Delapan

2.9K 572 36
                                    

Semesta tak pernah menjanji langit selalu cerah, namun setelah hujan akan datang pelangi.

---

Hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk berteman dengan siapa. Pilihan untuk bersekolah di mana. Pilihan untuk menghabiskan sisa waktunya bersama siapa.

Hari ini, Januar akan mengikrarkan janji di hadapan Tuhan untuk hidup bersama Shakila--wanita yang sudah dicintainya lebih dari satu windu. Wanita yang selalu disebut dalam doanya. Wanita yang selalu mengisi relung hati dan pikirannya.

Dibalik punggungnya yang tegap, Mikha berdiri anggun dengan gaun putih selutut seolah ingin menunjukan betapa jenjang kaki miliknya. Gaun yang mempertontonkan pundak dan ditambah aksen pita di bagian pinggang.

Dengan langkah terbata, Mikha menghampiri Januar. Lengannya dengan kuat melingkari pinggang lelaki itu. Kakaknya, pun malaikat pelindungnya. Selama ini, hanya Januar yang sepenuh hati menyediakan jiwa dan raganya untuk Mikha. Saat dirinya harus diungsikan ke luar negeri, Januar pun dengan suka rela ikut melanjutkan pendidikannya di luar negeri.

Hiks! Isaknya terdengar lirih. Kali ini dirinya tak punya pilihan selain merelakan Januar bersama dengan orang yang disayanginya. Dia tahu, Kila adalah wanita yang tepat untuk berada di samping Januar. Menemaninya dalam suka dan duka.

Setelah ini, Mikha bukanlah nomer satu untuk kakaknya itu. Akan ada wanita lain yang dengan sepenuh hati Januar jaga.

Tak ada pilihan lain selain mendoakan.

"Selamat ya, Mas," ucapnya. Mempererat pelukannya.

Januar pun memeluk Mikha lebih erat, "Mikha udah mau 24 tahun, harus lebih mandiri, nggak boleh bergantung dengan siapapun."

Anggukan itu terasa samar. Mikha hanya berharap riasannya tak hancur karena air mata yang mengalir tanpa diperintah.

---

"Saya terima nikah dan kawinnya Shakila Indira Listy binti Aditya Hermawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai," suara Januar lantang dalam sekali tarikan napas.

Mikha duduk di belakang Gibran yang hari ini menjadi saksi. Beberapa kali tatapan Kila mengarah pada lelaki itu. Apa Mikha tak menyadari? Tentu saja! Gosip di divisi sudah beredar sejak pertama Mikha mengklaim dirinya teman dekat Gibran.

Bahkan sudah banyak yang membandingkan mereka. Jika ditanya apakah Mikha iri pada Kila? Tentu saja. Kila dicintai Januar, Kila mendapatkan perhatian Gibran yang meski memikirkan Nata. Tetap saja, Gibran pernah berniat melabuhkan hatinya pada Kila.

"Seperangkat alat sholat banget ya, Kil," sorak Dinda. Tak kuasa menahan bahagia melihat sahabatnya menikah.

"Gue takut Pak Naib nggak bisa nyebut hermes lagi, ntar malah nggak sah gue nikahnya," kilahnya. Kila juga ikut tertawa.

Sungguh cantik. Kila biasa saja sudah memesona apalagi dipadu padankan dengan paes ageng yang tampak cocok dengan bentuk wajahnya. Hari ini Kila nampak seperti ratu dan membuat pulahan orang tersihir oleh penampilannya. "Eh kenalin, ini Mikha. Adik ipar gue."

Kila menarik tangan Mikha, memperkenalkan dengan para sahabatnya.

"Ini Dinda, Rizka, sama Nata," jelasnya memperkenalkan satu persatu.

Tatapan Mikha jatuh pada wanita yang mengenakan hijab berwarna salem itu. Wajahnya putih, anggun, dan terlihat dewasa. Nata, mantan kekasih yang masih terus berputar dalam benak Gibran. Nata yang selalu disambangi lelaki itu tiap hari. Meski hanya lewat depan rumahnya.

M O N O K R O MWhere stories live. Discover now