Innocence

By sunriseeeee_

303 19 0

Ini cerita Bara. Bara anak terakhir dari sebuah keluarga yang harmonis dengan kehadiran tiga anak. Bara yang... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8

Bab 4

59 2 0
By sunriseeeee_

Tak Sesuai Ekspetasi

Di depan gerbang SMA Jaya Baya, seperti pasar kaget pasca bulan puasa. Ramainya luar biasa. Dari yang berjilbab sampai yang rok panjang mereka diketatkan.

Dari yang bajunya masih rapi sampai yang sudah keluar kemana-mana. Dari yang celana panjang mereka normal sampai yang tidak normal.

Tapi di sinilah Bara. Tempat parkir sepeda motor. Dia masih berputar-putar mencari motor kesayangannya hilang kemana. Helmnya pun tak nampak.

Sebenarnya helm punya Bara itu warnanya jarang yang punya. Coklat susu, tapi kenapa ikutan menghilang. Bara menghela nafas lelah. Sudah tak punya uang, motorpun ikut-ikutan ilang.

"Nyari apaan Bar?" Bara sedikit terlonjak saat melihat Alan di sampingnya yang sudah lengkap dengan jaketnya.

Setelah hilang rasa kagetnya Bara menjawab. "Motor gue ilang"

Alan mencebik dan meminta kunci motor temannya ini.

"Bara, motor lo itu model baru bukan model lama. motor lo ilang pun lo tinggal pencet ini remot" jelas Alan sambil memencet tombol remot yang ada bersama kunci motornya.

Tut Tut.

Mereka berdua mengedarkan pandanganya sekeliling area parkiran, dan mencobanya sekali lagi. Tatapan mereka jatuh ke motor yang ada di depan mereka. Seolah mengejek si pemilik dan temannya.

Memang kampret.

"Lah, kambing motor lo ada di depan kita pas" Alan menjitak kepala Bara lalu ia pergi untuk mengambil motornya.

Entah, di sini yang goblok Alan, apa Bara yang emang polosnya minta dicangkul. Kita tak paham.

=00=

Bara sudah sampai di rumah dengan selamat pas dengan azan Ashar berkumandang. Bara memang jago ngebut.

Depan rumah nampak sepi. hanya ada 2 motor matic. Bara memarkir motornya dengan apik di samping dua motor tersebut.

Bara memgucap salam dan ternyata rumah sepi. Bara melempar tasnya ke sofa ruang tamu dan melepas sepatu dan kaus kakinya. Setelah itu Bara mengerjakan ibadah kewajiban umat muslim ketika sudah mendengar azan berkumandang.

Bara setelah selesai duduk dengan santai sambil membuka dompetnya lagi dan mendapatkan satu struk lagi.

"Ya Allah, ngapain juga gue beli kiranti?" Gerutu Bara sambil menjambak rambutnya.

Ariana yang dari kamarnya menatap adik bungsunya tertawa sendiri. Ana mendekat dan meletakan kepalanya ke pangkuan adiknya.

Ariana lebih tepatnya, menjadikan paha adiknya menjadi bantal.

"Kenapa sih Bar?" Tanya Ana sambil mendongak menatap wajah polos bin tolol adiknya satu ini.

"Na, gue cowo tulen ya? Kok gue beli pembalut sama pelancar haid gini sih?" Ucap Bara yang masih serius memandangi struk pembayaran tersebut.

Ana tertawa pelan dan menyentil dagu adiknya kencang sampai Bara mengaduh.

"Lo, itu polos apa bego sih Bar, di rumah ini cewe cuman dua, ya pasti itu lo disuruh mama atau gue suruh. Oh, atau lo disuruh cewe lo ya? Duileeh adiknya kakak udah gede"

Bara melototi kakaknya dan menggeser tempat duduknya sampai kepala kakaknya terjun ke sofa empuk.

"Aish Bara. Kalau malu kek dugong trampolin" Bara mencebik dan melempar benda laknat yang membuat pikiranya di sekolah tak tenang keatas meja tamu.

"Oiya Bar, anterin gue dong, ke kafe depan sekolah lo. Mau meet up gue" Bara memutar bola matanya malas.

"Berangkat sendiri kenapa sih? Abis bensin lo?" Tanya Bara kesal. Ana mengangguk sok polos.

"Enggak, gue mau tidur. sama Arkan sana, biasanya juga sama Arkan"

"Kalau ada Arkan udah gue suruh kali, ayolah Bar anterin kakak lo ini"

"Enggak"

"Bara, mau dong Bar"

"Apaan sih Na, ngelendot kek kukang mabok. Minggiran ah gue mau tidur" usir Bara saat kakaknya mulai manja ke Bara. Bara segera merebahkan dirinya menutup matanya dan memaksa telinganya menjadi tuli dadakan.

"Mama, Bara ngeselin Ma" teriak Ana membuat Bara membuka matanya dan duduk tegap sambil menatap sebal Ana.

Perempuan paruh baya itu sudah dengan celemek bergambar doraemon pilihan Bara sambil memegang pisau.

"Ada apa sih, mama lagi masak"

"Bara ma, enggak mau nganterin Ana. Padahal udah janjian tadi" Mama mereka berdua menatap Bara lembut.

Dari tatapannya saja Bara sudah disuruh jadi abang ojek kakaknya. Bara bisa apa?

Sabar dan tawakal. Pasrah kepada sang kuasa. 

Cuman butuh 10 menit sampai ke kafe langganan Bara saat pulang sekolah. Kafe inipun nampak rame tak seprti biasanya. Tenang.

Suara derit pintu dan lonceng khasnya membuat Bara adem disini apalagi dia diterpa angin AC, tambah adem walau di luar juga adem.

"Lo pisah kursi, gue yang bayarin" Bara mengangguk malas dan mencari tempat duduk yang ia duduki biasanya.

Bara mendapatkannya. Ia duduk dengan tenag sambil menatap jalanan ramai. Dia lupa membawa novel apalagi ipod nya.

Hidup Bara serasa hampa.

Belum selesai dia baca novel karangan Dee Lestari, malah digiring kakaknya kesini. Nasib Bara memang banyak buruknya ketimbang baiknya.

"Bara, seperti biasa" Bara mengerjapkan matanya dan melihat Rosa dengan dress tanpa lengan motif bunga-bunga.

Rosa tersenyum manis dan kali ini dengan rambut warna karamelnya yang bergelombang terurai indah.

"Makasih" ucap Bara sambil menyeruput pelan kopinya.

"Bar, bisa materi kimia yang semester ini enggak? Aku enggak paham" tanya Rosa dengan wajah frustasi.

"Enggak enak jadi anak home schooling" lanjutnya lagi.

"Bawa buku?" Tanya Bara sambil memandang Rosa seperti biasa. Rosa menggeleng pelan.

"Besok gue bawaain catetan gue, mau sekalian gue rangkumin?" Tawar Bara yang masih memainkan gelas kacanya.

"Boleh deh sekalian diajarin ya Bar" mohon Rosa, Bara mengangguk dan menepuk pelan kepala Rosa.

Rosa tersenyum gugup dan menunduk tapi Bara biasa saja malah terkesan cuek. Toh, itu kebiasaanya dari SD dengan Rosa. Bara yang selalu dianggap kakak oleh perempuan itu dan Bara menganggap Rosa sebagai adiknya.

"Bar, lo masih mau pacaran?" Tanya Ana tiba-tiba duduk di kursi ke tiga menghadap dua manusia di depannya.

"Dia bukan pacar gue Na, udah selesaikan? Ayok balik" Bara beranjak dan pergi begitu saja. Ana yang berpamitan dengan Rosa dan mengejar Bara keluar.

"Bar..." Bara menengok sambil membenarkan jaketnya.

"Lo yakin kagak pacaran?"

"Kagak Na, suka sama cewe rasanya gimana gue kagak tau" jawabnya ketus.

"Bukan berarti gue homo. Gue masih normal. Toh gue ngefans Hatsune Miku*" lanjut Bara lagi.

"Rasa ada kupu-kupu bego di perut lo atau ada bedug di dada lo gitu kagak ada deket sama itu cewe" Bara menggeleng dan menstater motornya.

"Ye kirain pacaran, rusak dah ekspetasi gue" gerutu Ana pelan tapi masih bisa didengar Bara jelas.

"Balik kagak Na?"

"Iye balik elah" jawab Ana kesal sejadi-jadinya.

Jangan salahkan Bara, jika dia belum tau rasanya pacaran atau jatuh cinta.

Kalau jatuh dari pohon mangga, Bara itu pakarnya.

Dan, dia Bara. Si polos tak tau cinta dan tak peka.

Hatsune Miku (1): Hatsune Miku (初音ミク?) adalah produk perangkat lunak yang menghasilkan suara nyanyian wanita.

Hatsune Miku (2): Hatsune Miku adalah seri Vocaloid generasi kedua yang dianggap paling populer di seluruh dunia. (Dilansir dari Wikipedia)

❇❇❇

Hai... Hatsune Miku menyinari hari Bara.

Dan sumpah aku nggak tau mau nulis gimana suara remot di motor.

Jangan lupa feedback nya gaiss. *Kedipduabelasjari. 😳😳😳

7 Desember 2016.

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 286K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

1.9M 100K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
2.3M 147K 45
‼️ NEW VERSI ‼️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻...
3.9M 231K 59
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...