When LOVE Talked

Od Wivier_Lanxa

325K 15.9K 70

{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} (Beberapa kali dalam... Více

WLT - 1
WLT - 2
WLT - 3
WLT - 4
WLT - 5
WLT - 6
WLT - 7
WLT - 8
WLT - 9
WLT - 10
WLT - 11
WLT - 12
WLT - 13
WLT - 14
WLT - 15
WLT - 16
WLT - 17
WLT - 18
WLT - 19
WLT - 20
WLT - 21
WLT - 22
WLT - 23
WLT - 24
WLT - 25
WLT - 26
Cast When Love Talked
WLT - 27
WLT - 28
WLT - 29
WLT - 30
WLT - 31
WLT - 32
WLT - 33
WLT - 34
WLT - 35
WLT - 36
WLT - 37
WLT - 38
WLT - 39
WLT - 40
WLT - 41
WLT - 42
WLT - 43
WLT - 45
WLT - 46
WLT - 47
WLT - 47
WLT - 48
WLT - 49
WLT - 50
WLT - 51
WLT - 52
WLT - 53
WLT - 54
Note
New Story
New Story 2
Ucapan
Info
JASA EDIT COVER
NEW STORY 3

WLT - 44

4.5K 204 1
Od Wivier_Lanxa

Nara, Laila, Brian, dan Nathan pergi menjenguk Devan dirumah sakit saat dia mendapat kabar dari Flo bahwa Devan mempunyai penyakit kanker

Pintu dibuka dan mereka melihat Devan bersama Adam berbicara

"Eh kalian datang. Ayo masuk" Adam mempersilahkan teman teman Devan masuk dan duduk di sofa yang tersedia di ruangan itu

"Bagaimana keadaan Devan om?" Tanya Brian

"Syukurnya sudah lumayan lebih baik dari kemarin" balas Adam

"Devan sakit kanker apa om?" Tanya Nara gantian

"Flo belum cerita?" Tanya Adam balik bertanya. Semua menggeleng lalu menatap Flo tajam

"Sorry sorry. Gue nggak jelasin secara detail" ucap Flo yang berdiri di samping Devan. Lalu Adam duduk di kursi disamping kasur Devan

"Jadi, Devan kena kanker paru paru stadium tiga. Dan lusa dia harus segera kemoterapi"

"Kemoterapi? Sakit banget tuh" sahut Laila

"Iya. Tapi gue harus lakuin agar sel kanker gue terhambat penyebarannya" sahut Devan

"Gue doain lo cepet sembuh Van. Lo harus kuat lawan penyakit lo. Kita akan jenguk kalo kita ada waktu" jawab Nathan

"Iya. Kita akan jenguk lo kok" timpal Laila setuju

"Makasih semuanya udah mau jenguk gue" balas Devan tersenyum

"Itulah gunanya sahabat"

**************

Flo selalu masuk sekolah, namun tidak sesenang dulu karena tidak adanya Devan disampingnya. Adam sudah meminta izin sekolah untuk Devan diliburkan karena penyakit parahnya.

Semua teman lainnya hanya menghela nafas berat, Flo kembali menjadi pribadi yang sangat cuek dan datar

"Udah Flo. Lo jangan sedih dong. Devan pasti sembuh" hibur Nathan di meja kantin. Mereka berlima sekarang tengah makan makanan mereka

"Iya Flo. Jangan tambah cuek dong" tambah Brian

"Gue bukan tambah cuek. Gue cuma kepikiran Devan" balas Flo membantah perkataan Brian

"Kita semua juga khawatir. Tapi lo jangan cuek gitu" balas Laila

"Kalian ribet banget sumpah. Iya iya, besok gue rubah deh sikap gue. Puas kan lo semua?" Tanya Flo kesal melihat mereka berlima mengangguk senang

"Nah gitu dong" sahut Nara ceria

Tak lama, bel masuk berbunyi. Semua murid bergegas masuk kelas termasuk kelima orang tersebut.

"Selamat siang semuanya. Sekarang kalian buka buku paket bahasa inggris kalian halaman 20"

***************

Flo bergegas menuju rumah sakit seusai bel pulang berbunyi. Keempat temennya tak bisa ikut karena adanya halangan dan Flo sendiri yang datang kerumah sakit sendirian

Flo memakirkan mobilnya di pakiran rumah sakit lalu turun dari mobil menuju ruangan Devan.

Flo membuka ruangan Devan dan dilihatnya Devan sedang menonton TV yang berada di ruangan Devan. Adam menyuruh pihak rumah sakit menaruh Devan di kamar rawat VIP agar fasilitas lebih mendukung

"Hai, udah pulang?" Tanya Devan tersenyum. Flo berjalan masuk lalu mencium kening Devan. Devan tersenyum dan dia memejamkan matanya merasakan ciuman penuh perasaan dari kekasihnya

"Iya. Jam berapa kamu kemo?" Tanya Flo duduk di kursi samping kasur Devan

"Jam tiga. Lagi dua jam"

"Kamu tidur aja dulu ya. Biar semangat pas melakukan kemonya"

"Kamu juga tidur. Disamping aku" Devan menepuk kasurnya yang disampingnya

"Nggak usah Devan. Aku bisa di sofa kalau mau tidur. Kamu nggak nyaman kalo kita tidur berdua" elak Flo

"Nggak. Aku malahan nyaman tidur sama kamu. Ayoo" Devan merajuk sambil menatap Flo dengan tatapan memohon

"Oke oke"

Flo segera berdiri lalu dia naik ke kasur Devan. Syukur saja kasurnya besar sehingga mereka berdua bisa tidur di kasur itu

Devan memeluk badan Flo dengan erat. Flo memeluk badan Devan. Devan merasakan kepalanya pusing

"Kepalamu pusing?" Tanya Flo saat mendengar Devan merigis sambil memegang kepalanya

"Ehhemm" angguk Devan sambil bergumam

Flo memijit pelan kepala Devan agar menghilangkan rasa sakit yang mendera kepalanya

Devan merasa kepalanya merasa baikkan. Devan menaruh kepalanya di leher Flo. Devan menghirup bau badan Flo yang ia suka, yaitu cokelat

"Kamu pasti botak kalo kemoterapi" ujar Flo menghelus rambut Devan

"Terus kamu mau tinggalin aku?" Tanya Devan yang masih setia kepalanya di leher Flo

"Nggak lah. Kamu itu tetep tampan kalo lagi botak"

"Bohong" elak Devan

"Beneran deh. Aku sama kamu  kan udah punya janji selalu bersama dengan berbagai rintangan"

"Iya. Aku akan mewujudkan janji itu. Janji" Devan bersumpah akan memenuhi janji yang dia dan Flo buat

"Aku selalu menunggu kamu"

****************

Jam tiga, Devan duduk di kursi roda yang didorong oleh Flo. Diruang khusus kemoterapi, sudah ada Adam

"Hai om" sapa Flo sambil mendorong kursi roda Devan

"Halo Nak Flo. Makasih ya udah mau temenin Devan kemoterapi"

"Nggak masalah kok om" balas Flo tersenyum

"Ayo Nak Devan kita mulai kemoterapinya" kursi roda Devan diambil alih oleh dokter.

Flo dan Adam menatap di dinding kaca tempat Devan melangsungkan kemoterapinya. Flo melihat Devan kesakitan dengan kemoterapinya.

Flo dan Adam terus berdoa untuk Devan yang berjuang di dalam sana.

Satu jam menjalani kemoterapi, Devan dibawa keluar ruangan oleh dokter menggunakan kursi roda. Devan seperti kelelahan menjalani kemoterapi

"Kemoterapinya akan kita lakukan tiga kali seminggu karena Nak Devan termasuk kanker stadium tengah. Efek dari kemoterapi adalah Nak Devan suka kelelahan, rambutnya akan rontok" jelas dokter itu

"Makasih dok. Lakukan yang terbaik agar sel kankernya cepat menghilang" sahut Adam

"Baiklah. Saya permisi"

Dokter itu pun pergi dari hadapan mereka. Adam berjalan menuju depan Devan

"Sakit Nak?" Tanya Adam sedih

"Lumayan. Papa jangan sedih. Devan anak kuat dan Devan pasti bisa sembuh" balas Devan meyakinkan Adam

"Baguslah. Kamu harus kuat ya. Cuma kamu yang papa punya di dunia ini. Jangan tinggalin papa ya" lirih Adam

"Iya. Devan akan berjuang untuk hidup"

"Ya sudah. Papa akan balik ke kantor ya. Flo, titip Devan ya" pesan Adam

"Tenang aja om" balas Flo tersenyum mengangguk

"Om pergi dulu. Devan, nanti malam papa kesini lagi"

"Iya pa" jawab Devan yang duduk di kursi roda

Flo dan Devan melihat Adam berjalan menjauh dari mereka berdua. Flo mulai mendorong kursi roda Devan

"Mau jalan jalan?"

"Yap"

Mereka berdua sampai di taman rumah sakit yang indah dan asri. Mereka berdua memilih ke kursi taman. Flo duduk di kursi taman dan Devan yang disampingnya duduk di samping Flo

"Kamu mau makan? Aku beliin bubur ya depan sini. Kamu pasti lapar habis kemoterapi tadi"

"Iya. Beliin" minta Devan dengan manja. Flo terkekeh lalu mencubit pipi Devan

Flo berjalan menuju tempat jualan bubur yang ada di depan rumah sakit. Flo menyebrang dan membeli bubur untuk Devan.

Tak lama, Flo balik dan berjalan menuju dan dia melihat Devan bersama seorang cowok tengah berbicara. Flo berlari kecil menuju Devan. Flo sekarang bisa melihat bahwa cowok itu Rio, musuh Devan

"Lo kenapa kesini? Mau buat masalah lagi?" Tanya Flo sinis

"Hai Flo" sapa Rio riang

"Lo kenapa kesini? Lo nggak liat Devan sakit?" Tanya Flo mulai kesal dengan sosok disampingnya

"Gue cuma kebetulan ketemu dia disini. Gue cuma mau minta maaf"

Flo dan Devan terdiam. Masih tidak percaya dengan perkataan Rio

"Oke. Gue tahu kalian tak mungkin percaya sama perkataan gue. Tapi gue beneran minta maaf sama kalian berdua"

"Kenapa lo bisa mau minta maaf tiba tiba?" Tanya Flo

"Gue berpikir gue sudah celakain kalian padahal kesalahan Devan perbuat ke gue nggak separah gue lakuin ke kalian. Gue baru kemarin lusa keluar penjara dan gue mau minta maaf sama kalian"

"Gue maafin lo" sahut Devan tiba tiba

"Gue juga maafin lo. Lo cuma kebawa emosi dan lo melakukan berbagai cara agar Devan menderita. Gue tahu gimana perasaan lo" balas Flo tersenyum

"Makasih banget. Kalian udah mau maafin gue yang udah jahat ke kalian. Gue doakan kalian tetap bersama seterusnya"

"Makasih doanya" ucap Flo dan Devan mengangguk tersenyum

"Kalo lo mau jenguk Devan, lo bisa datang ke sini lagi" lanjut Flo

"Gue bakal kesini lagi. Gue pergi dulu sekarang. Bye"

"Bye" Flo dan Devan melambaikan tangan mereka ke arah Rio yang berjalan menjauh

Flo duduk di kursi lalu membuka sterofoam bubur yang ia beli buat Devan

"Nih" Flo menyodorkan bubur itu kepada Devan

"Suapin"

Flo mengangguk dan dia mengambil sesendok bubur lalu meniup kecil agar buburnya hangat

Flo menyodorkan sendok berisi bubur. Devan membuka mulutnya dan memakan bubur itu dengan lahap.

SEE YOU NEXT CHAPTER

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1K 155 37
Redgenters theseries - Ada hal yang tak perlu diucapkan tapi bisa dibuktikan. - kuy merapat:):)
12.7K 831 47
(FINISHED, PART LENGKAP!) "Plak!" Tamparan dari sang bunda kembali mendarat di pipinya yang masih terasa kebas. Bagaimana tidak? tamparan kemarin sa...
ARETA Od Nipon

Teenfikce

75.9K 4.3K 42
Areta Zevania Putri. Tak ada yang lebih membuatnya hancur selain harus berpisah dengan satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini. Perpisahan yan...
1.4K 106 25
Zevanya Anindya Ahmad, seorang siswi SMA sekaligus penulis muda yang terpaksa harus merelakan mimpi dan kariernya demi permintaan terakhir dari ayaha...