A Perfect Brother

By Srisun22

80.1K 2.8K 148

Kau itu sempurna ... Tidak, kau hanya terlalu sempurna untuk diriku ... Dan perasaan itu, akhirnya muncul... More

Prolog
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
LEBARAN
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS

SATU

7.6K 225 8
By Srisun22

Malam itu terasa begitu panjang untuknya. Untuk seorang gadis yang sedang duduk menatap langit dengan iris cokelatnya itu. Dari matanya mengandung sarat akan kesedihan, kerinduan.

Rindu akan pelukan mahluk yang ia sebut orangtua. Rindu akan kasih sayang mereka.

Memangnya siapa yang tidak sedih jika ditinggalkan oleh orangtuanya sejak umur tujuh tahun ?

Sudah beberapa tahun lamanya bagi Ellina yang menunggu kedatangan orangtuanya. Mama dan papanya. Ellina sekarang sudah beurumur 10 tahun. Mereka bilang, mereka akan kembali, dengan oleh oleh yang banyak. Tapi kenyataan berbeda dari omongan mereka.

Mereka tak kembali. Membuat gadis kecil itu selalu menanti mereka dengan harapan mereka akan kembali.

Hampir setiap malam ia seperti itu. Menatap langit dengan mata sendunya. Melihat bulan dan bintang yang tampak sudah terbiasa menerangi gelapnya malam.

Tapi kali ini berbeda. Langitnya tak lagi dihiasi oleh bintang dan bulan seperti yang biasa ia lihat. Melainkan dengan awan yang mendung.

Langit itu seakan tau apa yang dirasakan oleh gadis kecil yang sedang menatapnya. Seakan mengerti apa yang dirasakannya.

Gadis itu tersenyum miris. Senyum dengan sarat akan kedukaan. Tangannya terulur kedepan, seakan sedang memanggil sang bulan dan sang bintang agar menemani malamnya.

Saat ia sedang sibuk melakukan kegiatannya, derit pintu membuatnya menoleh dan menampakkan sesosok laki-laki yang dua tahun lebih tua dengannya dari balik pintu itu. Setelah tau siapa gerangan orang tersebut, gadis itu pun tersenyum. Menampilkan senyum manisnya yang selalu ia tunjukkan.

"Belum tidur ?" tanya pria itu dengan senyum juga.
Gadis itu hanya menggeleng pelan lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela. Ia berkata dengan lirih.

"Aku rindu pada mereka, kak"

"Aku tahu. Aku juga rindu.  Mereka pasti akan kembali. Tidurlah, sudah terlalu larut untukmu". Anak laki-laki itu mengusap kepala Ellina dengan sayang, lalu menggerakkan tangannya seakan menyuruh adik kesayangannya itu untuk tidur.

" Tapi kapan ? Aku--"

Belum sempat Ellina menyelesaikan kalimatnya, kakaknya itu sudah meletakkan telunjuknya dibibir Ellina.

"Shh, mereka akan kembali, pasti. Aku tidak tau kapan, tapi aku janji mereka akan kembali. Sekarang, kau tidurlah"

Kakaknya tidak melepaskan senyumannya saat berbicara pada adik kesayangannya itu. Ia lalu mengelus kepala Ellina sampai ia tertidur.

Anak lelaki itu keluar dari kamar yang di pintunya bertuliskan nama 'Ellina Eleanor Joseph', lalu berjalan menuju kamar yang di sebelahnya yang bertuliskan nama 'Elvanno Anderson Joseph'.

Lelaki itu merebahkan dirinya dikasur king size miliknya.  Memejamkan matanya seakan menenangkan dirinya. Sampai akhirnya ia tertidur.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gadis itu mengerjapkan matanya saat alarm berbunyi untuk yang kedua kalinya. Membuat sang empunya bangun dan membuka matanya. Mata hitamnya membelalak seketika setelah ia melihat jam sudah pukul 06.00.

Bagaimana tidak, ini adalah hari pertamanya masuk ke sma setelah melewati ujian dan mendapat peringkat pertama di sekolahnya. Ia akan masuk ke sekolah yang sama dengan kakaknya. Sekolah elit yang hanya berisi anak-anak yang kaya, dan kalau tidak, pastinya anak itu mempunyai otak yang sangat cerdas.

Kakaknya itu bukan hanya pandai, ia juga kaya, bahkan sangat kaya. Bagaimana tidak, ia adalah seorang CEO sekaligus pemilik perusahaan yang bernama Luxury Company - yang merupakan perusahaan terbesar di kota ini.

Diusianya yang terpaut masih muda - 17 tahun - ia sudah bisa mengatur perusahaan sebesar itu. Elvanno Anderson Joseph, merupakan CEO sekaligus pemilik perusahaan Luxury Company, dan dialah kakakku. Dan sedangkan Ellina sendiri, ia hanya beda dua tahun dengan kakaknya.

Dia segera keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan. Menyusuri rumah yang sebesar hampir seperti sebuah mansion. Menuruni tangga, lalu akhirnya sampai di ruang makan yang sudah disambut oleh kakaknya, sekertaris Lee - pengawal pribadi kakaknya - , dan juga bi Nari - pembantu dirumahnya itu - .

Baru sampai dan dia sudah mendapat kata-kata dingin dari kakaknya itu.

"Ellina Eleanor Joseph! Apa kau mau telat di hari pertamamu sekolah ? Dan apa kau sudah menyiapkan semuanya ?"

Nada yang ia ucapkan memang datar, namun terdengar dingin. Nada khas seorang pemimpin. Tapi jangan salah, saat Elvanno sedang hanya bersama Ellina ia akan berubah menjadi sosok yang lembut.

"Maaf kak, aku kesiangan. Dan ya, aku sudah menyiapkan semuanya"

Aku berkata sambil menundukkan kepalaku. Aku memang sangat anti jika kakakku sudah berkata dingin seperti itu.

Lalu ia berjalan mendekati Ellina lalu mendaratkan kecupan di pipi Ellina. Itu adalah kebiasaan kakaknya di pagi hari, mencium pipi Ellina. Itu sudah menjadi kebiasaan sehingga Ellina tidak merasakan sesuatu yang aneh, lagipula itu hanya kakaknya. Apa yang salah jika kakaknya menciumnya ?

"Jangan ulangi lagi. Kau harus bangun lebih pagi jika tak ingin terlambat. Ayo kita sarapan"

Ellina hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti kakaknya ke meja makan. Dan mereka mulai sarapan bersama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari ini cuaca sangat mendukung untuk para murid yang sedang menjalani ospek. Mataharinya begitu terik, seakan semakin menyiksa para murid di lapangan.

Seperti biasa, para murid akan sedikit dikerjai dengan penampilan yang aneh. Berbeda dengan sekolah lain, sekolah yang Ellina tempati memilih penampilan yang lebih simpel.

Ellina dan murid perempuan lainnya hanya merubah penampilannya sedikit. Dengan rambut yang dikuncir dua dengan pita sebagai hiasan, dan dibubuhi dengan topi ala penyihir. Dan tak lupa dengan name tag yang tergantung dilehernya.

Seorang kakak osis berdiri didepannya. Ia tau kalau yang berdiri didepannya itu adalah seorang osis karena tentu dari penampilannya. Setiap anggota osis akan mengenakan jaket khusus mereka dan memakai kacamata hitam.

Ellina sadar kalau dirinya lebih pendek dari yang lainnya. Maka dari itu dia memilih berbaris di paling depan.

Saat itu Ellina yang hanya menunduk karena tidak ingin merasakan silaunya matahari, sekarang mendongakkan kepalanya setelah melihat seniornya berdiri didepannya sambil bersedekap.

Setelah melihat siapa yang ada dihadapannya, ia langsung memutar bola matanya dan memalingkan wajah.

Sekali lihat pun ia tau siapa yang ada didepannya. Ia tidak mungkin bersikap seperti itu pada senior lainnya.

"Ellina Eleanor Joseph! Kau tidak pantas berdandan seperti itu. Kau seharusnya memakai gaun yang indah dan berdandan yang cantik, lalu pergi makan malam denganku" katanya sambil tersenyum aneh.

Aku memutar bola mataku hingga kalimat akhirnya membuatku kepadanya dan memasang tatapan tajam. Dan bodohnya lagi, ia hanya tersenyum tanpa dosa setelah mengucapkan itu lalu pergi.

Sontak hal itu membuat murid yang ada di sekelilingku berbisik bisik. Tentu aku sudah biasa dengan hal itu. Sangat biasa.

Dan tanpa sadar, berita tersebut tersebar dengan cepat ke seantero sekolah. Dan ia pun menjadi buah bibir di sekolah.

Masa orientasi siswa pun selesai. Para murid baru sekarang telah sepenuhnya menjadi bagian dari sekolah ini.

Bel berbunyi seakan menyuarakan kebebasan para murid yang menantikan rumah mereka.

Ellina saat itu sedang menunggu kakaknya di taman. Dia bilang, mereka akan pulang bersama.

Saat sedang memainkan ponselnya, tiba-tiba ada seseorang yang menutup matanya. Ellina sempat kaget, namun setelah mencium aroma khas yang sangat familiar ia pun tersenyum.

Siapa lagi kalau bukan Elvanno, kakaknya.

"Lama banget sih kak, jamuran aku disini"

"Hehe, maklum orang penting mah sibuk"

Ellina hanya memutar bola matanya. Lalu mereka pulang dengan mobil milik Vanno.


.

.

.

.

20 April 2017

Don't forget to give your vote and comment. Thank you ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

305K 18.1K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.7M 119K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...