We Belong Together

By aes-thetics

83.5K 6.3K 1.1K

🍭SEQUEL (lanjutan) CERITA "FRIENDZONE?"🍭 "Karena nyatanya, persahabatan 'murni' tanpa kata 'jatuh cinta' it... More

Sequel Friendzone? Yes!
All About; We Belong Together
O N E
T W O
T H R E E
F O U R
F I V E
S I X
S E V E N
E I G H T
N I N E
T E N
E L E V E N
T W E L V E
T H I R T E E N
F O U R T E E N
F I F T E E N
S I X T E E N
S E V E N T E E N
E I G H T E E N
N I N E T E E N
T W E N T Y
T W E N T Y O N E
T W E N T Y T H R E E
Makasi ya semuanya!🖤

T W E N T Y T W O

1.5K 158 15
By aes-thetics

Gue melirik kearah jam tangan gue yang menunjukkan waktu pukul 06.15! Mampus, 15 menit lagi MOS bakalan dimulai. Ramaaaa!!! Awas ya lo! Kalau gue sampe telat gara-gara lo, abis lo! Gue chat daritadi nggak dibales, dia kesiangan apa lupa kalau hari ini MOS hari pertama? Anjir ya, Rama! 5 menit lagi lo nggak dateng, abis lo sama gue!!!

"Cepetan naik, udah telat nih." Gue menatap Rama jengkel. Lalu masuk kedalam mobil. "Lo tahu nggak ini jam berapa! Gila, lo kemana aja!"

"Gue tadi sarapan dulu,"

Sarapan lama banget ya, sist. "Sarapan lo ngunyah batu apa besi?! Bener-bener lo ya, kalau lo tadi masih lama bisa abis kita kena hukuman! Untung aja jaraknya deket, kalau jauh gimana! Hari pertama, Ram! Hari pertama! Gue nggak mau kayak di ftv, ftv, yang nanti gue malah dijadiin bahan bullyan kakak senior kalau telat! Mau lo kayak gitu!"

"Gapapa, biar terkenal." Jawabnya santai.

Najis, terkenal apanya! Yang ada hidup gue bakalan nggak tenang selama MOS berlangsung, gila ya nih anak! Otaknya kelupaan dibawa kali makanya jadi kayak gini. Ya ampun, sabar, Marissa.. Hidup bersama Rama belum ada apa-apanya, masih ada sekitar.. Pendidikan dokter kan lumayan lama tuh, tapi pasti yang lulus duluan itu Rama, alhamdulillah.. Paling gue bersama Rama cuman 4 tahun sampai dia lulus jadi sarjana. Pffttt. 4 tahun bukan waktu yang sebentar ya, teman-teman. Ini, belum ada sehari kelakuan dia udah buat gue emosi, gimana kedepannya coba? Ckck.

"Adohhh! Please deh ya, Rama! Rambut lo nggak akan acak-acakan kali, kan naik mobil! Kecuali lo naik motor terus pake helm, nah baru deh lo boleh rapihin rambut lo. Gece atau gue tinggal?!"

Rama mendengus, "sabar dong, gue kan harus keliatan ganteng sama rapih." Gue menarik napas panjang, sabar.. Kalau bukan karena tumpangan gratis, daritadi udah gue tinggal kali!

"Eh, eh, itu kan cowok yang ada di majalah yang tempo hari lo baca kan?"

Gue memperhatikan kerumunan cewek-cewek yang memakai seragam sama kayak gue sedang berbisik-bisik dan pandangannya terfokus kearah gue—eh bukan deh, ke arah Rama tepatnya. Gue memperhatikan Rama yang sekarang lagi bergaya sok cool, amit-amit! Sok ganteng banget, ya tuhan.. "Nggak usah sok ganteng, lo! Geli gue liatnya."

"Ganggu aja orang lagi seneng, kapan lagi coba gue bisa terbebas dari bullyan Abigail, Zahra, Vito.. Yah, tapi lo masih ada sih. Ckck," gue menatap Rama culas, lalu menyambit kepalanya dengan buku yang gue bawa.

Rama meringis, "jangan gitu dong, Ca. Malu-maluin gue banget sih, seenggaknya biarin gue kasih kesan yang cool disini." Dih, cool? Dia di Malang niatnya mau belajar apa mau caper? Ckck.

Ya ya ya, demi tumpangan gratis!!!

"Phwiittt." Gue menampar pelan pipi Rama, genit banget anjir! Dia bersiul didepan cewek yang menurutnya cantik, malu-maluin banget ya tuhan.. Sabar, Marissa. Gini-gini juga dia sahabat lo, dan dia yang memberikan tumpangan gratis setiap lo kuliah, hhh.

"Ca, Ca, liat deh cewek yang disana," Rama menunjuk kerumunan cewek-cewek yang lumayan juga lah, gue mengangguk. "Kenapa? Lo mau modus ke salah satu cewek yang ada disana? Kalau nanti lo pacaran sama salah satu cewek yang ada disana, terus gue dianter-jemput sama siapa? Lo udah janji ya sama Bunda gue kalau mau anter-jemput gue selama disini." Gue menatap Rama serius, "lo nggak lupa kan sama janji lo? Itu lo janji didepan orang tua gue sama Bang Leo ya, kalau misalkan nanti lo nggak menepati janji lo sendiri, jangan salahin gue kalau—"

Rama mendesah panjang, lalu menyenderkan kepalanya diatas bahu gue. "Iyaaa! Iyaaa! Gue nggak lupa kok sama janji gue, emangnya gue cowok yang nggak bertanggung jawab? Santai, oke? Gue cuman tertarik doang kok sama salah satu cewek yang ada disana, belum tentu bakalan jadian juga." Gue menepuk-nepuk kepala Rama, good boy!

"Lo tahu kan perjanjian kita kayak gimana? Jangan bilang kita sahabatan, tapi bilang kita itu sepupuan! Inget nggak! Awas lo kalau sampe lupa!" Rama mengangguk, "iyee, bawel banget dah. Duh, masih lama apa? Panas banget disini. Ckck." Gerutu Rama sambil mengipas-ngipaskan buku di hadapan wajahnya.

"Gue pengen cepet-cepet pulang, tidur pake AC. Udah nggak sanggup, sumpah!" Ucapnya dengan mata terpejam.

"Hai, gue liat kayaknya kalian akrab banget? Pacaran ya?" Gue menatap bingung cewek yang dengan beraninya ngomong frontal kayak gitu ke gue dan Rama. "Enggak," gue menggeleng singkat, "dia ini sepupu gue. Kenapa?"

Si cewek ini tersenyum kecil, lalu mengulurkan tangannya kearah gue. Yaiyalah, si Rama kan malah molor! "Gue Nina, anak HI." Oohh, gue tersenyum.

"Marissa, anak kedokteran." Nina berdecak kagum, "lo anak kedokteran? Wow, Mamih gue juga sebenernya pengennya gue jadi dokter. Tapi gue lebih suka Hubungan Internasional. Ngomong-ngomong, fakultas kedokteran apa?"

"FKG." Jawab gue singkat.

"Kayaknya sepupu lo ngantuk banget ya, emang sih gue juga bawaannya ngantuk terus. Capek banget, disini juga panas banget. Serasa dipanggang, haha." Gue ikutan ketawa.

"Kalau gue liat-liat, lo kayaknya ada sesuatu gitu ya sama sepupu gue? Love at first meet?"

Nina menggeleng-gelengkan kepalanya, "haha! Nggak lah, gue udah punya pacar. Cowok gue masuk di STPI, yah gue sebenernya nggak bisa ldran gitu tapi mau gimana? Dari pertama kali gue liat kalian, kayaknya kalian asik gitu terus baik juga kayaknya dan gue suka ngeliat lo tadi marah-marah ke cowok itu, lucu banget. Gue kira kalian pacaran."

STPI? VITOOOO!

Emang sih, tadi gue sempet marah-marah ke Rama soalnya tadi dia jailin gue gitu, pokoknya gue sebel banget hari ini sama dia! Hffttt, kalau bukan karena tumpangan gratis dan dia merangkap sebagai sahabat gue, udah gue tampol kali.

"Wah, sama dong. Cowok gue juga disana, ih bisa samaan gitu ya?" Gue tersenyum sumringah, Nina juga. "Oh ya? Kayaknya emang gue ditakdirkan buat jadi temen lo selama ada disini deh, haha."

"Boleh, boleh, boleh banget! Lagipula gue cuman kenal sama sepupu gue disini."

"Gue boleh minta id line lo nggak?" Gue mengangguk lalu memberikan id line gue dan langsung di add sama Nina, "udah gue addback ya."

"Gue dari Surabaya, nggak terlalu jauh lah darisini." Gue mengangguk, "gue dari Bandung." Lanjut gue.

"Gue bawa makanan, makan bareng yuk." Nina membuka kotak bekalnya yang isinya roti panggang dengan selai coklat dan kacang. Selai kacang!!! "Ambil aja, Sa."

Gue mengambil satu roti yang berisi selai kacang, "panggil gue Ica aja, soalnya temen-temen gue pada manggilnya Ica."

"Iya, iya, sip."

"Ram! Bangun, elah! Lo mau nggak nih makanan?" Rama mengucek-ngucek ke-2 matanya, lalu menguap. "Gue ngantuk, serius. Pulang yukkk?"

"Belom waktunya pulang, Ram. Bangun dulu, gece! Gue punya temen baru nih, mau kenalan nggak?"

Emang bener-bener! Giliran masalah cewek aja dia langsung bangun, tadi aja dia kayaknya nggak bisa tuh yang namanya buka kelopak matanya. Ckck, "h-hai. Rama, siapa namamu cantik?"

Gue menatap Rama bingung, Nina tersenyum manis. "Nina, oh lo Rama? Daritadi lo terus jadi bahan gosip cewek-cewek disini. Emangnya lo model atau apa gitu?"

Gue tergelak, "model dari hongkong!" Cibir gue. Tapi gerakan Nina yang memberikan majalah kehadapan gue membuat gue terdiam, kenapa ada foto Rama di cover majalah ini? Gue menganga, lalu menatap Rama dan majalah ini secara bergantian. Serius? Jadi, beneran Rama itu model? Demi apa sih? Gue nggak yakin ah, ini mah cuman mirip doang kali.

"Ini bukan lo kan, Ram?" Tanya gue kaget.

"Itu gue, Ca. Sekarang percaya kan kalau gue itu model."

Gue memegang wajah Rama dan menatap Rama serius, serius model-model kayak Rama gini bisa jadi model majalah? "Lo model? Beneran?"

Rama mengangguk. Gue langsung ketawa ngakak, anjir! Beneran ternyata Rama itu model, ih, nggak pantes ah! Rama kan slengehan, nyolot, nyebelin, oon, tablo, sok ganteng, playboy, bisa jadi seorang model? HAH, kayaknya fotografernya lagi khilaf deh pas ngeshoot dia.

"Tapi lo nggak ada jiwa seorang model-modelnya sama sekali." Gue setuju sama ucapan Nina.

"Ah, serah. Tapi gimana? Gantengan aslinya kan?"

"Najis." Ucap gue dan Nina secara berbarengan, gue kayaknya emang udah ditakdirkan buat temenan sama Nina deh. Makasih ya tuhan.. Semoga Nina kayak Abigail dan Zahra, amin..

Rama mendekatkan bibirnya ke kuping gue, "Ca, kayaknya temen lo yang ini hampir sama deh sifatnya sama kayak lo, ngeri ah gue." Gue hampir tersedak saat mendengar ucapan Rama yang bikin ngakak.

"Makanya lo jangan macem-macem sama dia."

"Ngomongin gue ya?" Nina memicingkan matanya, gue memberikan kode lewat tatapan mata kearah Rama.

"Supaya gue memberikan kesan yang baik, mendingan kita kenalan secara formal." Nina mengulurkan tangannya kearah Rama, "gue Nina Fairuz Hakim, anak fakultas Hubungan Internasional, dan gue paling nggak suka liat cowok lenjeh kayak lo gitu, tapi karena lo sepupu dari temen baru gue, ya mungkin gue bisa kasih keringanan buat lo. Let's be friend! Do you?"

"Nghh.. Gue Rama, anak Teknik Sipil. Yang pasti tipe cewek gue bukan kayak lo, jadi jangan bawa perasaan cinta kalau mau temenan sama gue."

BAHAHAHAHAHA! Oon banget ih, Rama.

"Aduh, sorry banget nih. Tapi cowok gue masalahnya lebih-lebih dari lo. Yang ada gue takut nanti lo malah kepincut sama gue lagi, sorry ya.. Udah nggak buka pendaftaran."

HAHAHAHAHAHA, damn! Nina.

"Jalan-jalan yuk, bete tahu cuman duduk-duduk doang. Mau ikut nggak, cowok model?"

Demi dah, gue nggak bisa berhenti ketawa!

"Nama gue Rama, bukan cowok model." Celetuk Rama.

Nina tersenyum kecil, "oh iya, Rama cowok model."

"HAHAHAHAHAH!" Gue bener-bener ngakak, ngeliat ekspresi Rama yang kayaknya jengkel dan Nina yang suka banget ngegodain Rama, bener-bener deh ya mereka berdua! Kayaknya moodboster gue kali ini mereka berdua deh, hahaha.

Akhirnyaaaa, gue bisa kembali pulang ke kostan gue! Rasanya badan pada pegel semua, dan daritadi gue nggak bisa berhenti ketawa gara-gara Nina dan Rama.

"Puas lo udah ngeetawain gue?" Cibir Rama saat gue masuk kedalam mobil, gue menatap Rama jenaka. Hahaha, sialan.

Gue membuka kaca mobil dan melambaikan tangan kearah Nina yang ternyata dijemput sama orang tuanya, "gue duluan! Nanti chatan ya!" Nina mengangguk, "salam buat Rama!" Gue mengangguk.

"Ada salam tuh dari Nina,"

Rama mendecih, "sumpah! Nina lebih parah dari lo, Ca. Ampun dah!"

"Hahaha, ya nikmati aja hari-hari dimana gue sama Nina bersatu bersama lo." Gue meleletkan lidah gue kearah Rama. Lalu memutarkan radio, abisnya sepi kalau nggak ada suara radio.

"Gue kangen Bunda.."

"Yaudah, telfon."

"Iya nanti kalau udah sampe kostan."

Drtt.. Drtt..

Handphone Rama bergetar, ada pesan masuk dari.. Azka. Gue langsung mengambil ponsel Rama dan membuka kata sandinya, gue tahu kata sandi ponsel Rama, tapi Rama nggak boleh tahu kata sandi ponsel gue karena privacy!

Azka mengirimkan foto pemandangan disana, dengan sebuah pesan yang berhasil membuat gue menjatuhkan ponsel Rama kebawah.

"HP gue jatuh noh, ambil kek."

Gue menatap Rama dengan mata melebar, "Azka.. Azka, Ram!"

"Iya, kenapa? Lo kangen?"

Gue menggeleng, bukan! Tapi..

"AZKA NAKSIR SAMA ZAHRA?!"

Ckittt..

"Lo baca pesan Azka ya?" Tanya Rama bingung, gue mengangguk. Lalu mengambil ponsel Rama yang tadi jatuh, dan membayangkan gimana Zahra sama Azka..

"Brengsek! Mana yang katanya dia sayang sama gue! Halah, tai!" Gue memandang foto line Azka dengan perasaan jengkel.

PEMBOHONG!!!

POKOKNYA GUE BENCI AZKA!

"Udah sih, lo juga kan sekarang jadi pacar Vito. Kenapa? Masih cemburu?"

Bukan gitu!

"Apasih! Gue tuh bukannya cemburu, tapi nggak terima aja Azka move on dari gue cepet banget! Tapi.. Kenapa harus Zahra, coba? Tuh kan! Feeling gue ternyata bener.. Kalau Azka bakalan suka sama Zahra."

Rama berdecih, "ada ya feeling kayak gitu?"

Ya adalah, jir!

Gue membalas pesan Azka dengan perasaan emosi.

To: Azka
Brengsek! I hate you! Kenapa harus Zahra?! Gue bisa maklum kalau cewek baru lo itu bule! Tapi kenapa harus sahabat yang paling gue sayang?! Mau bales dendam?! HAH!!!! Oke! Kita liat sampe sejauh mana permainan ini! I REALLY HATE YOU!!!!!! Bye!

NGGAK USAH INGET INGET KENANGAN KITA LAGI KARENA GUE UDAH BAHAGIA SAMA VITO! CARI KEBAHAGIAN LO SENDIRI! TAPI JANGAN BAWA-BAWA ATAU NYAKITIN SAHABAT YANG PALING GUE SAYANG! KARENA KALAU SAMPE LO NYAKITIN ZAHRA, ABIS LO SAMA GUE!!! GUE BAKALAN NYUSUL KE JERMAN DAN BAKALAN BALES DENDAM KALAU LO SAMPE BERANI NTAKITIN ZAHRAAAAAAA!!!!

Oke, gue restuin hubungan kalian! Tapi inget! KALAU SAMPE LO NYAKITIN ZAHRA SEDIKITPUN SAMA KAYAK LO NYAKITIN GUE DULU, GUE BAKALAN ADA DI APARTEMEN LO DAN BAKALAN DORONG LO SUPAYA JATOH DARI JENDELA! Salam buat Zahra, dari sahabat dia yang paling cantik!

Gue menaruh ponsel Rama sedikit kencang ke dashboard mobil. Bener-bener Azka!!! Gue kira dia beneran pas dia bilang kalau dia itu sayang sama gue! Apaan! Kenapa move on dari guenya cepet banget?! Hhh, bodo amat! Mulai sekarang nggak usah pikirin Azka brengsek lagi!!!

POKOKNYA AZKA KALI INI BENER-BENER UDAH BYE!

***

Tinggalin jejak dong :p

Continue Reading

You'll Also Like

30.4M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 51.2K 23
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
6.3M 484K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...