Immortality Series #1 : Secre...

By Liliannlily

857K 12.5K 163

CERITA INI DALAM TAHAP REVISI AKAN ADA BANYAK PERUBAHAN JIKA KAMU TIDAK MENDAPAT NOTIFIKASI UPDET SILAHKAN HA... More

INFO
PROLOG
BAB 1 : Pertemuan Pertama
BAB 2 : Pertemuan Kedua
BAB 3 : Gadis Rembulan (Part 1)
BAB 3 : Gadis Rembulan (Part 2)
BAB 4 : Jati Diri Alex (Part 1)
BAB 4 : Jati Diri Alex (Part 2)
OPEN PO
BAB 5 : Hujan Badai
BAB 6 : Rahasia Masing-masing
SOFTCOPY
BAB 7 : Pertemuan Tak Terduga (part 1)
BAB 8 : Pesta dan Rasa Cemburu (Part 1)
BAB 8 : Pesta dan Rasa Cemburu (Part 2)
BAB 9 : Mimpi Emma (Part 1)
BAB 9 : Mimpi Emma (Part 2)
BAB 10 : Rahasia Emma (Part 1)

BAB 7 : Pertemuan Tak Terduga (part 2)

25.9K 612 6
By Liliannlily

Emma memasukan kunci dan membuka pintu.

"Patrick, aku pulang!"

"Oh, kau sudah pulang ya, malam sekali"

Patrick sedari tadi duduk di sofa sambil menonton tv dan terus menunggu Emma.

"Maaf, aku lembur dan karyawan yang shift malam tidak datang"

"Oh begitu" hening sejenak. Patrick menatap Emma dalam-dalam "Emma, maukah kau berjanji padaku satu hal?"

"Janji? janji apa?"tanya Emma bingung

"Janji bahwa kau tidak akan lagi mendekati si Alexander" ucap Patrick menatap Emma tanpa berkedip, menatapnya dengan penuh harap. Berharap Emma mau menuruti permintaannya

"Ta..tapi"

"Emma, kumohon" Patrick meraih kedua tangan Emma dan mengenggamnya dengan lembut dan mengecupnya.

Emma menatap Patrick dengan bingung, namun akhirnya ia menyanggupinya "hmm.. baiklah. Akan ku coba. Tapi aku belum bisa janji ya"ucap Emma.

"Kalau masalah uang kau tidak perlu khawatir Ems, aku sudah membayarnya pada Alex tanpa kurang sepersenpun, kau tidak perlu lagi menemuinya"

Bagaimana Patrick bisa tahu?

"Kau tidak perlu tahu aku mendapat informasi itu dari mana tapi yang jelas kau sudah terbebas dari Alex, hutangmu padanya sudah lunas" kemudian Patrick melepaskan gengamannya.

Kenapa dirinya tidak lega mendengar itu? bukankah seharusnya dia merasa senang karena hutangnya pada Alex telah lunas jadi dia tidak perlu bertemu lagi dengan pria arogan itu?

"Sana bersihkan dirimu dan siapkan makan malamnya, hukuman karena kau terlambat" Patrick membuyarkan lamunan Emma, pria itu kembali memfokuskan padangannya ke layar TV.

****

Alex sedang merenung di ruang kerjanya, kemudian ada yang menegtuk pelan pintu ruang kerjanya "Masuk" perintahnya

"Ini saya My Lord, makan malam anda sudah siap tuan" kata pelayan itu dengan sangat sopan.

"Ya, suruh dia tunggu di kamar tamu"perintah Alex pada pelayan itu.

"Baik, My Lord" pelayan itu segera menjalankan perintah majikannya.

Tak mau menunggu lama Alex segera masuk ke dalam kamar tamu itu dan mengkunci pintu kamarnya.

Didalam sana sudah ada seorang wanita yang sangat cantik, Amanda, hanya wanita itu satu-satunya yang tahu mengenai rahasianya dan gadis itu sudah bersumpah darah tidak akan membocorkan rahasianya, wanita itu memberikan darahnya pada Alex dan pada pengikutnya dengan sukarela.

Mereka akan bersenang-senang malam ini, dan memuaskan rasa hausnya, tapi tenang saja setelah malam ini tuntas Alex akan menghapus ingatan wanita itu seperti sebelum-sebelumnya.

"Hai cantik" bisik Alex tepat di telinga Amanda dengan suara menggoda.

"Kau sudah datang" kata Amanda dengan mesra, wanita itu langsung bergelayut manja di leher Alex.

"Ada apa malam-malam begini kau menemuiku? Bukankah akhir-akhir ini kau sangat sibuk?" tanya Alex sambil melepaskan pelukan Amanda agar dia bisa melihat wajah wanita itu dengan lebih jelas.

"Jadi kau tidak mau bertemu denganku, hm?" tanya Amanda pura-pura jengkel sambil menyilangkan lengannya didepan dada.

"Tidak, justru aku sangat senang kau meluangkan waktumu yang berharga untukku" ucap Alex sambil mengecup bibir wanita itu yang membuat wanita itu tersenyum malu, kemudian Alex mengangkat dagu wanita itu agar menatap langsung ke matanya.

Alex menundukkan kepalanya dan mencium wanita itu lagi. "Kau suka?" tanya Alex dengan suara parau.

"Iya" ucap wanita itu sambil mengecup leher Alex.

Dasar wanita! Semauanya sama saja, hanya berikan sedikit rayuan dan kata-kata manis maka langsung terpikat. Pikir Alex sinis. Tapi berbeda dengan Ash-ku.

Alex tahu apa yang di inginkan wanita itu karena wanita itu mulai melepaskan kancing kemeja Alex.

"Sabar sayang, malam ini kita punya banyak waktu" ucapannya lembut berbanding terbalik dengan ekspresinya. Alex tersenyum sinis.

"Kalau sudah berurusan denganmu aku tidak bisa bersabar, sayang" balas Amanda melanjutkan kembali membuka kancing kemeja Alex.

Alex mencengkeram pergelangan tangan wanita itu agar berhenti membuka kancing kemejanya dan mulai menciumi leher wanita itu, memberikan kecupan-kecupan sebelah tangannya yang bebas meremas payudara wanita itu.

Membuka pengait branya dan menanggalkannya di lantai begitu juga dengan semua pakaian wanita itu, tangannya yang lain mengusap lembah kenikmatan wanita itu dan menekankan jarinya sehingga membuat wanita itu memekik senang.

"Ah.... terus sayang" satu jari Alex dia masukan ke dalam lembah wanita itu menggoda nya dengan mengeluar masukan jariny, semakin lama semakin cepat.

Alex juga menambahkan satu jari lagi hal itu membuat wanita itu mendesah tidak karuan. satu jari lagi ia tambahkan dan sekarang sudah ada tiga jari yang kini menggoda lembah kenikmatan milik wanita itu.

"Bagaimana sayang? kau suka?" ucak Alex sambil terus mempercepat gerakan jarinya keluar masuk kemudian wanita itu berteriak kencang. wanita itu mengalami orgasme pertamanya.

Alex mengeluarkan jarinya dari organ intim wanita itu dan menyentuhkannya ke bibir wanita itu yang di sambut dengan jilatan dari wanita itu. "Kau suka dengan rasamu?" tanya Alex

"Tapi aku lebih suka dengan rasamu" ucap wanita itu dengan suara menggoda,wanita itu membantu Alex melepaskan celananya dan wanita itu mengurut ereksi milik Alex.

"Ayo sayang, Suck it! kamu ahlinya" perintah Alex yang langsung di turuti oleh wanita itu.

Wanita itu menggulum kejantanan Alex bagaikan sedang menikmati permen lolipop, setelah di rasa cukup Alex membaringkan wanita itu dan tanpa aba-aba dia mengubah posisi menjadi 69.

Alex memompa dengan cepat dirinya dengan keras dan kasar didalam mulut wanita itu, membuat wanita itu seperti tersedak "Ah...akh!.. ah! sial kau Alex " racau wanita itu dan wanita itu orgasme untuk kedua kalinya, Alex terus mengerjai wanita itu dengan jari-jarinya dan dengan lidahnya tanpa berhenti tidak membiarkan wanita itu istirahat.

Alex menjauhkan diri badan wanita itu sehingga dia bisa melihat dengan jelas ekspresi wanita yang kini berbaring dibawahnya tangannya meremas-remas payudara wanita itu kemudian dia mengigit leher wanita itu dengan keras, lalu teriakkan wanita itu terdengar dengan cukup keras dan suara teriakan itu hilang.

Sekarang wanita itu terkulai lemas di tangan Alex, setelah menghisap darahnya Alex mengalami orgasmenya dan memuntahkan semua cairannya diatas dada wanita itu sambil meneriakan nama seseorang "Emma!" teriaknya parau.

Setelah selesai Alex mengeletakan wanita itu dan menyelimutinya. Dia hanya memandang tubuh wanita itu dengan tatapan dingin dan sinis "Sudah selesai, kau itu tidak lebih dari makan malamku saja, jadi jangan berharap lebih" kata Alex dengan nada kasar.

Disentuhnya kening wanita itu "Selesai, aku tidak mau lagi menggunakanmu. Kau akan melupakan kami semua" bisik Alex tepat ditelinga Amanda.

Alex menanggalkan semua pakaian wanita itu"Memuakkan! Aku benci ini" Alex memaki merasa jijik pada dirinya.

Merasa bergairah dengan hanya memikirkan Emma tapi melakukkannya dengan wanita lain, benar-benar dirinya menjijikan dan merasa rendahan.

"Ada makanan nih" kata Jake menggoda Alex.

Alex mendongakkan kepalanya dan hanya membalas gurauan itu dengan senyum masam. "Sudah selesai?" tanya Jake

"Ya, cukup memuaskan, darah yang segar, tapi kurang nikmat" kata Alex sambil menggusap-usap mulutnya yang masih merasakan darah wanita itu.

"Mungkin karena akhir-akhir ini dia menjadi vegetarian, dia kan artis jadi harus menjaga pola makannya"kata Jake

"Ya mungkin benar juga, kalau bukan karena butuh darah aku tidak mau, dia tidak terlalu enak, untukmu saja, aku selesai dengannya" kata Alex sambil lalu.

"Ah, Jake bereskan dia, kita sudah tidak membutuhkan manusia yang mengingat siapa kita"

****

Keesokan paginya direstoran, Emma berjalan dengan waswas berharap tidak bertemu dengan orang yang ingin di hindarinya itu. "Hei!" ada yang menepuk pundak Emma dan hal itu membuat Emma terlonjak kaget dan menoleh ke belakang.

Salah satu pelayan restoran memberikannya sebuah surat "Ada yang menitipkan surat padamu dari Alex" kata pria itu, setelah menyerahkan surat pria itu pergi dan Emma menatap surat yang ada di tangannya dengan bingung.

Kenapa Alex memberiku surat ya? apa aku buang saja? Emma berjalan mendekati tempat sampah, tapi langkahnya terhenti karena merasa penasaran dengan isinya.

Aku sudah berjanji pada Patrick untuk tidak lagi menemuinya dan harus menjauhinya sejauh mungkin. Bagaimana ini kalau sampai Alex memintanya bertemu atau sejenisnya? Pikiran Emma menjadi kacau antara membuka surat itu atau membuangnya, pada akhirnya rasa penasaranlah yang menang, Emma langsung membuka surat itu dan membacanya.

Dear Emma,

Hari ini bertemu ditempatku karena aku mengajakmu makan malam di kediamanku, tapi kau tidak perlu takut ataupun curiga, karena di sana tidak hanya ada kau dan aku. Aku tidak menerima penolakan.

Your Savior,

Alex

Savior!? Apaan maki Emma dalam hati.

Haruskah dirinya datang, bukankah Patrick sudah membayar hutangnya, tidak akan jadi masalah bukan jika dirinya tidak datang? Emma menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa bimbang.

Pada akhirnya Emma memasukkan surat itu kedalam tasnya dan kembali memfokuskan dirinya untuk bekerja, masalah surat dan ajakan pria itu akan dipikirkan nanti.

Emma sedang berkutat dengan komputernya dan ia melihat Alex berdiri dihadapannya, dirinya hanya bisa mendesah dan berdiri.

"Ada apa? ini jam kerja kenapa kau kemari?" Emma bersedekap dan memandang Alex dengan kesal. Merasa tiada hari tanpa tidak melihat pria itu.

"Kau sudah terima suratnya?" Alex tidak menghiraukan tatapan tidak suka Emma.

"Ini?" Emma menunjukan suratnya.

"Baguslah kalau kau sudah menerima, sesuai isi di surat aku tidak menerima penolakan"

"Apa maksud mu dengan memberi ku surat seperti ini? Kuno sekali padahal kau sekarang ada dihapadapanku" Ejeknya.

Alex memasukan kedua tangannya di saku celana "Tidak ada salahnya kan? kau harus datang"

"Aku tidak bisa datang" jawabnya tanpa basa-basi.

"Kenapa? apa karena Patrick melarangmu?"

"Tidak"Emma membantah.

Merasa tidak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Emma, Alex kembali bertanya "Lalu apa alasanmu tidak mau menghadiri pestanya? Memang apa yang salah hanya makan malam bersama?"

"Aku sudah tahu dari Patrick, dia menemuimu kan?"

Alex membeku, ternyata cepat juga Patrick memberitahu Emma, tidak ada rahasiakah diantara mereka?

"Iya, kenapa?" Alex balik bertanya.

"Aku dengar dari dia bahwa dia sudah membayar lunas hutangku padamu" Emma menatap raut wajah Alex yang masih tanap ekspresi, dirinya tidak bisa menerka-nerka apa yang dipikirkan oleh pria itu.

"Jadi aku rasa alasan itu cukup kuat untuk aku tidak perlu datang ke pesta bukan? Dan aku tidak perlu bertemu denganmu lagi setiap 3 jam sehari bukan?" tambahnya.

Alex hanya bisa terkekeh, "Kalau begitu anggaplah ajakanku ini sebagai pesta perpisahan, bagaimana?"

Emma terpaku dengan balasan jitu dari Alex, berusaha berpikir kembali untuk membuat alasan tapi pada akhirnya tidak ada alasan yang bagus, Emma hanya bisa mendesah dan pasrah "Hmm, baiklah aku akan datang"

Bagus! Pikir Elex, kemudian dia tersenyum penuh kemenangan. "Jangan lupa nanti setelah selesai kerja aku menunggumu didalam mobil"

"Ha? kenapa menungguku?" tanya Emma bingung.

"Kita satu arah sayang, kenapa terkejut begitu?" Alex mengelus kepala Emma lalu pergi meninggalkan Emma yang ia tahu menatapnya dengan sebal.

                                                                                  *****

Republished : 05052018

Copyright© Liliann Lily

Continue Reading

You'll Also Like

318K 812 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
237K 336 17
Kumpulan cerita dewasa part 2 Anak kecil dilarang baca
2.1M 88K 49
kecelakaan saat balapan yang ternyata sudah di rencana kan sejak awal oleh seseorang, membuat jiwa Elnara terlempar ke dalam tubuh Kinara yang ternya...
172K 19.7K 26
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...