Perdonami ( Forgive Me )

Galing kay cumuciim

192K 11.5K 224

Bahagia ? Jangan tanya hal itu pada cerita hidup pemuda bengal bernama Juno. Mungkin ia pernah tapi hanya sed... Higit pa

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sebelass
Dua Belas
3 Belas
4 Belas a
4 Belas b
5 Belas
6 Belass
Kill me !
17 belas 🍃
Broken heart
Happy birthday and Let's break up
Sial
8 Belas 🍂
Permintaan🍂
Sembilan Belas 🍂
Egois 🍂
Hardest goodbye
Ikhlas
New story

Sepuluh

5.5K 359 4
Galing kay cumuciim

Dengan langkah yakin Leon membuka pintu ruang kerja ayahnya.
Ia akan bicara serius tentang keluarganya malam ini.

" Pa .. Lagi sibuk ya ? " Tanyanya pada sang ayah yang tengah menatap monitor laptop dihadapannya.

" Kayak yang kamu lihat. Tumben ke ruang kerja papa kenapa ?" Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya.

Leon melangkah mendekati sofa yang ada di sudut ruangan kerja minimalis ayahnya.

" Tinggalin itu sebentar pa, ini lebih penting. "

Brian mengerutkan dahinya. " Ada apa ? " Brian lalu menutup laptopnya, kemudian menghampiri puteranya itu.

" Kuliah kamu ada masalah? " ucap sang ayah lagi.

Leon menggeleng pelan " Pa.. Kenapa papa tega ? " satu kalimat yang membuat Brian sekali lagi mengerutkan dahinya.

" Kenapa tega ngelimpahin semua ini ke adek. Kenapa pa? " Leon menatap kedua manik mata Brian.

Brian membuang nafas kasar ia sudah tau sekarang arah pembicaraan puteranya.

" Papa banyak kerjaan. Kamu lebih baik tidur " Brian berdiri melangkahkan kakinya namun dengan cepat Leon memegang tangan kanan sang ayah. Menghentikan langkah besar Brian

" Sekali ini aja Pa.. Tolong ! " Leon berucap penuh harap.

Brian akhirnya kembali duduk disamping Leon.

" Kamu gak tahu apa-apa Leon. Dia memang pantas mendapatkan ini semua. Sangat pantas ! "

Leon manarik nafas panjang, sungguh hati kedua orangtuanya memang sudah terlalu beku oleh dinginnya kebencian.

" Dia yang Papa sebut adalah darah daging papa, dan Papa harus inget dulu Papa sangat menyayangi Dia yang telah berhasil Papa buat menderita sekarang. " Leon mengingat bagaimana dulu sang ayah sangat menyayangi adiknya lebih dari dirinya dan almarhum kakaknya.

Brian menatap wajah Leon yang memerah seperti menahan emosi.

" Dulu Leon emang masih kecil untuk paham ama apa yang terjadi. Tapi Leon yakin itu semua bukan salah Juno. Kenapa dulu Papa langsung nyalahin dia ! " Nada bicara Leon meninggi mengikuti emosi yang sudah tidak bisa dibendung.

Brian diam, setelah sekian lama kejadian beberapa tahun silam tidak di jadikan topik pembicaran kini ia harus mendengarnya lagi.

" Mungkin kalo aku yang dulu ada dimobil itu. Aku gak bakal mau disalahin sepihak oleh orangtua aku. Tapi sayang itu bukan aku, Itu Juno. Anak bodoh yang terlalu sayang sama Papa Mamanya. "

Leon mengubah posisinya
memunggungi sang ayah. Dia menangis sekarang dan dia malas menunjukkan itu pada Brian.

" Dia beneran bodoh. Dengan senang hati dia malah nerima semua ini. Dengan senang hagi dia rela dibenci, disiksa bahkan sekarang dibuang sama orangtuanya.

Leon tergugu bahunya bergetar, sementara Brian masih saja terdiam.

" Bukan dengan senang hati tapi berusaha dengan senang hati atau mungkin tepatnya terpaksa. " imbuhnya meralat ucapannya tadi.

" Ini sudah terlalu lama terjadi. Papa tidak bisa mencegahnya "

Leon mengusap kasar wajahnya. Kemudian ia berbalik menatap ayahnya.

" Papa emang gak bisa cegah karna pada dasarnya Papa yang buat semua ini. "
Ia tersenyum sinis pada Brian.

" Ya.. Papa emang yang buat semua jadi kayak gini. Papa emang yang buat adik kamu jadi menderita ! " Ucap Brian dengan nada tinggi.

" Dan Papa sama sekali gak merasa bersalah " tambah Leon.

Brian kembali mengangkat tubuhnya dari sofa.

" Kalo Papa gak nyalahin dia dulu. Pasti Papa yang disalahin mama, dan yang akan terjadi pasti kita bakal cerai. Apa kamu ikhlas kalo rumah tangga orangtua kamu hancur. " Ucap Brian mengingat bahwa istrinya memilik sifat yang selalu menyalahkan.

Leon terkekeh terbata mendengarnya.
" Leon gak ikhlas, tapi Leon juga gak bisa ikhlas Papa ngorbanin Juno. "

" Maafin Papa Leon. " Kemudian Brian memilih pergi keluar meninggalkan puteranya.

---------

" Udah kamu masukin semua kan ? " Tanya cowok yang tengah mengangkat ranselnya itu pada cewek dihadapannya.

" Uhh aku kamu ya sekarang " Nina tersenyum malu mendengar untuk pertama kalinya Juno menggunakan aku kamu pada dirinya.

" Iya udah semua kok. Kenapa sih gak tinggal disini aja Jun?. Nina telpon Mama Papa kemaren dan mereka ngizinin padahal " imbuhnya.

Juno tersenyum geli pada gadis dihadapannya " Pake aku kamu aja reaksinya kaya gitu gimana kalo pake sayang sayangan " Ia mengacak rambut Nina

" Kalo tinggal disini lebih lama gue takut khilaf " Juno terkekeh sambil terus mengacak rambut gadisnya.

Nina melepaskan tangan Juno lalu merapikan rambut pendeknyayang berantakan.

" Dasar otak mesum, yaudah tapi aku boleh ya maen di kosan kamu nanti " ucap Nina mengikuti gaya bicara Juno dengan aku kamu.

" Mesum aja lo cinta setengah mati. Boleh tapi emang kamu udah siap? "
Juno menyeringai pada Nina.

" Ih PD banget si !. Siap apaan? " Tanyanya dengan wajah konyol miliknya.

" Kenyataan. Siap buat anu-- akhhhhhh " Juno masih tersenyum misterius sambil memejamkan matanya seperti menikmati desahan yang ia buat sendiri.

Tak

" Aw kok kamu mukul aku si . " Juno memegangi kepalanya yang menjadi korban jitak Nina.

" Salah siapa mesum banget! Perasaan sebelumnya gak "

" Cewek bego ke PD an. Maksud aku siap jadi babu aku nanti di kosan. Akh nikmat banget punya babu kamu. Lagian emang kamu mau aku dinginin terus " Jawab Juno sambil terus mengusap kepalanya.

" Eh enggak aku suka yang kaya gini. Berasa kalo kamu orang beneran sekarang "

" Dulu aku juga orang beneran bego. Ih bego banget si ! "

Nina tertawa mendengar ucapan Juno. Menggemaskan sekali pacarnya itu.

" Ia deh iya aku bego,tapi kamu sayang kan akhirnya " Nina lalu memeluk erat Juno.

" Kumat agresifnya " Juno menggelengkan kepalanya namun dia juga membalas pelukan gadisnya itu.

---------

Juno merapikan semua barangnya. Beberapa baju yang ia bawa dari rumah ia masukan kedalam nakas sedangkan buku-buku miliknya ia letakkan diatas meja yang disediakan oleh pemilik kos.

" Selesai. " Juno lalu mendudukkan dirinya di kasur kecil kosannya.

Tangannya lalu mengambil ransel yang disampingnya.
Ia merogoh kedalam mengambil beberapa barang yang masih ada didalam sana.
Sebuah ponsel, dompet , dan sebuah foto keluarga.

Ia meletakkan dua buah benda yang tidak menjadi fokusnya sekarang.
Karna tentu fokusnya sekarang hanya pada sebuah foto keluarga yang ada ditangan kananya.

Dia tersenyum perih melihat foto keluarga itu. Foto yang diambil dulu. Dulu saat mereka masih menganggapnya.

Tangannya mengelus gambar kecil kedua orangtuanya yang berdiri diantara dirinya dan kedua kakaknya. " Ma.. Pa Juno kangen sama kalian "

Ia lalu melihat kesekeliling kamarnya sekarang. " Sekarang Juno tinggal disini Ma Pa. Sempit, kasurnya kecil, pokoknya jauh dari kamar yang Mama Papa kasih. "

Bahunya bergetar tapi ia tidak menangis. Ia justru memejamkan matanya " Tapi tenang aja. Kalian jangan khawatir. Juno gapapa tinggal disini " Dirinya berimajinasi membayangkan kedua orangtuanya yang sedih melihat anaknya harus tinggal ditempat sekecil ini.

Kemudian ia membuka matanya menghentikan imajinasi bodoh yang tak mungkin menjadi kenyataan itu.

Ia lalu meletakkan foto itu diatas nakas. " Berhenti melow Jun. " Ia mengepalkan kedua tangannya mencoba menguatkan dirinya sendiri.

" Sehari lagi sekolah. Gue harus cepet dapet kerja "

-- To Be Continue

Keep vomment :)
Update setelah tanggal 7

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

53.4K 9K 34
"Saya gak tau kamu jadi pergi dari hidup saya"ucap c "Saya ayah dari anak kamu jadi ayo kita bersama²"ucap z
645K 49.6K 32
🐰🐰🐰 Hanya menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun dengan keluarga barunya. 🐰🐰🐰
124K 3.2K 67
Bagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantre...
314K 20.1K 37
"kita akan berkeliling wisata nanti saat hesa sudah besar dan papa yang akan menjadi bos di perusahaan agar bisa meliburkan diri mengajak hesa dan ma...