PROTECT MY AGASSI

By VeeEbid20

7.6K 515 63

WAJIB BACA It Has To Be You sebelum baca cerita ini. sebagian part di private secara acak! Kim Jina g... More

1. Trouble Maker
2. First Meeting
3. Stay With Me
INFO
4. I Know You
5. I Need You
6. Jealous
7. The Sign
8. Secret Plan
9. Miss You
10. The Wedding (Part 1)
12. All Of Time
13 - Youre Mine
14. My Life (Part 1)
15. My Life (part 2)
16. Jealous
17. My Happy Ending (Part 1)
18. My Happy Ending (Part 2)
Extra Part (FIN)

11. The Wedding (Part 2)

191 20 0
By VeeEbid20

hai chingu.. mian late post, semoga kalian tetap sabar nungguin kelanjutan FF gaje ini.



Setibanya di Korea Hyuk segera menemui Ny. Kim memberitahu segala hal mulai dari respon Jina atas perjodohan itu, hingga kegagalannya membuat Jina bertemu dengan namja yang dimaksudkan Ny. Kim. Usai menemui Ny. Kim, Hyuk segera kembali ke kamarnya, ada hal yang sangat ingin dilakukannya sejak dari Jepang, Hyuk sangat penasaran akan isi box yang di bawanya dan begitu tiba di kamar dengan segera ia membuka box tersebut yang ternyata semuanya adalah barang-barang miliknya.

Sebuah Helm yang diberikanya saat menyelamatkan Jina dari kejaran bodyguarg Jiyeon, Helm yang mempertemukannya dengan Jina untuk pertama kalinya. Sebuah Blazzer hitam yang bahkan masih ia rasakan aroma parfumnya karena memang Jina tak pernah mencucinya, blazer yang ia gunakan untuk menutupi bahu Jina saat ia kalah taruhan dengan Hyo-Shin dan mengharuskannya berdandan feminim, menggunakan dress tanpa lengan dan Alis Shinchan. Sebuah Topi yang ia pakaikan saat Jina kepanasan, sepasang boneka yang selalu menemaninya tidur yang diambil Jina sebelum ia ke Jepang.

'Karena kau tidak tidak bisa ikut denganku, maka kau harus memberikan boneka ini padaku.' Ucap Jina saat itu. 'Biarkan mereka menemaniku selama di Jepang.'

'Arraso. Kau harus menjaga mereka. Koek?' Pinta Hyuk

'Ne. Yaksuke.'

Hyuk sedikit tersenyum getir mengingat momentnya bersama Jina. Ia tidak menyangka Jina menyimpan semua benda itu bahkan hingga membawanya ke Jepang, tanpa disadari air mata Hyuk mengalir membasahi pipinya, dipeluknya erat kedua boneka tersebut seiring tangisnya yang semakin menjadi.

***

'Jina-ah. dengarkan Halmoni.' Pinta Ny. Kim di sebarang telfon. 'Maeri telah membicarakan perihal perjodohanmu dengan keluarga Kang, dan keluarga Kang telah menyetujui perjodohan ini.'

'Na ara halmoni. Aku menyetujui perjodohan itu, lakukan apa saja yang ingin kalian lakukan, menjodohkanku, menikahkanku, terserah. Siapapun namjanya aku tidak peduli. Aku tahu kalian telah merencanakanya dengan baik.' Ucap Jina yang telah pasrah ia bosan mendengar permintaan Ny. Kim yang hampir setiap hari menghubunginya hanya untuk membicarakan hal yang sama ditambah lagi ia sudah kehilangan semangatnya terhitung sejak Hyuk memberitahukan perihal pernikahannya.

'Geure. Bagus Kim Jina seharusnya sejak awal kau menyetujuinya. Kalau begitu akan ku urus perjodohanmu bulan depan dan kalian bisa menikah setelah kau menyelesaikan studimu, setidaknya ini bisa mambungkam mulut Maeri.' Lega Ny. Kim akan keputusan Jina. 'Kalau begini aku bisa fokus mengurus pernikahan Eunhyuk. Kau tahu minggu depan adalah pernikahannya, apa kau akan datang?' Ucapnya Ny. Kim semakin melukai perasaan Jina.

'Minggu depan?'

'Eoh. Wae? Kau ingin datang? Pulanglah. Kali ini kau ku izinkan. Kau tahu calon istrinya sangat cantik. Hyuk benar-benar pandai memilih Yeoja itu sebagai istrinya.' Puji Ny.Kim semakin menorehkan luka di hati Jina.

'Halmoni mengenalnya?'

'Eoh. Sebenarnya aku tidak terlalu mengenalnya, tapi ku rasa mereka pasangan yang cocok.'

'Kalo Begitu aku ingin perjodohan ini dipercepat.' putus Jina seketika, sebenarnya karena terbawa emosi. 'anniy, aku ingin pernikahan kami segera dilangsungkan. Minggu depan!' ucapnya lagi tanpa nada tawar menawar.

'WMO? jangan bercanda Kim Jina, apa kau sedang mempermaikanku eoh? Baru saja kau membuatku senang karena menyetujui perjodohanku, lalu sekarang.'

'Karena itu aku minta segerakan pernikahanku sebelum aku berubah pikiran, kau tahukan pikiranku sangat cepat sekali berubah.'

'Keude, itu tidak mungkin, aku cukup kerepotan mengurusi pernikahan Hyuk, kau tahu ia tidak memiliki siapun di dunia ini selain Hana, mengurus pernikahan seorang diri bukan hal yang muda bagi seorang namja, karena itu aku dan Young memutuskan untuk membantu dan mengurus pernikahanya. Kasihan jika Hyuk harus mengurus sendiri pernikahnnya ia pasti akan merasa seorang diri, kau tahu Hana tidak bisa membantu banyak karena kondisi tubuhnya.'

'Tapi aku cucumu halmoni. Bukankah kau selalu mendesakku dengan perjodohan ini. Sekarang atau nanti bukankah sama saja pada akhirnya aku tetap akan menikah dengan namja itu.'

'Baiklah, tapi setelah pernikahan Hyuk saja otthe? Ini penawaranku yang terakhir. Kau tahu tidak mudah mempersiapkan pernikahan apa lagi hanya dalam satu minggu, bahkan untuk pernikahan kami juga melibatkan EO dan masih membutuhkan waktu panjang untuk mempersiapkan semuanya. Semua orang sedang repot di sini Jina-ah.'

'Kalau begitu langsungkan saja pernikahanku bersamaan dengan pernikahan Hyuk. Bukankah itu lebih efektif. Kalian tidak perlu mengurus undangan, tamu, makanan, sewa gedung. Bukankah undangannya yang datang akan sama saja semua dari kolega keluarga kitakan?'

'bersamaan? ini rencana gila, katakan saja jika kau tidak mau menikah dengan pilihanku jangan membuatku pusing dengan ide gilamu, bagaimana mungkin kita melangsungkannya secara bersamaan? ini tidak masuk akal. Kau cucuku, aku ingin membuat dan mempersiapkan pernikahanmu sebaik mungkin. Aku tidak bisa memberikan pernikahan yang baik untuk Jongwoon dan Young, jadi ku harap untuk pernikahanmu aku bisa memberikan yang terbaik.'

'Tidak perlu Halmoni, aku tidak membutuhkannya bukankah yang terpenting adalah kehidupanku setelah pernikahan bukan persiapan ataupun acaranya. Jika halmoni berniat menjodohkanku langsungkan pernikahanku bersamaan dengan pernikahan Hyuk, aku akan segera kembali ke Korea, dan jangan membuatku berubah pikiran.' Ucap Jina langsung mengakhiri sambungan telfonya.

***

Tak perlu menunggu lama, satu hari setelah perbincanganya dengan Ny. Kim, Jina telah mendaratkan kakinya kembali ke Korea. Namun ada yang berbeda dari Jina. Ia tampak lebih kurus karena kehilangan berat badannya, sejak mendengar berita pernikahan Hyuk membuatnya kehilangan semangat ia bahkan kehilangan nafsu makanya, hanya dalam kurun waktu satu minggu Jina berhasil membuat Hyojin dan Shinyeong kelimpungan lantaran mereka berdua yang diminta mempersiapkan gaun pernikahan untuk Jina.

Sebenarnya gaun itu telah ada, karena Hyo-Shin kerap menggunakan Jina sebagai model untuk produk terbaru dari boutique mereka, dan karena pernikahan Jina yang serba dadakan membuat Hyo-Shin menggunakan Stok yang ada untuk gaun Jina, dan hasilnya mereka tetap kelimpungan karena harus merobak gaun tersebut menyesuaikan dengan tubuh Jina yang mengurus.

"Eonni bagaimana kau bsa sekurus ini eoh? Bulan lalu saat kami mengunjungimu kau masih terlihat berisi." Protes Hyojin saat melakukan pengukuran ulang pada tubuh Jina.

"Eoh majayo. Lihat pipimu semakin tirus, matamu seperti mata panda. Apa kau sungguh-sungguh belajar di sana? Apa pelajaran di sana sangat berat dan membuatmu stres?" Imbuh Shin Yeong.

"Kalian berisik. Lakukan apa yang ingin kalian lakukan. Jika sudah selesai aku ingin pulang." Protes Jina dengan nada tak bersahabat, terlihat ia sama sekali tidak antusias dengan persiapan penikahannya.

***

"Jina-ah kau harus makan. Sejak tiba di Korea aku tak pernah melihatmu menyentuh makanan sedikitpun." Bujuk Young yang membawa nampan berisi makanan.

"Letakkan saja di sana, nanti aku akan memakannya." Ucap Jina tanpa melihat ke arah Young, selalu begitu dan tidak pernah juga sekalipun ia menyentuh makanan itu pada akhirnya.

***

Sementara semua orang sibuk mempersiapkan pernikahannya, Jina yang memang tidak tertarik dengan semua hal yang berbau pernikahan hanya memilih menghabiskan waktunya di kamar bermain game atau tidur seharian seperti kebiasanya dulu, ia hanya mengikuti perkataan orang-orang yang terlalu antusias dan semangat mengurus pernikahannya seperti Young dan Ny. Kim yang selalu bersemangat memintanya melakukan perawatan mulai dari rambut sampai kaki, fitting baju yang telah dilakukan berulang kali, mencoba sepatu hingga berbagai aksesoris pernikahan.

Terhitung sejak Jina mengijakkan kakinya di Korea, sejak itu pula ia belum pernah bertemu dan bertatap muka dengan Hyuk secara langsung, karena Hyuk sudah tidak lagi tinggal bersama mereka sejak satu bulan yang lalu, Hyuk telah berhasil membeli sebuah rumah yang sengaja dipersiapkannya untuk ditempati bersama keluarga barunya nanti, mengetahui hal tersebut membuat luka hati Jina semakin dalam karena itu juga ia mengurungkan niat untuk bertemu Hyuk, dan selalu menghindari Hyuk saat ia berkunjung ke kediaman keluarga Kim.

Meski telah tinggal dan memiliki rumah sendiri, namun Hyuk hampir setiap hari mengunjungi Ny. Kim, entah hanya sekedar berkunjung atau karena membicarakan masalah persiapan pernikahannya, dan setiap kali Hyuk datang Jina hanya akan berdiam diri di kamarnya, hanya sesekali ia bisa mendengar suara Hyuk atau jika sedikit beruntung dia bisa melihat punggung Hyuk.

***

Wedding's Day

"Tersenyumlah Jina-ah. Ini hari pernikahanmu. Apa kau masih belum bisa menerima perjodohan ini eoh?" Tanya Young yang melihat Jina tanpa senyum sedikit pun di hari pernikahannya. "Kalo begitu kita batalkan saja semua ini sebelum semuanya benar-benar terlambat."

"Belum terlambat? Membatalkannya? Dan membiarkan semua kerja kerasmu dan halmoni sia-sia?" Ucap Jina dingin tanpa nada bersahabat hanya menatap Young dari cermin yang ada di hadapannya.

"Andweyo. Tidak bisa begini, biar ku katakan pada Jongwoon oppa agar pernikahan ini di batalkan." ucap Young bergerak hendak meninggalkan Jina.

"Eonni." Seru Hana tiba-tiba masuk keruang pengantin Jina berhambur langsung memeluknya. "Bogoshipppo."

"Hana-ya. Kau datang?" kaget Jina melihat kedatangan Hana. 'Pabbo Jina-ya tentu saja dia datang ini adalah pernikahan oppanya, tentu saja dia akan datang.' batin Jina membalas pelukan Hana.

"Apa kau sudah melihat calon kakak iparmu?" terasa kelu bibir Jina saat menanyakan itu.

"Eoh. Begitu sampai di sini aku langsung menemuinya. Dia terlihat sangat cantik. Ku harap dia dan oppa akan hidup bahagia." Ucap Hana dengan mata berbinar secara tidak langsung menabur garam pada luka hati Jina.

"Geure. Noe joah?" Bingung Jina menutupi kecewanya.

"Eoh. Siapapun yeoja yang dipilih Eunhyuk oppa, aku akan mendukungnya yang penting oppaku bisa bahagia." Ucap Hana. "Eonni kau cantik sekali. Aku yakin calon suamimu pasti tidak bisa berkedip. Tersenyumlah eonni kau semakin cantik saat tersenyum." Ucap Hana kemudian memeluk Jina sebelum akhirnya ia melenggan keluar ruangan tersebut.

"Jina-ah." Tegur Young melihat Jina sedikit melamun setelah Hana pergi.

"Biarkan pernikahan ini berlangsung Young. Puttakhe." Ucap Jina terlihat matanya sudah bekaca-kaca.

"Uljima. Apa kau benar-benar yakin? Kita masih punya waktu dan kesempatan."

"Aku pasti bisa melewatinya bukankah kau dan Hyojin dulunya juga menikah karena di jodohkan. Jika kalian bisa hidup bahagia dan saling mencintai maka aku juga bisa." Ucap Jina yakin.

"Eonni bersiaplah Ijab Qabulnya akan segera dimulai. Setelah Ijab Qabul selesai kami akan membawamu masuk." Ucap Shin Yeong disusul Hyojin di belakangan.

"Eonni gwencana?" Tanya Hyojin panik seraya menyanggah tubuh jina yang terlihat sempoyongan saat berdiri.

"Gwencana, kurasa aku terlalu lama duduk."

Sayup-sayup terdengar bunyi Ijab Qabul di ruang akad nikah, namun Jina yang menunggu di ruang pengantin tidak mampu mendengar rangkaian prosesi sakral tersebut pikirannya kosong pasrah menerima pernikahan yang sama sekali tak diinginkanya, pasra menerima statusnya yang sebentar lagi akan berubah menjadi ISTRI. Sementara itu disaat yang bersaamaan Eunhyuk Juga tengah bersiap melakukan Ijab Qabul.

"Lee Eunhyuk aku nikahkan putriku....................."

~Disaat yang hampir bersamaan~

"Saya terima Nikah dan Kawinya Kim Jina .............."

Dan saat semua saksi secara bersamaan menyatakan "sah", Jina telah bersiap memasuki ruang sakral itu dibantu Geun Young, Shin Yeong dan Hyojin, disaat yang bersamaan seorang Yeoja juga telah bersiap memasuki ruang sakral dimana Eunhyuk telah bersiap menyambut kehadiran istrinya takkala usai mengucapkan ijab Qabul dengan lancar, dan ketika gerbang sakra itu terbuka barulah Jina dapat melihat siapa namja yang menjadi suaminya, sayangnya pandanganya memburam dan perlahan mengabur kemudian menggelap banyak kunang-kunang yang menutupi pandanganya.

–BLAM- Jina tumbang ke belakang mengagetkan ke-3 sahabat yang mengiringinya dan orang-orang yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Jinaaaa-aaahhh!" Histeris semuanya hampir bersamaan.

***

Cukup lama Jina tak sadarkan diri dalam pingsannya, entah sudah berapa hari ia tidak menyentuh nasi, hanya bertahan dengan air, kelelahan, stres, kurang istirahat sehingga membuat kondisi fisiknya menurun drastis dan pada akhirnya pingsan disaat moment penting dalam hidupnya. Perlahan Jina membuka matanya menyesuaikan cahaya yang perlahan diterima matanya, meski masih mengabur dapat dilihatnya sosok namja duduk tepat disamping ranjangnya.

~Disaat yang bersamaan~

"Hyung.. kau sudah melihat Jina? Bagaimana kondisinya.." Tanya Hyuk terlihat masih mengkhawatirkan Jina

"Eoh.. Kokkcongma.. kurasa sebentar lagi dia akan segera siuman.. lagi pula Park Shi Yon bersamanya.." Ucap Jongwoon

"Eoh.. ya seharusnya aku tidak perlu mengkhawatirkanya.. dia berada ditangan yang tepat.." Ucap Hyuk mulai terlibat tenang

"Sudahlah berhenti mencemaskan Jina, bukan Jina namanya jika tidak membuat kekacauan disaat penting seperti ini.." Nasihat Jongwoon. "Pergilah kau masih banyak tamu, temui mereka.."

"Nde Hyung.." Pamit Hyuk langsung berbaur menemui tamu-tamu yang telah bersedia hadir ke pernikahannya.

Sementara itu Jina yang sepenuhnya telah sadar meski masih merasa sedikit pusing berulang kali mengerjapkan matanya memastikan namja yang masih setiap duduk disampingnya.

"Kau sudah sadar..?" Tanya namja itu seraya memeriksa mata dan dahi Jina merasakan suhu tubuhnya. "Jangan bergerak dulu.. istirahatlah, aku memasang infus .. tubuhmu kekurangan cairan dan energi.. apa kau berniat mati dengan cara ini? Apa karena pernikahan ini.." Ucap namja itu membuat Jina memegang kepalanya yang semakin terasa pusing dengan pertanyaan beruntun dari namja itu

"Nuguseyyo..?" Tanya Jina masih memegang kepalanya dengan mata terpejam

"Ah.. mianhe Jina-ah.. seharusnya kita bertemu terlebih dahulu, seharusnya aku memperkenalkan diriku padamu terlebih dahulu, tapi kita justru bertemu disaat begini.. Coneun.. Park Shi Yon-Imnida.."

"MWO?" ucap Jina seketika membelalakkan matanya.

'Hana-ah' Batinnya.



TBC


Vomentnya mana Chingu???

tx for RCL


Continue Reading

You'll Also Like

19.7K 818 10
" Kamu milik aku! selamanya milik aku. Ngerti gak ?!! " " Kenapa vano berubah macamni sekali? Dulu vano bukan main berlembut tapi sekarang .... " "...
364K 21.1K 70
[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVIS...
16.5M 601K 50
[Highest Rank: #1 in Teen Fiction] 🚫WARNING🚫 :| CLICHE ALERT! This is some high class cringe stuff which will make you want to throw yourself out...