The Curse Of Love

By Meiloka_Putri

316 11 5

Di sebuah kehidupan yang kemungkinan nyata, telah terjadi skenario Tuhan yang sepertinya tidak mungkin. Tapi... More

Casting
Part 2 (Something Silly)
Part 3 (I Love You)
Part 4 (Our Time)
Something that remains a mystery I
Part 6 (I Love You So Much)
Part 7 (Welcome to Venice)
With You In CA
Meet my dear friend (Deans)
Something that remains a mistery II
Something that Remains a Mistery III
An unreasonable offer
Something I had not expected before
We had to go
I'm on NY
We're In Paris
You're Belong to Me
My Doubts
I'm 23 years old (I'm Guilty)
Divali
Holi Festive
The Wedding Day My Brother
I Got You (I)
I Got You (II)
Chennai
Damn
Levon
Curse
Mrs. Lisa
Alfredo
Amazon I
Amazon II
Searching
Welcome
Meet you
Italiano
Amazon III

Part 1

28 2 0
By Meiloka_Putri

Logie Pov

"Action" begitulah teriakan sang sutradara Frederick Combo ketika memulai take... dan... "oke"..

suasana break sejenak dalam pembuatan film. Para pemain serentak bubar untuk istirahat.

"Hai Anna, bolehkah aku gabung denganmu?" Sapaku.

Anna hanya menatap biasa sambil bergeser, seolah memberikan ruang untukku duduk disampingnya.

"Hari yang sangat melelahkan ya?" Aku memulai pembicaraan.

"Ya, resikonya seperti itu" sahut Anna

"Oya kamu nanti pulang sama managermu?"

"Hari ini managerku ada acara keluarganya, jadi nggak bareng pulang, lagipula kita nggak searah." Jawab Anna sambil memakan bekal lunchnya...

"Kamu selalu bawa bekal ya?" Tanyaku sambil sesekali kuperhatikan dia, dia memang terlihat cantik bukan dari kejauhan saja. Ku lihat dia mengangguk.

"Kamu mau?" Dia menawarkan bekal lunchnya. Sepintas ku lihat ada sayuran yang berwarna hijau bergerombol seperti rambut kribonya Bryan teman SD ku dulu. Terasa mual di ulu hatiku melihat sayuran itu, tapi aku lekas memasang muka manis depan Anna, karena memang aku nggak mau terlihat sebal melihat bekal lunchnya.

"Oh, nggak...Aku sudah lunch tadi." Aku terpaksa berbong, padahal aku memang belum lunch. Hanya sepotong sandwich buatan Mama dan segelas susu tawar menemani breakfastku.

"Kamu tahu tidak, makanan buatan sendiri itu lebih sehat dari yang disajikan di sini ataupun di resto, tapi bukan berarti aku nggak pernah makan di luar. Ya paling tidak jangan keseringan aja." Dia terlihat seperti seorang dokter yang menasehati pasiennya. Ya dokter yang cantik di hatiku.

Anna yang selalu menjaga kondisinya biar tetap fit. Meski usianya jauh lebih tua dari Logie, badannya masih tetap segar bugar seperti yang berusia 18 belas tahun. Karena setiap hari Anna tidak lepas dari yoga. Bahkan kalau ada waktu rehat lebih lama dia sempatkan waktu untuk yoga di lokasi syuting. Logie menatap mata indah Anna yang berwarna biru keabuan tanpa berkedip, dia merasakan ada sesuatu yang luar biasa pada diri Anna. Dengan senyuman cutenya Logie mendengarkan Anna yang sedang bicara. Anna mulai tersadar bahwa Logie memperhatikannya.

"Hey,, kamu kenapa menatapku seperti itu?" Dia melambaikan tangannya di depan wajahku. Ku lihat wajahnya memerah.

"Anna, kamu sungguh cantik.. Matamu sangat indah." Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. Padahal aku sama sekali tidak merancang sebelumnya. Aku seperti sedang berada pada scene film yang aku mainkan bersamanya, atau memang sengaja aku imfrovisasikan agar chemistri kami lebih kuat. Entahlah, yang jelas memang faktanya dia memiliki mata yang indah dari sekian cewek yang aku lihat sebelumnya.

"What?... hello boys, apa kamu sedang bermimpi?" Kata-katanya membuyarkan imajiku. Aku lemparkan senyuman cuteku, mungkin dengan ini aku bisa menutupi rasa maluku. Ku lihat wajahnya memerah, namun semua itu tak berlangsung lama karena sang sutradara sudah melambaikan bendera kotak-kotak, pertanda kita harus memulai take.

"Oke semuanya, bisa kita kembali untuk take." teriak sutradara.

Aku meninggalkan dia yang masih duduk membaca naskahnya. Di sudut sana ku lihat Jason sudah menunggu untuk take, karena hari ini memang kita bertiga giliran take.

"Oke kita mulai.. Action" sutradara memulai adegan.

"Apa arti dari mimpiku itu Annabeth? Apakah ini sebuah misi lagi?" Kataku sambil menatap tajam Annabeth penuh rasa ingin tahu. Memang scene itu yang aku nantikan, supaya aku bisa menatap lebih dalam wajah Anna. Di film ini Aku berperan sebagai Percy Jackson dan Annabeth Chase diperankan oleh Anna. Dia hanya diam saja lalu dia berpaling, entah apa yang ada di pikirannya sampai dia tidak menjawab pertanyaanku. Padahal di adegannya Annabeth harus menjawab pertanyaan Percy. Grover yang diperankan Jason hanya diam melongo melihat Anna kikuk.

Sontak disaat itu pula sang sutradara bilang.. "Cut"... "reply"..

Kami kembali melakukan take, dan apa yang terjadi masih sama seperti tadi, bahkan lebih dari tiga kali Anna tidak hapal naskah yang harus dia ucapkan. Oh My God sebegitu parahnya kah ucapan dan tatapanku kepadanya tadi.

"Kenapa ini, ada apa denganmu Anna?" Terlihat Om Fred sedikit kesal.

"Maafkan aku." Jawab Anna dengan nada lirih.

"Beri aku waktu sampai besok untuk masalah ini." Pinta Anna.

"Ya sudah kalau begitu. Kita take sampai sini dulu, besok pagi kita mulai lagi." Instruksi dari sutradara.

Anna terlihat mengemas barang-barang untuk di bawa ke mobilnya. Aku yang dari tadi memperhatikan dia, sepertinya tak ada kata bosan untuk melihatnya. Lalu ku coba menghampirinya.

"Anna bisa aku bantu?" Dengan senyuman cuteku aku menyapanya.

"Nggak usah, terimakasih." Anna menjawab dengan nada agak kesal tanpa menoleh padaku.

"Ada apa denganmu?" Aku masih tetap bertanya tanpa ada rasa bersalah. Dia tak mempedulikan pertanyaanku dan masih tetap packing barang-barangnya.

"I'm is okay, please don't distrub me!" Jawabnya dengan nada sedikit menekan.

"Ok, maafkan aku jika aku sudah mengganggumu." Aku mundur dua langkah sambil mengangkatkan kedua tanganku.

Dia berlalu begitu saja meninggalkanku sendirian. Aku bisa melihat bahwa dia benar-benar marah padaku. Tapi aku bukanlah seorang laki-laki yang mudah menyerah begitu saja. Ku anggap ini adalah awal dari rasa keingintahuanku pada seorang wanita. Ini memang pengalaman pertamaku mendekati seorang wanita. Aku tidak tahu apakah aku akan bahagia atau kecewa, paling tidak aku sudah mau mencoba dan berusaha.

Waktu aku SMP pernah ada cewek yang mendekatiku, wajahnya lumayan cantik. Tapi entah hati ini sepertinya tidak mau membuka diri dan mengenal siapa itu sosok wanita yang kerap di puja oleh semua laki-laki. Bukan berarti aku tidak suka sama makhluk yang satu itu, jujur saja aku sama sekali belum tertarik waktu itu. Setelah aku menginjak SMA kondisi hati ini masih juga sama, bahkan Dean teman masa kecilku menganggapku yang lain-lain. Dia sudah menyebutku jomblo, abnormal bahkan aah entahlah sebuah kata yang membuat orang lain muak mendengarnya termasuk aku. Aku baru merasakan ketertarikan terhadap wanita ketika usiaku genap 18 tahun. Ya baru satu minggu ke belakang aku merayakan ulang tahunku yang ke 18, itu juga Om fred yang ngerjain aku dengan hal-hal yang konyol yang membuat tenagaku terkuras habis. Tapi aku merasa bahagia karena memiliki keluarga yang care sama aku selain yang kurasakan di rumahku.

Sikap mendadak dingin Anna membuat aku semakinbersemangat untuk mendekati dia, entah mungkin ada orang yang akan mencibirkuaku tidak peduli. This is my way, I hope God always give blessing to me.


"Lihat saja Anna, aku tidak akan menyerah untuk ini." Aku menggerutu sambil menatap kepergiannya.

Author Pov

"Sayang, ayo saatnya kita pulang." Wanita paruh mendekati Logie.

Dia adalah ibu sekaligus manager Logie. Logie mempercayai segalanya kepada ibunya, maklum dia anak bungsu dari tiga bersaudara, jadi ibunya sedikit over protected padanya. Ayah Logie bernama Dr. Larry dia adalah dokter senior di Rumah sakit Central Medica, ibunya seorang pengusaha di bidang traveling bernama Lisa, Kakak pertamanya bernama Lucas usianya sekitar 35 tahun dia lulusan fakultas kedokteran dan mengambil jurusan dokter spesialis dalam, sedangkan kakaknya yang tengah Lian sedang kuliah di jurusan dokter gigi, tepatnya sudah semester akhir. Hanya Logie yang berbeda, dia tidak mau kuliah di fakultas kedokteran sebagaimana kedua kakaknya. Dia malah tertarik di bidang akting. Bahkan sejak usianya masih belia, dia sudah berakting dengan aktor kawakan seperti Leonardo Dicaprio. Kedua orangtuanya tidak mengekang keinginan putra bungsunya itu. mereka tetap mendukung bakat yang di tekuni Logie.


Diperjalanan Mama Lisa hampir terkantuk-kantuk saking lelahnya menemani anaknya syuting karena waktu sekarang menunjukan pukul 02.45 am. Sambil mengemudi Porsche hitamnya Logie tersenyum-senyum mengingat kejadian waktu di lokasi syuting. Dia seolah-olah sudah berhasil membuat Anna kikuk. Bahkan lebih parahnya lagi Anna sampai nggak hapal naskah yang harus ia baca. Ya terkadang Logie memang sedikit menjengkelkan.

Begitu sampai rumah, Logie langsung masuk ke kamarnya yang didominasi warna biru, putih, hitam dan hijau, ya itu adalah warna kesukaannya.kemudian merebahkan tubuhnya di kasur.

##___________________________________________________##

A/N

Mohon maaf jika penulisan bahasanya tidak seindah para novelis.

Aku hanya manusia biasa yang ingin mencoba...


Continue Reading

You'll Also Like

218K 17.9K 91
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
220K 19.8K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
711K 55.8K 40
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
55.9K 5.1K 14
[FOLLOW SEBELUM BACA] Brothership, Harsh words, Skinship‼️ ❥Sequel Dream House ❥NOT BXB ⚠️ ❥Baca Dream House terlebih dahulu🐾 Satu atap yang mempe...