My Bullies MEN

By Adhymlk29

8.1K 816 618

Pertemuan antara ZEFA gadis pindahan 16tahun yang pemalu dengan RIZAL pemuda 17tahun yang merupakan pembuli t... More

Prolog
[1]Pertemuan
[2]Keraguan
[3]Sebenarnya
[4]Rizal Pov
[5]Nonton
[6]Line
[EDISI NATAL]
[8]Ibu
[9]Karenamu
[10]Pacar
[11]Kencan
[12]Balas Dendam
Menetralkan [ViRuS TaG]
100 fact about me^^
spesial MBM Tap-Tap

[7]Rumah Rizal

321 39 31
By Adhymlk29

Part sebelumnya**

Mulai aku menceritakan kejadian tadi di grup dan mendapat banyak support dari teman-temanku. Saat aku menanyakan id line Rizal tak ada yang tau. Disaat kebingungan yang melanda aku mendapat sebuah nontifikasi yang membuat k6u cukup kaget hingga terjatuh dari tempat tidur.

"Auu... sakit"

Rizal Pratama Add you as friend.

Tidak ada cara instan mendapatkan hasil begitu juga Cinta kita, tidak dengan cara instan cinta ini akan tetap bertahan tapi dengan proses dan kerja keras yang membuatnya tetap bertahan...

Karena proses tak pernah menghiyanati hasil.

"Fanya apa yang terjadi? Bunyi apa itu sayang?" Ibu Zefa bertanya dari depan pintu kamar Zefa saat mendengar suara gaduh di kamar Zefa.

"Tidak ada apa-apa ma! Cuman buku jatuh," Zefa sedikit meningikan suaranya.

"Ya, sudah kalau begitu cepat keluar untuk makan siang!" Perintah ibu Zefa.

"Baik ma lima menit lagi Fanya keluar."

Zefa menyimpan smartphonenya, segera menganti baju dan menuju meja makan untuk makan siang.

"Makanannya enak bik." Ucap Zefa pada bik Inang pembantu yang sudah Dia anggap sebagai keluarga karena telah bersama dengannya sejak berumur tiga tahun. Bik Inang tersenyum mendengar perkataan Zefa.

"Ma, ayah kapan pulang?" Tanya Zefa pada ibunya yang sedang merajut sebuah syal.

"Hmm mungkin besok malam. Memangnya ada apa?" Tanya ibu Zefa.

"Tidak ma."

Zefa Pov

Aku kembali ke kamar dan merapikan membuka lapto berniat untuk lanjut menulis ceritaku.

Ting

Aku langsung menujuh tempatku menaruh smartphone untuk memeriksa nontifikasi.

Rizal Pratama: Ke rumahku sekarang! Alamatnya sudah ku kirim.

Walau masih sedikit kebingungan aku langsung membalasnya,

Zefanya Putri: Ok

Aku masih menatap tak percaya akan obrolan singkat dengan Rizal

Ting

Rizal pratama: Berhenti menatap ponselmu dan segera datang ke rumahku!

Aku mulai yakin Rizal memasang CCTV di rumahku

Ting

Rizal Pratama: Aku tidak memasang CCTV di rumahmu!

Karena tak mau pesan yang lainnya menyusul aku langsung bersiap-siap tentunya dengan cepat. Dua puluh menit telah kuhabiskan untuk bersiap-siap dan sekarang aku berjalan menuruni tangga menemui mama untuk meminta ijin pergi ke rumah Rizal.

"Ma, aku ke rumah teman yah mau kerja kelompok." Aku berkata pada mama yang sedang mengupas apel.

"Boleh tapi dimana alamatnya? Pulangnya jangan kemalaman yah!" Aku bersorak senang dan langsung memberi tahu alamat rumah Rizal setelah itu menyalim tangan mama dan aku bergegas ke rumah Rizal bersama pak Mahmud yang mengantarku.

Tok-tok-tok

aku mengetuk pintu kayu yang terasa familiar untukku dan karena belum ada yang membuka pintu aku berniat untuk mengetuk lagi, namun saat tanganku sudah siap mengetuk Rizal membuka pintu malas dan segera menariku masuk dengan kasar.

"NGGAK usah ngetuk lagi! Kita langsung ke kamarku buat ngerjain soal kimia! Kamu bawakan Lksnya." Kalimat terakhir itu peryataan melainkan pertanyaan karena Rizal langsung menarik tanganku seperti waktu itu.(Baca Edisi Natal)

Dikamar Rizal yang berwarnah putih dan beberapa benda seperti karpet dan kursi yang berwarna memberi kesan sangat dingin seperti orangnya. Apalagi di tambah dengan dengan tv, komputer, laptop, serta segala miniatur anime jepang memenuhi lemari belajar yang berwarna putih itu dan jangan pikir dia hanya memiliki satu komputer karena komputernya lebih dari sepuluh WOW ucapku.

Tapi kenapa harus ada poster itu poster si miku aku benci dia terlebih posenya itu.

"Berhenti mengagumi kamarku dan mulailah bekerja!" Rizal mengangetkanku.

"Ia-ia, siapa juga yang kagum aku cuma lihat-lihat aja kok." Aku sengaja menutupi mukaku dengan buku karena telah memerah ketahuan mengagumi kamarnya.

Ternyata tadi dia menanyakan tentang LKS karena ia belum mendapatkannya, aku tahu karena dia skarang sedang memagang lks yang belum ku keluarkan dari tas TUNGGU!

"Rizal jangan bilang kamu yang mengambil lks ini dari tasku!" Aku memekik menyadari kebodohanku. Apalagi Rizal ini seorang laki-laki dan orang yang aku benci, mungkin?

"Aku yang ambil tenang saja So*tekmu nggak aku ambil kok, cek aja masih ada 6 dan bungkusannya yang warna pink be-" Aku menutup mulut Rizal.

"Cukup itu memalukan." Aku melepas tanganku dari mulut Rizal kemudian berlari ke kamar mandi, TUNGGU!

"Rizal kamar mandi dimana?" Dengan bodohnya aku berlari tanpa tahu dimana tempat tujuanku.

"Dari sini lurus terus, turun tangga, belok kiri, terus jalan sampai ke dapur disitu ada simbok tanya aja, Simbok kamar mandi dimana?" Aku ingin berteriak protes akan jawabanaya yang berputar-putar itu namun tak ku pedulikan dan langsung berlari ke simbok di dapur,

"Simbok kamar mandi dimana?" Tanyaku tergesa-gesa pada simbok yang sedang memasak ikan.

"Oh kamar mandi disamping kamar dek Rizal." Jawab simbok tenang.

Akan kubunuh kau RIZAL!  Erangku di dalam hati.

Dikamar mandi aku membasuh mukaku dengan air kemudian menatap pantulan diriku dikaca, sedikit kacau namun aku tersenyum mengingat Rizal ternyata bisa banyak bicara juga. Aku segera kembali ke kamar saat aku membuka pintu ternyata Rizal sedang membuka laptop dan menjawab LKS TUNGGU! (tunggu! Sakun dah berapa kali Zefa ngucapin kata tunggu dan capslocknya pada jebol muluh)

"Rizal apakah kau sedang mencari jawabanya di internet?" Tanyaku cepat.

"Ya."

Langsung kutarik laptopnya dan kumatikan laptop itu, "Tidak ada cara instan mendapatkan hasil begitu juga dengan tugas kelompok ini untuk mendapatkan jawabanya kita harus mencari lewat buku paket yang telah dibeli jangan hanya berharap pada internet! Aku bingung dengan anak sekarang sangat suka mengunakan internet untuk mendaptkan jawaban dan tak perna berpikir jika itu malah merugikan mereka karena belum tentu yang ada di internet itu betul dan yang mereka dapatkan di internet itu berasal dari buku." Jelasku panjang lebar.

"Tapi dari dulu aku malas membaca!" Balas Rizal enteng.

"Maka sekarang kau harus rajin membaca!" Aku tersenyum menantang dan Rizal pasrah akan hal itu karena tidak mau di ceramahi oleh aku.

"Baiklah soal nomor satu buatlah ringkasan tentang perkembangan tabel periodik!" Aku membaca soal.

"Baca buku ini dan mulailah menulis!" Perintah diriku.

"Tapi aku malas menulis." Rizal membuang LKS kimia.

"Baiklah akan ku patahkan kepala miniatur detektif conan ini jika kau tidak mau menulis!" Ucapku sambil mengelus kepala tokoh anime yang paling kusukai, ya aku sengaja melakukan ini karena ku tahu detektif conan adalah anime yang paling disukainya, begitu juga denganku.

Karena sepertinya tak bisa melakukan apa-apa ku lihat dia mengambil lks yang tadi di lempar dan mulai membuka buku. Yess aku berhasil  sorakku di dalam hati.

"Zefa bantu aku meringkasnya!" Rizal berkata dengan kasar dan itu membuatku sedikit takut.

"Tidak bisakah kau tambahkan kata tolong di kalimatmu itu dan berkata dengan lebih lembut." Aku mengerang jengkel akan perkataannya.

"Zefa tolong bantu aku meringkas." Rizal berkata dengan lebih lembut serta menambahkan senyuman yang terlihat sangat kaku namun aku bersyukur, ternyata dia masih bisa tersenyum walau dipaksa.

"Baiklah Rizal aku akan membantumu." Kami mulai mengerjakan soal itu bersama-sama hingga pukul  16:00 simbok membwakan makanan berupa ikan goreng lengkap dengan sambal yang nikmat, tak lupa orengs jus sebagai minumanya.

Setelah makan kami segera melanjutkan mengerjakan soal hingga setengah soal telah selesai dan tersisa 25 nomor yang isinya soal  yang paling membosankan untuku soal cakaran.

"Ri-rizal tadi pagi kulihat kau dengan mudah mengerjakan soal cakaran fisika dengan mudah, ja..di soal cakaran ini kamu yang mengerjakan saja yah," ucapku gugup namun ditangapi senyuman yang berlebihan dari Rizal yang membuatku berharap dia tidak tersenyum lagi.

"Zefa tadi kan kau bilang, Tidak ada cara instan mendapatkan hasil begitu juga dengan tugas kelompok ini untuk mendapatkan jawabanya kita harus mencari lewat buku paket. Maka dari itu kau juga harus mengerjakan soal ini S.E.N.D.I.R.I  dan akan kupikirkan untuk membantumu atau tidak." Ucapan Rizal membuatku menyesali telah berlebihan padanya tadi.

Aku melihat soal pertama dan wow ini dari planet mana soalnya? Aku bertanya pada diriku setelah melihat angka-angka yang terterah di soal itu.

satu menit,

lima menit,

10 menit,

lima belas menit,

"Aku menyerah! Rizal tolong bantu aku mengerjakan soal ini kumohon." Aku mengeluarkan jurus mata memelas yang kupelajari dari mama saat meminta uang shopping bulanan.

Dia masih terlihat menimang-nimang dan kemudian angkat bicara "Baiklah tapi besok aku harus di traktir!"

"OK." Bukan masalah kalau soal itu.

Rizal dan aku saling berjabat tangan dan dia mulai membantuku mengerjakan soal cakaran kimia yang cukup rumit itu kami mengerjakannya hingga pukul 19:30 tersisa satu nomor yang cukup sulit.

"Setelah sub kulitnya selesai di dapat kita apakan Rizal?" Tanyaku pada Rizal yang berada di belakangku namun karena tak mendapat jawaban maka ku balikan badanku bermaksud melihatnya dan kejadian selanjutnya membuatku sangat malu serta kaget karena wajah Rizal tiba-tiba menubruk wajahku yang langsung memerah,

Rizal telah mengambil ciuman pertamaku sepuluh tahun yang lalu dan sekarang dia mengambil ciuman keduaku.

~|~|•~•~•~•~~•~•~•~•~•|~|~

Cieee ada yang dapat second kiss nih, Adhy begadang buat nyelesein part 7 loh:)

1. Berhubung Adhy lagi bahagia banget rapotan kemarin dapat rank 1^_^

2. mood happynya dituangin dengan menulis.

 3. Adhy dah up nih kaneki52

4. maaf buat yang ngiler lihat makananya terutama anak kos(author juga ngiler)

5. kali ini 1300+ words

Kalau bagus ceritanya kalian bisa vote dan comment bila ada yang ingin memberikan saran dan masukan.

Temenan yah^_^
IG: Adhyaksa_Mallaka

Line: Adhyaksa29m

18 Desember 2016

"See you next part" ^_^

Continue Reading

You'll Also Like

110K 12.2K 17
Bukan BL Arkanna dan Arkansa itu kembar. Tapi mereka sudah terpisah semenjak masih bayi. Dulu, orangtua mereka menyerahkan Arkanna kepada saudara yan...
825K 59.6K 62
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 70.6K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
2.4M 127K 28
Madava Fanegar itu pria sakit jiwa. Hidupnya berjalan tanpa akal sehat dan perasaan manusiawi. Madava Fanegar itu seorang psikopat keji. Namanya dike...