GALAKSI

By PoppiPertiwi

44.2M 2.7M 679K

GALAKSI by Poppi Pertiwi Bagian Pertama Galaksi : Bagian Kedua Galaksikejora [Dapat Dibaca Terpisah]❤️❤️ Dear... More

Galaksi
Kejora
1. Ketua Ravispa
2. Tantangan
3. Avegar
4. PULANG [REPOST]
5. OLAHRAGA [REPOST]
6. OLAHRAGA [REPOST] 2
7. JAS YANG SAMA [REPOST]
8. INSIDEN [REPOST]
9. BANGGA [REPOST]
10. NGAJAK RIBUT! [REPOST]
11. RAVISPA & AVEGAR [REPOST]
12. GALAKSI (SI) [REPOST]
13. BERAKSI [REPOST]
14. CHAT DARINYA? [REPOST]
15. JAKET JEANS BERLAMBANG BINTANG (1) [REPOST]
16. JAKET JEANS BERLAMBANG BINTANG (2)
17. MASA SMA [REPOST]
18. GERTAKAN [REPOST]
19. BERTEMU
20. LABRAK [REPOST]
22. TENTANG KITA [REPOST] (1)
23. TENTANG KITA [REPOST] (2)
24. BERTEMU LAGI? [REPOST]
25. SORRY [REPOST]
26. TEMAN HARGA MATI [REPOST]
27. KENAPA BISA SUKA? [REPOST]
28. Analogi di Bawah Temaram Lampu Saat SMA [REPOST]
29. KALAH TELAK [REPOST]
30. MENJELANG BAZAR [REPOST]
31. BAZAR RAVISPA ANGKATAN 8 [REPOST]
32. EFEMERAL RASA [REPOST]
33. KITA YANG ASING (1) [REPOST]
33. KITA YANG ASING (2) [REPOST]
34. MUSUHAN [REPOST]
35. KEADAAN BERUBAH REPOST]
36. MASIH PEDULI (1) [REPOST]
37. MASIH PEDULI (2) [REPOST]
38. Semboyan Solidaritas Tanpa Batas! [REPOST]
39. KITA JADIAN [REPOST]
40. Ukiran Tanggal di Pohon Belakang Sekolah [REPOST]
41. LANGIT [REPOST]
42. Sirosis Hepatomegali (1) [REPOST]
42. Sirosis Hepatomegali (2) [REPOST]
43. DETAK (1) [REPOST]
43. DETAK (2) [REPOST]
44. LABIRIN CANDRAMAWA [REPOST]
45. KABAR (1) [REPOST]
45. KENANGAN LUKA LAMA (2) [REPOST]
46. SALAH PAHAM (1) [REPOST]
46. SALAH PAHAM (2) [REPOST]
47. PERMINTAAN MAAF [REPOST]
48. KITA PUTUS [REPOST]
49. MENGHAPUS MEMORI (1) [REPOST]
49. MENGHAPUS MEMORI (2) [REPOST]
50. PERSETERUAN (1) [REPOST]
50. PERSETERUAN (2) [REPOST]
51. GEMPURAN DI GUDANG [REPOST]
52. BERITA MENGEJUTKAN [REPOST]
53. LAPANGAN
54. LUKA [REPOST]
55. CERITA KITA [REPOST] [Private]
56. INTI [REPOST] [Private]
57. PERTEMANAN [REPOST] [Private]
58. RESTUNYA (1) [REPOST]
58. RESTUNYA (2)
59. SWASTAMITA (1) [REPOST]
59. SWASTAMITA (2) [REPOST]
60. Lindungi Sekolah Kita! [REPOST]
61. Kejora Ayodhya [SELESAI]
1. Extra Part Galaksi & Film Galaksi

21. SAUDARA [REPOST]

529K 35.3K 6K
By PoppiPertiwi

Heyy guys! Seneng gak updatean kita kali ini? Semoga pada suka ya! Lagi pada di mana hari ini?

Siapa (Nama/Username) Yang Baca Ini Sekarang?

1-10 Emoji Yang Mewakilimu Saat Ada Update Cerita Ini Lagi?

Ini udah termasuk cepet kan ya?

Jam Berapa Kamu Baca Updatean Cerita Ini?

[Biar Kamu Readers Aktif & Terlihat] Coba Sebut Siapa Aja / Nama / Username Mana Aja Yang Baca Part Ini?

Apa Kamu Siap / Ready Mengisi Tiap Paragraf dan In-Line Dengan Komentarmu?💙

21. SAUDARA [REPOSTA]

Malam semakin pekat. Di atas sana ada ribuan bintang yang bersinar. Kemilaunya terlihat di mata Kejora. Kejora sendiri menghitungnya satu demi satu namun selalu gagal karena matanya lagi-lagi tertuju pada pekerjaan rumahnya yang belum terselesaikan. Ada bintang yang tampak besar. Dan ada juga Bintang yang tampak kecil.

Kejora mulai mengerjakan kembali tugasnya.

Ketika sudah selesai, perempuan itu memasukkan bukunya ke dalam tas dan duduk kembali di kursi meja belajarnya. Melihat langit yang masih saja bermuram. Suara pesan masuk membuat Kejora mengambil ponselnya yang ada di atas kasur dan duduk kembali di kursi.

Galaksi: Lo di mana?

Kening Kejora jelas mengerut.

Kejora: Di rumah.

Galaksi: Ok.

Kejora memandang bingung layar ponselnya. Hanya itu? Bukannya dia berharap lebih. Tapi terkadang Galaksi susah dimengerti. Ia lalu menaruh kembali ponselnya ke atas meja. Mungkin Galaksi hanya menge-cek keadaannya saja. Mungkin begitu. Kejadian tadi siang membuatnya malas keluar rumah. Sejak tadi yang dia lakukan hanya diam kamar. Melamun. Belajar. Melamun lagi. Itu saja. Bahkan dia absen makan malam hari ini dengan keluarganya.

Suara pesan masuk terdengar lagi membuat Kejora mengambil lagi ponselnya.

Galaksi: Coba keluar. Gue diluar.

Galaksi: Buruan.

Galaksi: Dingin.

Kejora seperti kesetanan langsung dengan cepat membuka gorden rumahnya dan melihat dari jendela kamarnya—mengintip. Ada sebuah mobil di depan gerbang rumahnya. Perempuan itu tertegun sebentar lalu keluar kamar dan menuju pintu. Ketika membuka pintu yang pertama kali ia lihat adalah seorang laki-laki yang sedang menenteng kresek putih di tangannya. Galaksi menggunakan celana jeans berwarna gelap dan jaket Ravispa.

"Lama banget cuman buka pintu aja."

"Lo ngapain?"

"Ngapain kenapa?"

"Ya elo ngapain ke sini?"

"Emangnya gak boleh?" tanya Galaksi. "Kasi masuk kek. Minum. Yang peka."

"Oh iya," kata Kejora. "Ya udah lo masuk dulu aja."

Galaksi masuk ke dalam rumah Kejora dan duduk di sofa rumah perempuan itu.

"Mau minum apa?"

"Apa aja terserah. Jangan yang manis-manis," kata Galaksi dengan cepat membuat Kejora mencibir dan menuju ke belakang.

Beberapa menit kemudian perempuan itu datang dan Galaksi sudah menaruh jaket miliknya di sebelah sehingga menyisakan kaus putih yang digunakannya.

"Lo ngapain malem-malem ke rumah gue?" tanya Kejora setelah menaruh minuman di atas meja.

Galaksi mengangkat bahunya. "Pengin aja."

"Itu gue bawain terang bulan cokelat keju buat lo."

"Terang bulan?"

"Iya. Lo suka 'kan?"

"Kok lo tau?" tanya Kejora dengan tampang cengo-nya.

"Apa yang gak gue tau?" Galaksi malah balik bertanya. "Makan aja. Gue emang bawain buat lo."

"Lo kesambet apa sih?" tanya Kejora namun Galaksi malah membuka kresek putih itu dan mengeluarkan kotak yang berwarna sama di dalamnya.

"Mau gak? Papa gue juga seneng banget beli yang kaya gini."

"Tapi lo tau dari mana gue suka sama terang bulan?"

"Sama siapa lagi kalau bukan dari kakak lo."

"Kak Batra? Yang bener?"

Galaksi bergumam. "Nih buat lo. Udah gue bukain juga."

"Lo kaya gini karena ngerasa bersalah aja kan gara-gara yang tadi?" tanya Kejora. Tadi dia memang senang karena Galaksi datang ke sini namun setelah ia bisa mencerna maksud Galaksi datang ke sini. Kejora jadi malas melihat makanan yang ada di depan wajahnya.

"Enggak," jawab Galaksi enteng. "Gue ke sini niat baik. Bawain lo terang bulan. Udah gitu gue bukain juga kotaknya. Ngapain juga lo masih mikirin yang tadi siang?"

"Nggak tapi aneh aja."

"Lo marah gara-gara tadi siang?"

"Nggak juga."

"Dengerin gue," kata Galaksi menaruh kotak makanan itu di atas meja. "Gue ke sini cuman pengin bawain lo terang bulan doang. Nggak ngapa-ngapain. Kebetulan juga gue tadi abis keluar. Kumpul sama temen-temen gue. Jadi sekalian gue ke sini."

"Terus kapan lo nanya sama Kakak gue?"

"Tadi," ucapnya. "Gue sering ketemu sama kakak lo kali. Dia sering main ke rumah gue."

"Oh."

"Mau gak nih?" tanya Galaksi. "Ntar kalau gue habisin. Jangan marah."

"Mau gak?" tanya Galaksi lagi. Kejora akhirnya mengangguk membuat cowok itu mengambil lagi kotak itu.

"Gue kira lo kesambet apaan tiba-tiba dateng ke sini. Udah gitu bawaain gue makanan kesukaan gue. Ikhlas gak nih?" tanya Kejora.

"Gak ikhlas sih. Gue butuh imbalan juga."

"TUHKAN!"

Galaksi terkekeh. "Nggak-nggak. Gue bercanda."

"Bercanda mulu perasaan."

"Anggep aja gue lagi baik sama lo," kata Galaksi. "Gue nggak segalak yang lo kira kan?"

****

Tempat hiburan malam kali ini benar-benar ramai—bahkan terasa begitu sempit karena telah dipenuhi oleh banyak orang. Club malam ini benar-benar terasa pecah karena suara musik DJ terdengar di mana-mana. Sementara itu Nyong ada di depan sana bersama teman-teman DJ-nya yang lain—yang tentunya lebih berpengalaman darinya. Profesi Nyong memang sebagai cowok DJ diumurnya yang masih segini. Pulang pagi sudah menjadi kebiasaannya sehingga tak jarang cowok itu selalu mengambil kegiatan meliburkan diri di sekolah.

"OI LAK!"

Galaksi yang sedang bersender di meja bar melihat Sergio menghampirinya. Laki-laki itu lalu ber-high five dengan Galaksi. Layaknya teman lama yang baru saja dipertemukan lagi.

"Tumben ketemu sama lo. Apa kabar?" tanyanya lalu duduk di sebelah Galaksi.

"Baik Bang."

"Masih aja manggil gue Bang."

"Ya lo kan senior gue."

"Cuman lo deh yang kaya gini ke gue," akunya. "Sama temen-temen lo," lanjutnya.

"Oh ya temen-temen lo mana?"

"Lagi joged," katanya sambil mengarahkan matanya pada Oji serta Guntur yang sedang geleng-geleng kepala di tengah puluhan manusia yang ikut berjoged bebas bersamanya.

Sementara itu Jordan dan Bams lebih memilih duduk di pojokan sambil merokok. Semuanya ada kecuali Septian. Cowok itu selalu menolak kalau diajak ke tempat-tempat hiburan malam seperti ini. Septian memang pernah ke club malam bersama mereka, namun pulang-pulang Septian mabuk parah. Ia juga kebanyakan minum saat itu. 'Biasanya' Septian ke tempat malam seperti ini kalau dia sedang ada masalah. Hanya itu kuncinya kalau Septian menerima ajakan ke tempat seperti ini.

"Septian nggak ikut?" tanya Sergio.

"Lo taulah Asep kaya apa. Mana mau dia ikut."

"Dia selalu gitu. Paling beda dari lo semua," Sergio tersenyum tipis lalu memesan satu minuman. "Beruntung lo punya temen-temen kaya mereka Lak."

"Semuanya setia sama lo. Nggak kaya temen-temen gue dulu. Dateng saat butuh sama gue doang. Temenan karena gue ketua Ravispa dulu. Bahkan mereka sampe nyari-nyari gue ke kelas. Gue pikir mereka murni mau temenan sama gue. Taunya sama aja. Busuk. Gak ada temen yang bener-bener baik."

"Semoga temen-temen lo nggak gitu," Sergio mengambil mengambil gelas kecil kaca yang ada di atas meja dan meneguknya sedikit. "Kadang temen yang lo liat baik belum tentu baik. Tanpa lo sadari bisa aja dia musuh didalam selimut. Bisa jadi dia bukan bener-bener temen."

Galaksi memandang teman-temannya. Mulai dari Oji, Guntur, Jordan, Bams lalu Nyong. Galaksi tahu sifat mereka. Mereka sudah kenal lama. Mereka selalu meluangkan waktu untuk berkumpul bersama. Selalu melakukan hal-hal gila bersama. Kebiasaan buruk masing-masing dari mereka pun Galaksi tahu begitupun dengan temannya yang lainnya.

"Ravispa baik-baik aja Lak?" tanya Sergio.

Galaksi mengangguk. "Baik."

"Lo udah ada calon buat nerusin lo?"

Yang terbayang di kepalanya hanya satu orang. "Udah ada. Tapi gue masih gak yakin."

"Kenapa lo gak yakin?"

"Gue nggak tau Bang. Dia anak baru di Ravispa."

"Baru? Baru masuk Ravispa?"

"Gue yang ngajakin dia buat gabung Ravispa tahun ini."

"Siapa namanya?"

"Lorenzo."

Sergio diam. Seperti sedang mengingat sesuatu. "Oh gue kenal tuh anak. Sering banget ikut duduk-duduk deket kampus gue sama anak-anak yang lain. Yang tinggi rambut kebelah itu kan?"

"Ya. Bagus deh kalau lo kenal dia."

"Boleh juga dia. Tapi setau gue dia anaknya cepet marah. Sama kaya lo. Disinggung dikit langsung pergi."

"Nanti gue pikirin lagi deh Bang."

"Bazar Ravispa tahun ini yang ke delapan kan?"

"Iya. Gue berharap semoga lancar."

"Gue doain semoga angkatan delapan lancar. Gue udah beli kuponnya. 25 buat temen-temen gue."

"Banyak juga."

"Lo udah ada Nyong. Jadi nggak perlu nyewa orang lagi kan buat ngeramein tuh bazar? Dia aja suruh jadi DJ di sana."

"Iya. Seperti yang lo tau."

"Nanti gue beli lagi kupon buat temen-temen gue yang lain. Gue pasti pilih yang paket 2."

"Minum aja yang lo tau," kata Galaksi. Paket satu dan paket dua memang berbeda. Paket satu untuk makan biasa sementara paket 2 untuk minum-minuman yang tergolong keras. Yang pesan juga pasti cowok-cowok. Galaksi merasa ada panggilan masuk di ponselnya. Tangannya mengambil ponsel yang ada di saku celananya dan melihat nama yang tertera di sana.

Kejora.

"Siapa? Cewek lo?" kekeh Sergio. "Punya cewek juga lo Lak?"

"Bukan Bang. Temen."

"Tapi telpon-telponan. Ntar juga pasti jadi kan?"

Galaksi tidak menjawab itu. Dia rasa itu tidak perlu. "Gue keluar bentar Bang."

"Gue nyari Jordan sama Bams aja deh kalau gitu," ujarnya sambil membayar minuman tadi.

"Woit! Ada Bang Sergio!" suara Jordan terdengar lenyap oleh suara musik yang makin keras. Galaksi keluar dari tempat itu sambil mengangkat panggilan Kejora. Ponsel itu sekarang ada di telinga sebelah kanannya. Cowok itu masih berjalan untuk menjauhi sumber suara yang ada di belakangnya.

"Halo?"

"Halo. Lo belum pulang ya?"

"Kok bising banget sih? Lo lagi di mana?"

"Gue lagi di club malam. Kenapa emang?"

"Lo di manaa? Ya ampun ribut banget sih di sana," omel Kejora.

Galaksi berjalan menuju ke parkiran. Menjauh dari tempat yang musiknya sedang gila-gilanya saat ini.

"Kenapa?"

"Jadi habis dari rumah gue lo belum pulang?"

"Belom."

"Lo di mana?"

"Club malam, Kejora."

"Mama lo nanyain lo ke gue Gal."

"Mama?"

"Iya mama lo. Masa mama gue?"

"Udah biarin aja."

"Tapi Gal—"

Galaksi memutuskan sambungan itu dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Seharusnya setelah pulang kumpul dengan teman-temannya tadi. Dia tidak usah bilang kepada Anggun kalau ia akan ke rumah Kejora setelah itu. Laki-laki itu kembali masuk ke dalam club malam dan menghabiskan malam ini di sana bersama teman-temannya.

***

Nova yang sedang menyelimuti Anggun memandang wanita itu. Ini kamarnya di rumah papanya. Kamar yang sudah lama tidak ia tempati. Galaksi belum juga pulang sampai saat ini. Memang sudah biasa dia begini, namun tetap saja sebagai anak tertua, Nova tidak suka sikap adiknya yang suka semena-mena seperti ini.

Jam pulang tidak teratur, pergi bersama teman-temannya—berkumpul tanpa mengenal waktu, selalu membuat mamanya khawatir dan yang paling penting selalu membuat papanya marah. Nova mencium kening Anggun lalu kembali merapatkan selimut untuk wanita yang sudah tertidur lelap itu. Tadi Anggun ketiduran di sofa karena menunggu Galaksi pulang dan Nova membawanya kemari.

Nova keluar kamar lalu menutup pintu dengan hati-hati. Di saat yang bersamaan, pintu depan terbuka dan Galaksi masuk ke dalam rumah sementara Nova masih di tempatnya. Keduanya de javu karena dulu Nova selalu memergoki Galaksi kalau cowok itu pulang jam segini.

Galaksi memilih berpikir untuk tidak menganggap Nova ada di sana. Cowok itu berjalan namun Nova mendekatinya dan menarik tangannya keluar rumah.

"Apa? Mau duel sama gue?" tanya Galaksi.

"Di otak lo cuman ada berantem doang?" tanya Nova lebih sengit dari Galaksi. "Bisa lo mikir kenapa gue ngajak lo ke sini?" tanyanya. Mereka sedang di halaman depan rumah. Pintu rumah sengaja di tutup Nova, takut Anggun mengetahui mereka di sini. Sudah berapa kali Nova memberi pelajaran pada Galaksi namun sepertinya adik laki-lakinya yang satu ini tidak pernah mengerti atau memang tidak mau mengerti.

"Mama nungguin lo dari tadi. Sampe ketiduran."

"Terus peduli gue apa?"

Nova langsung menghajarnya membuat Galaksi tersungkur. Suara pukulan itu tidak main-main. Benar-benar keras. Membuat pipi Galaksi berdenyut. Itu serangan tiba-tiba.

"Bangun lo! Mana Galaksi tukang ribut SMA Ganesha?"

Galaksi berdiri, membalas Nova. Keributan itu tidak dapat dicegah. Keduanya sama. Sama-sama kuat. Mereka berdua juga tidak peduli mengganggu tetangga karena ini sudah jam setengah tiga pagi. Setelah keduanya sama-sama lelah, barulah keduanya berhenti sendiri.

***

Pagi ini sarapan. Galaksi sudah menggunakan baju sekolahnya dan... terluka. Ada banyak luka di wajahnya. Ia juga tidak suka suasana yang ada di meja makan sekarang. Terasa begitu tegang ketika pandangan cowok itu tidak lepas dari Nova.

Nova sendiri pun sama. Cowok berwajah datar itu mengoles selai kacang ke rotinya namun matanya jelas-jelas mengarah pada Galaksi. Dia juga terlihat sama dengan Galaksi; babak belur. Kalau mungkin mereka tidak berhenti kemarin. Kalau mungkin Nova tidak menyudahi hal itu kemarin dan semakin meladeni Galaksi yang masih ingin menghajarnya. Kemungkinan besar mereka tidak akan ada di sini sekarang.

"Papa kalian belum bisa pulang. Tadi pagi dia telpon masih ada pekerjaan di luar negeri," Anggun membuka suara, memecah perang dingin antara kedua bersaudara itu. "Nanti dia ngabarin kamu Gal," katanya lagi lalu menaruh roti yang sudah ia olesi selai cokelat di atas piring Galaksi yang masih kosong.

Hening. Mereka kembali hening. Kedua tangan Galaksi berada di atas pahanya. Tidak menyentuh sarapannya sama sekali. Nova sendiri malah terlihat sibuk dengan rotinya, menghentikan pandangannya pada Galaksi. Ia tidak mau menyakiti hati Anggun lebih dalam lagi karena masalah kemarin.

"Kapan kalian dewasa?" tanya Anggun membuat keduanya memandang mamanya.

"Mama nggak nyangka kemarin kalian bertengkar lagi. Kamu juga Galaksi. Selalu berulah. Bisa tidak kalian menyelesaikan masalah tanpa berkelahi?" tanya Anggun lagi namun keduanya tidak ada yang mau angkat bicara. "Kalian sudah besar. Sudah bukan anak-anak lagi. Nggak semuanya bisa kalian selesaikan dengan berkelahi."

Nova merunduk, menyesali perbuatannya.

"Mama kecewa sama kalian."

Galaksi memilih berdiri dari kursinya—membuat derit kursinya terdengar. Cowok itu pergi tanpa pamit.

"Galaksi tunggu! Mama belum selesai ngomong."

Anggun memilih mengejarnya. Tangannya meraih lengan Galaksi membuat cowok itu berbalik badan ketika berada di tangga depan.

"Tunggu Galaksi. Mama belum selesai ngomong."

"Mau jelasin apa lagi ma? Palingan juga mama bakalan belain Nova lagi."

"Bukan gitu Galaksi. Mama belum selesai ngomo—"

"Cukup ma! Cukup!" potong Galaksi. "Mama pasti bakalan belain Nova lagi. Iya kan? Udahlah aku males dengernya."

"Galaksi. Mama nggak belain Nova. Kalian sama-sama salah."

"Oh ya ma?" tanya Galaksi. "Tapi nggak mungkin mama nggak belain anak rajin kaya Nova. Mama bahkan milih biar dia tinggal sama mama sementara aku harus tinggal sama papa. Kalau aku yang tinggal sama mama. Mama pasti nggak bakalan punya kesempatan buat selingkuh lagi. Iyakan?"

Satu tamparan mendarat di pipinya, membuat Galaksi menutup matanya—berikut dengan debaran jantungnya yang mulai bertalu-talu. Rasa sakit dan panas itu menjalar di pipi namun Galaksi tahu pasti yang lebih terluka bukan itu tetapi hatinya. Ketika sepasang mata itu terbuka, barulah ia melihat wajah Anggun yang merah dan wajah Nova yang memandang Galaksi penuh dengan keterkejutan. Sejak dulu Anggun tidak pernah kelepasan seperti ini.

"Semakin besar kamu semakin nggak bisa diatur," Anggun terlihat masih emosi.

Bahkan Nova tidak melakukan apa-apa.

"Kenapa emang? Mama keberatan?" tanya Galaksi. "Awalnya aku pengin mama sama papa rujuk. Awalnya aku pengin tinggal sama mama. Bukan sama papa yang selalu sibuk kerja. Seminggu yang lalu aku ngeliat mama di taman kota sama pria lain. Tapi pas itu aku nganggep kalau hal itu nggak pernah terjadi.

"Aku bahkan nggak nyangka setahun lalu mama—orang yang aku percaya. Orang yang aku anggap nggak bakalan pernah mengkhianati papa ternyata ngelakuin itu. Bertahun-tahun aku percaya sama mama. Kalau mama bukan orang yang seperti itu. Tapi aku salah."

"Bener kata papa dulu. Mama itu wanita murahan!"

Galaksi menggendong tasnya lalu memilih pergi, menuruni tangga dan menuju ke motornya. Ia memasang helm-nya dengan cepat-cepat. Sekilas ia melihat wajah Anggun dari kaca spion. Wajah itu berubah sendu kemerahan. Namun Galaksi memilih untuk segera meluncur keluar dari rumahnya dan menuju ke sekolahan dengan pikiran yang mulai melanglang buana sampai ke atas langit.

***

Galaksi sampai pada sekolah tepat pada waktunya. Cowok itu sudah memarkirkan motornya dan berjalan di lorong tanpa menghiraukan beberapa mata yang memandangnya. Mereka bertanya-tanya tentang luka-luka di wajah Galaksi namun tak akan ada satu pun yang tahu selama Galaksi tidak memberi tahu.

Kejora turun dari tangga sekolah dengan kertas di tangannya. Ia berhentu saat melihat Galaksi. Sebenarnya ia masih marah dengan yang kemarin—saat Galaksi mematikan dengan sepihak panggilannya namun melihat wajah Galaksi yang biru-biru memunculkan rasa keingin tahuannya.

"Gal, lo kenapa?" tanya Kejora membuat Galaksi berhenti di sebelahnya.

"Gal lo kenapa?" ulang Kejora namun dalam sekejap Galaksi malah memeluknya. Pelukan itu erat membuat Kejora merasa seluruh indera dalam tubuhnya mati karena yang menonton mereka tidak hanya satu dua orang tetapi ada banyak orang di lorong dan itu membuatnya takut ada berita yang tidak baik nantinya.

Tapi selain itu, yang membuatnya bingung adalah Galaksi sekarang.

"Gal?"

"Maaf. Bentar aja."

***

AN: Hai guys! Semoga suka ya updatenyannya kalian lagi di mana hari ini?

1-5 Emoji Favoritmu Saat Sudah Baca Part Ini Apa?❤️❤️

SPAM NEXT UNTUK LANJUT?

SPAM JUDUL (GALAKSI) SUPAYA INGET TERUS?

Saat Part Ini TBC (Bersambung) Jam Berapa Kamu Menyelesaikan Bacanya?

1-5 KATA BUAT PART INI💜💜

1 KATA BUAT GALAKSI ALDEBARAN?

1 KATA BUAT KEJORA

1 KATA BUAT GALAKSI

1 EMOT BUAT JORDAN, GUNTUR & NYONG?

1 KATA BUAT SEPTIAN?

Di Cerita Galaksi Ini Tokoh Perempuan Siapa Yang Paling Kamu Suka & Pengen Banget Jadi Dia?

FOLLOW INSTAGRAM:

POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWISTORY & POPPIPERTIWII (TIK TOK)
POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI (INI WAJIB BANGET BIAR TAU INFO)
GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya)

GALAKSIALDEBARANNN
KEJORAAYODHYA
RAVISPA
JORDANADITAMA
SEPTIANAIDAN

BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGARS
NYONGBRAY
KRISHAGRID
NOVAALDEBARAN

SARAHAMERIA | MONAPRASETYAA
JIHANHALANA | LALATHALANY
FANIMALANI | FEBINAFIKAAA
THALITAADIJAYA | MONAPRASETYAA
MAURENANIKLE_ | WENDABRUNELLA

ANGKATAN9 / SMA GANESHA:
GALANGGANESWARA | JEREMYGARENDRA
ZIDANDHYAKSA | RONALDSINAGAA | WENDABRUNELLA

BEDULADNYANA | GHEAMONIKA | FREYAANDARAAA

FOLLOW JUGA BRAND IG KITA: PAVISCOSTORE

Follow Twitter:
@PoppiPertiwi_
Galaksialdebara
Kejoraayodhyaaa

Subscribe Youtube: Poppipertiwi (keduanya) untuk get notif trailer, chat story dllnya dari cerita-cerita Poppi Pertiwi yaa<3

****

Galaksi Aldebaran

Kejora Ayodhya

Jordan Ghaksan Aditama

Oji Anuraga Raspati

****

Untuk Kalian Yang Belum Punya Ketiga Novel Ini Kalian Harus Banget Jemput & Koleksi Mereka Semua Yaa❤❤ Cara Ordernya yang ORIGINAL kaya gimana ka Poppi? Kalian boleh cek di TUTORIAL IGTV INSTAGRAM WATTPADPI atau Langsung Pesan Sendiri Di Link Lewat Browser: Https://linktr.ee//novelpoppipertiwi nanti kalian pilih salah satu untuk pesan di sana yaa (Shopee) jadi langsung jemput mereka sekarang juga❤❤

Salam sayang, Poppi Pertiwi Ibu Negara Ravispa & Doain Semoga Cerita Cerita Ini Cepet Update Lagi yaa❤️🔥

MAU UPDATE LAGI KAPANNN?❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 68.2K 44
Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus galak itu adalah musuh bebuy...
3.3M 196K 55
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
1.4M 67.9K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
309K 36.2K 27
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...