YOMIKOMI - Collection of Shor...

By nakazawaharuka13

4.4K 237 50

Seorang gadis bernama Nakashima Miki sangat tertarik dengan kakak seniornya Kimura Aoi. Dia tampan dan juga s... More

地球、月、太陽 (Earth, Moon, Sun)
親友との愛か。(Best friend or Love?)
マッチメイ キング (Matchmaking)
6 習慣 (The Six Habits)
オタクと人気 (The Nerd and The Popular)
私はあなたと一緒にいたいです (I want to be with you)
私は恋に落ちる (I Fall in Love)
ジャングルでロスト (Lost in the Jungle)
実際の生活の描画 (Real Life Drawing)
血の王 (The King of Blood)
私の罪のない彼氏 (My Innocent Boyfriend)
新しいパートナー (New Partner)
ホーム スイート ホーム (Home Sweet Home)
私の最後の願い (My Last Wish)
理想的なカップル (Ideal Couple)
消えました (Vanished)

私だけです (Just Me)

162 8 1
By nakazawaharuka13

*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul 名前を呼ぶよ by Luck Life

Wah, ramai sekali, batinku. Aku tak percaya, hari yang ku tunggu-tunggu, akhirnya tiba. Sekarang, aku sudah resmi menjadi murid SMA. Aku akan mendapatkan teman baru, suasana baru, semuanya serba baru. Aku sudah tidak sabar lagi, batinku.

Para murid sudah duduk di bangku mereka masing-masing. Acara pembukaan akan segera dimulai. Hm.. aku duduk dimana, ya? Astaga aku belum mengenal mereka semua, batinku.

"Hey, sebelah sini" teriak seorang cewek di barisan depan. Aku pun langsung menghampirinya. Ternyata di sebelahnya terdapat tempat duduk kosong. Syukurlah, batinku. "Ayo, sini. Duduk di sebelahku" katanya lagi.

"Terima kasih" kataku, tersenyum.

"Namaku Saito Natsumi. Senang berkenalan denganmu"

"Hayami Kalika. Senang berkenalan denganmu juga"

Selama kami di acara pembukaan, bukannya kami memperhatikan apa yang dibicarakan wakil kepala sekolah, kami malah asik mengobrol seakan kami berada di dunia kami sendiri. Saat itu, terasa sungguh menyenangkan.

Setelah acara pembukaan selesai, aku dan Natsumi langsung bergegas menuju kelas, dan ternyata kami adalah teman sekelas. Saat kami dalam perjalanan menuju kelas, tiba-tiba aku tidak sengaja menabrak seorang cowok yang berjalan di sebelahku.

"Maafkan aku" kataku, khawatir.

"Tidak apa-apa" katanya sambil tersenyum. "Hey, bukankah kalian cewek yang duduk paling depan itu, ya?"

"Kenapa memangnya?" tanya Natsumi.

"Ah... tidak, tidak. Aku hanya tidak sengaja melihat kalian sedang mengobrol tadi saat acara pembukaan. Kalian terlihat asik sekali" katanya, tersenyum lagi.

Senyumannya... sungguh menawan, batinku.

"Namaku Atsushi Masaru dan ini, Osaka Shinji" katanya lagi.

"Hai, aku Saito Natsumi dan ini, Hayami Kalika" kata Natsumi.

"Hallo" kataku. Saat aku membungkukkan badanku, Masaru terus saja memperhatikanku.

"Ada apa, Masaru?" tanya Shinji.

"Tidak, tidak apa-apa. Baiklah, kami juga harus segera ke kelas. Sampai ketemu di kantin nanti" kata Masaru dengan matanya yang terpaku pada Kalika. Masaru pun lalu pergi menuju kelasnya dengan Shinji, berjalan disebelahnya.

"Kalika, kau tadi lihat, tidak?" kata Natsumi, penuh semangat.

"Lihat apa?" kataku.

"Saat Atsushi-kun bilang 'sampai ketemu dikantin nanti', matanya langsung tertuju padamu, loh. Aku yakin, dia pasti suka sama kamu. Kayak semacam, cinta pada pandangan pertama, gitu" kata Natsumi.

"Natsumi, kamu ini terlalu banyak nonton drama" kataku, meledek.

"Aku serius, Kalika-chan" kata Natsumi dengan wajah kesal-imutnya.

Beberapa hari kemudian, apa yang di perkirakan Natsumi ternyata benar. Masaru bersikap sangat baik padaku. Salah satunya, waktu aku harus mengantarkan buku-buku tugas ke ruang guru sendirian. Masaru yang tiba-tiba muncul entah dari mana, membantuku untuk membawakan semua buku-buku itu. Saat waktu itu turun hujan pun, Masaru dengan manisnya menawarkanku untuk pulang bersamanya. Akhirnya kami pulang bersama dengan satu payung.

Semakin hari kami semakin dekat, Masaru akhirnya berani untuk meminta emailku. Kami bertukar email, dan pada malam harinya, kami saling mengirim email tanpa henti. Tidak ada percakapan spesial diantara kami, tetapi makin kesini, kenapa setiap aku menerima email dari Masaru, hatiku selalu berdebar sangat kencang? Kenapa aku selalu merasa senang jika aku menerima email darinya? Apa Masaru merasakan hal yang sama? Atau, hanya aku saja yang merasakannya?

- -

"Anu... Hayami. Ada yang ingin aku bicarakan padamu" kata Masaru. Saat ini kami sedang berada diatap sekolah. Masaru bilang ada hal penting yang ingin ia bicarakan. Hal yang sangat penting. "Sebenarnya, ada tujuan lain dibalik pesan email yang aku kirim. Ada tujuan lain, kenapa aku selalu baik padamu, selalu membantumu. Aku juga sebenarnya ingin minta maaf karena waktu di perpustakaan, aku hampir saja menciummu. Jadi, saat ini juga, aku ingin berkata jujur. Hayami Kalika... aku ingin kau menjadi pacarku"

Pacar? Masaru memintaku untuk menjadi pacarnya? Aku... aku sungguh tidak percaya ini. Selama ini aku hanya mengira, hanya aku yang merasakan hal aneh ini. Tapi, ternyata tidak. Masaru ternyata juga merasakan hal yang sama. Apa yang harus aku jawab? Aku benar-benar masih tidak percaya.

"Bagimana... Kalika? Apa jawabanmu?" kata Masaru lagi.

"Iya. Iya" kataku, malu-malu senang.

Masaru tidak menjawab apa-apa. Dia hanya terlihat lega lalu tersenyum. Aku pun juga ikut membalas senyuman itu dengan senyumanku yang paling manis.

- -

Waktu terus berjalan, begitu juga dengan hubungan ku dan Masaru. Aku tidak percaya, sudah hampir setahun, aku dan Masaru berpacaran. Kami melakukan banyak hal berdua. Seperti pergi kencan, mengunjungi kuil bersama, dan juga pergi ke festival kembang api bersama. Tidak lupa, kami terkadang pergi berlibur bersama Shinji dan Natsumi. Hari-hari ku menjadi sangat menyenangkan dari yang sebelumnya. Aku menjadi punya teman baru dan juga seseorang yang selalu ada di sampingku.

Tetapi, saat-saat bahagia itu tidak bertahan lama. Sesuatu yang mengerikan terjadi dan aku tidak menyukainya. Awalnya, ada seorang perempuan bernama Chikako, yang ngaku-ngaku sebagai pacarnya Masaru. Dia datang ke sekolahku dengan senangnya dan tanpa mengetahui hubungan ku dengan Masaru.

Perempuan itu langsung berlari menghampiri Masaru lalu memeluknya. Masaru terlihat panik, sampai-sampai ia tidak bisa membalas pelukan perempuan itu. "Chikako? Apa yang kau lakukan disini?" kata Masaru dengan wajah panik dan kaget setengah mati.

"Loh, memangnya kenapa? Aku kan pacarmu, boleh dong aku datang untuk menjemputmu" kata perempuan itu.

Kenapa? Kenapa hati ini terasa sakit? Sakit sekali seperti ditusuk-tusuk oleh pedang yang tajam. Apa yang aku lihat ini benar? Atau hanya ilusi semata? Masaru, apa yang sebenarnya terjadi? Batinku, khawatir.

"Ya, tapi kau jangan datang ke sini seenaknya. Ini kan bukan sekolahmu" kata Masaru.

Perempuan itu hanya melemparkan wajah cemberutnya. "Masaru-kun, kita pergi ke kedai es krim, yuk. Sudah lama kan kita tidak makan es krim bersama"

"Tidak, tidak bisa"

"Kenapa?"

"Karena ada sesuatu..." kata Masaru sambil menoleh ke arahku. Aku bisa melihat matanya dengan jelas yang memperlihatkan rasa bersalah. Sedangkan aku, aku hanya menatapnya dengan tatapan kecewa dan kosong.

"Tidak apa-apa," kataku. "Aku saja yang memberikan buku tugasmu pada Sensei" kataku, akhirnya. Aku tidak tahu harus berkata apa. Mulutku seakan terkunci, aku tidak boleh menunjukkan rasa sedihku atau kemarahanku didepan perempuan itu. Bisa-bisa Masaru yang akan kena akibatnya. "Baiklah, sampai nanti, Atsushi-kun"

"Kalika, tunggu-"

"Ayo, cepat Masaru-kun. Tak usah pedulikan dia. Katanya kau janji akan selalu menemani ku" kata perempuan itu dari kejauhan.

"Kalika-chan! Disini kau ternyata. Aku mencarimu kemana-mana. Saat aku kembali dari kelas untuk mengambil buku ku, kau tiba-tiba menghilang" kata Natsumi dengan nafas yang tidak terkontrol karena dia habis berlari-lari mencariku sampai ke atap sekolah, hanya untuk mencariku.

Natsumi pun lalu berjalan menghampiri dan duduk di sampingku. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi, dilihat dari wajah mu, aku yakin pasti ada sesuatu yang buruk terjadi"

"Apa maksudmu?" kataku, pura-pura tidak tahu.

"Kau ini bagaimana? Kau tiba-tiba menghilang dari pintu utama sekolah, setelah aku mencarimu ke mana-mana, ternyata kau ada di atap sekolah dengan wajah murung seperti itu. Kau tahu? Saat aku berada di bawah tadi, sekilas aku melihat Atsushi-kun dengan perempuan lain" kata Natsumi. Ia lalu menoleh ke arah ku lalu menoleh ke arah lain. "Aku tidak percaya ternyata Atsushi-kun cowok yang seperti itu. Awas saja, kalau dia masih berani bertemu denganmu, aku akan-"

"Sudahlah, Natsumi" kataku.

"Kalika-chan, kau harus tegas padanya. Kau ini terlalu baik. Aku tidak mau melihat kamu seperti ini" kata Natsumi mencoba untuk menasihati ku.

​Tetapi aku tidak butuh nasihatnya sekarang. Aku hanya butuh ketenangan.

"Tidak apa-apa, Natsumi. Aku terima kok. Dia memang sudah janji pada perempuan itu. Kalau dia sudah membuat janji padanya, aku tidak mau dia mengingkari nya" kataku sambil tersenyum. Senyum yang tidak berarti apa-apa.

"Memangnya, janji apa yang ia buat?" tanya Natsumi.

[Flashback]

"Maafkan aku. Sungguh, maafkan aku" kata Masaru sambil membungkuk. Dia terlihat sangat menyesal atas kejadian tadi. Tapi, perasaan ku masih tetap kecewa.

"Kenapa kamu harus minta maaf?" kataku, mencoba untuk tegar.

"Kalika, kau sadar apa yang telah aku lakukan?"

"Iya, aku sadar. Dia bilang kau sudah berjanji untuk tetap disamping nya, kan? Aku mengerti, kok"

"Tapi-"

"Tidak apa-apa. Aku tahu, kau hanya ingin menyenangkan hatinya, kan? Tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak marah. Sekarang, aku minta kamu untuk pergi, kembali padanya dan temani dia ke kedai es krim" kataku sambil tersenyum yang dibalut dengan perasaan yang amat hancur.

"Maafkan aku. Sesungguhnya, aku tidak mau melakukan ini. Tapi iya, aku sudah buat janji padanya. Dia, dia memiliki masalah dengan orang tuanya. Dia sangat tertekan dan, aku tidak mau melihat dia terus bersedih. Karena itulah, aku berjanji untuk tetap di sampingnya" kata Masaru.

"Oh, begitu" kataku dengan perasaan kaget sekaligus sedih. Aku tidak percaya Masaru sampai melakukan hal seperti itu. Hal yang sangat mulia untuk seseorang yang sangat berarti baginya.

"Tapi, jangan khawatir. Bukan kau saja yang merasakan hal aneh ini. Aku juga. Aku merasakan hal yang sama terhadapmu" kata Masaru, dengan suara yang sedikit lebih keras.

"Iya. Terima kasih karena sudah membuat hari-hari ku menjadi menyenangkan. Tidak hanya selama setahun ini, tetapi, hari-hari yang kita alami bersama dari kelas satu sampai kelas dua ini" kataku, mencoba untuk tegar untuk ke sekian kalinya.

Masaru hanya mengangguk dan langsung pergi, meninggalkanku. Tak disangka, air mata pun langsung jatuh dari mataku. Tanpa ku sadari, aku seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Tidak hanya seseorang yang aku cintai dan peduli padaku, tetapi juga seorang teman.

[Sekarang]

"Oh, begitu. Aku mengerti sekarang" kata Natsumi.

Aku pun lalu menoleh ke arah Natsumi. Aku tidak tahu apa yang ia rasakan setelah ia mendengar cerita ku. Tetapi, sepertinya dia mengerti keadaan dan perasaan yang aku rasakan saat ini. "Natsumi?" kataku sambil menyolek lengannya.

"Iya, kenapa?" kata Natsumi, bangun dari lamunannya.

"Kenapa kamu malah bengong begitu? Sudah, tidak usah dipikirkan" kataku dengan senyuman. Iya, aku tidak mempermasalahkan itu, batinku. "Baiklah, kita pulang sekarang, yuk"

"Iya, baiklah" kata Natsumi.

​- -

Satu bulan pun berlalu. Semenjak putusnya aku dengan Masaru, diantara kami berdua, seakan tidak ada kejadian buruk terjadi. Kami mengobrol dengan baik. Masaru juga sudah tidak lagi merasa bersalah, walau masih terlihat jelas diwajahnya, di waktu-waktu tertentu, dia selalu meminta maaf. Tetapi, tidak hanya aku yang sudah berbaikkan dengan Masaru, aku juga menjadi dekat dengan temannya, yaitu Shinji.

Shinji adalah orang yang asik dan senang sekali membuat candaan. Salah satunya yaitu, saat seorang teman bernama Ryoutaro sedang enaknya terlelap pada saat jam istirahat. Shinji pun lalu menggambar dan mencoret-coret wajahnya. Setelah ia terbangun dan saat ia melihat wajahnya yang hancur berantakan, dia langsung tahu bahwa itu ulah Shinji. Lantas, Shinji pun kena marah Ryoutaro. Mereka kejar-kejaran seperti anjing dan kucing.

Shinji juga selalu membantuku jika aku ada masalah. Seperti mengantarkan materi pelajaran ke rumahku saat aku sedang sakit dan mengajariku beberapa pelajaran yang aku tidak mengerti. Waktu itu, aku dan Shinji juga pernah makan ramen bersama disebuah kedai ramen dekat pusat kota. Saat itu Shinji sehabis bermain game di arcade, sedangkan aku sehabis membeli buku dan beberapa alat tulis. Kami bertemu secara tidak sengaja. Lalu kami pun makan siang bersama dikedai ramen. Itu untuk pertama kalinya, aku mengobrol dan menghabiskan waktuku hanya bersama Shinji.

​- -

"Kau tidak apa-apa? Membawa buku sebanyak itu?" kata Natsumi.

"Tidak apa-apa kok. Aku saja yang membawanya ke ruang guru" kataku, sambil mencoba untuk menahan beratnya buku-buku tulis yang aku bawa ini.

"Maaf, kalau aku tidak bisa membantumu. Kotoko sungguh ingin aku menderita hari ini" kata Natsumi dengan wajah cemberutnya. Hari ini, teman kami Kotoko, sang ketua kelas, meminta Natsumi untuk bersih-bersih kelas. Natsumi tidak suka bersih-bersih, apalagi dia sedikit alergi dengan debu.

"Baiklah, aku ke ruang guru dulu, ya" kataku. Lalu aku pun langsung pergi ke ruang guru yang ada di lantai satu.

Aku berjalan pelan-pelan, mencoba untuk mempertahankan buku-buku yang aku bawa agar tidak jatuh. Aku berjalan pelan, sampai akhirnya aku menuruni tangga. Aku juga menuruni tangga dengan perlahan-lahan, tetapi tiba-tiba, buku-buku yang aku bawa kehilangan, keseimbangannya sampai akhirnya, posisi mereka semakin miring dan semakin miring.

"Woah, kau tidak apa-apa?" kata seseorang yang telah membantuku agar buku-buku yang aku bawa tidak jatuh ke tanah. Saat aku ingin melihat siapa itu, ternyata orang itu adalah Shinji. Shinji yang telah membantuku untuk menyeimbangkan buku-buku berat ini.

Sepertinya, aku pernah merasakan kejadian ini sebelumnya. Tetapi yang membantuku adalah Masaru, bukan Shinji.

"Oh, Osaka-kun. Iya, aku tidak apa-apa" kataku. Lalu ia mencoba untuk merapihkan poisisi buku-bukunya.

"Hati-hati, loh. Lagipula, kenapa hanya kau saja yang mengantarkan buku sebanyak ini? Memangnya, Saito-san tidak membantumu?" tanya Shinji.

"Eh, itu, Natsumi sedang bersih-bersih kelas" kata ku gugup. Kenapa aku jadi gugup seperti ini? Tidak seperti biasanya. Aku tidak pernah gugup seperti ini di depan Shinji, atau ini hanya imjinasi ku saja? Apa aku masih belum bisa melupakan Masaru? Bagaimana keadaan dia sekarang, ya? Sudah tiga hari aku tidak melihatnya di sekolah.

Shinji lantas membantuku untuk membawakan buku-buku itu ke ruang guru.

"Ngomong-ngomong, selama tiga hari ini aku tidak melihat Masaru-kun. Ku dengar dia sakit. Apa dia baik-baik saja?" tanyaku, akhirnya.

"Iya, dia sedikit kurang enak badan. Aku tidak tahu kapan dia akan kembali ke sekolah. Oh, begini saja. Bagaimana kalau kau menjenguk Masaru?"

"Eh!?" kataku, kaget. "Apa itu tidak apa-apa? Menjenguk Masaru-kun?"

"Tentu saja, tidak apa-apa. Sekalian, aku ingin kau mengantarkan beberapa materi pelajaran untuknya. Kau bisa mengambilnya di atas mejaku. Sini, biar aku saja yang mengantarkannya" kata Shinji yang tiba-tiba langsung mengambil sisa dari buku tulis yang aku pegang. Sekarang, Shinji lah yang membawa semua buku tulisnya. "Tolong ya, Hayami-san. Aku percayakan semuanya padamu" lalu Shinji mulai berjalan cepat, menjauh.

"Tu-tunggu.." teriakku. Aku menjenguk Masaru? Apa ini akan baik-baik saja? Sejak putus dengan Masaru, aku tidak pernah pergi ke rumahnya lagi. Nanti kalau dia kaget karena aku muncul tiba-tiba bagaimana? Ah, Shinji, apa yang barusan kau lakukan? Batinku.

Lalu tanpa berpikir panjang aku langsung pergi ke rumah Masaru yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Hanya cukup melewati dua stasiun. Setelah turun dari kereta, aku lalu mulai berjalan menuju rumah Masaru. Hatiku berdebar sangat kencang selama diperjalanan. Sangking kencangnya, sepertinya aku tidak bisa melakukan ini sendirian. Ah, andai saja, aku ditemani Natsumi, batinku.

Aku pun berjalan dan terus berjalan dan akhirnya aku sampai di apartemennya Masaru. Aku masuk ke dalam, aku menaiki tangga dan ketika aku ingin menuju apartemennya Masaru, tiba-tiba aku melihat seorang perempuan keluar dari ruangannya. Awalnya, aku mengira bahwa yang keluar adalah ibunya, tapi ternyata setelah aku melihat dengan jelas, ternyata perempuan itu adalah perempuan yang telah mendapat janji Masaru. Dia ada di sana. Apa yang sedang ia lakukan dengan Masaru?

Saat melihat momen itu, tiba-tiba hatiku seperti kembali hancur berkeping-keping. Mulutku langsung terdiam dan tubuhku langsung terbujur kaku. Perempuan itu lalu meninggalkan Masaru, dan Masaru langsung melihat ku berdiri diam di lorong apartemen. Wajah Masaru langsung kaget dan dia tidak bisa berkutip apa-apa.

"Kalika..." kata Masaru dengan suara lembut.

"Masaru-kun," kataku dengan senyuman. Bodohnya aku, kenapa aku masih bisa tersenyum setelah apa yang telah terjadi? batinku. "Lihat ini, aku bawakan makanan dan beberapa buah-buahan. Pasti kamu suka" lalu aku langsung memberikan Masaru kantong plastik yang berisi makanan dan buah-buahan itu.

"Terima kasih" kata Masaru, sambil menerima kantong plastik itu.

"Oh iya, aku hampir lupa," kataku sambil membuka tas sekolahku dan mengambil beberapa lembar kertas yang berisi beberapa materi pelajaran sekolah. "Ini, beberapa materi pelajaran selama kamu tidak masuk. Osaka-kun memintaku untuk mengantarkannya untukmu"

Masaru sama sekali tidak berbicara apa-apa. Dia hanya terus memperhatikan gerak-gerikku dengan tatapan dan ekspresi khawatirnya.

"Baiklah, kalau begitu. Aku pulang dulu, ya. Natsumi sepertinya sudah menunggu ku di stasiun" kataku, akhirnya. Aku tidak mau Masaru berkata apa-apa lagi. Aku tidak mau mendengar dia meminta maaf lagi. Karena itu akan membuatku akan lebih sulit untuk pergi.

Saat aku dalam perjalanan menuju stasiun, tanpa ku sadari, air mata langsung jatuh dari mataku. Mereka jatuh dan jatuh lagi, seakan-akan aku tidak bisa membuatnya berhenti. Apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku seperti ini terus? Apa aku memang belum bisa melepaskan Masaru? Apa aku masih mencintainya? Atau perasaan ini, hanya aku saja yang merasakannya?

Ketika aku sudah berada di dalam kereta, aku tidak tahu apa yang harus aku rasakan sekarang. Hatiku rasanya sudah hancur, sudah tidak bisa lagi untuk diperbaiki. Perasaan aneh ku pada Masaru yang sampai sekarang masih aku rasakan, ternyata hanya omong kosong belaka. Hanya imajinasi. Sepertinya, memang hanya aku yang merasakannya, batinku.

Setelah keretanya berhenti, aku pun lalu turun dari kereta dan mulai berjalan menuju rumahku. Langit sudah semakin berwarna jingga dan sedikit lagi akan berwarna biru tua. Sama persis seperti yang aku rasakan. Aku berjalan, terus berjalan dan ketika aku tinggal sedikit lagi sampai rumah...

"KALIKA!" teriak seseorang. Teriakan orang itu sangatlah kencang sampai mungkin para tetanggaku akan mendengarnya dengan jelas.

Ketika aku membalikkan badanku, aku kaget setengah mati. Orang yang berteriak itu ternyata Masaru. Dengan nafas yang tidak terkontrol, Masaru meneriakkan namaku. Dia berjalan mendekat dengan wajah yang serius lalu memelukku. Dia memelukku dengan sangat erat, sampai-sampai, aku kesulitan untuk bernafas.

"Masaru-kun? Ada apa?" tanyaku.

"Maaf. Maafkan aku" katanya dengan suara yang kecil dan sulit untuk didengar.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa saat Masaru meminta maaf dengan suara yang kecil dan dengan matanya yang bergelinang air mata. Yang aku lakukan hanyalah, memelukknya balik, sehangat mungkin.

Masaru masih menangis dan yang ia lakukan hanyalah memelukku untuk beberapa menit. Lalu dengan perlahan, dia melepaskan pelukkannya dariku.

"Masaru-kun..."

"Maafkan aku, kau harus melihat diriku seperti lelaki payah seperti ini" katanya, berusaha untuk tersenyum. "Kalika, kita pergi ke festival kembang api bersama, yuk"

"Eh? Festival?" kataku, heran.

"Iya, festival kembang api. Aku sudah lama tidak melihatmu memakai yukata sejak festival kembang api tahun lalu. Mau kah kau pergi ke sana bersamaku?"

"Baiklah. Ayo kita pergi bersama" kataku sambil tersenyum.

- -

Saat festival sedang berlangsung, kami mencoba apapun yang ada di festival itu. Masaru dan Shinji balap-balapan, siapa yang menangkap ikan terbanyak. Aku dan Natsumi juga membeli makanan yang banyak untuk kami berempat. Kami sangat menikmati waktu kami di festival. Ini membuatku seperti kembali ke masa lalu. Bedanya, aku dan Masaru masih berpacaran saat itu.

"Kalika.."

"Oh, Masaru-kun? Eh tunggu, dimana Osaka-kun dan Natsumi?" tanyaku heran.

"Katanya mereka ingin melihat-lihat disebelah sana" kata Masaru.

"Oh, begitu" kataku sambil tengok kanan dan tengok kiri.

"Eh, Kalika, bagaimana kalau kita lihat-lihat ke stand sebelah situ?" kata Masaru sambil menunjuk ke arah yang berlawanan.

"Baiklah" kataku.

Aku dan Masaru pun lalu pergi ke tempat yang lebih sepi. Kenapa Masaru malah mengajakku ke tempat yang sepi seperti ini? Katanya dia ingin melihat-lihat stand yang disebelah sana. Apa yang ingin dilakukan Masaru?

"Kalika," kata Masaru sambil membalikkan badannya. Sekarang, dia berdiri tepat didepanku dan menatapku dengan mata dan wajah yang serius.

"Ada apa, Masaru-kun?"

"Aku ingin kita... seperti dulu lagi" katanya.

"Eh?"

"Aku ingin kita seperti dulu lagi. Aku suka padamu, Kalika"

"Eh, tapi bagaimana dengan perempuan itu..."

"Sudah ku bilang, bukan kau saja yang merasakannya. Aku juga. Dan sekarang, aku ingin kita seperti dulu lagi, ya" kata Masaru dengan nada yang terdengar sedikit putus asa.

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya diam seperti orang bisu. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Bagaimana dengan perempuan itu? Bagaimana dengan perempuan yang bernama Chikako itu? Apa dia akan baik-baik saja kalau dia tahu Masaru ingin kembali padaku? Apa dia nanti tahu-

Tiba-tiba, Masaru, dia menciumku. Masaru menciumku dengan harapan, aku akan menerima permintaannya. Masaru masih terus menciumku sampai aku mendengar suara kembang api yang meledak di udara.

Aku sudah tidak peduli dengan festival, ataupun kembang apinya. Yang aku pikirkan hanyalah, kenapa Masaru tega melakukan ini? Dia memintaku untuk kembali lalu dia menciumku disaat hatiku sedang bimbang seperti ini. Tapi.. aku ingin, ingin sekali kembali padanya.

Ya, aku akan kembali padanya. Aku akan kembali padanya, batinku.

Masaru lalu dengan perlahan melepaskan bibirnya dari bibirku. Ekspresinya kini sudah mulai membaik. Senyuman diwajahnya juga menunjukkan senyum gembira.

"Aku sungguh suka padamu, Kalika" kata Masaru.

"Aku juga, suka padamu Masaru-kun"

Masaru lalu menciumku lagi dengan perasaan cintanya yang amat tulus untukku.

~ ~

"Kelihatannya, Atsushi-kun dan Kalika-chan, sangat menikmati waktu mereka" kata Natsumi yang berdiri tidak jauh dari dimana Masaru dan Kalika berciuman. "Kau melakukan yang benar, Osaka-kun"

"Iya, kau benar. Aku merasa lega sekarang" kata Shinji.

THE END





Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
1M 66.6K 39
SLOW UPDATE [END] Kisah tentang seorang bocah 4 tahun yang nampak seperti seorang bocah berumur 2 tahun dengan tubuh kecil, pipi chubby, bulu mata le...
365K 10.3K 66
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.