When LOVE Talked

By Wivier_Lanxa

325K 15.9K 70

{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} (Beberapa kali dalam... More

WLT - 1
WLT - 2
WLT - 3
WLT - 4
WLT - 5
WLT - 6
WLT - 7
WLT - 8
WLT - 9
WLT - 10
WLT - 11
WLT - 12
WLT - 13
WLT - 14
WLT - 15
WLT - 16
WLT - 17
WLT - 18
WLT - 19
WLT - 20
WLT - 21
WLT - 22
WLT - 23
WLT - 24
WLT - 25
WLT - 26
Cast When Love Talked
WLT - 27
WLT - 28
WLT - 29
WLT - 30
WLT - 31
WLT - 32
WLT - 33
WLT - 34
WLT - 35
WLT - 36
WLT - 37
WLT - 38
WLT - 39
WLT - 40
WLT - 41
WLT - 42
WLT - 43
WLT - 44
WLT - 46
WLT - 47
WLT - 47
WLT - 48
WLT - 49
WLT - 50
WLT - 51
WLT - 52
WLT - 53
WLT - 54
Note
New Story
New Story 2
Ucapan
Info
JASA EDIT COVER
NEW STORY 3

WLT - 45

4.2K 194 0
By Wivier_Lanxa


Flo selalu menemani Devan menjalani perawatan kemoterapi. Kadang bersama sahabatnya atau sama Adam.

Kini Devan sudah dua bulan dirumah sakit dan selama dua bulan dia harus berjuang melawan penyakitnya.

Flo melihat Devan semakin kurus dan rambut yang kian hari rontok. Flo kasihan melihat kondisi fisik Devan yang kian memburuk. Namun itu semua demi menghilangkan penyakit mematikan di dalam tubuh Devan

"Nath, Brian. Kalian bisa beliin Devan bubur di depan rumah sakit?" Tanya Flo saat mereka tengah duduk di kursi taman rumah sakit

"Beres"

"Nih uangnya. Sekalian beli enam untuk kita semua" Flo menyodorkan uang seratus ribu ke mereka berdua

"Wihh dapat traktiran nih dari Flo. Kapan lagi coba dapat traktiran. Ayo Nath, kita beli"

Nathan bersama Brian berjalan menjauh dari empat orang yang masih duduk di taman

"Gue beli minum ya sama Nara" sahut Laila tiba tiba berdiri dari duduknya

"Iya. Thanks ya" balas Flo lalu mereka berdua mengangguk lalu pergi menuju kantin rumah sakit

Kini tinggalah Devan bersama Flo. Devan tiba tiba memegang dadanya. Dada Devan merasa nyeri dan sesak

Flo kaget dan mengelus ngelus dada dan juga punggung Devan. Dia bingung harus bagaimana mengurangi kesakitan dada Devan yang terkadang nyeri tiba tiba

"Masih sakit?" Tanya Flo dan Devan menggeleng pelan

Devan tiba tiba batuk. Flo dengan sigap mengambil tissue di tasnya lalu membungkam mulut Devan

Flo melihat bercak darah di tissuenya. Mata Flo berkaca kaca melihat itu. Flo pun menitihkan air mata sedih melihat keadaan Devan

Flo menagis. Devan tau Flo menangis karena penyakitnya. Devan merengkuh badan Flo dan mereka saling berpelukkan

"Kamu jangan nangis ya" bujuk Devan dengan suara lemahnya

Flo hanya mengangguk dan memeluk Devan dengan erat. Flo juga menahan tangisnya agar tak jatuh. Dia tak mau Devan juga sedih melihatnya menangis

"Kamu kapan ujian UTSnya?" Tanya Devan seusai mereka berpelukkan

"Sekitar sebulan lagi"

"Belajar yang baik. Lulus dengan nilai terbaik"

"Pasti. Aku udah dari kecil pinter. Jadi jangan khawatir" balas Flo dengan bangganya. Devan terkekeh lalu mencubit pipi Flo

Mereka tertawa bersama tanpa beban. Semua orang rumah sakit sering melihat mereka bersama setiap hari dan mengenal mereka. Semua orang menatap haru mereka berdua karena rasa cinta yang tulus antara mereka berdua.

****************

Mereka berenam tengah duduk bersama di bawah pohon di atas rerumputan di taman rumah sakit.

Brian dan Nathan membawa bungkusan berisi enam bubur dan Laila bersama Nara membawa minuman dari kantin rumah sakit.

"Lo cepet sembuh Van. Lo kan harus ikut ujian" sahut Nara tiba tiba

"Lo kira gue mau sakit juga" sungut Devan kesal

"Lo mah galak amat. Ditanggapin serius amat. Nggak seru lo"

"Iya. Devan nggak seru"

Para lelaki asyik menggoda Devan. Flo dan Laila hanya memerhatikan sambil makan bubur masing masing

"Lebih baik kita semua pulang. Devan harus istirahat" ucap Flo saat dia melihat jam di HPnya. Sekarang sudah pukul tujuh malam

"Bener juga. Kita semua balik dulu Van. Inget, jangan lama lama nggak masuk sekolah lo, keenakkan lo lagi" cibir Nathan dan semua pada tertawa kecuali Devan

"Lo kira gue mau sakit apa?" Sungut Devan kesal

"Udah udah Devannya nggak usah di goda. Ayo kita pulang. Van, kita bakal datang lagi ya" pamit Laila

"Oke. Kalian hati hati pulangnya"

Semua mengangguk lalu pergi setelah berpelukkan bergantian. Flo mendorong kursi roda Devan menuju kamar Devan.

Flo memapah badan Devan lalu dia letakkan di kasur

"Aku ambilin baskom sama air ya. Badanmu harus di lap"

"Aku bisa mandi sendiri Flo" gemas Devan melihat Flo yang over protektif

"Nggak. Kamu harus banyak istirahat. Walaupun kamu baru beberapa kali kemo, tapi kamu tetap menjaga kesehatan dan energimu. Kamu tenang aja"

Flo bergegas menuju kamar mandi dan mengambil perlengkapan untuk mengelap badan Devan. Devan hanya menghela nafas menurut

Flo membawa baskom lalu handuk kecil

Devan membuka baju atasnya dan sekarang Devan half-nacked.
Flo agak gugup melihatnya. Devan yang tahu Flo gugup hanya tertawa kecil

Flo memeras handuk kecil itu lalu dia mengoles handuk itu ke badan Devan. Flo juga mengulang mencelupkan lagi handuk ke baskom lalu memerasnya.

Flo mengelap dengan tangan agak gemeteran. Namun dia harus menormalkan kegugupannya karena dia harus segera membersihkan badan Devan

Flo bingung cara membersihkan kaki Devan. Dia sungguh gugup.

"Biar kaki, aku yang bersihin" ucap Devan menawarkan hal itu. Dirinya sungguh ingin ketawa melihat ekspresi Flo. Flo mengangguk mendengar ucapan itu.

Flo pergi menuju kamar mandi. Devan tertawa pelan melihat Flo dengan muka memerah tadi mengelap badannya

****************

Flo balik ke rumahnya sekitar jam delapan. Dia sudah mengganti baju yang ia bawa dari rumah saat sekolah karena dia akan bersama Devan

"Flo pulang" ucap Flo di ruang keluarga bersama kedua orangtuanya dan kakaknya berada di situ

"Gimana keadaan Devan?" Tanya Alvian

"Lebih baik"

Flo duduk di samping Alvian. Flo menyandarkan badannya di sofa sambil memejamkan mata

"Flo mau makan?" Tanya Reila melihat wajah pucat dan lelah Flo

"Nggak deh ma. Flo baru makan di rumah sakit sama temen temen juga"

"Kamu istirahat Flo. Mukamu pucat sayang" sahut David yang melihat wajah anaknya

"Iya. Flo kayaknya capek banget hari ini. Flo naik dulu"

Semua mengangguk dan Flo mengambil tasnya dan membawanya ke kamarnya di lantai dua. Sampai disana, Flo langsung menaruh seragam kotornya di kamar mandi lalu dia mencuci muka dan gosok gigi.
Flo langsung tidur karena dirinya sangat capek entah mengapa sekarang sangat capek

***************

Flo membuka matanya saat merasakan ada yang mengguncangkan badannya

"Flo bangun. Udah jam enam lewat" suara Alvian terdengar di telinga Flo. Flo membuka mata dan kepalanya sangat sakit

Flo memegang kepalanya. Alvian bingung dan memegang dahi Flo. Mata Devan melotot kaget

"Kamu sakit Flo. Kamu nggak sekolah sekarang. Kakak mau panggil mama dulu" perintah Alvian lalu dia berjalan keluar meninggalkan Flo di kamarnya

"Huft...." Flo menghembuskan nafasnya lalu kembali tidur

"Flo..." Reila berjalan menuju Flo yang terbaring di tempat tidurnya

"Kamu makan dulu ya. Habis itu minum obat" Flo hanya mengangguk menyetujui

Flo merasa kepalanya sangat pusing. Dia juga merasa badannya panas.

Alvian datang bersama nampan setelah sejam yang lalu. Alvian menaruh nampan itu di meja lalu mengambil mangkuk di nampan itu

"Kamu makan ya. Nih" Flo membuka mulutnya dan Alvian menyuapi Flo
Flo memakan makanan dengan pelan dan perlahan

"Kakak udah kasih tahu Laila kalau kamu sakit"

Flo hanya mengangguk. Dia tak ada tenaga untuk berbicara. Kepalanya sangat pusing hari ini


SEE YOU NEXT CHAPTER

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 109K 46
Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki paling berpengaruh di SMA Merah Putih. Selain...
1.2M 183K 58
Ketika aku membuka mata, aku berada di dalam sebuah novel. [My Love Never Gone] [My Love Never Gone] adalah sebuah novel fantasi-romantis yang berfok...
7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...