Musuh × cth

By symphatae

48.6K 7.8K 2K

"Ya kita emang musuh. Tapi gak selamanya jadi musuh, 'kan?" [REVISI - RE-PUBLISHED] #6 in calum #543 in Fanfi... More

1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9. Damn, Calum
10. Steve
11. Please, Tell Me
12. Richard?
13. My Heart
14. Class
15. What a Crazy Dare!
16. Sad and Happy
17. My Dream Catcher
18. Help Me
19. Gadis Aneh
20. I'll Listen for You
21. Her Past
23. What's Wrong with Calum and Karen?
24. Luke
25. Ending
26. CALUM (fin.)
SEQUEL

22. The Choice

1.2K 244 157
By symphatae

Becca menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Calum. Memeluk leher Calum erat, seakan-akan Calum tidak boleh lepas darinya.

Calum diam, mematung. Tangannya tak bisa meraih punggung Becca, tidak bisa membalas pelukan Becca, tidak bisa menenangkan Becca.

Pikiran Calum benar-benar kalut.

Beberapa menit yang lalu, pengakuan Becca membuat dirinya terasa asing.

Benarkah?

Calum menghela, Ia berdeham, "Bec."

Tidak ada jawaban, Calum menelungkupkan kepalanya pada ceruk leher Becca.

Menumpahkan semua rasa lelah dalam tautan mereka.

Pada akhirnya Calum membalas pelukan Becca, tangannya sangat lemas untuk mendekap Becca dalam pelukannya.

Jujur, Calum sangat tersayat.

Kedua tangannya mendorong kepala Becca untuk semakin mendekat pada dada bidangnya. Tangan kanannya mengelus kepala Becca, berharap Ia bisa menyalurkan kehangatan pada Becca.

Ia menaruh dagunya pada pundak Becca, menahan rasa sakit yang ada di dalam hatinya.

Se-brengsek itukah Steve?

Tanpa sadar, Calum melepas pelukan mereka. Ia menatap wajah Becca yang sudah basah. Ia segera menghapus sisa-sisa air mata di wajah Becca.

Calum tersenyum tipis, "Lo aman sama gue."

Becca terisak, air matanya semakin deras, Ia tidak bisa membendung kesedihannya.

Calum menghapus kembali air mata Becca, "Ssstt. Jangan nangis terus, gue gak suka."

Becca menunduk, menyembunyikan wajahnya dari Calum. Melanjutkan tangisannya dalam diam.

Calum mengangkat wajah Becca, lalu Ia mendekatkan wajahnya pada gadis itu.

Tanpa basa-basi, Calum menghapus jarak di antara mereka. Bagi Calum, mungkin dengan cara ini, Becca bisa lebih tenang.

Dan benar, dugaannya benar.

Saat ini Calum sedang melumat bibir Becca, begitupun dengan Becca, ia merasa tenang dan menikmati permainan Calum.

Calum menarik ceruk leher Becca, memperdalam ciuman mereka.

Bagi Calum, Becca seperti sebuah bunga Anemone. Cantik dan menarik.

Hanya saja, dibalik kepribadiannya itu, Calum baru mengetahui satu hal bahwa;

Becca bukanlah seorang gadis.

Cukup sulit bagi Calum untuk menerima kenyataan pahit tersebut, lantas apakah Ia harus menjaga Becca? Ataukah melepaskannya?

Pertanyaan itu terus memasuki kepala Calum, membuat Calum bingung dengan perasaannya sendiri.

Setelah sekian lama bibirnya bermain di atas bibir Becca dengan lembut, akhirnya Calum melepaskan ciuman mereka. Ia menatap mata Becca yang sayu.

Calum meraih kedua tangan Becca, mengecupnya lalu tersenyum tipis, "Dengar gue. Gue gak akan lepasin lo, gue akan jaga lo, gue akan ada sama lo, dan gue..."

Calum menghembuskan napasnya, "Gue akan jadi teman baik lo."

Ia kembali tersenyum memaksa, "Lo bisa panggil gue kapan aja kalau lo butuh gue. Gue siap untuk semua itu."

Lalu dalam hitungan detik, Calum kembali melumat bibir Becca. Seakan-akan ini adalah hari terakhir baginya untuk selalu bersama dengan Becca.

Namun kenyataannya memang begitu, bukan?

Mama dan papa tirinya tidak akan menerima gadis seperti Becca dalam keluarganya.

Lalu, untuk apa Calum mengejar Becca?

Calum melepaskan ciuman mereka, lalu merengkuh kepala Becca dan mendekapnya.

Sebenarnya, Calum masih terus berdoa agar perkataan Becca tadi adalah sebuah mimpi belaka.

Namun, semuanya terasa sia-sia.

Becca benar-benar bukan seorang gadis lagi.

Dan niat Calum untuk mendapatkan Becca sirna begitu saja.

Apakah Ia harus benar-benar menjauhi Becca?

-M U S U H-

Calum's POV

Gue berjalan mondar-mandir sejak 2 jam yang lalu.

Sekarang pukul sebelas malam, yang artinya, gue harus tidur.

Tapi, pikiran gue masih melayang kemana-mana.

Gue duduk di sisi ranjang lalu mengambil ponsel. Gue menghembuskan napas sebelum mengetik sesuatu dalam aplikasi Google.

Pelacur

Gue meneguk ludah sambil menunggu artikel yang belum terbuka.

Hati gue terasa mencelos saat membaca artikel di sana.

Pelacuran atau prostitusi adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan. Pelacuran merupakan cabang dari industri seks yang sejajar dengan pornografi, tari telanjang, bahkan segala mata pencaharian yang berkenaan dengan eksploitasi aktivitas seksual dan pertunjukan yang berkenaan dengan seksualitas untuk menghibur orang lain demi mendapatkan materi yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Gue menggeleng, bukan. Becca bukan pelacur.

Gue menjilat bibir bawah dengan gugup, lalu kembali menulis sesuatu.

Perkosa

Hati gue langsung tersayat ketika membaca satu artikel.

Perkosa: menundukkan dengan kekerasan; memaksa dengan kekerasan; menggagahi; merogol.

Gue menggeleng, jadi benar? Steve perkosa Becca?

Gue langsung melempar ponsel ke sembarang arah, gue merasa benar-benar marah.

Tepatnya 8 tahun yang lalu.

Papa menaruh semua bajunya dalam koper, dengan wajah yang sangat marah, papa mendorong mama.

"Kau ini tuli atau apa?! Sudah ku bilang jangan pernah ke bar sendiri!" ujar papa, lalu ia melanjutkan mengepak pakaiannya.

Mama berdiri lalu kembali menarik-narik lengan papa, "Maafkan aku, David. Aku benar-benar---"

"Diamlah! Aku tidak ingin memiliki istri sepertimu lagi!"

Mama menangis, terisak seraya duduk di sisi ranjang, tubuhnya bergetar, "David, maafkan aku."

Papa berjalan keluar dengan kedua koper di tangannya, aku yang sedang berada di ambang pintu langsung berlari menjauhi kamar papa dan mama.

Rupanya kemampuanku untuk bersembunyi sangatlah tidak bagus.

"CALUM! KEMARILAH!" teriak papa setelah melihat aku yang sedang berlari menjauhi kamar mereka.

Aku langsung berhenti, tubuhku tegang namun aku tetap memaksakan kakiku untuk berbalik menghadap papa, dengan perasaan tidak enak, aku berjalan mendekati papa.

Papa berjongkok di depanku, mengelus kepalaku dengan lembut, "Ayo ikut papa."

Aku terdiam, berusaha mencerna perkataan papa, "Dengan mama, bukan?"

Seketika ekspresi papa berubah, ia tersenyum kecut, "Dia bukanlah mamamu lagi. Dia adalah seorang... pelacur."

Mataku membulat, sungguh aku tidak mengerti perkataan papa.

"Maksud papa?"

Papa tersenyum miring, "Dia tidak pantas kau sebut dengan mama. Dia tidak menyayangi kita. Dia sudah memilih lelaki lain..."

Papa menghembuskan napasnya, "Dia harus dimusnahkan. Dia adalah tipikal pelacur yang tidak setia. Janganlah kau dekati pelacur seperti itu, nanti kau akan menyesal."

Papa kembali tersenyum kecut, "Seperti papa contohnya. Dia menduakan papa. Dia tidak mencintai papa lagi. Dia lebih memilih lelaki di luar sana. Dan dia itu... murahan."

Alisku mengangkat, "Benarkah? Mama sudah tidak menyayangi kita?"

Papa mengangguk mantap, "Benar sekali! Dia sudah mempunyai bayi lagi, kau tahu? Dan bayi itu bukanlah adikmu."

Aku menahan napas, "Bagaimana dengan Kak Mali?"

Papa menggeleng, "Biarlah dia tinggal bersama wanita itu. Kita tidak seharusnya tinggal bersama mereka."

Mataku berair, "Maksud papa?"

"Kan sudah papa bilang, dia itu tidak setia. Dia lebih memilih mempunyai anak lagi, tapi bukan dengan papa. Wanita murahan seperti itu tidak seharusnya hidup. Ia harus mendapatkan siksaan di dunia karena telah memberikan keperawanannya kepada orang lain."

Gue menghembuskan napas, kepala gue terasa sakit. Dada gue terasa sesak.

Haruskah?

Perkataan papa 100% benar, wanita yang sudah ternodai tidak seharusnya memiliki status sebagai seorang gadis lagi. Dan wanita seperti itu seharusnya mendekap di dalam rumah dan mengasihani nasibnya.

Tapi... gue belum siap untuk melepaskan Becca.

Apakah ini pertanda baik bagi gue untuk menjauhi wanita seperti itu? Sebelum gue terlambat? Apakah Tuhan sebegitu sayangnya sama gue?

Gue mengacak rambut gue kesal lalu mengambil ponsel gue, "Belum terlambat, Cal."

Gue tersenyum saat ada pesan masuk dari ponsel gue.

Mungkin ini emang saatnya gue dan Becca kembali seperti dulu.

Kita memang ditakdirkan untuk saling bermusuhan.

-M U S U H-

to be continue

Continue Reading

You'll Also Like

88.2K 13.4K 18
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
50.4K 3.6K 24
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
306K 23.3K 106
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...