M O N O K R O M

Da FatmaLotus

185K 33.8K 3.4K

Gibran Wiratama terperosok dua kali di lubang yang sama. Ditinggal menikah oleh mantan pacar dan sahabatnya s... Altro

PROLOG
Satu
dua
Tujuh
Delapan
Empat
Sembilan
Lima
Sepuluh
Enam
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Empat Belas
Lima Belas
Enam Belas
Tujuh Belas
Delapan Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Gibran POV
Dua Puluh Dua
Dua puluh tiga
Dua Puluh Empat
Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam
27
28
29
30
31

Tiga

12.9K 2.7K 267
Da FatmaLotus

"Lo sadar nggak sama yang lo omongin?"

Mikha mengangguk mantap. Dia memang selalu mengikrarkan dalam hati bahwa apapun yang terjadi, dirinya akan terus berada di sekitar Gibran. Meski harus menjadi benalu sekali pun.

"Hati gue nggak sebercanda itu, Mikh," ucap Gibran tegas. Tak habis pikir dengan perkataan Mikha.

Mikha menoleh ke arah Gibran, "emang Mikha kelihatan bercanda?" tanyanya sedikit ketus, karena merasa diremehkan. "Kenapa memang dengan Mikha?" Mikha menyentuhkan tangannya di dada kiri Gibran, "hati abang sakit, dan Mikha siap jadi obat tapi Abang tolak gitu aja?" Lengan halus itu mengetuk dua kali di tempat yang sama, "Abang yang gila!"

Gibran terhenyak, ketukan yang tak seberapa kuatnya itu nyatanya mampu menekan hatinya. Mikha yang beberapa hari ini memenuhi telinganya dengan suara rengekan tiba-tiba berbicara tegas layaknya wanita dewasa.

"Orang sakit itu kalau ditawarin obat pasti mau, orang buta itu kalau ditawarin pegangan pasti seneng banget. Nggak kaya Abang yang sok kuat, maunya sendiri tapi tau-tau udah tenggelem di dasar laut."

Gibran tertegun, Mikha benar dan dirinya salah. Ditatapnya bola mata Mikha yang terlihat berkobar acap kali berucap padanya. Menenggelamkan diri di sana, mencari jalan, haruskah dirinya menerima atau malah lari?

"Tapi nggak sama lo, Mikh!" tolak Gibran, berusaha memikirkan alasan yang tepat.

Mikha mendongakan dagu, menantang Gibran, "kenapa memang sama Mikha?"

"Lo terlalu kecil, Mikh," dan polos. Gue nggak mau ambil konsekuensi bikin lo sakit hati.

Mikha tersenyum menyeringai, "Mikha udah 23 tahun, Bang, udah sembilan tahun ngerasain menstruasi tiap bulan. Muka Mikha juga nggak kalah cantik sama artis. Dada Mikha juga nggak kalah seksi daripada model-model di luar sana, dan tentunya Mikha udah bisa reprod--" ucapan Mikha terpotong saat Gibran menutup mulutnya.

"Gue cuma punya jatah waktu tiga puluh menit buat nganter lo ke rumah dan ini udah lebih dari tujuh menit. Jadi, mending lo diem atau gue suruh keluar dan pulang sendirian," potong Gibran tak ingin mendengarkan ucapan Mikha.

Meski dongkol, akhirnya Mikha mengangguk. Jujur ada pergolakan batin yang dirasakan Mikha. Siapkah dirinya dengan semua konsekuensi yang diucapkannya? Namun, hati kecil Mikha memintanya untuk tetap berdiri di sana, di sebelah Gibran.

Selama perjalanan ada saja hal konyol yang dilakukan Mikha, seperti memainkan dua jarinya di lengan kiri Gibran. Selalu ditepis memang, tapi malah membuat Mikha senang. Dia senang Gibran terusik olehnya, menandakan bahwa dirinya di notice.

Gibran mencoba pasif, meski jengah dengan kelakuan gadis di sampingnya. Seperti saat ini Mikha dengan sintingnya mencari bulu tangan Gibran yang putih. Konyol tapi Gibran tak melarangnya.

Setidaknya seperti ini lebih baik, daripada wajah tertekuk gadis itu karena ucapannya tadi. Atau daripada mendengar celotehan Mikha yang tak jelas.

Tak sampai tiga puluh menit, Outlander hitam milik Gibran sudah tiba di depan gerbang kokoh milik keluarga Wibisana. Namun, hingga menit pertama, Mikha tetap menempelkan pantatnya di jok mobil. Gibran menoleh hendak menyuruhnya keluar.

Mikha sendiri sedari tadi masih mengamati Gibran, berharap wajah tampan lelaki itu yang nanti malam akan menjadi temannya dalam mimpi, "gimana sama tawaran Mikha?"

"Lo masih mau bahas yang tadi? Kan udah gue bi---"

"Kasih Mikha waktu buat buktiin kalau Mikha kuat buat menghantam kenangan Bang Gib soal Mbak Nata."

"Mikh..." Gibran mulai lelah dengan Mikha yang ternyata lebih keras kepala dari yang dipikirnya.

"Deal," ucap Mikha memajukan kelingkingnya untuk ditautkan dengan milik Gibran. Namun tangan lelaki itu masih bertengger manis di setiran mobil. Mikha tak habis akal, ditariknya lengan lelaki itu. Menautkan kelingkingnya secara paksa. "Deal," ucap gadis itu bangga.

Mikha tak sanggup menahan senyumnya, sungguh kekonyolan paling hakiki yang dilakukannya adalah ini. Namun, menelisik kembali pada penerimaan Gibran yang meski diam tak merespon tapi tetap bergerak membuatnya semakin yakin akan ada jalan terbuka ke depannya. Semoga.

Mikha dengan lancang dan tanpa sadar mengecup pipi kiri Gibran keluar mobil dan berlari menuju rumahnya. Gibran sendiri masih membeku dengan kenekatan Mikha. Diambilnya tisu dalam mobil lalu mengusap pipinya.

---

Outlander itu tak langsung dilajukan menuju kediamannya tapi kembali di tenggelamkan dalam pekatnya jalanan malam ini. Gibran menelirik penanda bensinya yang mungkin masih bisa digunakan untuk melajukan mobilnya berputar di Jakarta. Jujur saja, lelaki itu kadang kala tergiur dengan tawaran Mikha tapi di satu sisi dia tak mau Mikha yang masih awam dengan romansa anak muda terluka karenanya. Karena apa? Karena Gibran sendiri tak mampu menjanjikan apa-apa untuk Mikha.

Bahkan jika mampu, Gibran akan mengubur dalam hatinya sendiri karena tak pernah mengikuti perintah otaknya. Shit. Makinya dalam hati.

Ponselnya bergetar.

Mikha: sudah sampai rumah bosque?

Tak terpikir untuk membalas pesan tersebut, satu pesan kembali masuk.

Kila: eh kunyuk, Mikha dah lo balikin ke rumah?

Tanpa pikir dua kali, Gibran menelpon Kila. Seseorang yang dianggapnya paling mengerti akan dirinya.

Pada dering kedua, panggilannya terangkat.

"Kil," sapanya.

"Apaan? Gue lagi masak ini."

Gibran terkekeh tak menjawab. Kila memang paling memahami dirinya, tapi gadis itu sudah menjadikan orang lain sebagai prioritas. Tak ada luka, hanya sedikit rasa iri.

"Bran... lo masih hidup?"

"Masih," jawabnya.

"Kenapa lo? Mikha lo balikin dengan aman," tegurnya.

"Aman. Mikha itu diem-diem lebih ganas dari elo," Gibran tanpa sadar memegang pipi kirinya.

"Kenapa? Lo diperkosa sama Mikha?"

"Gila lo, nggak bukan itu."

"Bran..."

"Paan?"

"Mikha itu gigih banget kalau mau sesuatu, meski dia sadar kekurangannya apa tapi anak itu akan mengusahakan segalanya. Meski kelihatan polos, dia amat egois sama keinginannya," jelas Kila di seberang sana.

"Emang."

"Gue sebagai calon kakaknya Mikha dan sebagai temen lo, Bran, cuma mau bilang. Kalau lo nggak mau sama Mikha ya udah jangan diberi kesempatan buat deket. Mikha juga wanita yang sama-sama punya perasaan. Kalau cuma lo jadiin boneka pelampiasan, mungkin tangan kanan lo bakal hilang sama Januar dan yang sebelah kiri sama Nando."

Ngeri. Namun, Gibran tetap diam. Hening tanpa jawaban.

"Eh kunyuk lo dengerin gue nggak?"

"Iyaaa. Harusnya lo ngomong gitu sama Mikha bukan sama gue. Gue nggak ngedeketin dia, Mikha aja yang nempelin gue mulu."

"Iya... ya udah, Januar datang. Inget pesen gue," ucap Kila.

Klik. Panggilan terputus. Gibran masih memandangi ponselnya. Belum pernah selama ini Kila mematikan ponsel tergesa-gesa.

Beberapa pesan masuk.

Mikha: Bang, kunci kamar Mikha ketinggalan di kantor 😭😭😭

Mikha: Mikha tidur dimana?

Me: emperan rumah lo kan lega.

Mikha: tega 😭😭😭 Bang Gib dimana?
Mikha: di hati Mikha ya, Bang 😆

Kalau lo nggak mau sama Mikha, ya udah jangan dikasih kesempatan.

Kila dan pedomannya. Betul memang tapi Gibran memilih lari dari kenyatan dan ingin mempermainkan hatinya yang mungkin sudah mati dengan sendirinnya.

Me: oke gue mau.

Gibran mungkin bodoh karena terus menenggelamkan dirinya dalam kubangan masa lalu. Bahkan sampai saat ini dirinya tak bisa merasakan apakah hatinya masih bergetar oleh cinta atau tidak. Ah, cinta... Sudah lama Gibran tak mengucap kata itu pada wanita.

---

Tbc

Karanganyar, 09 Juni 2017

FatmaLotus

Continua a leggere

Ti piacerΓ  anche

16.4M 640K 37
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
386K 15.4K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
1.1M 16.2K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
5.3M 285K 55
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...