Indifferent Husband | SSCP [C...

By saracarlt

231K 13.2K 943

[RANDOM PRIVATE] #142 in FANFICTION Menikah di usia muda? Dengan suami yang angkuh dan tak berperasaan? "Aish... More

CAST
1. MISTAKE
2. BEST JUDGMENT
3. A NEW LIFE WITH HIM
4. BE STRONGER
5. REALLY LOVE HIM
6. REGRET AND LOVE
8. JEALOUS
9. I GOT YOU
10. PLEASE COME BACK
11. MIRACLE
12. WELCOME HOME
GREAT DAY
13. FEARS
14. PLEASE SAVE HIM
15. I AM OKAY
16. I FEEL SORRY
17. NOONA I AM SORRY
18. NOONA I AM SORRY (PART 2)
19. GO OR STAY?
20. GO OR STAY? (Part 2)
21. PLEASE
22. PLEASE (Part 2)
23. ACTIVITY
24. ACTIVITY (Part 2)
25. WHO IS ?
26. WHO IS ? (Part 2)
27. WHAT U DO?
28. WHAT U DO (Part 2)
29. EXCHANGE
30. EXCHANGE (Part 2)
31. TOUCH
32. TOUCH (Part 2)
33. YOU GOT ME
34. YOU GOT ME (Part 2)
35. FLASHBACK
36. FLASHBACK (Part 2)
37. LOW-DOWN
38. LOW-DOWN (Part 2)
39. ABUSIVE WOMAN
40. ABUSIVE WOMAN (Part 2)
41. FRAIL AND TELL
42. FRAIL AND TELL (Part 2)
43. THE ENVIOUS
44. THE ENVIOUS (Part 2)
45. JUST THE WAY
46. JUST THE WAY (Part 2)
47. START TO BELIEVE
48. START TO BELIEVE (Part 2)
49. THE DAY
50. THE DAY (Part 2)
51. RUIN THE TRUST
51. THE TRUTH
52. FAIL REVENGE
53. CONTRITION
54. ONE MORE CHANCE
55. GUESS
56. SINCERITY
57. DEAR LOVELY
58. THE END OF THE DAY
59. MARRY ME AND BE HAPPY
60. #SPECIALPART
SONGSONG NEW STORY !!

7. CAN I ?

5.2K 277 14
By saracarlt

Jincheng, China

Di sebuah desa terpencil di China, seorang wanita bekerja keras demi mencukupi kehidupannya dan buah hati tercintanya. Dari pagi hingga siangia menjadi pekerja kerajinan tangan, lalu menjadi guru relawan di desanya hingga petang.

Yaa.. Itulah yang menjadi pengisi hari-hari Hye Kyo dan buah hati yang paling dicintanya.

"Hyun Ki-ah!" panggil Hye Kyo pada buah hatinya yang sedang berada di gendongannya. Mereka sedang berjalan untuk kembali ke rumah di sore hari.

"Yee.. Eomma.." jawab Hyun Ki dengan nada imut seperti anak balita pada umumnya.

"Hari ini eomma akan mengabulkan semua keinginanmu.. Hari ini adalah ulang tahun Hyun Ki-ku yang ke-3.." ujar Hye Kyo dengan nada lembut dan bersemangat.

Hyun Ki tiba-tiba mencium pipi eomma-nya. Hye Kyo merasa bingung dan kemudian menghentikan langkahnya, Hye Kyo menurunkan Hyun Ki yang berada di gendogannya dan menjajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil anaknya.

"Mengapa kau mencium eomma?" tanya Hye Kyo dengan wajah bertanya-tanya.

"Ani eomma.. Aku hanya ingin eomma sehat.." jawab Hyun Ki dengan polos dan tulusnya.

Hye Kyo tersenyum. Di tatapnya mata Hyun Ki dalam-dalam. Mata yang selalu mengingatkannya dengan mata suami yang dirindukannya selama ini.

Mata Hye Kyo mulai berkaca-kaca. Hye Kyo pun teringat kejadian 3 tahun lalu yang menyebabkan dirinya pergi jauh dari lelaki yang dicintainya. Lelaki yang mungkin kini telah melupakannya, atau mungkin telah menganggapnya tidak ada lagi di dunia.

*flashback on*

Hye Kyo dengan penuh kekecewaan itu pergi meninggalkan suami yang telah mengusirnya dari hidupnya. Hye Kyo menaiki taksi, sepanjang jalan ia hanya menangis. Hye Kyo memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya, Shin Hye.

Hye Kyo hanya meminjam uang Shin Hye untuk membeli tiket pesawat. Awalnya Shin Hye tidak ingin melakukannya, namun ia melihat sahabatnya yang terus memohon sambil menangis. Shin Hye pun ikut menangis.

"Tolong aku Shin Hye.. Kali ini saja.." ujar Hye Kyo di tengah tangisnya.

"Bagaimana aku bisa jika kau tak bilang kemana tujuanmu.." balas Shin Hye yang sedang menangis juga.

"Aku mohon.. Apapun yang akan terjadi padaku dan bayiku ini adalah urusanku.. Aku benar-benar ingin pergi, Shin Hye"

"Aku tak bisa, Hye Kyo" blas Shin Hye.

"Aku akan janjikan, Aku akan selalu aman dan bayiku kelak akan sehat, Shin Hye.. Hmm?" bujuk Hye Kyo dengan sedikit senyum di tengah tangisannya. Shin Hye hanya menangis.

"Apa kau berjanji..?" tanya Shin Hye dengan lembut pada sahabatnya itu.

"Aku berjanji.. Dimanapun aku nanti, aku akan memberi kabar padamu.." jelas Hye Kyo dengan bersemangat dan tangisnya yang mulai ia tahan.

Pada akhirnya Shin Hye memberikan apa yang Hye Kyo inginkan dengan syarat seperti yang Hye Kyo katakan, walau Shin Hye sepenuhnya tak menginginkan kepergian sahabatnya.

***

Hye Kyo berencana akan terbang ke Jepang untuk menemui orang tuanya terlebih dulu. Namun, ketika ia akan menuju garbarata menuju pesawat, tak jauh dari tempat ia berada, Hye Kyo melihat Chang Wook yang sedang berbicara dengan petugas. Chang Wook mungkin baru tiba dari perjalanan bisnisnya.

Hye Kyo terkejut dan langsung berjalan cepat menuju garbarata lainnya. Hye Kyo tak sadar bahwa pesawat yang ia tumpangi bukanlah pesawat menuju Jepang.

Hye Kyo terkejut karena pengumuman di pesawat telah tiba di Beijing. Hye Kyo tak bisa melakukan apa-apalagi, ia tak memiliki uang untuk membeli tiket pesawat lagi ke Jepang.

Hye Kyo turun dari pesawat, keluar dari bandara dan berjalan tanpa tujuan. Hye Kyo hanya mengenakan coat yang Shin Hye berikan karena cuaca yang begitu dingin.

Tatapan Hye Kyo kosong, ia merasa begitu lemas dan terus memegangi perut buncitnya. Hye Kyo berjalan dengan gontai dan kini Hye Kyo terjatuh tak berdaya di jalanan yang begitu sepi.

Seseorang memberhentikan mobil pick up tua yang sedang ia kendarai. Seorang lelaki paruh baya itu keluar dari mobilnya dan melihat Hye Kyo yang hampir tak berdaya.

Hye Kyo begitu pucat, dan akhirnya Hye Kyo pun tak sadarkan diri.

***

Hye Kyo membuka matanya perlahan, dan ia terkejut karena ada seorang wanita paruh baya yang tepat berada di depannya.

"Nugu.. seyo..?" tanya Hye Kyo perlahan. Wanita itu hanya terdiam dan tak menjawab pertanyaan Hye Kyo.

Hye Kyo teringat bahwa ia sedang berada di China. Hye Kyo cukup menguasai bahasa China saat ia kuliah. Hye Kyo pun bertanya lagi mulai dengan bahasa China.

**anggap saja hye kyo bicara pake bahasa china pas lagi sama orang china**

"Kau siapa.." tanya Hye Kyo masih terbaring.

"Dan.. Aku mengapa bisa sampai di sini, bibi?" lanjut Hye Kyo.

Mendengar itu, wanita paruh baya itu sedikit merasa lega .

"Apa kau bisa berbahasa china?" tanya wanita itu, Hye Kyo hanya mengangguk.

"Untunglah.. " ujar wanita paruh baya itu.

"Jadi, aku dimana, bibi?" tanya Hye Kyo lagi.

"Kau berada di Jincheng sekarang. Suamiku yang telah membawamu kesini, kau pasti kelaparan dan tak sadarkan diri karena selama 8 jam perjalanan dari Beijing. Ini aku telah membuatkanmu makanan seadanya. Karena kau sedang mengandung, kau harus makan yang banyak." jelas wanita itu lembut dengan tersenyum.

Hye Kyo mencoba duduk dan dibantu olehnya.

"Terimakasih, bibi" ujar Hye Kyo dengan sedikit tersenyum. Hye Kyo pun memakan makanan yang tak pernah ia makan sebelumnya, namun terasa begitu lezat.

Setelah menyelesaikan makannya, Hye Kyo memberanikan diri lagi untuk bertanya.

"Jika aku boleh tau, siapa nama bibi?" tanya Hye Kyo ragu.

wanita itu hanya tersenyum.

"Panggil saja aku Lin" ujar wanita itu. Hye Kyo hanya mengangguk dan tersenyum.

"Lalu siapa namamu..?" tanya wanita yang bernama Lin itu.

"Aku.. Song Hye Kyo ,bi.." balas Hye Kyo lembut.

"Bibi Lin.." ujar Hye Kyo.

"Terimakasih atas makananmu yang lezat ini. Tapi, aku tak tau apa saat ini aku bisa menggantinya, dan kebaikan suamimu juga.. Akupun kesini tanpa tujuan, tapi suatu saat aku akan membalasnya bi.." jelas Hye Kyo.

"Tak perlu seperti itu.. Aku senang bisa membantumu.. Dan.. Mengapa kau bisa sampai ke China? Kau jelas adalah orang Korea" ujar Bibi Lin penasaran.

Hye Kyo hanya terdiam dan melamun, namun tak lama ia tersadar.

"Ah.. Aku.. Akupun tak tau bi.. Baiklah bi, aku mungkin suatu saat akan kembali kesini, akan aku pastikan itu.." ujar Hye Kyo dan hendak berdiri dari kursi kayu panjang yang ia duduki. Hye Kyo menuju pintu untuk keluar dari rumah yang sangat sederhana itu.

"Apa kau akan pergi? Kemana kau akan pergi? Apa kau tau jalan?" tanya bibi Lin yang membuat Hye Kyo menghentikan langkahnya.

Hye Kyo merasa semua hal buruk yang menimpanya datang lagi, Hye Kyo tiba-tiba meneteskan air dari mata indahnya. Tangisan Hye Kyo mulai pecah.

Melihat itu, bibi Lin mengerti Hye Kyo sedang dilanda masalah dan tak tau harus pergi kemana, entah bagaimana Hye Kyo bisa di negaranya itu. Bibi Lin pun menghampiri Hye Kyo dan memeluknya. Tangisan Hye Kyo makin menjadi-jadi.

"Sudahlah.. Jika kau ingin tinggal.. Tinggal saja disini, di rumah kumuh ini.. Asal kau bersedia, aku membuka pintu rumahku untukmu.. Kau kelihatan seperti wanita baik.. Dan kau sedang mengandung anakmu juga.. Akan sangat berbahaya di luar sana.." Jelas bibi Lin. Hye Kyo masing saja menangis.

"Bibi.. Apa bibi tak apa jika aku berada disini untuk sementara? Apa bibi percaya dengan orang yang baru kau temui sepertiku?" tanya Hye Kyo yang melepas pelukan bibi Lin di tengah tangisnya.

"Yaa.. Aku bisa melihat matamu yang begitu menyejukkan.. Aku yakin kau adalah wanita baik.." ujar bibi Lin. Hye Kyo kembali memeluk bibi Lin.

"Terimakasih bibi.. Aku sangat berterimakasih padamu.."

Hye Kyo memutuskan untuk bersama bibi Lin dan suaminya paman Shan, Hye Kyo awalnya merasa ragu namun karena kebaikan dari keduanya Hye Kyo merasa nyaman dan mulai menganggap keduanya seperti Appa dan Eomma-nya. Hye Kyo juga memikirkan calon anaknya yang akan segera lahir.Mereka juga memiliki seorang putra yang masih bersekolah bernama Chen.

Mungkin di sinilah tempat yang aman. Tempat dimana Joong Ki tak bisa menemukannya, walau terasa sangat berat berpisah dari Joong Ki, Hye Kyo harus menerima kenyataan bahwa Joong Ki telah mengusirnya dan menyakiti hatinya. Hye Kyo bertekad tidak akan melihat Joong Ki lagi.

Karena desa yang sangat sederhana namun begitu damai itu, Hye Kyo sudah mulai dikenal dengan orang korea yang baik hati dan cantik, senang membantu dan murah tersenyum. Perlahan penghuni di desa mulai bisa menerima kehadiran Hye Kyo.

3 bulan setelah Hye Kyo menginjakkan kakinya di China.

Ini adalah saatnya bagi calon anak yang selama ini tinggal di rahim Hye Kyo untuk menampakkan dirinya ke dunia. Karena tak ada rumah sakit yang dekat dari desa ini, bibi Lin yang akan mengurus persalinan Hye Kyo.

Semua orang telah mempercayakan bibi Lin begitupun Hye Kyo.

Hingga tangisan bayi pun mulai terdengar. Membuat beberapa warga yang sedang menunggu Hye Kyo merasa bahagia.

Hye Kyo menangis karena akhirnya buah hati yang selama ini ia nantikan datang juga, dengan perjuangan untuk bertahan. Akhirnya Hye Kyo dengan selamat melahirkan putra tampannya. Saat itu hanya Joong Ki yang selalu ada di pikirannya.

Bibi Lin membaringkan bayi Hye Kyo di sebelahnya setelah selesai dibersihkan. Hye Kyo masih terbaring lemah.

"Joong Ki, suamiku.. Apa kau tau bahwa saat ini sudah waktunya aku untuk melahirkan anak kita.. Apa setidaknya kau mengingat kapan aku akan melahirkan?" gumam Hye Kyo dalam hati, Hye Kyo terus memandangi bayi kecil yang akan ia jaga dengan taruhan nyawanya.

"Joong Ki, sayangku. Apa kau tau? Ternyata anak kita mewarisi matamu.. Matamu yang selalu menatapku dingin, tapi aku sangat mencintai mata itu, dan mulai saat ini aku juga akan mencintai mata malaikat kecil ini.. Aku yakin ia akan tampan dan rupawan sepertimu.." lanjut Hye Kyo lagi.

***

Seiring berjalannya waktu. Hye Kyo memutuskan untuk tinggal tetap di desa Jincheng. Hye Kyo sebenarnya merasa bersalah karena mungkin semua keluarganya di korea selalu mencemaskannya dan mengharapkan kedatangannya. Setiap Hye Kyo memiliki niat untuk kembali, Joong Ki lah yang selalu menjadi keraguannya.

Apa Joong Ki akan menerimanya lagi dalam hidupnya?

Apa Joong Ki akan menerima buah hati mereka yang telah berada di dunia ini?

Hye Kyo pun sudah begitu nyaman tinggal di desa ini. Hye Kyo menghabisi hari-hari nya untuk bekerja membantu bibi Lin membuat kerajinan tangan di desanya yang akan dikirim ke kota. Hye Kyo juga memutuskan untuk mengajar pada anak-anak yang kurang mampu dan tidak bersekolah.

Bagi Hye Kyo saat ini, tak peduli dimanapun ia berada, jika itu bersama Hyun Ki putranya, jika Hyun Ki merasa bahagia, ia akan mempertahankan itu semua. Hye Kyo sudah menyerahkan seluruh hidupnya untuk putra kecilnya.

Putra yang pada saat ia melihatnya, ia akan semakin merindukan Joong Ki.

*flashback off*

****

"Eomma..!" panggil Hyun Ki yang tengah melihat Hye Kyo memandangnya dengan air mata yang terus berjatuhan. Hye Kyo pun tersadar.

"Waeyoo?" jawab Hye Kyo dengan nada yang menyamai Hyun Ki.

"Mengapa eomma menangis?" tanya Hyun Ki dengan polosnya. Hye Kyo hanya tersenyum pada buah hati tercintanya.

"Aniyo.. Eomma hanya bahagia karena putra eomma ini sangat tampan.." jelas Hye Kyo meyakinkan Hyun Ki.

Walau mereka tinggal di lingkungan dengan bahasa asing, Hye Kyo selalu membiasakan Hyun Ki untuk menggunakan bahasa kebangsaannya ketika sedang berdua. Hyun Ki juga sudah menguasai bahasa kesehariannya di tanah ia lahir.

****

Yeosu, Korea Selatan

Joong Ki sedang melatih fisik nya terus menerus. Masa wajib militer Joong Ki hampir selesai. Selama wajib militer Joong Ki adalah anggota pasukan yang paling rajin melatih fisiknya, menyebabkan tubuh six pack Joong Ki semakin menjadi.

Joong Ki sendiri tak pernah merasa puas ketika sedang melatih fisiknya, selalu ada pertanyaan yang belum terbalaskan di benak Joong Ki selama ini.

"Hye Kyo-ssi.. Apa kau masih hidup?"

Membuatnya menjadi semakin kuat dan membenci dirinya sendiri. Menyesali semua kata-katanya yang terlontarkan di hari terakhir bertemu istrinya.

Joong Ki tengah beristirahat, namun ia diminta untuk datang ke markas karena mendapat telfon.

"Yeoboseyo..?"

"Oppa! Appa sakit parah.. Eottoke?" suara tangis Lisa dalam telfon.

"Mwo? Apa maksudmu!?"

Joong Ki terpaksa menyelesaikan wajib militernya lebih awal. Joong Ki juga mendapat persetujuan karena selama wajib militer ia merupakan anggota terbaik. Joong Ki juga mendapat penghargaan atas itu.

Joong Ki mendapat kabar bahwa Appa-nya tengah mendapat serangan jantung dan masih tak sadarkan diri. Kondisinya sangat kritis. Joong Ki dan keluarga yang lainnya hanya bisa menunggu keajaiban datang.

Di saat seperti ini, kondisi perusahaan pun tak kalah kritisnya, semua mendapatkan penurunan drastis karena tak ada seorang yang bisa menggantikan tugas Presdir.

Joong Ki merenungkan semuanya. Berpikir segala sesuatu yang seharusnya ia lakukan. Karena hanya Joong Ki yang berhak menentukannya sebagai anak seorang Presdir.

Hingga pada akhirnya, Joong Ki menggelar konferensi pers dan menyatakan bahwa ia bersedia menjadi Presdir untuk sementara hingga Appa-nya kembali sehat.

Semua keluarganya merasa bangga dengan keputusan tepat Joong Ki.

Sekarang adalah waktu untuk berperang, Joong Ki akan mengembalikan lagi perusahaanya di tempat semula.

Konferensi pers yang Joong Ki gelarpun tayang hingga media China karena perusahaannya yang juga bekerja sama dengan perusahaan terkenal di China.

****

Chen dapat memperbaiki tv bekas dan rusak itu hingga bisa digunakan lagi. Semua orang yang berada di dalam rumah, orang tua Chen, Hye Kyo dan Hyun Ki bertepuk tangan bangga.

"Aku tau suatu saat kau akan menjadi teknisi yang hebat.." ucap Hye Kyo pada Chen.

"Aku juga bisa seperti kak Chen kan, eomma?" tanya Hyun Ki dengan polosnya membuat semua yang mendengarnya tertawa.

"Tentu saja anakku, kau harus cepat berumur 17 tahun seperti Chen agar bisa sepertinya.." balas Hye Kyo pada buah hatinya itu.

"Karena sebuah hal buruk yang terjadi pada Presdir Wang Group Korea Selatan, membuat penurunan drastis pada perusahaan dan berpengaruh bagi Hui Group yang memiliki ikatan kerja sama.."

Hye Kyo merasa tak asing dengan apa yang disebut oleh pembawa berita dalam tv yang baru saja diperbaiki Chen. Hye Kyo kini menyimak berita dengan baik.

"Namun, belum lama ini, Putra dari Presdir Wang Group mengumumkan dalam sebuah konferensi pers atas kesediaannya untuk mengisi posisi Presdir sementara hingga Presdir yang kini sedang dalam masa kritis sehat kembali, sungguh keputusan yang sangat tepat bagi Putra Presdir Wang Group yang masih tergolong muda mengenai prestasinya yang selalu menguntungkan bagi negara Korea Selatan. Semoga dengan keputusan yang telah ia ambil akan menyelesaikan permasalah rumit dalam perusahaan.."

DUG.

"Abeonim.." ucap Hye Kyo yang kini sudah menangis. Membuat semua orang dalam rumah melihat ke arahnya.

Melihat itu, Hyun Ki menghampiri eomma-nya.

"Eomma.. Kenapa eomma menangis?" tanya Hyun Ki. Hye Kyo masih terdiam memandang tv.

"Eommaaaa.." panggil Hyun Ki lagi dengan sedikit berteriak agar eomma-nya menjawabnya. Hye Kyo tersadar.

"Ah.. Tak apa-apa sayang.. Eomma hanya terharu mendengar berita itu.." jelas Hye Kyo.

"Wahh.. Aku suka sekali dengan paman itu.. Dia sangat kren.." ujar Chen yang kembali melihat berita di tv. Membuat bibi Lin dan paman Shan melihat kembali ke tv. Hyun Ki masih menghadap eomma-nya dan membelakangi tv.

"Tapi.." ujar Chen melihat lelaki yang berada di dalam tv lekat-lekat.

"Tunggu. Hyun Ki, coba lihatlah paman yang ada di tv itu.." lanjut Chen. Hyun Ki pun membalikkan badannya.

"Kenapa aku melihat wajah paman itu mirip dengan wajahmu, Hyun Ki? Apa mataku yang salah? Apa aku benar bu, pak?" ucap Chen pada Hyun Ki lalu meminta persetujuan pada kedua orang tuanya.

Bibi Lin dan paman Shan memandang lekat wajah lelaki yang sedang berbicara di konferensi pers nya dalam tv.

"Aku rasa kau benar, Chen! Coba kau lihat Hyun Ki setelah melihat orang itu.." ujar paman Shan pada Chen.

"Wahhh.. " seru Chen.

"Ah.. Mungkin saja kan hanya kebetulan.. Atau mungkin Hyun Ki kelak dewasa wajahnya akan seperti itu juga, mungkin Hyun Ki juga akan sesukses orang itu.." jelas bibi Lin.

"Iyakan, Hye Kyo..?" lanjut bibi Lin.

Hye Kyo pun yang mendengar perkataan orang-orang yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri merasa gugup.

Gugup karena sejak sekian lama ia baru bisa melihat wajah lelaki yang selama ini ia rindukan, melihat betapa kurusnya wajah lelaki itu saai ini.. Walau hanya lewat tv yang tak begitu jernih gambarnya. Sekaligus pernyataan yang dilontarkan Chen dan kedua orang tuanya.

"Mereka memang sangat mirip.. Hyun Ki-ku sayangku.. Betapa senangnya aku karena akhirnya kau bisa melihat wajah Appa-mu. Walau kau tak menyadarinya.. Walau kau hanya melihatnya melalui tv.. Maafkan eomma-mu ini sayangku.." gumam Hye Kyo saat ini dalam hati.

****

Semua sudah tertidur, seperti biasanya, Hyun Ki hanya bisa tertidur dipelukan eomma-nya. Namun, ternyata Hye Kyo masih terjaga. Hye Kyo merasa buruk sekali setelah mendengar berita tak disangka itu.

"Apa yang harus kulakukan? Abeonim, Eommonim, maafkan aku.. Joong Ki, suamiku.. Kau pasti kesulitan di sana.. Aku tak berada di sisimu.. Apakah aku bisa mengurangi kesulitan itu Joong Ki?.." benak Hye Kyo.

"Jika aku bisa membantu kesulitan itu dengan berada di sisimu.."

"Mungkinkah..?"

"Mungkinkah ini saatnya aku untuk kembali, Joong Ki?"

****

****

****

Hello Guys!!

Semoga suka sama part ini yaaa..

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, pengejaan, atau typo : )

Need banget kritik dan sarannya yaa.. Jangan lupa juga Vote dan Comment nya! ^_^

Kamsahamnida ^_^



Continue Reading

You'll Also Like

32.5K 2.6K 25
Perjodohan ?! Itulah ucapan pertama yang di terima Kim Yoo Jung saat ulang tahunnya yang ke-20. Terkejut ? Tentu saja, Yoo jung sangat terkejut ketik...
83.8K 9.9K 36
'Tiba-tiba Punya Suami' Apakah kalian akan merasa kesal jika tidak menemukan pasangan hingga usia kalian telah menginjak 30 tahunan ke atas? Ya, itul...
212K 19.3K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
849K 52.1K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...