ramah.

"Saya mau pesan cappucino 2, moccacino 2, dan vanila latte nya 2. Terus makanannya ketang goreng aja ya 2porsi." Seru amora pada pelayan itu.

"Ada lagi mba?" Tanya pelayan itu.

"Udah mas!" Balasnya singkat.

    Seketika hening, semua sibuk dengan ponsel nya masing-masing. Aku hanya memainkan ponsel, entah apa yang kumainkan ini sangat membosankan.

"Mor gue bagi nama line lo." Ujar Reynaldi memecahkan keheningan.

"Buat apa?" Tanya Amora.

"Buat disimpen aja." Balas rey singkat.

"Minta aja ke Fauzan, dia punya kok." Seru Amora sambil mendongakkan dagu ke arah Fauzan yang sibuk main ponselnya.

    Jam sudah menunjukan pukul 1 siang, sudah 3 jam kami disini hanya terdiam tidak jelas. Yang satu sibuk dengan ponselnya, yang satu sibuk selfie, dan aku hanya terdiam melihat mereka semua.

Drett drrett..
Ponselku bergetar ternyata Bi surti yang sms.

Bi Surti:
    "Non, ibu dan bapak kecelakaan sekarang ada dirumah sakit cipto jakarta. Tadi bibi menerima telfon dari pihak rumah sakit. Maaf bibi tidak bisa kesana karna anak bibi juga sakit, maafkan bibi sekali lagi."

    Setelah membaca sms itu kaget dan   tidak sengaja menjatuhkan ponselku kebawah dan menutup mulutku dengan tanganku.

"Mama!!Papa!!" Seruku dengan mata berkaca-kaca dan semua pandangan kabur.

"Nath lo kenapa?" Seru Liza dan Amora khawatir. Reynaldi duduk disamping ku memegangi tubuhku dengan erat takut aku jatuh pingsan.

"Minum dulu minum!" Seru Reynaldi gelisah. Setelah minum aku mencari ponselku.

"Ponsel, ponsel mana ponsel?"  Seruku gelisah takut terjadi apa-apa dengan orang tua ku.

"Nih." Ujar Fauzan.

    Untung aku menyimpan nomer RS Cipto, dengan lihai aku mengetik nama RS Cipto itu dan menekannya.

Tutt..tut...tut..

"Ayo dong angkat!" Ujarku khawatir.

"Iya, dengan Rumah Sakit Cipto, ada yang bisa saya bantu?"

"Sus, tolong cek pasien atas nama Mirna Alicia dan Doni Abraham!" Ujarku tegas.

"Iya sebentar mba." Jawab suster itu.

"Iya mba ada, atas nama Mirna Alicia dan Doni Abraham baru saja terdata, sekarang ada diruang UGD, mereka adalah korban kecelakaan." Ujar suster itu mejelaskan panjabg lebar.

    Seketika mendengar kabar itu, aku mematikan telfonnya dan langsung meminta salah satu teman Liza yang membawa motor. Reynaldi! Hanga dia yang membawa motor.

"Rey, lo bisa kan bantu gue? Tolong anterin gue ke rumah sakit." Jelasku meminta pertolongan kepada Rey.

"Jelasin dulu lo kenapa!" Tanya Amora mencegahku.

"Bokap sama nyokap gue kecelakaan, sekarang ada di UGD rumah sakit. Tolong nanti gue jalasin lagi, sekarang gue buru-buru!" Seruku sangat gelisah.

"Udah ayo, nyawa orang tua lo penting!" Tanpa basa-basi Reynaldi menarik tanganku menuju parkiran motor. Memberikan ku helm dan tancap gas langsung memboncengiku menuju rumah sakit. Reynaldi membawa motor itu seperti orang kesetanan. Tak sampain 30menit kami pun sampai, rey memarkirkan motornya dan kami langsung berlari menuju UGD. Saat kami sampai, kami duduk menunggu dengan tergesa-gesa.

"Dok gimana keadaan mama dan papa saya dok?" Ujarku langsung bangun dari duduk ku dan menghampiri Dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD itu.

"Maafkan saya dek, saya sudah melakuka semua nya, tapi nyawa orang tua anda sudah tidak bisa tertolong lagi." Seru dokter merasa bersalah.

"Gak, itu gak mungkin! Dimana orang tua saya?" Tanyaku geram dan langsung memasuki ruang UGD. Kulihat oranh tua ku tergeletakn lemah diatas tempat tidur rumah sakit dan sudah ditutupi dengan selimut.

"Maa!!Paa!! Bangun!! Kenapa mama dan papa meninggalkan ku secepat ini?" Ujarku menangis histeris.

"Sabar nath sabar, ini udah takdir, lo gak bisa ngelawan takdir." Seru Reynaldi memeluk ku dan menenangkan ku.

"Dia gak pernah ada waktu buat gue, dan sekarang dia ninggalin gue untuk selamanya rey, gue gak mau!" Ujarku menangis dipelukan Reynaldi yang  terus menenangkan ku.

"Sekarang lo tenang dulu nath tenang." Balas Reynaldi menenangkanku.

●●●●●●

Reynaldi POV

    Asiten kantor papa nya Nathalie sudah menyelesaikan administrasi rumah sakit, aku, Nathalie dan yang lainnya menunggu jenazah orang tua Nathalie datang. Pelayat sudah berdatangan, kerabat papa dan mama Nathalie datang membawa karangan bunga. Nathalie berlari menuju kamarnya diikuti olehku, Amora dan yang lainnya sibuk mengurusi kerabat mama dan papa nya nathalie yang terus berdatangan.
Setelah sampai diatas Nathalie masuk kekamarnya, duduk ditepi ranjangnya dan melanjutkan tangisannya, aku terharu melihat nya.

"Nath?" Tegurku yang ikut duduk disamping Nathalie yang
Masih menangis. Nathalie beranjak dari duduk nya, mengambil sebuah album foto dan duduk lagi disebelahku.

"Ini foto-foto kenangan gue sama keluarga gue." Ujarnya sambil terisak.
"Ini waktu hamil gue ke 8bulan, mama gue bilang waktu itu gue terus nendang pas papa gue ada disebelah mama gue yang selalu ngelus perut mama gue." Sambungnya tersenyum mengeluarkan air mata.

    Aku hanya mengiyakan apa yanh dikatan oleh Nathalie, nathalie menjelaskan semua foto-foto itu dan menceritakan moment yang diabadikan keluarga nya lewat kamera. Sampai akhirnya terdengar suara ambulans yang semakin mendekat. Aku dan Nathalie berlari kecil menuju kebawah menghampiri ambulans yang baru sampai.

"Mama!Papa!" Ujar Nathalie menangis lagi. Sungguh aku tidak tega melihat Nathalie menangis sampai tersedu-sedu seperti itu.

"Udah nath, jangan nangis mulu nanti orang tua lo sedih liat lo nangis kaya gini." Ujar Liza menyemangatkan Nathalie yang dari tadi terus menangis.

    Pemakan sudah selesai dilaksanakan, tetapi Nathalie terus duduk disamping papan nama mama dan papa nya dan terus menangis.

"Udah nath, ayo kita pulang." Ujar Amora.

"Gak gue masih mau disini nemenin mereka." Balasnya singkat dan tetap keukeuh pengen disini.

"Lo duluan aja ke mobil, bentar lagi gue sama Nathalie nyusul." Ujarku pada Amora dan yang lainnya.

"Oke.. jangan lama-lama ya kasian Nathalie belum makan dari kemarin." Balas Liza.

    Amora, Liza dan yang lainnya meninggalkan ku dan Nathalie disini.

"Nath udah ayo, lo gak usah merasa hidup sendiri. Gue bakal selalu ada buat lo, kapan pun lo mau gua selalu ada." Ujarku seraya memeluk Nathalie dan mengangkat nya agar bangun dan pergi dari sini dan Nathalie pun akhirnya mau.

    Aku menyetir mobilku, Nathalie duduk didepan denganku sedangkan yang lain duduk dibelakang. Nathalie terus melamun, kehening melanda sampai kami semua tak menyadari bahwa kami telah sampai dirumah Nathalie.

"Nath, kita udah sampe." Ujarku memecahkan keheningan.

"Ini udah sore, kalian kalo mau pulang, pulang aja. Gue gapapa ko." Ujarnya tersenyum simpul dan pergi meninggalkan kami masuk kedalam.

"Amora sama Liza nginep ya, gue gak bisa nemenin soalnya ortu gue mau pergi tugas dinas ke bali, gue harus ngaterin mereka ke bandara sekarang." Ujarku menunjuk Amora dan Liza. Sedangkan Adit dan Fauzan menemani mereka sampai bi surti pulang.

"Iyaiya rey, gue nginep kasian Nathalie masih murung dikamar." Balas Amora.

"Gue pergi ya, lo jangan tinggalin anak cewek sendirian!" Ujarku pada Adit dan Fauzan.

"Iya rey tenang aja." Balas Adit.

Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

658K 42.7K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
54.6M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...