Cinta dan Rahasia (Complete)

By amelianrfdl

37.7K 5.3K 636

(Akan segera di private) Bagaimana rasanya menjadi pengganti? Bagaimana rasanya berperan menjadi orang lain? ... More

Bagian - 2
Bagian - 3
Bagian - 4
Bagian - 5
Bagian - 6
Bagian - 7
Bagian - 8
Bagian - 9
Bagian - 10 [END]
After Story
INFO!

Bagian - 1

4.8K 486 31
By amelianrfdl



Jika ada yang bertanya, siapa yang paling bodoh dalam kisah ini. Tentu saja jawabannya adalah..

Aku

Aku bodoh, kenapa bisa? Kalian pasti bertanya begitu bukan?

Well, Aku akan menceritakan sebuah kisah, dimana aku 'si wanita bodoh' menikah dengan seorang pria yang sangat amat mencintai mantan kekasihnya, yang tak lain adalah sahabatku.

Kisah bodohku ini memang sedikit pasaran, tapi tentu kalian mau mengetahuinya bukan?

Jadi, jangan terlalu bosan membacanya ya, karna aku akan mulai menceritakannya pada kalian.

*

Semua kejadian ini berawal sejak hari itu. Hari yang seharusnya menjadi hari pernikahan terindah bagi sahabatku, berubah menjadi petaka.

Kwon Yuri, sahabatku sekaligus mempelai wanita tidak datang di hari pentingnya.

Wanita itu menghilang entah kemana, tidak ada kabar dan jejaknya. Seolah bumi telah menelannya hingga ke inti.

Tapi, semuanya tidak ada yang tahu. Tidak, hanya aku dan si mempelai pria yang mengetahui soal ini. Dan ide gila tercetus dari otak cemerlangnya.

Dia memintaku menjadi pengantin pengganti untuk pernikahannya. Menggantikan sahabatku, kekasihnya tercinta.

Aku ingat hal yang dia katakan ketika ide gila ini tercetus.

"Kau harus menikah denganku. Tidak akan ada yang tahu bukan? Mereka tidak mengenal Yuri dan wajahnya seperti apa. Maka itu, kau harus menggantikkannya" katanya.

Dan karna ucapannya itu, aku tidak bisa membantahnya. Pernikahannya tetap berlangsung. Pernikahan antara si mempelai pria dan Aku yang menggunakan nama Kwon Yuri.

*

Semenjak hari itu, aku diharuskan tinggal di rumahnya. Dia mengatakan bahwa suatu saat orang tuanya akan menjenguknya dan tentu saja akan menanyakan aku yang telah menjadi istrinya. Tidak mungkin kan suami istri tidak tinggal serumah.

Iya juga sih.

Oleh sebab itu aku mengiyakan permintaannya. Toh, dalam pemikiranku, aku hanya berperan sebagai Yuri hingga wanita itu di temukan keberadaannya.

Ya, sampai saat itu tiba, maka aku tidak akan dibutuhkan lagi. Peranku sudah selesai.

*

Kembali ke masa sekarang, dimana waktu pernikahan sudah terhitung waktu tiga bulan. Dan belum ada tanda - tanda mengenai keberadaan Yuri hingga saat ini.

Seperti biasa rutinitasku di pagi hari sebelum berangkat ke kantorku, aku membuatkan sarapan dan secangkir kopi untuknya.

Aku tidak tahu apa makanan kesukaannya dan takaran kopi yang sesuai dengan seleranya. Tapi yang kutahu dia tidak pernah protes apapun padaku. Itu artinya dia menyukai buatanku bukan?

"Bisakah kali ini aku minta nasi goreng saja? kurasa aku bosan setiap sarapan, kau membuat salad dan telur untukku."

Gerakanku yang sedang mencampur berbagai sayuran terhenti. Aku mendongak mendapati dia berdiri di hadapanku, dengan kaus berwarna putih dan celana pendek.

Sialan, dia begitu tampan.

"Kau tidak mau membuatnya? baiklah kurasa salad saja cukup untukku." ucapnya lagi.

Aku meringis malu, ini reaksiku yang berlebihan. Tentu saja, aku terkejut, selama tiga bulan ini dia tidak akan bangun sebelum jam sembilan pagi. Itu yang bisa aku pantau dari cctv dirumahnya.

"Ba-baiklah, apa kau suka yang pedas? Atau.. "

"Aku suka pedas. Sementara kau membuatkan sarapan untukku, izinkan aku untuk mandi. Setelah itu kita akan sarapan dan berangkat bersama."ucapnya lalu pergi meninggalkanku yang masih mematung.

Tunggu, apakah dia baru saja mengatakan sarapan dan berangkat bersama?

*

Benar saja, dia kembali setelah setengah jam bersiap - siap. Kini tampilannya sudah kembali seperti biasa, layaknya seorang CEO. Karna dia memang seorang CEO.

Aku tersenyum tipis sambil menyajikan sepiring nasi goreng dan jus jeruk di meja makan. Ini rutinitas bersama kami untuk yang pertama kalinya. Dia duduk di kursi tepat di sebrangku. Wajahnya datar seperti biasa, namun hari ini terlihat menghangat.

Apakah dia salah minum obat? Atau dia mengidap penyakit sesuatu yang membuatnya bersikap hangat padaku?

Ya Tuhan, jangan sampai.

"Sehun?" Aku memanggil namanya untuk yang pertama kalinya. Dia mendongak menatapku, kedua alisnya bertautan.

"A-apa kau sedang sakit? Ma-maksudku, tidak biasanya kau.."

"Aku mengerti, Yoona." potongnya. Tersenyum tipis sambil menatapku. Coba kalian bayangkan, dia tersenyum, meski tipis tetap saja dikatakan tersenyum bukan? "Aku hanya ingin kita menjadi teman, selama ini aku terlalu fokus pada Yuri hingga melupakan keberadaanmu yang telah membantuku. Jadi sebagai permintaan maafku, mulai sekarang kita harus menjadikan ini sebagai rutinitas, bersama."

Entahlah, aku harus bahagia atau sedih mendengar ucapannya. Aku melihat dia menunggu reaksiku. Jadi aku hanya tersenyum tipis seperti dirinya.

*

Pagi ini berbeda sekali, sungguh berbeda. Setelah terjebak bersamanya di ruang makan, kini aku terpaksa harus berada di dalam mobil bersamanya.

"Apa kau takut?"

Aku menoleh kearahnya terkejut dengan pertanyaannya. "Padamu? Tidak, sungguh. Aku tidak takut."

Dia terdiam, membuatku kembali menolehkan wajah kearah jendela. Ini situasi yang begitu canggung.

"Malam ini kau ada acara?"

Aku hanya menggeleng.

"Malam ini aku mendapat undangan gala dinner dari salah satu klien perusahaanku. Mau menemaniku?"

Sekali lagi aku menoleh kearahnya. Apa dia baru saja mengajakku ke acara kantornya?

Ya tuhan, ya tuhan ini bukan mimpikan?

"Yoona?"

"Ya aku mau." Jawabku.

Lagipula aku penasaran, sebagai siapa dia akan memperkenalkanku.

*

"Aku akan menjemputmu di rumah pukul 7. Semoga harimu menyenangkan."

Lamunanku buyar ketika mendengar dentingan lift. Perkataannya tadi setelah dia menurunkanku di depan gedung membuat otakku memanas.

Kenapa dia jadi berbeda sekali?

Tubuhku terhuyung ketika baru saja keluat lift dan menubruk tubuh seseorang. Aku segera mendongak dan mendapati dia berdiri di depanku. Bukan, Oh Sehun. Melainkan pria yang paling aku hindari.

"Kau baik - baik saja?"

Aku mengerjapkan mataku dan mendorong tubuhnya agar menjauhiku.

"Aku baik - baik saja. Maaf aku harus pergi." Ucapku lalu melangkah meninggalkannya.

Aku tahu dia masih melihatku, tapi aku tidak peduli.

Kepalaku sedikit berdenyut, kenapa pria itu bisa ada disini?

Kenapa Lee Dong Hae bisa ada disini?

*

"Yoona, setelah ini kita akan adakan penyambutan untuk atasan kita yang baru. Tuan Lee, sudah menyerahkan jabatannya untuk putra satu - satunya. Jadi Tuan Park meminta staf direksi mu ikut penyambutan ini." Ucap Tae Yeon salah seorang rekan kerjaku.

Aku mengangguk kaku, sebenarnya aku tidak terlalu peduli soal itu.

Benar saja, tidak berapa lama bukan hanya staf direksiku, melainkan semua karyawan kantor ikut merayakan penyambutan atasan kami.

Aku memilih berdiri di pojok ruangan, menyaksikan semuanya dari sini. Memang, aku tidak menyukai keramaian.

Aku menoleh ketika merasakan seseorang menepuk bahuku. Langsung aku berbalik dan mendapati Tae Yeon tersenyum masam di belakangku.

"Kenapa ada disini, Yoona? Sejak tadi mereka mencarimu. Atasan kita ingin berkenalan dengan manager keuangan perusahaannya."

Aku terkekeh pelan, segera aku mengapit lengannya. Mengikuti langkahnya menuju perkumpulan itu.

"Nah, ini dia manager keuangan kami. Tuan Lee junior, perkenalkan ini Im Yoona."

Aku tersenyum mengikuti arah mata Tae Yeon. Tapi senyumku langsung memudar ketika melihat pria yang ku temui tadi ada dihadapanku.

"Yoona, ini Lee Dong Hae, putra tunggal dari Tuan Lee Dong Hwa."

Aku tersenyum kaku lalu mengulurkan tangan kearahnya. Dia menjabat tanganku seraya tersenyum. Aku mengenali dengan baik senyumannya. Senyuman ketika dia akan melakukan sesuatu yang dianggapnya benar.

Tidak. Jangan lakukan itu. Batinku.

"Aku sudah mengenalnya, Tae Yeon-ssi. Kami pernah berada di sekolah yang sama. Bukan begitu Yoong?" Ucapnya. Yang membuatku sadar bahwa harapanku tidak akan terkabul.

Lagi. Aku hanya tersenyum kikuk kearah yang lain.

"Wah, benarkah? Kau sungguh beruntung, Yoona. Tuan Lee sangat tampan." Bisik Tae Yeon padaku.

*

Aku menghentikkan langkahku ketika melihat Dong Hae berdiri di depan lift. Dahiku mengerut, apa yang dia lakukan disini?

Sambil menghela nafas berat aku memilih mengabaikannya dan terus melanjutkan langkahku menuju lift yang lain. Dengan cepat aku menekan tombol lift, namun lampu indikator tombolnya tidak menyala.

Lali aku beralih pada lift lainnya, namun hasilnya tetap sama.

Aih, ada apa dengan lift disini sih?

"Liftnya mati." Ucapnya.

Aku menggerutu sambil menjawabnya. "Aku tahu."

Tanpa ku duga dia memegang pergelangan tanganku dan menarikku ke dalam lift yang kebetulan pintunya telah terbuka.

"Lepaskan aku!"

"Jangan melakukan hal gila, Yoong. Ini kantor." Desisnya.

Aku menatapnya tajam. "Kau yang gila. Siapa dirimu hingga bebas memegangku seenaknya?"

Aku menghempaskan genggamannya ketika lift benar benar berhenti di lobby. Dengan langkah cepat aku menjauhinya. Aku.harus.menjauhi.nya.

"Im Yoona!"

Aku menulikan telingaku seketika.

"Aku mencintaimu, Im Yoona. Kembalilah padaku."

Kiamat, ini kiamat

Dan aku menyadari bawa kisahku dengan dia juga belum selesai.

*

Setelah memastikan tampilanku rapih aku segera berjalan keluar rumah, dimana Sehun menungguku disana.

Pria itu terlihat seperti biasa, aku tidak bisa mendefinisikan kata sempurna karena semua orang tahu, tidak ada makhluk Tuhan yang sempurna.

Tapi, Sehun adalah salah satu karya Tuhan yang sangat mendekati kata itu.

"Mau sampai kapan berdiri di sana? Kita sudah telat lima belas menit Yoona."

Aku mengangguk pelan lalu berjalan menuju pintu belakang. Aku mendengar geraman yang membuatku sontak mendongak dan melihat dari kaca spion itu bahwa dia tengah menatapku tajam.

"Apa?"

"Aku bukan sopir pribadimu, Yoona. Cepat pindah ke sisiku"

Aku mengangguk lalu berpindah di sebelahnya. Perjalanan kami berlangsung sunyi. Kulirik kearahnya dan sedikit terkejut melihatnya seolah sedang menahan amarah.

"Kau baik - baik saja?" Tanyaku pelan.

Dia berdehem lalu mengangguk. "Aku baik - baik saja." Ucapnya.

Setelah itu dia menghentikkan mobilnya membuatku menyadari bahwa kami sudah sampai di tempat acara.

Sehun memberikan kuncinya pada pegawai valet. Lalu membuka pintu untukku. Aku menundukkan kepalaku ketika menyadari sorot lampu dan flash kearahku.

Aku sama sekali tidak siap untuk hal ini. Sehun menarik tubuhku agar lebih dekat dengannya, mengabaikan himpitan diantara kami. Dia membawaku ke dalam pelukannya. Membuat jantungku memompa lebih cepat.

*

Kami berhasil melewati kumpulan wartawan itu beberapa menit kemudian. Dibantu oleh beberapa staf hotel.

"Minumlah, wajahmu pucat sekali."

Aku meringis seraya mengambil gelas di tangannya.

"Aku ke sana sebentar. Aku akan kembali."

Aku hanya mengangguk pasrah.

*

Sehun membawaku ke beberapa koleganya. Aku tersenyum tipis menanggapi beberapa pria dewasa tersenyum manis padaku.

"Wah, Ny. Oh cantik sekali."

Sehun menaruh sebelah tangannya memeluk posesif pinggangku.

"Tentu saja, dan aku beruntung bisa menikahinya."

Deg, deg, deg. Hentikan, ku mohon

Percakapan itu berlanjut tentang dia yang memujiku. Aku tahu aku tidak seharusnya ada di sini.

"Siapa namamu?" tanya seorang pria paruh baya padaku.

Aku melirik kearah Sehun, pria itu memejamkan matanya. Jantungku semakin berdebar. Sebagai siapa dia akan memperkenalkan sebagai siapa aku.

"Dia Kwon Yuri."

Seketika aku mendengar suara krak dari dalam diriku. Harusnya aku sadar, kalau Yuri selalu ada disini.

Aku si wanita bodoh. Pernikahan ini hanya antara ada Kwon Yuri dan Sehun.

Mereka adalah pemeran utamanya. Sedangkan aku hanyalah pembantu cerita.

Cut!


Continue Reading

You'll Also Like

STRANGER By yanjah

General Fiction

291K 33.2K 37
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
929K 18.4K 42
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
470K 39.8K 60
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
107K 6.6K 35
A warm man covered in cold nature, Oh Sehun. ©2019, klabtt