Destiny

By salmaafauziyah

1.5K 102 16

Orang bilang, cinta akan selalu memberikan kebahagiaan bukan? Tetapi, mengapa disaat aku merasakan kembali ak... More

01-Destiny
02-Destiny
03-Destiny
04-Destiny
05-Destiny
06-Destiny
07-Destiny
09-Destiny
10-Destiny
11-Destiny
12-Destiny
Cast[1]
13-Destiny
14-Destiny

08-Destiny

93 6 0
By salmaafauziyah

Tidak henti-hentinya selama berjalan mulak dari keluar kantin sampai sekarang di koridor dua Nathyva menghentakkan kaki nya kelantai dengan kasar.

Tragedi di kantin tadi membuat mood nya hancur berkeping-keping. Nathan benar-benar menguras habis emosi nya.

Kalau saja Nathan tidak ada dikantin atau lebih tepatnya tidak duduk disamping Nathyva dan mengganggunya mungkin Nathyva sudah makan dengan tenang dan kenyang. Sekarang? Kenyang enggak emosi iya!

Dan tiada henti-henti nya juga Nathyva mengeluarkan berbagai sumpah serapah dan umpatannya kepada lelaki itu.

'Nathan sialan!'

Contohnya itu. Umpatan tadi adalah umpatan yang ke dua puluh kali nya Nathyva lontarkan di dalam batinnya.

"Berhenti!"

Langkah kaki nya terhenti ketika baru saja ia mendengar seseorang menyuruhnya berhenti.

Nathyva menoleh ke arah di sekelilingnya barang kali bukan ia yang disuruh berhenti. Tetapi nyatanya koridor itu sangat sepi, penghuni koridor saat ini hanyalah Nathyva sendiri yang sedang melintas dan Ah, juga seseorang yang menyuruhnya berhenti tadi.

Dengan emosi yang masih menaik juga mood yang benar-benar masih hancur,Nathyva berharap seseorang yang berada dibelakangnya ini bukan Nathan.

Kalau benar itu Nathan, sudah Nathyva pastikan ia tersungkur ke bawah lantai karena berhasil membuat emosi Nathyva semakin terkuras habis nyaris benar-benar habis.

Nathyva menoleh ke arah belakang dengan hati-hati. Dan,

Beruntung nya dia karena mendapati seseorang yang meneriakinya itu bukan Nathan. Tapi siapa lelaki itu? Nathyva tidak mengenalinya bahkan belum pernah melihat batang hidungnya.

Ah,Nathyva hampir saja lupa bahwa ia murid pindahan di sekolah ini. Pantas saja ia tidak mengenali sama sekali lelaki yang sekarang melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah Nathyva berdiri.

"Lo Nathyva Tichavy siswi pindahan dari jepang kelas 11 ipa 2 kan?"

Nathyva menganggukkan kepalanya,"kenapa?"

Lelaki itu tersenyum ramah,"Gak apa-apa,"

"Kenalin gue Rafly dari kelas 11 ips 4." Lanjutnya seraya mengulurkan tangannya.

Nathyva mengangkat satu alisnya,"Na--"

"Udah tau kok." Baru saja Nathyva ingin memperkenalkan diri lelaki dengan nama Rafly ini memotongnya dan tidak lupa senyum ramah yang masih diperlihatkannya.

"Ya udah." Balas Nathyva sedetik kemudian melongos melanjutkan langkah kaki nya menuju kelas tanpa membalas uluran tangan Rafly dan tanpa menoleh lagi ke arah Rafly.

Memang begitu kan sikap Nathyva?

"Dingin,ketus,misterius. Hm, cantik dan menarik." Gumam Rafly yang masih tersenyum memandang punggung Nathyva yang makin menjauh dari tempat ia berdiri.

●●●●●

"Anak-anak materi hari ini akan ibu jelaskan di perpustakaan. Mari kita ke perpustakaan sekarang." Ujar bu Dena selaku guru seni di kelasnya.

"Kalian bawa alat tulis saja ya. Karena ibu hanya akan membagikan kelompok disana." Lanjut bu Dena.

Seluruh murid penghuni 11 ipa 2 pun langsung mengangguk lalu bangkit berdiri dari kursinya masing-masing lalu keluar kelas berjalan menuju ruang perpustakaan. Begitu juga dengan Nathyva dan Diana

Di perjalanan Nathyva dan Diana sengaja memisahkan diri,tidak ikut rombongan kelasnya. Bukan karena kurang bergaul atau gimana, hanya saja Nathyva dan Diana malas untuk berdesak-desakkan dengan delapan belas manusia itu.

Jadi, alhasil Nathyva dan Diana membiarkan mereka masuk terlebih dahulu.

Ketika Nathyva hendak masuk usai melepas sepatunya tiba-tiba saja seseorang menarik tangan nya dari belakang.

"Mau ke perpus juga?" Tanya nya

"Menurut lo?" Balas Nathyva dengan malas yang bahkan melihat wajah lawan bicaranya pun juga sama malasnya.

Lelaki itu tersenyum,"Menurut gue iya."

"Ya udah." Balas Nathyva lagi seraya mencoba melepaskan tangan Nathan yang tanpa Nathyva sadari kini sudah menggenggam tangannya.

Baru saja Nathyva berhasil melepasan genggamannya dan hendak masuk ke dalam menyusul Diana yang tega meninggalkannya di ambang pintu ruang perpustakaan, laki-laki ini meraih lalu menggenggam tangan Nathyva secepat kilat.

"Bareng,"

"Gue juga mau masuk ke perpus." Lanjutnya.

Tanpa menunggu balasan Nathyva,Nathan segera menarik tangan Nathyva masuk ke dalam ruang perpustakaan. Kehadiran mereka berdua alhasil langsung menyita perhatian dua kelas yang ada di dalamnya.

Tunggu? Dua kelas? Kelas nya dengan kelas Nathan?

Jangan bilang kali ini kelas nya akan belajar bersama dengan kelas Nathan?

Oh Tuhan! Musibah apa lagi ini!

●●●●●

Ternyata benar saja prasangka buruk Nathyva yang mengatakan bahwa kelas nya akan belajar bersama dengan kelas Nathan. Tiada henti-hentinya Nathyva menggerutu kesal sendiri.

Mengapa dunia sempit sekali?! Mengapa di antara banyak nya kelas di sekolah ini ia harus terpaksa belajar bersama dengan kelas 11 ips 3, kelas nya Nathan?!

Ya Tuhan! Tidak bisa kah engkau membuat Nathyva hidup tenang tanpa ada Nathan di sekitarnya?

Apa Tuhan dan semesta tengah marah padanya? Sehingga selalu saja membiarkan Nathyva tersiksa dengan keberadaan Nathan disekitarnya? Yang benar saja!

"Oke, semua sudah lengkap kan? Ibu akan segera membagikan kelompok." Ujar bu Dena membuat Nathyva yang sedari tadi menggerutu didalam hati langsung mengarahkan pandangannya kepada bu Dena.

'Semoga gak dicampur 11 ips 3. Semoga,semoga.' Batin Nathyva memohon.

"Kali ini soal kelompok ibu akan mencampurkan 11 ipa 2 dengan 11 ips 3." Lanjut bu Dena membuat mata Nathyva membulat dengan sempurna.

'Semoga gak sama Nathan. Semoga,semoga.' Batinnya memohon,lagi.

"Kelompok pertama. Indra,Diana,Kevin,Keira,Ditto,Putri,Elang." Ujar bu Dena.

Diana bernafas lega,"Setidaknya ada keira yang asik sama Putri yang pinter." Kata Diana seraya mengeluskan dadanya.

Sementara Nathyva? Ia tidak henti-hentinya memohon kepada sang pencipta agar tidak satu kelompok dengan Nathan. Dan Nathyva berharap, Tuhan mengabulkan doa Nathyva kali ini.

'Semoga gak sama Nathan. Semoga,semoga.'

"Kelompok kedua. Nathan,Tania,Alfarizi,Dila,Fikri,dan.." Ujar bu Dena memberi jeda.

'Semoga gak sama Nathan. Semoga,semoga.'

'Semoga gak sama Nathan. Semoga,semoga.'

'Semoga gak sama Nathan. Semoga,semoga.'

"Dan Nathyva." Lanjut bu Dena yang berhasil membuat wajah Nathyva memerah karena kesal setengah mati.

'Sialan!' umpatnya dalam hati.

Sepertinya dugaan Nathyva bahwa Tuhan dan semesta tengah marah kepadanya itu benar. Lihat saja, bahkan lebih sialnya lagi Nathyva malah satu kelompok dengan makhluk entah dari planet apa itu.

Bu Dena masih terus melanjutkan membaca daftar nama kelompok sampai akhirnya Bu Dena sudah selesai menyebutnya berkata,

"Kelompok ini sampai semester dua berakhir. Itu artinya sampai ujian kenaikan kelas kelompok seni budaya ini tidak berubah." Ujar Bu Dena lagi lagi berhasil membuat Nathyva kesal bahkan melebihi kesalnya yang tadi.

"Tugas kelompok kali ini bernyanyi. Jadi silahkan bergabung bersama kelompok masing-masing rundingkan ingin bernyanyi lagu apa dan tentukan siapa vokalis,gitaris,drummer,dan lain sebagainya. Praktek akan dilakukan minggu depan di ruang mysk sekolah ya. Dan wajib pake lagu Indonesia! Gak boleh Barat ataupun asia!" Lanjut Bu Dena.

Sudah cukup! Nathyva benar-benar sangat amat kesal! Setelah baru saja bu Dena memasukkannya satu kelompok dengan Nathan,kali ini bu Dena menyuruhnya bergabung dan berunding bersama Nathan? Lebih parah lagi harus bernyanyi bersamanya? Ini gila! Yang benar saja!

"Nathyva? Kamu masih disitu? Kelompok kamu disana bukan disitu."

Perkataan Bu Dena tadi berhasil membuyarkan lamunan Nathyva. Tidak,tidak, lebih tepatnya kekesalan Nathyva.

Dengan wajah merah kesal,tangan mengepal,emosi yang sudah siap meledak, Nathyva bangkit dari tempat duduknya dengan kasar lalu berjalan dengan ogah-ogahan ke tempat kelompoknya berkumpul itu.

Continue Reading

You'll Also Like

724K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
576K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 60.6K 27
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...