Anthea

By Desvella

8.1K 589 162

Anthea, gadis cantik, lugu, nan polos yang merupakan anak tunggal dari seorang pengusaha kaya. Meskipun begit... More

Prolog
Chapter 1: A Mysterious Bag?!
Chapter 2: Magic Academy
Chapter 3: Class
Chapter 4: Wings
Chapter 5: Keisya
Chapter 6: Dark Angel
Chapter 7: Visa!?
Chapter 9: Junior 2
Chapter 10: Ordinateur

Chapter 8: New Friend

487 43 24
By Desvella

  Hari sudah semakin sore, dan matahari pun sudah berada di ufuk barat, tetapi kami bertujuh baru saja selesai makan. Keberuntungan sedang berpihak kepada kami, karena tadi setelah selesai ujian Mixo-sensei mengajak kami makan, tentunya itu di luar dugaan kami, ternyata dia baik juga sehingga kami tidak perlu ke kelas yang membosankan hari ini.

  Semuanya sudah kembali ke asrama dan Mixo-sensei pun sudah kembali ke ruangannya. Jadi, di sinilah aku... sedang sendirian dan menyusuri lorong panjang academy untuk mencari UKS, bukan karena aku sempat pusing tadi, bukan! Tapi, karena aku ingin menjenguk Keisya, dan soal efek samping dari teleportasi, aku sudah mulai tidak merasakannya.

  Di ujung lorong aku melihat sebuah pintu kaca yang besar dan terang, bertuliskan UKS.

  Akhirnya! Akhirnya setelah pencarian yang terasa seperti 1 abad, aku menemukan ruangan itu juga. Aku pun mempercepat langkahku ke arah ujung lorong.

  Aku berdiri di depan pintu itu dan pintu itu pun terbuka dengan sendirinya, oh ku kira di sini tidak ada teknologi modern, tetapi ternyata dugaanku salah besar.

  Atau memang dugaanku benar, pintu ini menggunakan sihir. Ah, entahlah, itu hal tidak penting! Yang penting bagiku sekarang ini adalah melihat Keisya baik - baik saja.

  Aku memasuki ruangan putih ini dengan kaki gemetar... sampai,

Puk..

  "Anthea!" Sapa sosok itu. Aku menengok ke arahnya dan tersenyum hangat melihat sosok yang kepalanya tengah di balut perban putih itu. "Syukurlah, Keisya! Apa kau baik - baik saja?" Tanyaku menginterogasi, "Seperti yang kau lihat, aku baik. Ada apa kau datang ke sini Anthea??"

  "Aku ingin menjengukmu..," Dia tersenyum penuh arti dan berjalan ke arah salah satu tempat tidur aku pun mengekorinya. UKS ini benar - benar mirip dengan rumah sakit. Terdapat tirai pembatas antara satu tempat tidur dengan yang lain dan di sebelah kanan tempat tidur terdapat sebuah nakas kecil dan sebuah kursi kecil dengan sandaran.

  Keisya duduk di tempat tidur, sementara aku mengikutinya duduk di kursi kecil. "Maaf ya, karena aku kamu jadi begini.., apa masih sakit?"

  "Sudahlah, jangan salahkan dirimu sendiri. Aku sudah baik - baik saja, dan mengenai luka di kepalaku sekarang sudah tidak sakit lagi kok. Lagi pula, ini semua bukan salahmu An.." Aku menghembuskan nafas lelah.

  "Tapi tetap saja 'kan'? Mereka menyiksamu hanya untuk mendapatkan diriku.." Aku menundukkan kepalaku, menatap sepatu. "Aku saja sudah melupakan apa yang terjadi Anthea, yang sudah terjadi biarlah terjadi, kau tidak perlu menyesalinya. Yang terpenting sekarang adalah, kamu selamat dari mereka."

  Aku mendongak menatap wajahnya yang tengah memamerkan senyuman hangat. Aku pun balas tersenyum lebar. "Keisya..., apa kamu tahu mengapa mereka mencari diriku?" Tanyaku serius. Matanya melihat ke sana kemari kemudian dia menjawab, "Entahlah,aku juga tidak mengerti," Jawabnya. "Ya sudah tak apa," Aku menjeda dan kemudian,

  "Keisya, ku dengar dari Fuga, kau yang bertelepati kepada Varrent dan memintanya untuk membantuku ya? Aku ucapkan banyak terimakasih dan maaf ya, Sya,"

  "Aku? Entahlah aku sudah lupa, sepertinya kepalaku sedikit terbentur sesuatu sampai akhirnya jadi pelupa seperti ini...," Aku menaikkan sebelah alisku, heran.

  "Bukankah kepalamu itu memang sudah membentur dinding lorong ya?" Tanyaku meremehkannya sambil tersenyum jahil. Bukannya mengerucutkan bibir atau mendengus kesal,dia justru malah tertawa. Jadi benar kepalanya membentur sesuatu nih??

  "Benar juga," Jawabnya di sela - sela prosesi menertawakan dirinya sendiri. Melihatnya tertawa lepas membuatku menjadi terpancing untuk ikut tertawa bersamanya... kami tertawa seperti orang kehabisan akal.

  Baiklah, aku bersedia di katakan orang kehabisan akal atau bahkan kurang waras karena tertawa sampai terbahak -bahak di UKS seperti ini.

__ __ __

  Aku duduk di sofa sambil membaca dengan malas satu persatu surat - surat ber amplop pink dan merah tanpa nama pengirim ini. Setiap isi dari satu surat dengan yang lain tidak jauh berbeda, yaitu menyatakan perasaan. Dan ini membuatku benar - benar muak dan hampir saja muntah.

  Ku putuskan untuk menyimpan surat menjijikan ini di loker, aku terlalu tidak tega untuk membuangnya, aku yakin mereka yang membuatnya pasti perlu kerja keras untuk menentukan kalimat yang bagus. (Meskipun pada akhirnya sama saja, kata - katanya seperti pada umumnya.)

  Aku beranjak dari sofa dan melihat ke arah jendela, bintang bertaburan bak permadani di langit malam, indah rasanya. Mungkin akan lebih indah jika aku melihatnya dari luar.

  Hanya saja, aku sedikit trauma karena kejadian kemarin, dan juga perkataan Visa tiba - tiba terngiang - ngiang di telingaku seperti kaset rusak saja. Aku menyerah mungkin aku belum di takdirkan untuk menikmati keindahan langit malam hari ini.

__ __ __

  "Selamat pagi anak - anak!" Sapa sensei di kelas Junior 1. "Selamat pagi Tila-sensei," Balas kami dengan...,

malas?

  "Hari ini kita kedatangan 2 orang murid baru sekaligus..." Tanpa di beri perintah, seorang gadis berambut pink pendek maju ke depan kelas, aku bingung harus melakukan apa, akhirnya mengikutinya juga.

"Ayo perkenalkan diri kalian!"

  "Hai.. namaku Zumi, umur 15 tahun, senang sekali rasanya bisa berkenalan dengan kalian." Oh, aku tak bisa menjelaskan seberapa imut dan manisnya gadis bersurai pink di sampingku ini saat sedang tersenyum rasanya seperti aku sedang memakan gula 1 toples besar.

  "Namaku Anthea, umur 15 tahun. Senang bisa berkenalan.." Dan hal terjadi selanjutnya setelah kami memperkenalkan diri, adalah sama persis seperti saat aku memasuki kelas New 1 beberapa hari yang lalu. Kami pun kembali ke tempat masing - masing. Saat tiba - tiba,

  "Zumi, sebaiknya kamu duduk di samping Anthea saja, dan Asa.. kamu duduk di tempat Zumi," Aku baru tahu gadis di sampingku itu namanya Asa, wajarlah, aku memang tidak pandai bersosialisasi... aku tidak perlu membuktikannya 'kan'?

__ __ __

Tengg... (Bel Istirahat)

  Aku pun segera beranjak dari kursi dan berjalan ke arah pintu keluar, "An..., tunggu donk" Panggil Zumi yang hanya ku balas dengan tatapan datar yang sangat ku paksakan, karena sudah ke bilang tadi, dia terlalu manis.

  "Iya - iya Tuan Putri!" Sindirku. Dia pun menatapku tak suka. "Berhenti memanggilku dengan sebutan itu nona An!" Jangan heran, dalam sekejap aku dan Zumi sudah bisa di katakan dekat, itu dikarenakan dia pandai bergaul. "Iya deh..., ya sudah ayo!" Ajakku. Dalam sepersekian detik, dia langsung mengubah ekspresi wajahnya. "Ayo" Jawabnya dengan semangat.

  "Hei Amanda!" Panggilku. Yang merasa terpanggil pun menengok, "Hei Anthea..," Dia pun menghampiri kami. "Eh.., Zumi?" Zumi pun tersenyum menanggapi pernyataan Amanda. "Ka-kamu Zumi Namjoo 'kan'?" Tanya Amanda mencoba menyakinkan kalau yang sedang berdiri di sampingku ini benar orang yang dia maksudkan.

  "Iya.., aku Zumi. Natasya Amanda!" Jelas Zumi. Zumi benar - benar pandai bergaul, tak kusangka Zumi juga mengenal Amanda. Bahkan mereka terlihat sudah lama saling mengenal. Mata Amanda pun terlihat berkaca - kaca dan dia langsung saja menghambur ke pelukan Zumi.

  Zumi mengelus punggung Amanda untuk menyalurkan kehangatan, "Selama ini kamu ke mana Zumi? Aku mencarimu, ku kira kamu di culik,"

  "Setidaknya sekarang kamu tidak berpikir begitu.." Lagi dan lagi sosok Zumi membuatku makin terkejut saja, dia bisa menjawab pertanyaan Amanda dengan jawaban yang sangat dewasa, berbeda dengan saat dia memanggilku tadi, dia terlihat sangat ke kanak - kanakkan. Dia mirip sekali dengan salah satu tokoh di novel favoritku.

  Amanda melepas pelukannya dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya sendiri. "Senangnya, aku sudah bertemu dengan sahabatku.., oh iya Anthea, kamu mau makan sama yang lainnya tidak?" Tawar Amanda dengan suara khas orang yang sehabis menangis.

  "Tentu saja," Jawabku. "Satu lagi Anthea, aku yakin kamu pasti senang mendengarnya!"

  "Um.., tergantung sih ya, sekarang katakan!" Jawabku. "Asal kamu tahu saja, kamu masuk nominasi gadis tercantik dan terimut lho An.. dan lebih bagusnya lagi kamu masuk 3 besar!" Teriaknya girang yang justru membuatku bergidik.

__ __ __

Hadeh...

Jika ada yang mau memarahi author silahkan author terima kok, lagian salah author juga sih 2 minggu ga up...

Eh, tapi bukan sepenuhnya salah authornya sih,

Udahlah yang penting hari ini aku up walau ga panjang tapi seditaknya kan aku up hehehehehehe

Ok kurasa hanya itu,

Sampai jumpa

Tanggal di publiskan: 6 Agustus 2017

Salam manis,

Giasinta A.


 

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 354K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
1.1M 81.4K 35
Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematia...
2M 295K 77
The Another World Series (1) - Anstia Cerita berdiri sendiri. Dia terbangun dengan tangan mungil dan badan yang tidak dapat di gerakkan seperti bia...
252K 21.5K 20
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...