Sex God...I Will Kill You

By Recca20

1.2M 24.5K 1.1K

Reza Artha Maheswara. Seorang CEO muda yang telah dinobatkan sebagai orang terkaya saat ini. Muda, ya. Tampan... More

Chap 01
Chap 02
Chap 03
Chap 4
Chap 5
Chap 06
Chap 07
Chap 08
Chap 09
Chap 10
Chap 11
Chap 12
Chap 13
Chap 14
Chap 15
Chap 16
Chap 18
Chap 19
Chap 20

Chap 17

47.4K 1.4K 155
By Recca20

Sebelumnya ane ingin ngucapin terima kasih yang banyak plus sebanyak-banyaknya buat teman-teman yang rela menunggu update an cerita ini...

Langsung aja yah
Selamat menikmati
---------------------------------------------

Clek!

Kening Reza menyerngit bingung saat mendapati jika gadis yang dicintainya menatap sofa didepan dengan pandangan kosong. Apa kursi berbusa itu jauh lebih menarik dari dirinya yang sangat tampan ini, batin Reza tidak terima. Namun seketika hatinya tercubit saat mendapati aliran airmata yang mengering dipipi gadis manis itu. Terima kasih pada cahaya lampu yang memantulkannya. Reza menarik napasnya dalam, sadar jika yang dia lakukan pada Indi benar-benar melukai gadis itu. Tapi inilah satu-satunya cara yang terlintas diotaknya saat ini demi mendapatkan Indi seutuhnya. Jiwa dan sudah pasti raga.

"Ehm!"

Reza menghela napas lelah saat Indi sama sekali tidak merespon dan tetap berdiri diam bagai sebuah manekin pajangan.

Menggelengkan kepalanya samar, Reza pun berlalu menuju kursi kerjanya dan langsung mendudukkan diri.

"Indi, mau sampai kapan kau berdiri disana. Duduklah." ucapnya sedatar mungkin padahal ingin sekali tubuhnya berlari memeluk sang gadis disaat sentakan tubuh dan pucatnya wajah itu akhirnya merespon panggilannya.

"Maaf, Pak. Saya berdiri saja."

Tidak suka. Itulah yang dirasakan Reza saat ini. Jawaban apa itu. Seakan-akan mereka tidak ada hubungan saja padahal kan dia adalah kekasih gadis itu. Atau hanya dia saja yang berpikiran seperti itu. Sialan!

"Terserah!" balas Reza kesal.

Reza buru-buru memalingkan matanya kearah laptop saat mata indah itu menatapnya lurus. Dia tidak boleh terlena. Untuk saat ini dia harus tega. Dan Reza bertekad akan segera merubah tatapan penuh luka itu menjadi pancaran bahagia. Bahagia karena menjadi istri dari seorang Reza Artha Maheswara.

"Langsung saja. Aku ingin mendengar pertanggungjawabanmu, Indi. Apa yang akan kau lakukan untuk mengganti 700 juta yang hilang dari perusahaan ini?" tanya Reza datar tanpa melepas fokusnya dari laptop. Padahal yang terpampang disana hanyalah sebuah game yang telah di pause.

"Maaf jika saya lancang, Pak. Apa tidak ada cara lain untuk membuktikan saya lah yang benar?" Oh! Indi tidak akan mengatakan 'untuk membuktikan saya tidak bersalah'. Karena sungguh dia yakin jika memang tidak ada yang salah dalam pekerjaannya.

"Maksudmu?"

Indi memejamkan matanya. Saat kelopak itu terbuka, luapan emosilah yang mengumpul disana.

"Mirna. Tadi saya menelponnya dan dia...menangis. Sepertinya Bapak Reza yang terhormat jauh lebih tau daripada saya, mengapa Mirna sampai menangis." cecar Indi langsung tanpa berusaha menutupi rasa kecewanya.

Rahang Reza mengeras. Dalam hati dia terus mengutuk perempuan lemah bernama Mirna. Dasar tidak tau diuntung, maki Reza dalam hati.

Perlahan pemuda tampan itu mengalihkan atensinya dari layar laptopnya kearah sang gadis pujaan. Tanpa bisa dicegah seringai keji diwajah Reza pun terbit. Tidak perlu lagi berpura-pura. Tak perlu lagi menutupi bau bangkainya. Gadis didepannya ini terlalu cerdas untuk dikelabui. Reza menertawai dirinya sendiri karena sampai lupa dengan fakta yang satu itu.

Reza bangkit dari kursinya. Entah mengapa rasa takut memenuhi dada Indi saat pria itu perlahan mendekatinya. Bagai seekor predator yang menatap lapar mangsanya, Reza terus mengunci tajam tepat kemata Indi.

Begitu mengikatnya pandangan itu sampai-sampai Indi tidak menyadari jika Reza sudah berada tepat didepan hidungnya. Bahkan dia bisa mencium dengan jelas aroma maskulin mantan prianya. Kekasih yang tidak dianggap seperti dirinya hanya bisa meringis dalam hati.

"Mengapa...mengapa kau melakukan ini?" Oh! airmata sialan ini kenapa harus keluar. Indi memaki dirinya sendiri karena bertingkah cengeng. Tapi efek Reza yang berada didekatnya seperti ini membuatnya menjadi lemah. Bagaimanapun Indi adalah perempuan biasa. Yang pasti luluh didepan pria yang dia cintai dengan sangat.

Andai saja Indi tau jika pria didepannya saat ini begitu ingin merengkuh tubuh kecil itu dalam pelukannya dan menghapus airmatanya dengan ciuman sayang. Namun bukan hal itu yang malah diwujudkan oleh Reza.

"Untuk mengikatmu diantara kedua kakiku."

Plak!

Pria tampan itu malah semakin membarakan api diantara mereka.

Napas Indi masih memburu karena emosi. Tangannya masih terasa panas karena menampar keras pipi pria itu. Sehina itukah dia dimata Reza. Semurahan itukah nilai dirinya. Apa tadi kata pria itu? Mengikat Indi diantara kedua kakinya? Apa dia dianggap sebagai...pelacur?

Secinta-cintanya dia kepada Reza, Indi tidak akan membiarkan pria itu menghinanya seperti ini. Menghina seorang manusia yang setengah mati dilahirkan oleh ibunya.

Dasar Brengsek!

Mengabaikan keburaman pandangannya karena gumpalan airmata, Indi terus menatap tajam kearah pria yang kembali menarik kepalanya kedepan setelah tadi terlempar kesamping karena menerima tamparan keras. Bekas merah itu terlukis jelas dipipi putih sang adonis.

"Cukup! Sudah cukup kau menghinaku seperti ini. Apa karena begitu mudahnya aku terbuai padamu, kau jadi menganggap aku semurahan itu. Ya, memang benar aku mencintaimu bahkan memujamu..." Indi perlahan mundur dan memeluk dirinya sendiri, mengais sisa-sisa tenaganya untuk membuat benteng perlindungan.

"...bahkan jika kau menyuruhku mencium kakimu pun aku bersedia..."

Reza terpaku ditempat saat matanya menangkap aliran deras airmata didepannya.

"...aku akui aku memang semurahan itu. Tapi bisa tidak...sedikit saja...sedikit saja..." Indi mengeratkan pelukannya dan semakin membungkuk, memohon.

"...jangan perlakukan aku seperti perempuanmu yang lain. Kumohon jangan khianati aku..." lanjutnya lirih.

Reza mengerjap beberapa kali. Bingung, itulah yang dia alami sekarang. Apa maksud gadis ini. Khianat. Siapa yang mengkhianati siapa. Disini dialah yang merasa diabaikan oleh Indi. Setelah dia mengungkapkan perasaannya, Indi malah mengabaikan seolah perasaan cintanya pada gadis itu tidak berarti apa-apa. Hanya omong kosong.

"...apa menyakitiku dengan tidak setia saja tidak cukup bagimu dan sekarang kau ingin menghancurkan karir yang bertahun-tahun susah payah aku bangun..." lanjut Indi mengabaikan pancaran tidak mengerti dimata Reza.

"A..apa mak..." tanya Reza yang langsung terpotong.

"Aku membencimu. Aku membencimu Reza Artha Maheswara!"

Salah. Adalah tindakan yang salah Indi mengucap kalimat laknat itu.
Tanpa sadar Indi sudah menggores dinding ego pria itu. Tidak ada seorang pun yang boleh menolak Reza. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan membencinya. Hanya dia lah yang boleh memperlakukan siapa pun sesuka hatinya. Termasuk Indi.

"Kau. Tidak. Bisa. Membenciku. Indi."

Tekanan kata perkata itu sontak membungkam Indi. Rasa dingin dan amarah terasa kental dalam ucapan pria itu. Sekali lagi tanpa sadar Indi melangkah mundur. Takut. Itulah yang dia rasakan sekarang.

"Jangan...jangan mendekat!"

Bagai tuli Reza terus berjalan mendekati tubuh Indi yang menggigil. Tatapan dingin dan wajah kaku itu sungguh begitu menakutkan.

"AAKH!"

Pekikan langsung terlontar dari mulut Indi saat tangan Reza dengan kasar menarik tubuhnya kepelukan pria itu.

"Lepas! Lepammpphhh!!!"

Dengan kasar Reza melumat telak bibir Indi. Tidak ada rayuan. Tidak ada buaian seperti yang pernah Reza beri untuknya. Ciuman ini diliputi berbagai emosi yang mereka saja tidak mengerti itu apa. Marah, Kecewa, Sedih, semua melebur ditambah emosi-emosi lain yang tak terungkap. Mengapa perasaan mereka jadi serumit ini.

Indi terus mendorong tubuh Reza agar ciuman dan pelukan itu terlepas namun sayang sang pria belum mengizinkan.

Masih mengunci Indi dimulutnya, Reza mengangkat dan menghempaskan tubuh mungil itu keatas meja kerjanya. Indi bahkan sampai meringis didalam lumatan Reza saat punggungnya mencium mesra dinginnya meja kayu berlapis kaca tebal itu.

Indi langsung panik dan gelagapan saat menyadari jika posisinya saat ini benar-benar dalam kuasa sang adonis. Entah kapan dan bagaimana hingga Reza sudah berdiri diantara kedua tungkainya yang menjuntai kebawah.

"Lepas!" Indi terus berusaha mendudukkan dirinya dan mendorong tubuh Reza yang tak tergeser sedikit pun bagai batu.

"Tidak akan aku lepaskan..." Reza melumat bibir itu lagi dan dengan gemas menggigit bibir yang berani-beraninya menolak. Bahkan Reza mengabaikan pekikan sakit sang gadis karena begitu dibutakan amarah dan nafsu.

"...kau harus disadarkan jika tubuhmu ini adalah milikku. Milikku!"

"Akkkhhh!" Indi menjerit saat dua jemari Reza tiba-tiba memasuki pusat kenikmatannya yang dengan kurang ajar sudah terlumuri cairannya sendiri.

Reza terkekeh yang terdengar penuh hinaan ditelinga Indi. "Sepertinya tubuh ini tidak semunafik mulutmu, sayang..."

Indi hanya mampu memejamkan matanya rapat-rapat. Menelan rasa malu saat tubuhnya dengan mudah terangsang dan menerima perlakuan hina Reza pada dirinya. Dasar pelacur, maki Indi pada dirinya sendiri.

Napas Reza begitu memburu saat kedua jarinya terus membelai, menusuk dan mengaduk kewanitaan Indi yang sudah membanjiri jari-jarinya.

"Engghhhh...aaahhh..."

Bibir Indi yang sedikit terbuka dan berhias desahan langsung dilumat penuh kedominanan oleh Reza.
.
.
Reza begitu menikmati goyangan erotis nan pasrah tubuh Indi seirama dengan gerakan jemarinya yang timbul tenggelam dikelembaban inti gadis itu. Dengan lembut Reza memeluk tubuh Indi tanpa mengurangi limpahan kenikmatan yang diterima Indi darinya.

Dengan sayang Reza menciumi pipi putih gadis itu. Mata Indi masih terpejam, terbuai, terlena, nikmat.

"Mmmm....aaahhh.." desah Indi lemah saat Reza mengeluarkan jarinya yang mengilat basah dan memasukkannya lagi dengan perlahan, menikmati pijatan kewanitaan Indi pada kedua jarinya. Menggoda gadis itu. Memancingnya pada kenikmatan karena  dicintai. Namun Reza lagi-lagi mengeluarkan jemarinya yang sangat basah, menarik resletingnya sendiri dan mengusapkan cairan yang menempel itu pada kejantanannya sendiri. Mata Reza terpejam menikmati sensasi dingin cairan Indi.

Merasa kosong pada intinya, Indi membuka matanya sayu dan menangkap senyuman lembut diwajah tampan Reza. Tapi perlahan senyuman itu menghilang dan berganti seringai mengejek.

Dengan santai Reza melepaskan pelukannya. Menarik selembar tisu dimeja dan langsung mengelap jemarinya, seolah ada yang menjijikan disana.

Indi hanya menatap lemas tanpa ada tenaga untuk menggerakkan tubuhnya sendiri, bahkan napasnya saja masih terengah. Reza telah membuat dirinya merasakan puncak kenikmatan sebanyak tiga kali hanya dengan jari pria itu. Benar-benar seorang dewa. Dewa Seks.

"Terserah jika hatimu suka atau tidak. Aku hanya butuh tubuhmu yang sepertinya masih membutuhkan belaianku...."

Reza menarik jas yang tergeletak dikursinya. Dengan perlahan dia menutupi tubuh Indi yang sangat berantakan dengan jas itu.

"Aku akan membersihkan namamu kembali tapi Sabtu besok...kau datanglah ke apartemenku. Kita akan membahas upah atas kemurahan hatiku ini."

Dan Reza pun melenggang pergi membawa harga diri seorang Indi yang kembali menangis dalam diam.

Pelacur....Murahan...

------------------------------------------

Maaf yah lama banget updatenya
sampai mungkin ada yang lupa sama ceritanya...

mudah2 an ane bisa kembali memuaskan hati teman-teman yang terus mendukung ane sampai detik ini.

Terima kasih banyaaaaakkk
Muaaaaaacccchhhhh!!!!!

Continue Reading

You'll Also Like

8.7M 108K 43
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
536K 18.7K 64
Eizer Sebastian, seorang pria yang hampir memilki segala kesempurnaan dalam hidupnya secara perlahan menjadi pria yang bermasalah ketika keinginan da...
1.1M 60.4K 54
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
2.3M 101K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...