Immortality Series #1 : Secre...

Von Liliannlily

857K 12.5K 163

CERITA INI DALAM TAHAP REVISI AKAN ADA BANYAK PERUBAHAN JIKA KAMU TIDAK MENDAPAT NOTIFIKASI UPDET SILAHKAN HA... Mehr

INFO
PROLOG
BAB 1 : Pertemuan Pertama
BAB 2 : Pertemuan Kedua
BAB 3 : Gadis Rembulan (Part 1)
BAB 3 : Gadis Rembulan (Part 2)
BAB 4 : Jati Diri Alex (Part 1)
BAB 4 : Jati Diri Alex (Part 2)
OPEN PO
BAB 5 : Hujan Badai
BAB 6 : Rahasia Masing-masing
SOFTCOPY
BAB 7 : Pertemuan Tak Terduga (part 1)
BAB 7 : Pertemuan Tak Terduga (part 2)
BAB 8 : Pesta dan Rasa Cemburu (Part 1)
BAB 9 : Mimpi Emma (Part 1)
BAB 9 : Mimpi Emma (Part 2)
BAB 10 : Rahasia Emma (Part 1)

BAB 8 : Pesta dan Rasa Cemburu (Part 2)

24.1K 601 3
Von Liliannlily

Tanpa sepengetahuan Alex sedari tadi ada yang memperhatikannya.

Emma melihat mereka di bawah pohon dengan gadis itu, karena penasaran Emma mengikuti mereka.

Apa sih yang sedang mereka lakukan? Emma tidak dapat melihat mereka dengan jelas karena di luar gelap dan minim penerangan, dan juga tubuh gadis itu tertutupi oleh tubuh Alex yang tinggi.

"Ems sayang, apa yang sedang kau lihat?" tanya Patrick juga ikut melihat ke arah pandang Emma , dengan segera Emma memalingkan walah Patrick agar menatapnya

"Bukan apa-apa, ayo kita kembali ke dalam dan menikmati pestanya" ucap Emma ceria.

Apa sih yang sedari menarik perhatian Emma pikir Patrick sambil meliat kembali ke arah taman, tapi di sana tidak ada apa-apa hanya sebatang pohon yang batangnya retak.

Sudah sekitar 2 jam Emma dan Patrick berada di rumah Alex, dan kini Patrick mulai bosan sehingga dia pamit untuk pulang.

"Baiklah, kurasa acara makan malam ini sudah cukup" kata Patrick pada Alex.

"Kau yakin tidak ingin tinggal lebih lama? Mungkin kita bisa mengenal satu sama lain dengan lebih baik" tantang Alex dengan suara mengejek.

"Kurasa tidak malam ini aku yakin Emmaku sudah lelah, benar kan?" Patrick menatap Emma memberi kode dan Alex ikut melihat arah pandang Patrick.

Emma yang di tatap oleh kedua pria itu merasa gugup "Ya kurasa begitu"jawab Emma pada akhirnya.

"Nah, kau sudah dengar dari dia sendiri kan? Aku yakin kau juga ingin menikmati malam ini berdua saja dengan kekasihmu itu" Patrick menunjuk dengan dagunya ke arah gadis yang bergelayut manja di lengan Alex.

Mereka berdua bertatap-tatapan cukup lama dan membuat suasana menjadi aneh. namun tiba-tiba saja seorang pria datang menghampiri mereka. "Alex aku mencarimu dari tadi ternyata kau bersembunyi di sini" kata pria itu.

Siapa lagi dia? pikir Emma.

"Hai Patrick. lama tidak berjumpa" kata pria itu sambil menjabat tangan Patrick dan Patrick menjawabnya dengan senyuman. Emma menatap Patrick dengan tatapan penuh keingintahuan.

"Kau kenal dengan dia? siapa dia?" tanya Emma sambil berbisik, belum sempat Patrick menjawab pria itu mengajak Emma berbicara.

"Hai, perkenalkan namaku Jacob Wesley, kau bisa memanggilku Jake" kata pria itu menggulurkan tangan.

"Hai, aku Emma" kata Emma sambil menjabat tangan pria itu, dan tanpa di duga-duga Jake menggecup punggung tangan Emma.

"Jadi wanita cantik, bolehkah saya mengajak anda berdansa?" tanya Jake dengan sopan sambil membungkukkan badan.

Patrick dan Alex memandang Jake dengan pandangan tidak percaya.

Dasar Jake! pikir Alex kesal.

Mau apa dia mengajak Emma berdansa? pikir Patrick yang juga sama kesalnya dengan Alex.

Emma berpikir sejenak daripada dirinya berdiri di sini terus dengan suasana yang canggung lebih baik menerima ajakan Jake.

"Baiklah" ucap Emma menyetujui ajakan Jake dan mereka berdua pergi menuju lantai dansa meninggalkan kedua pria yang menatap kepergian mereka berdua dengan kesal.

"Jadi kalau kau akan pulang sekarang silahkan" kata Alex sambil lalu yang di ikuti dengan gadis tadi.

"Aku tidak akan pulang sendirian dan meninggalkan Emma dengan dia, jangan berharap"

Mana mungkin dirinya meninggalkan Emma ditengah-tengah para vampire.

Selama pesta berlangsung Patrick hanya duduk diam saja di sudut ruangan memperhatikan Emma tanpa melepaskan pandangannya sedetikpun.

Patrick menatap Emma yang sedang bercanda dengan pria itu siapa namanya tadi? Jack? Joke? entahlah yang jelas mereka semua menyebalkan dan aku benci dengan mereka semua.

Dirinya juga harus waspada pada pria itu karena ia merasa ada hubungan dengan Alex, terkahir mereka bertemu dirumah sakit dimana pria itu mengalami sedikit kecelakaan dan mereka berbincang-bincang, pasti ada informasi yang dimau darinya.

****

Setelah Alex meninggalkan Patrick, Alex hanya duduk di sofa ruangan perpustakaan miliknya, tempat pribadinya yang biasa dia gunakan untuk menyendiri. Sambil meminum segelas alkohol yang berada di tangannya Alex membayangkan Emma dengan balutan gaun yang tadi siang mereka beli besama.

Begitu cantik dan mempesona, mendengar seseorang membuka pintu ruang perpustakaannya dan tanpa perlu menoleh siapa orangnya hanya mencium dari aromanya dia sudah tau siapa lagi kalau bukan gadis manja itu dan benar saja gadis itu mendekati Alex dan menyentuh lengan Alex.

"Sayang, kenapa kau hanya diam saja?" bisik gadis itu di telinga Alex dengan suara yang menggoda.

Alex hanya bergeming, hanya diam bagaikan patung, tapi gadis itu belum menyerah dan masih berusaha mencoba menarik pehatian Alex dengan menggodanya lagi.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" gadis itu mulai menciumi Alex, dari telinga, turun ke dagunya dan sampai di leher Alex.

Gadis itu memberikan ciuman-ciuman agar Alex tergoda dan memperhatikannya, Alex mulai mencium gadis itu dengan nafsu, secepat dimulainya secepat pula berakhir, Alex segera melepaskan ciumanya dengan gadis itu.

"Marie kurasa sebaiknya kau pulang sekarang juga. Kau kan anak gadis tidak baik pulang terlalu malam, oke? supirku akan mengantarmu pulang" Alex berdiri hendak meninggalkan ruang perpustakaannya kemudian langkahnya terhenti karena gadis itu mengenggam lengan Alex.

"Kenapa dari tadi kau mengacuhkanku? Apa yang sebenarnya yang ada di dalam pikiranmu? Tidakkah kau tergoda denganku?" tanya gadis itu dengan sedikit kesal dan bingung.

Alex menatap gadis itu meneliti dari atas kepala hingga ujung kaki.

Memang gadis itu menggenakan pakaian yang cukup berani untuk gadis seusianya yang baru berumur 16 tahun, tapi Alex sama sekali tidak tertarik dengannya kalau saja tadi bayangan Emma tidak meilntas di benaknya mungkin saat ini dia sudah tergoda untuk bersenang-senang dengan gadis ini.

Hanya saja entah mengapa sedari tadi Alex hanya memikirkan Emma. Alex masih terus memikirkan wajah Emma dan membandingkannya dengan wajah kekasihnya dulu yang samar-samar diingatnya, dirinya selalu berpikir kenapa tidak dapat dengan jelas wajah Ashyln? sekarang Alex tidak memiliki lagi niat untuk bermain-main dengan para gadis-gadis cantik. Ini waktunya untuk serius.

Tapi sepertinya gadis itu sepertinya tidak mau diajak berkompromi dan masih saja berusaha untuk menggoda Alex, gadis ini Alex akui sangat cantik, tapi tetap saja baginya gadis itu hanya mainan untuk memuaskan nafsu dan hausnya akan darah.

Gadis ini sudah berminggu-minggu mengejarnya dan sekarang entah dari mana dia bisa tau kalau Alex mengadakan pesta padahal Alex sama sekali tidak menggundangnya. Kalau ayahnya bukan rekan bisnisnya maka ia tidak akan sungkan menendang bokong gadis itu.

"Ayolah kita bermain sebentar, aku yakin para tamumu tidak akan menyadari kalau kau menghilang sebentar" kata gadis itu dengan suara menggoda.

Alex memijat pelipisnya. Berusaha menahan Amarahnya. "Marie, keluar" perintahnya sehalus mungkin.

"Aku tidak mau" kata gadis itu lagi masih bersikeras dengan pendiriannya.

"Kukatakan sekali lagi, keluar!" Alex memberikan penekanan pada kata terakhirnya dan menatap gadis itu dengan tatapan tajam.

Akhirnya gadis itu menurutinya dan pergi. "Kalau kau butuh aku, kau tau kan telponku dan aku akan langsung menemuimu" kata gadis itu sebelum pergi meniggalkan ruangan itu.

Tidak akan aku menelponmu. gadis menyebalkan. pikir Alex dengan sebal. Dirinya sudah terlalu lama meninggalkan tamunya dan dia juga harus segera kebawah dan melihat keadaan Emma, berharap gadis itu masih berada dirumahnya.

****

"Kenapa kau sepertinya tampak kesal Ems?" kata Patrick sambil melangkah masuk ke dalam rumah mereka.

"Apa? Tidak" Emma segera membantah.

"Jangan berbohong" kata patrick sambil bersedekap.

"Ehm ,Rick kenapa kau tadi tidak sopan dan adu mulut dengannya?" tanya Emma sekenanya. Sejujurnya dia tidak memikirkan hal itu.

"Maksudmu? Emma, dengar aku datang ke pesta itu untuk menemanimu bukan untuk menikmati pesta dan beramah tamah dengan tuan rumahnya" kata Patrick sedikit kesal.

"Jadi bisakah kau tidak mengalihkan pembicaraan dan katakan padaku apa yang membuatmu kesal? Apakah karena sikapku selama di pesta?"tanya Patrick lagi, masih belum menyerah.

Sebenarnya bukan hal itu yang membuatnya kesal.dirinya kesal karena alasan lain, siapa lagi kalau bukan Alex melihat Alex dengan gadis cantik tadi entah kenapa membuatnya merasa sangat sebal.

Emma hanya diam saja tidak berani menatap Patrick. Semenjak ada Alex, Patrick suka sekali marah-marah.

"Ems sayang, tatap aku" perintah Patrick sambil menyentuh dagu Emma untuk menatapnya. "Hari ini aku mengijinkanmu untuk menemuinya bahkan meskipun aku bersikeras melarangmu tapi aku tetap mengizinkanmu bukan? dan itu artinya aku sudah cukup bermurah hati"

"Oke sori, tapi kenapa? Apa yang dia incar dariku? aku masih tidak mengerti kau, ayah dan kakek hanya berbicara ada seseorang yang mengincarku. Tapi kalian tidak memberitahuku apa yang orang itu incar, kalian membuatku semakin penasaran dan tentunya membuatku pusing untuk menerka-nerka apa yang dia incar dariku" ucap Emma dengan frustasi.

"Emma sayang, kami tidak memberitahu alsannya karena kami tidak ingin membuatmu takut dan membuatmu khawatir, kau mengertikan maksudku? kami hanya berusaha untuk melindungi mu ini semua juga demi kebaikanmu, karena terkadang ada beberapa hal yang lebih baik tidak perlu kau ketahui" ucap Patrick sambil mengelus pipi Emma dengan sayang. "Berhentilah memikirkannya terus menerus"

Emma hanya mengangguk. Meskipun aku sangat penasaran tapi kurasa apa yang dikatakan oleh Patrick ada benarnya juga, mungkin mereka tidak memberitahuku karena ingin melindungiku. pikir Emma positif tapi tetap saja masih terselip rasa penasarannya.

****

Patrick sekarang sedang berada dikamarnya namun dia tidak melakukan apa-apa dan hanya melamun menatap sebuah foto.

"Sekarang sepertinya kau sudah tidak memerlukan kacamatamu itu lagi, aku yakin sebentar lagi dia sudah akan tahu" Patrick masih menatap foto tersebut.

"Asal kau tau, kalau saja kau sampai tau siapa Alex sebenarnya aku tidak akan bisa menjaga dan melindungimu lagi dan kau akan pergi dariku, aku tidak mau dan tidak bisa melepaskanmu" Patrick memandang foto itu dengan tatapan sedih.

"Aku egois tapi aku tidak bisa menahan perasaanku lagi" dipeluknya foto itu dan didekapnya dengan erat.

****

Semalam suntuk Alex mengunci dirinya di dalam perpustakaan untuk merenung, saat ini banyak sekali pikiran yang berkecamuk dalam benaknya.

Banyak pertanyaan dan ia butuh jawaban tapi siapa yang bisa membantunya? Dan Alex semakin kesal begitu tadi dia turun ke bawah dan mengetahui bahwa ternyata Emma sudah pulang, tanpa pamit padanya.

"Kenapa dengan mukamu masam begitu?" goda Jake.

"Pergilah Jake, aku sedang tidak ingin di ganggu" Alex memijat pelan pelipisnya "Dan jangan lupa bawa dia pergi" jari teluntunjuknya mengarah ke wanita yang sedang mengerayanggi Jake.

"Kau mau bergabung denganku?" ajak Jake, tapi Alex saat ini sedang tidak ingin bercanda "Ngomong-ngomong di mana gadis yang tadi bersamamu selama pesta?"

"Aku mengusirnya" jawabnya singkat.

"Dasar kau ini. Mereka itu kan sumber kekuatan kita,mekipun kau tidak mau kau harus melakukannya, kecuali kau sudah berpasangan. ouch! sayang sabar" Jake berusaha melepaskan tangan nakal wanita itu dari selangkangannya.

"Hm, kurasa selamanya aku tidak akan berpasangan" ujar Alex masam.

"Kenapa? kau hanya mencintai Ashlyn? begitu? ck! seorang vampire terkuat jatuh cinta pada satu wanita saja?" ejek Jake.

"Kau tidak tau dan lihat saja nanti kalau sampai kau menemukan seorang wanita dan merasakan kalau kau tidak akan bisa hidup tanpanya, merasakan kalau dia adalah belahan jiwamu" Alex melirik kearah Jake dan wanita itu.

"Pada saat itu aku akan menertawaimu karena menjilat ludahmu sendiri, kau itu masih muda Jake" sindir Alex.

"Kau juga tahu kan bahwa seorang Vampire hanya bisa memiliki satu pasangan dan itu untuk seumur hidup, sedari dulu aku sudah menjatuhkan pilihanku pada Ashlyn, aku sudah menyerahkan hatiku padanya dan ketika dia pergi begitu pula de..."

"Wups, okay, okay. kenapa kau jadi sensitif seperti ini?" Jake mengusap-usap lengannya yang seketika merinding mendengarkan penjelasan Alex.

"Meskipun aku lebih muda darimu, tapi setidaknya aku bersikap lebih dewasa sedikit, da- ashh...." ucapan Jake terhenti karena wanita itu mulai menggoda jake tangan wanita itu kembali ke selangkangan Jake dan mulai memijat-mijat kejantanannya yang berada di balik celana jeans nya.

Alex memutar bola matanya dengan sebal "Kurasa sebaiknya kau kembali ke kamarmu sepertinya dia sudah tidak tahan" Alex menunjuk wanita itu dengan dagunya.

"Baiklah" Jake segera berdiri dan hendak meninggalkan ruangan itu namun tiba-tiba dia berhenti dan membalikan badan menatap Alex "Aku lupa memberitahumu kalau dia akan datang"

Alex tau siapa yang di maksud dia "Ya, si pembuat masalah" ucap Alex datar.

"Kau tau kan, aku selalu ada di sampingmu untuk membantumu. ingat? i'm your knight my lord" Jake membungkukan badan kemudian pergi bersama wanita itu.

Satu masalah belum selesai datang masalah baru lagi,mungkin hanya dia yang bisa menjawab pertanyaan yang saat ini berkecamuk dalam pikirannya.

                                                             *****

republished : 26052018

Copyright© Liliann Lily

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

147K 16K 23
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
266K 22.6K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
140K 13.2K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
680K 43K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...