Destiny

salmaafauziyah

1.5K 102 16

Orang bilang, cinta akan selalu memberikan kebahagiaan bukan? Tetapi, mengapa disaat aku merasakan kembali ak... Еще

01-Destiny
02-Destiny
03-Destiny
04-Destiny
05-Destiny
06-Destiny
07-Destiny
08-Destiny
10-Destiny
11-Destiny
12-Destiny
Cast[1]
13-Destiny
14-Destiny

09-Destiny

67 3 1
salmaafauziyah

"Jadi siapa yang bisa nyanyi?" Tanya Fikri membuka obrolan.

"Lebih tepatnya, yang punya suara bagus." Koreksi Alfarizi.

"Ah, itu maksud gue." Balas Fikri.

"Nathyva!" Seru Dila seraya menunjuk Nathyva.

"Nah bener! Nathyva punya suara yang bagus. Warna suara yang khas. Lembut pokoknya selalu bisa ngenakin lagu!" Seru Tania memuji Nathyva sedangkan yang dipuji masih terdiam entah melamunkan apa.

"Nah ya udah,Nathyva aja kalau begitu" Balas Fikri setuju sedangkan Alfarizi hanya mengangguk. Nathan? Ia masih terus  memandang wajah Nathyva. Baik Nathan maupun Nathyva sama-sama melamun.

Nathan yang melamunkan Nathyva dan Nathyva yang entah melamunkan apa. Ekspresinya kini sudah berubah menjadi ekspresi yang tidak bisa terbaca.

"Gimana Thyv,setuju gak?" Tanya Dila kepada Nathyva namun tidak mendapat balasan apa-apa.

"Nath setuju gak?" Tanya Fikri kepada Nathan yang sama. Tidak mendapat balasan apa-apa.

Ke empatnya memandang satu sama lain,bingung dengan sikap dua manusia yang dihadapannya ini.

"Mereka kenapa sih?" Tanya Tania kepada Dila dan di balas nya dengan menaikkan bahu.

"Thyv,"

"Nath,"

Masih belum ada respon apa-apa dari mereka ahirnya,

Brakk!

Alfarizi menggebrak meja kelompoknya dan berhasil membuat Nathan dan Nathyva tersadar dari lamunannya.

Nathyva yang terlonjak dan Nathan yang mengeluarkan berbagai umpatannya.

"Anjing,sialan,monyet! Apaan sih lo ngagetin orang!" Kesal Nathan pada Alfarizi.

"Ya lo salah sendiri ditanya gak nyaut!" Balas Alfarizi seraya menoyorkan kepala Nathan.

Nathan mengkerutkan dahinya,"Lo nanya apaan?"

Alfarizi yang mulai habis kesabarannya dan hendak menoyor kepala Nathan lebih keras lagi pun terhalang oleh Fikri yang berbicara duluan, 

Fikri memutar bola matanya,"Setuju gak Nathyva yang jadi vokalisnya?" Ujarnya mencoba berbicara secara halus pada Nathan.

Nathyva yang merasa nama nya terpanggil itu pun langsung membulatkan matanya secara sempurna.

Bisa-bisanya mereka membuat keputusan tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dahulu?

Nathyva menggebrakkan mejanya, "Apaan?!"

Tania menepuk jidatnya,"makanya kalau orang nanya itu dijawab." Ujarnya dengan penuh rasa geregetan.

"Huh,sabar tania,sabar. Tania kan penyabar. Kalau sabar kan di sayang tuhan. Keep calm,Nia.." Gumamnya sendiri seraya mengeluskan dadanya.

Nathyva menaikkan satu alisnya,"nanya?"

"Iya, daritadi kita itu nanya ke lo. Setuju gak kalau lo jadi vokalisnya disini. Secara kan cuma lo yang punya warna suara yang khas." Ujar Dila mencoba menjelaskan penuh kesabaran.

"Kenapa gue? Kenapa gak lo?" Tunjuknya kepada Dila.

"Lo gila? Lo mau kelompok kita ancur gara-gara gue yang nyanyi?"

Ah, Dila. Si cempreng  yang selalu di tuduh menelan toa masjid saking cemprengnya.

Bahkan jika Dila berteriak saat ini juga mungkin sampai perempatan jalan seberang sekolah yang lumayan jauh itu bisa terdengar suaranya.

"Lo?" Kali ini Nathyva menunjuk Tania.

"Gue? Yakin? Gak inget pas gue di hukum bu Rini pas pelajaran PKN?" Balasnya.

Nathyva terdiam sebentar mencoba mengingatnya dan, Ah! Nathyva ingat.

Tempo lalu Tania di hukum bu Rini karena Tania malah asyik mencat kuku nya ketika bu Rini menjelaskan. Alhasil, Tania di hukum maju ke depan dan di suruh menyanyikan dua lagu nasional.

Baru saja Tania menyanyikan satu baris lagu Indonesia Raya satu kelas langsung menyumpal kedua telinganya dengan menggunakan kedua jari telunjuknya. Jangankan satu kelas bahka bu Rini pun ikut menyumpalkan telinganya!

Setelah itu Tania disuruh berhenti menyanyi oleh bu Rini dan terbebas dari hukuman.

Sejak saat itu kelas 11 ipa 2 tidak pernah lagi membiarkan Tania bernyanyi walaupun hanya satu baris!

Bahkan, suara kecoa kejepit pun mungkin lebih lumayan bagus daripada suara Tania yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Nathyva mengangguk, "kenapa gak lo?" Kali ini Nathyva menujuk Fikri.

"Gue gak bisa. Gue drum aja." Balasnya

Nathyva mengangguk, matanya beralih ke Alfarizi, "gue gitar aja"

Nathyva lagi lagi mengangguk, kali ini matanya akan beralih ke Nathan. Dengan ogah-ogahan Nathyva menatap Nathan dengan tatapan sinis, "Apa? Gue gitar sama rizi" ujar Nathan yang membuat Nathyva mendesah pelan.

Nathan tersenyum puas. Entah kenapa Nathan suka melihat wajah Nathyva jika seperti itu. Menggemaskan,menurutnya.

"Gua pianis ya,Tania biola." Kata Dila.

Fikri mengangguk setuju,"Lagu? Inget, wajib dan harus lagu Indonesia. Gak boleh lagu Barat ataupun Asia." Jelasnya dibalas anggukan oleh ke empat nya.

"Kau yang sembunyi."

Semuanya langsung menoleh ke arah Nathyva dengan cepat. Buru-buru Dila mengeluarkan kertas hendak menulis lagu apa beserta siapa penyanyinya.

"Penyanyi?" Tanya Dila

"Hanindhiya."

Dila mengangguk sembari menulis.

"Oke. Pulang sekolah nanti latihan bisa?." Tanya Dila lagi dan di balas anggukan oleh ke empat lainnya.

"Dirumah gue aja." Ujar Nathan menawarkan diri.

"Rumah gue alat musiknya lengkap" lanjutnya.

"Ah, bener tuh! Rumah Nathan aja" Balas Alfarizi.

"Nah cakep! Mayan dapet wifi gratis!" Celetuk Fikri.

"Oke. Hari ini latihan di rumah Nathan pulang sekolah." Jelas Dila.

Nathyva memutarkan kedua bola matanya, "Harus banget?"

"Yapp!" Seru Tania.

●●●●●

Nathyva berulang kali mati-matian berusaha menolak ajakkan Nathan untuk nebeng bersamanya karena tepat saat ini sudah bel pulang sekolah dan itu artinya latihan bersama kelompok seni budaya.

"Gak!" Tegasnya sekali lagi.

"Udah sih Thyv,sama Nathan aja." Bujuk Dila.

"Gak!"

"Ayolah Thyv,gece time is money! Buru elah sama Nathan aja,sih!" Ujar Tania yang sudah mulai gregetan sendiri.

Nathan tersenyum puas mendengar pembelaan itu semua,"Tuh dengerin apa kata dua temen lo. Ayo cepet sama gue aja." Ujarnya seraya menarik tangan Nathyva namun gagal. Gadis itu dengan cepat melepaskannya.

"Gak!"

"Elah udah sih sama Nathan aja. Dia gak bakalan nge gigit juga kali,sans." Kata Fikri seraya merapihkan jambulnya.

"Tau." Tambah Alfarizi yang tiba-tiba menimbrung perkataan Fikri tetapi tetap sembari memainkan game onlinenya.

"Gak!"

Nathan mendengus kesal melihat tingkah keras kepala Nathyva. Meskipun begitu, gadis itu masih saja terlihat menggemaskan di depan Nathan.

Berbeda dengan Dila yang sudah mencubit pipinya sendiri karena terlalu gregetan dengan tingkah Nathyva. Tania? Ia bahkan ingin membeturkan kepalanya ke dinding di belakangnya. Tapi, Tania masih sayang kepala nya itu.

Nathan merasa makin gemas sendiri, "lama!"

Ia akhirnya menggendong Nathyva dengan gaya ala BridalStyle. Masa bodoh Nathyva mau meronta beribu-ribu kali juga. Nathan tidak akan perduli.

Tania yang baru saja ingin menempelkan kepalanya di jidat pun dibuat menganga. Dila yang sedari tadi mencubit pipinya sendiri pun tidak percaya akan dilihatnya, sama hal nya dengan Fikri dan Alfarizi.

"Tampar pipi gue,Tan!" Titah Dila,sedetik kemudian Tania menampar pipi Dila dengan mulut yang masih menganga.

Plakk!

"Anjing! Sakit bego!" Ringis Dila seraya mengusapkan pipinya yang mulus. Tania yang baru saja tersadar pun langsung menoleh,

"Kan lu yang nyuruh bego!" Ujarnya menoyor kepala Dila

"Oh iya ya? Bego banget sih gue!" Gerutunya sendiri. Kali ini ia menoyor kepalanya sendiri.

Alfarizi yang masih membulatkan matanya tidak percaya itu pun langsung tersadar jika ia masih dalam keadaan bermain gameonline.

"Bangsat!"

Umpatan Alfarizi menyadarkan Fikri yang sedari tidak percaya dengan perlakuan Nathan kepada Nathyva.

"Apaan sih anjing!" Kesalnya sembari menyentil dahi Alfarizi.

"Sakit nyet!" Ringisnya.

"Lagi lo teriak pas dikuping gue!"

"Ya sorry"

"Lo iri Nathyva di gendong Nathan?"

Alfarizi membulatkan matanya secara sempurna, ia tidak percaya Fikri berfikir seperti itu.

Ia? Iri kepada Nathyva? Karena di gendong Nathan?

Demi daki serangga yang nyasar di lobang idung mimi peri! Alfarizi masih normal!

Alfarizi menoyor kepala Fikri dengan keras,"gue masih normal nyet!"

"Ya terus kenapa!"

"Gue kalah! Nih liat!" Ujarnya seraya menunjukkan kekalahannya kepada Fikri.

"Setan! Ternyata cuma karena game kuping tercinta gue sampe hampir meledak gak bernyawa!"

Продолжить чтение

Вам также понравится

1.3M 35.4K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
My Nerd Girl (DIJADIKAN SERIES) Aidahharisah

Подростковая литература

30.4M 1.7M 65
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
SAGARALUNA Syfa Acha

Подростковая литература

3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
Monster Tyrant [END] Nursida122004

Подростковая литература

1.5M 128K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...