GO-LUM

By mika-chu

263K 39K 31.2K

When he bid her twice, he knows he will bid her forever. Copyright ©2016 by Angela Dhyta, All Rights Reserved... More

GO-LUM
#1
#2
#3
#4
#5 + trailer
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#19
#20
#21
#22
#23
#24 - ending
epilogue
special thanks♡
Book 2?
the sequel!!

#18

7.6K 1.1K 813
By mika-chu


+++

gue yang tadinya udah ga mood buat ngapa-ngapain, yang saking bete-nya mau langsung sampe rumah aja, langsung mendadak seger.

"hah?!" jawab gue, shock. jawaban macam apa itu.

"hah hoh hah hoh bae kayak tukang keong," kata calum yang sekarang memperlambat kecepatan motornya. "gue sebenernya udah dari lama banget pengen bilang ini. tapi gue malah takut lo jadinya ilfil sama gue kalo gue nembaknya kecepetan."

"APAANSIH, CAL?! LO BERCANDA YA??" spontan, gue gebuk helm calum yang membuat cowok itu mengaduh.

"SERIUS LAH NGAPAIN BOONG, ANJIR!!" kata calum lagi. "gue sayang sama lo, ver. lo mau nggak jadi pacar gue?"

"YA MAU LAH ANJIR MASA NGGAK!!" ini kenapa gue jawabnya teriak-teriak sih, anjir. maklum, kan ceritanya seneng. ga nyangka. tidak terduga
gitu.

calum yang sedari tadi masih megangin tangan kiri gue, sekarang narik tangan gue supaya lebih deket sama dia. "peluk aku dong, kan kita udah jadian."

DENGAN SENANG HATI.

LO MINTA GUE APA-APAIN LO YANG LAIN JUGA GUE MAU, WOY!!

"kita? lo aja kali, gue nggak."

"dih, gitu. turun lo sono!" ancam calum.

"bener, ya?!"

"eh, jangan!" calum masih menahan tangan gue.

"lah, kita udah sampe, bego."

calum langsung ngerem mendadak yang bikin gue langsung tabrakan sama punggungnya. ya lo tau sendiri rasanya ketika dua gunung putri menghantam dinding beton kayak gimana.

ngilu-ngilu nyoi gitu.

karena udah sampe, gue langsung membuka pintu pagar rumah gue biar calum bisa parkir motornya di dalem garasi. setelah parkir, kita berdua masuk ke dalem rumah gue.

dari tadi, calum ga berhenti senyum-senyum. pipinya juga masih kemerahan dan mengkerut karena senyumnya yang kelebaran itu.

"ih, apaansih lo senyum-senyum sendiri kayak orang kesambet." kata gue, sebelum akhirnya mendaratkan pantat gue di atas sofa.

"kesambet cintamuuuu.." calum menjawab dengan girang dan memperpanjang bagian 'u'-nya.

najis banget.

tolong, ini pacar siapa.

ya pacar gue dong.

awas lo berani megang.

"dih, orgil." gerutu gue, pelan.

nggak lama, terdengar suara langkah kaki dari arah dapur. ternyata mama.

"eh, ada calum." sapa mama.

calum cengengesan, "hehe, iya tante."

mama lalu ngelirik ke arah gue, "wah, bunga dari siapa tuh, rin?"

"dari calum." jawab gue, seadanya.

"KALIAN PACARAN YA???" tebak mama, pake teriak. kaget gue.

gue dan calum cuma bisa tatap-tatapan sambil cengengesan.

mama juga ikutan cengengesan, "wah, tante ikutan seneng deh kalo kalian jadian. ternyata punya kamu gede juga ya, cal."

"hah? apanya?" jawab calum.

"itu, keberaniannya." bales mama. gimana kamu aja deh, yusup.

gue akhirnya mengedipkan mata untuk mengisyaratkan mama biar ninggalin gue sama calum. dan untung nyokap gue pengertian, dia langsung pamit pergi dan meninggalkan gue dan calum berdua di ruang tamu.

setelah mama pergi,

nah, ini kenapa masih diem-dieman aja sih anjir.

semenit, dua menit, tiga menit berlalu, gue maupun calum gaada yang buka suara sama sekali. kita cuma sama-sama duduk di sofa bersebelahan sambil senderan. udah. gitu aja.

tapi, tiba-tiba gue merasakan tangan calum meraih tangan gue. seperti biasa, dia menyelipkan jarinya di antara jari gue, lalu mengusap tangan gue dengan ibu jarinya.

gue menoleh ke arahnya, dan ngga ada hal lain yang dia lakuin selain senyum.

gue curiga, dia pedofil anjrit.

"senyum mulu." kata gue ke calum.

"ya masa lagi ngeliat ke arah sumber kebahagiaan gue, gue ga seneng sih," balas calum, terus senyum lagi. "verin."

"hm?"

"makasih ya udah nerima aku," sekarang calum menarik tangan gue, terus dia naro tangan gue di atas dadanya. "nih, cuma kamu yang bisa bikin aku se-deg-degan ini."

halah, tai.

dikejar pocong juga lu pasti deg-degan begini.

"aku kan udah jujur, masa kamu dari tadi nggak ada confession apa-apa, sih? masa bisa gitu langsung nerima aja?" tanya calum.

wadaw.

gue menghela nafas, "kalo aku terima ya berarti aku ngerasain hal yang sama. susah bener sih lo, ah."

calum cengengesan, "emang perasaan kamu ke aku gimana? coba dong, bilang."

wah, sialan ini orang.

dia tau aja caranya bikin kepala gue mules.

"ya gitu."

"ya gimana?"

"ya ga gimana-gimana."

"ih, masa gitu." calum cemberut.

"maunya giman--

dan setelah itu nggak ada lagi yang gue rasain selain bibir calum yang menempel di pipi gue.

"aku sayang kamu." katanya sambil senyum.

anjrit.

+++

calum's pov

this is literally the best day of my entire life.

percaya, nggak, kalo gue baru pertama kali ngerasain bahagia yang sebahagia ini?

setelah papa ngusir gue dari rumah dan gue memutuskan untuk hidup tanpa bergantung sama keluarga gue lagi, gue nggak pernah lagi ngerasain yang namanya bahagia.

ngga ada rasa yang lebih gaenak dibanding rasa nggak dipercaya. apalagi sama bokap lo sendiri, yang lo anggap sebagai pahlawan lo dari kecil.

kadang, emang gue suka seneng sendiri ngeliat keluarganya verin. walaupun nggak lengkap, mereka semua bahagia. seenggaknya mereka semua bisa bikin rumah itu berasa kayak rumah. if you know what i mean.

dan sejauh ini, gue belom pernah kepikiran buat balik ke australia, tempat semua anggota keluarga gue tinggal. even dipaksa sama kakak gue--mali, sampe dia harus terbang dari australia ke indonesia cuma buat jemput gue, gue tetep pada pendirian gue.

sudut pandang gue ke keluarga gue sekarang adalah masalah, yang harus gue jauhin dan hindarin. dan baru aja gue berusaha lari dari masalah itu, masalah yang lain udah dateng.

setelah gue pulang dari rumah verin, rizky--temen kostan gue, nyariin gue.

gue kira dia cuma pengen minjem alat garuk punggung yang gue punya. yang bunyinya uao uao uao itu.

ternyata,

"lum, lo udah punya istri ya anjrit?" tanya dia pas tadi gue baru sampe.

"ngablu lo, ya?" tepis gue. gila kali.

"tadi ada cewek hamil yang maksa gue buat bukain kamar kostan lo. pas gue tanya dia siapa, dia bilang, dia istri lo. yaudah, gue langsung minta kunci cadangan ke bu retno." rizky menjawab.

dan disinilah gue sekarang.

di dalem kamar kostan gue, sambil menatap cewek hamil yang ada di hadapan gue.

"kamu harus tanggung jawab, cal." kata clara, tatapannya lurus kearah gue dan matanya masih basah karena air mata.

anjing, anjing, anjing, batin gue.

"ini anak kamu. bulan depan dia lahir, dan aku mau kamu ada," lanjut clara lagi. "aku udah capek ngurusin dia sendirian, sementara bapaknya ngilang entah kemana."

demi apapun,
gue yakin gue bukan bapaknya.

"gue masih yakin kalo gue ga masukin apapun malem itu." bantah gue.

"you were drunk, " jawab clara. "jelas kamu ga sadar."

clara yang bikin gue diusir dari rumah.

bokap gue jelas malu karena nganggep gue udah ngehamilin clara yang notabenenya adalah anak dari temen bokap gue.

setelah kasus gue yang dianggep ngehamilin clara ini, bisnis bokap gue jadi berantakan.

"aku pengen kamu ada pas anak kita lahir. setelah itu kamu nikahin aku, karena aku nggak mau anak kita lahir tanpa papa." katanya.

"nggak," tolak gue. "gue gabakal pernah nikahin lo. gue bakal dateng pas dia lahir, terus kita bakal cek DNA."

"apanya yang harus dicek? dia itu anak kam---

"keluar lo. sekarang."

+++

A/N:

EMBRUTANG TANG BLEBEP BLEBEP BLUKUTUK

apaqah yang aqan terjadi qepada qehidupan calum selanjutnya?

ada dech

yg kuat ya, calum.

menurut teladan bocah l-men, kita harus kuat.

Continue Reading

You'll Also Like

42K 6.4K 32
[𝐣𝐞𝐨𝐧 𝐣𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤] Dalam kurun waktu sepuluh tahun, sebenarnya Song Jia sudah lama menjadi perhatian. Diamati dari kejauhan lalu diam-diam m...
15.6K 772 5
Hyomi seorang PD imut dan ceria ini tengah menikmati hubungannya dengan seorang artis terkenal di korea . Tidak ada yang tau skandal ini, mereka terl...
98.4K 14.1K 17
The more you touch her, the more she gets bruised. Let's just say, her skin is... untouchable. Narration written in Bahasa Indonesia // Dialogue writ...
210K 17K 34
#117 in fanfiction [5 september 2016] Berawal dari Harry yang membutuhkan assistant. Simon Cowell akhirnya mencari assistant untuk Harry, ternyata Ha...