The Power Of Love [Event Feb]

By writersfunny10

608 98 19

Ini adalah kumpulan cerita dari para member WFC, dengan tema "The Power Of Love". Dan karena Februari identi... More

Cinta Terakhir
Dawai Cinta Pertama
Life Need Love
My Dreams
Cinta Kasih
Die Letzten Gedicht
Won't Let Go
Fashion & Love
Kekuatan Cinta
Keajaiban

Awal Dari Semuanya

18 3 0
By writersfunny10

By : Enya
Wp : Enwowhaha25
.
.
.

Seorang gadis kecil, nan mungil berada di perahu, di tengah danau tanpa orang tua.

Dan seorang, anak lelaki yang sedang memperhatikan nya. Gadis itu menangis. Ya, dia menangis.

Raffa, nama anak lelaki itu. Dia segera mencari perahu lain, mencoba menghilangkan keraguannya. Karena gadis itu menangis, di tengah sana.

Ya! Dia berhasil mencapai tengah danau.

"Zura, kamu kenapa di tengah danau sendirian tanpa orang tua mu?"anak lelaki itu bicara dengan gayanya.

"Aku ingin, bermain air disini. Tapi, gak ada yang mau temenin aku, fa. Terus, pas aku di tengah sini aku takut. Dan gak bisa balik lagi ke sana" adu gadis mungil itu, sambil menunjuk ke arah daratan.

Kemudian, Raffa menarik gadis itu agar naik ke perahu yang ditumpangi Raffa.

Raffa, memang sudah pintar mengendalikan perahu. Karena ayahnya, sudah mengajarinya sejak umur 5 tahun.
-
Hari baru.
Celah tirai yang terbuka sedikit, menjadi jalan masuknya sang surya. Mengganggu acara pagi Zura yaitu _'tidur'_

"Zuraaa! Ayo nakk, sudah jam 6.30! Nanti telat, Raffa sudah datang ini!"teriak sang bunda.

Zura sangat kaget, melihat jam nya sudah pukul 6.30. Ternyata, bunda nya benar!

"Iya, bunda. Ini aku lagi otw, kamar mandi"

Saat semua nya sudah beres. Zura langsung, menuruni tangga menuju ruang tengah yang ada bunda nya disana.

"Bunda, Zura udah kesiangan nih! Enggak usah sarapan ya, bun. Hehe, byee bundaa loveyou!"ujar Zura, yang pergi setelah mencium pipi bunda nya.

Setelah di teras rumahnya, ada seorang pria yang sedang menunggu nya.

"Daaarrr!"

"Astaga, Zura! Lo tuh ya, udah bikin gua nunggu lama. Sekalinya muncul, Ngagetin nauzubillah" oceh Raffa.

"Hehe, maafkan Zura sahabat mu yang cantik ini, Raf" ujar Zura  diiringi muka sayu ala dirinya.

_'sahabat ya, Zur'_ _batin, Raffa. Sambil tersenyum miris._

"Ih alay banget sih lu! Udah yuk, berangkat. Udah hampir telat nih. Zur"

Zura mengangguk. Dan mereka, langsung menaiki motor, dengan kecepatan yang tinggi.

Saat sampai disekolah. Pintu gerbang, hampir ditutup. Raffa, langsung lebih mencemarkan motornya, dan ya! Dia berhasil masuk, sebelum gerbang ditutup.

"Hooh. Untung aja, lo cepet raf" ujar Zura dengan muka _lega_ nya.

Bel masuk berbunyi. Mereka langsung pergi ke kelas masing-masing. Zura X IPA 2. Dan Raffa X IPA 3.

Dan waktu yang ditunggu pun tiba! Bel pulang berbunyi!

"RAFFAAAAA I'M HERE!!" Teriak gadis itu.
Ya, siapa lagi kalau bukan Zura. Sahabat, namun dihati Raffa lebih dari sekedar _sahabat_
"Zura tolong kondisikan, suara lo ya! Kuping gue, bisa-bisa 1 hari 3 kali masuk THT"
"1hari 3 kali? Minum Obat kali ah, Raf," ujar Zura meledek.
"Udah yuk langsung pulang aja" lanjut Zura.

Mereka langsung menuju parkiran.

"Raffa, beli es krim yukk?"
"Mauan lo, makanan mulu pikirannya. Inget tuh pipi diet, zur"
"Jahat ih, Raffa jahat"
Saat sampai di kedai es krim, Zura memesan es krim vanilla begitu juga dengan, Raffa.
Zura menikmati es krim nya sampai-sampai melupakan masih ada _sahabatnya_ di samping.

"Zura, lo minum es krim rakus amat. Takut gue, sumpah"
"Ih. Masih mending rakus, daripada gue enggak makan. Nanti sakit, lo pusing mikirin gue. Ya gak?" Dengan nada sedikit meledek.
"Ribet amat. Serah lu"

Mereka sudah di depan rumah, Zura. Hari sudah mulai malam, dan Raffa langsung pergi meninggalkan rumah, Zura.
Zura memasuki rumahnya, dan menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

*batinnya*
'andai aja lo tau, Raf. Hati gue ga bisa gue boongin beneran deh. Gue sayang sama lo, tapi gue takut lo pergi gitu aja setelah tau ini semua"_ ujar Zura, sambil menatapi foto dan barang-barang masa kecil yang ada di depannya.

Part 4

_kriiingggggggggg_

Bel istirahat berbunyi.

"Zura, main perahu yuk di danau?"
"Hah? Serius lo, Raf? Ah mau Ayok!"

Dengan semangat mereka meninggalkan koridor kelas dan langsung ke parkiran menuju danau. Kebetulan, hari ini mereka pulang cepat.

*DANAU*

"Raffa, gue mau naik perahu yang itu dong!" Zura menunjuk perahu berwarna coklat tua dengan gambar dedaunan.
"Iya, tunggu ya gue ambilin dulu"
"Makasih, Raffa!"

Mereka asik bermain perahu, dan Raffa melihat kupu-kupu indah yang hinggap di bunga. Ia berniat mengambil bunga itu dan memberikan nya pada, Zura.

Raffa, menutup mata Zura dan menaruh kan bunga di depan wajah, Zura.
"Wow! Bagus banget Bunga nya. Lo dapet dari mana, Raf?"
"dari mana ya?Dari hati gue, kali" ucapnya sambil menatap ke arah lain.
Pipi Zura, memerah.

Hari sudah mulai, gelap. Mereka pulang ke rumah masing-masing.

Keesokan hari nya, mood Raffa sepertinya tidak begitu bagus.
Mereka selama disekolah, Raffa hanya berdiam dan jarang sekali bicara.

Bel pulang berbunyi.

"Raffa, lo kenapa sih?diem aja dari tadi. Ngambek sama gue?"

Hening.

"Zur gue boleh ngomong sesuatu ga sama lo?"
"Boleh, mau ngomong apa?"
"Jangan disini deh. Ga asik"
"Yaudah yuk, ke cafe zoxo"

Mereka langsung pergi menuju arah cafe zoxo.
Saat mereka sampai, mereka langsung mengambil tempat duduk di dekat jendela. Sehingga jalanan luar terlihat jelas. Kedua nya diam. Tidak ada yang bicara.
Hingga Raffa, membuka obrolan.

"Zura, gue mohon. Lo harus kuat ya! Dengerin apa kata gua! Lo gak boleh nangis oke?"
"Hah? Kenapa emangnya, Raf?"
"Gue mau lo janji dulu?okay?"

Zura mengangguk.

"Zura, gue harus jujur sama lo. Gue bener - bener sayang sama lo. Kita udah sama - sama dari kecil. Mungkin, lo anggep gue sahabat. Tapi, enggak dengan gue, Zur. Gue anggep lo lebih dari itu, gue suka bahkan cinta sama lo. Tapi, maafin gue, zur. Kalo selama kita barengan, gue enggak bisa bikin lo bahagia, gue--"

Ucapan Raffa terputus. Ia bingung harus bagaimana.

"Gue? Gue, apa Raf?!" Tanya Zura, khawatir.
"Gue, harus bener-bener ngelepasin lo kali ini. Gue, harus pergi. Tapi, Gapapa kok kalo lo ga balas perasaan gue" lanjut Raffa.
"Lo? Lo... Mau pergi Kemana? Raffa--" ucapannya terputus, melihat Raffa pergi dari cafe ini. Tak terasa, air matanya mengalir, mengkhianati hatinya yang sudah berjanji pada _sahabat sekaligus lelaki yang sangat amat ia 'sayangi_

Jujur, Zura sebenernya juga memiliki rasa yang sama. Tapi ia, tidak berani jujur. Karena, ia takut rasanya tidak terbalaskan.

Zura, langsung mengejar Raffa. Saat ia sampai di taman, air hujan turun membahasi bumi. Ia langsung menyampari Raffa, yang sedang termenung di bawah pohon rindang.

"Raf, jujur. Gue juga, selama ini sayang, cinta sama lo lebih dari sekedar sahabat. Tapi gue ga berani ungkapin itu semua! Gue takut! Gue takut, Raf! Takut, kalo lo tau semuanya, lo bakalan pergi dari keseharian gua. Tapi gua mohon sama lo, jujur lo mau pergi Kemana?" Tangis Zura, tubuhnya sudah basah terkena siraman air hujan.

"Gue bakalan kasih tau lo! Tapi lo harus tepatin janji lo yang tadi?"

Zura terdiam, dia mengangguk lemas.

"Gue, harus pergi. Pergi ke... London"

_Deg!_ Zura, diam membisu di tempatnya.

"Hah? Oh, it's Okay lo gak bakalan lama kan?" Ia memasang _'fake smile'_

"Kemungkinan, 3-5 tahun gue disana. Atau mungkin, untuk selama-lama nya"

"Apa, Raf? Lo bilang _'selamanya'_ ?"
Raffa, hanya mengangguk.
"Udah yuk, kita pulang. Nanti lo, masuk angin lagi, dasar jelek" ujar Raffa.

Mereka langsung menuju, parkiran cafe zoxo, untuk mengambil motor, Raffa.

Hari-hari berlalu, sudah saat nya hari ini Raffa, pergi meninggalkan tanah air dan juga, Zura

*bandara 13.50*

"Lo, jaga diri lo baik-baik ya disana! Kalo ketemu cewek atau sahabat baru, kasih tau gue, Raf" ujar gadis itu dengan 'fake smile nya'

"Iya, slow aja. Gak usah, takut gue banyak rahasia. Okay?"

Zura, mengangguk. Sudah saatnya pesawat yang di tumpangi Raffa berangkat.
_sekarang_ Zura hidup sendiri, tanpa _dirinya_ disini.

_6 tahun kemudian_

Hari-hari berlalu. Sudah 6 tahun Raffa, dan Zura menjalani LDR Indonesia-London. Mereka tidak pernah lost kontak. Mereka selalu Skype, video Call, telponan dan chat.
Dan hari ini! Raffa, akan datang ke tanah air. Untuk menemui Zura dan keluarga nya disini.

*SKYPE*
"eh Raf, hati-hati naik pesawatnya. Kalo pramugari nya cakep, jangan lirik-lirik! Inget ada gue" ledek gadis itu.
"Elah, slow aje sih, Zur. Eh udh dulu ya, gua mau langsung masuk ke pesawat wkwk. Dari tadi Skype-an mulu, sampe lupa gue"

Kedua remaja itu, saling mematikan Skype nya.
Sudah 20 jam, berlalu. Belum ada kabar dari Raffa, rasa khawatir munil di hati Zura.

_keesokan harinya_ _kringggg kringgg_

Zura mengangkat telponnya. Ia awalnya senang yang mengangkat pria. Gadis itu pikir, kalau itu Raffa. Nyata nya salah.

_"........"_

"Iya ini saya sendiri"

_".........."_

_Deg!_ beribu paku dan benda tajam lainnya, tertancap di hati gadis itu sekarang. Diam membeku.

"RAFFFFFAAAAAAAA" Teriaknya lalu ia terisak. Bundanya datang, dan menanyakan semua nya.

_Flashback on_

_"bisa bicara dengan mba Zura?"_
_"iya saya ini saya sendiri"_
_"kami dari tim bandara, pesawat yang ditumpangi oleh atas nama Raffa Ferozaldo, mengalami kecelakaan, dan baru ditemukan 5 jam yang lalu. Saya mendpatkan nomor Mba, melalui data diri penumpang"_
_Flashback Off_

Jenazah sudah dibawa ke rumah duka. Semua menangis, terisak.
Terutama perempuan yang sangat amat Raffa, cintai.

Saat pemakaman selesai. Tersisa satu gadis yang masih setia disana.
Ia memegangi kotak warna coklat berbentuk bulat.

*FLASHBACK ON*

*skype*
_"Zur, kalo gue misalnya pergi, jaga diri lo baik-baik. Jangan pernah nyakitin orang lain ya. Inget gue selalu ada untuk lo"_
_"Lo ngomong apa sih, Raf? Tapi kalo gue enggak mau pisah dari lo gimana?"_
_"Zur, inget ya. Cinta itu akan bertemu dengan tuan nya sendiri dan berpisah dengan tuan nya sendiri. Tanpa ada paksaan. Begitu juga, kita. Kekuatan cinta kita gak bakal ada yang Ngalahin sekalipun rasa sakit lo nanti. Pasti akan terobati dekat kekuatan cinta itu"_
_"Pokoknya gue, gak mau denger kata lo lagi. Kalo lo ngomong gitu" ujar Zura sebal. Hampir menangis._

*FLASHBACK OFF*

"Makasih, Raffa. Makasih, atas semua yang telah lo berikan buat gue. Cinta, kasih sayang, Pengertian, semuanya. Lo adalah sahabat terbaik sekaligus kekasih terbaik, terlucu, dan terjutek yang pernah gue temuin. Gue sayang sama lo. Gue harap, lo bisa bahagia disana dengan cara nya sendiri. Disini gue, dan semuanya selalu doain lo. Dan ternyata, semua kata-kata lo itu emang benar. Cinta itu akan bertemu dengan tuan nya sendiri dan berpisah dengan tuan nya sendiri. Tanpa ada paksaan. i hope u always remember me and all memories. Little things we do, It's a big things for me. Thank's for Everythings we do"

"Gue berharap. Gue bisa sembuh ini rasa sakit dan sesak di hati gue, karena kehilangan orang yang paling berharga buat gue. Sekali lagi gue berharap, kata-kata lo itu benar 'jika cinta sudah bersatu kekuatannya, akan menembus ambang batas normal bagi yang menghalangi nya. Cinta bisa menyembuhkan hati kita, yang sakit karena kekuatannya' kekuatan cinta akan selalu menang walaupun berbagai rintangan nya, seperti rasa sesak saat ini. Meskipun semua kenangan  nyata tekad hilang. Aku akan selalu fat

"Gue yakin, kita bakal ketemu disana kalo udah waktunya'

-Regard-
Sana Fazura Marcella

Continue Reading

You'll Also Like

118K 940 14
homopohobia jauh jauh 🥱 Arthur update jika lagi mood 😋 setiap cerita akan mempunyai alur yang berbeda beda, sesuai dengan alur ceritanya masing mas...
32.6K 4.5K 23
Kim Taehyung yang masih berusia 5 tahun terpesona pada bayi manis bermata bulat dan berkulit putih, dan taehyung kecil menginginkannya dan sejak itu...
56.6K 11.8K 41
Tidak ada yang istimewa tapi aku berharap pantengin storynya sampai End.
68.1K 6.3K 37
"Jangan harap saya bisa sayang sama kamu, Christy." Ucap chika dan pergi meninggalkan Christy sendirian, di tengah hujan deras. "Tuhan, aku iri deng...