BABY TWINS

By MilaRhiffa

165K 6.5K 79

Perjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelk... More

(1) Elo?
(2) Sushi
(3) Cincin Kalung
(4) Tiga Bulan
(5) Kamar Gue!
(6) Status Palsu
(7) Baby Twins!
(8) Rafha dan Rifha
(9) Kutukan Konyol
(10) Nightmare
(11) Jealousy
(12) Masa Lalu
(13) Sandiwara
(14) Blood Type
(15) Pasangan Muda
(16) Buggg!
(17) Terbongkar
(18) Aku sayang kamu
(19) Nikah muda?
(20) Mommy, Daddy Minta Maaf!
(22) Lulus SMA
(23) Weird Graduation
(24) You'll be Mine
(25) Baby Twins Hilang!
(26) Telling a Trap!
(27) What happened?
(28) End for start!

(21) Mr and Mrs Winata

5.1K 222 0
By MilaRhiffa

Setelah latihan di sekolah selesai, Morgan dan Aelke langsung pulang ke rumah karena mereka berniat membawa baby twins berjalan-jalan.

Morgan keluar kamar sudah siap memakai kaos warna merah abu-abu. Ia langsung mendekati baby twins yang baru selesai didandani suster Hana.

"Asik, hari ini kita jalan-jalan..." ujar Morgan mengangkat tubuh Rafha. Saat Rafha tertawa karena geli tubuhnya dinaik-turunkan, Rifha malah menangis dan mendekati Morgan.

"Loh, putri daddy kenapa? Kok nangis? Mau digendong juga, ya?" ujar Morgan dengan hati-hati mendudukkan Rafha lalu beralih menggendong Rifha dan mengayun-ayunkannya. Rifha tertawa renyah dan Morgan tersenyum lebar.

"Botol susu, udah. Bubur sama mangkuknya, udah. Termos kecil, udah. Apalagi, ya?" ucap Aelke berjalan sambil memasukkan barang-barang yang akan diperlukan baby twins.

"Udah siap belum?" tanya Morgan, Aelke mengangguk dan menatap Morgan.

"Ya, ngikutin aja nih pake baju abu-abu," ledek Aelke sambil menggendong Rafha. Morgan terkekeh, "Aku kan followers kamu!" timpal Morgan.

"Yuk, ah! Suster, kalo mau pulang gak apa-apa, kunci aja rumahnya, kita mungkin pulang malem." ujar Aelke dan suster Hana tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

***

Setelah menempuh perjalanan yang padat merayap selama 30 menit, keluarga kecil dadakan ini akhirnya sampai di halaman parkir sebuah Mall di Jakarta.

"Mau gendong aja atau pake kereta bayi?" tanya Morgan pada Aelke sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Enaknya gimana?" Aelke.

"Gak bakal enak dua-duanya, pasti repot." ujar Morgan sambil terkekeh.

"Ih aneh, duh sabar dong, sayang..." ucap Aelke, Rafha tidak mau diam, ia loncat-loncat diatas pangkuan Aelke sedangkan Rifha asik berceloteh sendiri di kursi bayi yang sudah tersedia di mobil Morgan.

"Bawa kereta bayinya aja, yuk!" ajak Morgan membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan kereta bayi yang sudah ia bawa di bagian belakang mobil merahnya.

Aelke keluar dari mobil menggendong Rafha, kemudian ia dudukkan di kereta bayi bagian kanan, baru setelah itu Aelke mendudukkan Rifha di kursi kereta bagian kirinya.

Aelke dan Morgan masuk ke dalam Mall yang tidak terlalu ramai karena masih jam kerja. Mereka tertawa sendiri melihat penampilan mereka yang sudah seperti orang tua sungguhan.

Rafha dan Rifha sesekali tertawa dan berceloteh yang entah apa artinya melihat keramaian di Mall dan beberapa benda yang lucu di mata dua bayi kembar tersebut.

Morgan dan Aelke memasuki 'Baby Shop'. Disana, mereka akan membelikan baju baru dan beberapa barang-barang yang lucu untuk baby twins.

"Jangan boros-boros ya..." ucap Aelke mengingatkan Morgan karena meskipun ia laki-laki, kadang sering membeli barang yang tidak terlalu penting untuk dibeli.

"Siap, nyonya Winata!" tukas Morgan sambil menggerakkan tangannya seperti sedang hormat kepada bendera.

"Tuan Winata lebaynya kambuh.." timpal Aelke sambil mendorong kereta bayinya melihat-lihat barang yang bagus untuk baby twins.

"Yang ini nih, cakep!" ujar Morgan memperlihatkan 1 stel baju pada Aelke.

"Hah? Baju bola? Terus Rifha masa iya pake baju gituan!" Aelke.

"Ya gak apa-apa, dong! Mereka kan harus kompak..." Morgan menempelkan baju yang ia pegang ke tubuh mungil Rafha.

"Enggak! Gak cocok, yang lain aja. Rafha bukan bayi yang gila bola kayak kamu!" ucap Aelke sambil melihat barang di kanan-kirinya.

"Ih biarin, ini aja, Rifha yang ini juga..." ujar Morgan sambil meraih 1 stel baju dengan model dan warna yang sama.

"Morgan, jangan!"

"Biarin!"

"Yang lain, kan banyak!"

"Yang lain emang banyak, yang bagus cuma ini!" Morgan kekeuh dan memasukkan baju yang ia pilih ke dalam keranjang belanjaan.

"Ih nyebelin!" ujar Aelke kesal. Dan lihatlah, si baby twins dua-duanya melongo melihat kelakuan orang tua dadakannya. Entah apa yang bayi-bayi itu pikirkan.

"Nyebelin juga sayang, kan?" goda Morgan dan Aelke mengacuhkannya dengan mendorong kereta bayinya menjauhi Morgan yang memegang belanjaannya sendiri.

"Yah, ditinggal!" ujar Morgan berjalan menyusul Aelke.

Aelke berjongkok sambil memilih sepatu dan kaos kaki untuk kedua bayinya.

"Tututututu.......," gumam Rifha menunjuk sesuatu.

"Apa, sayang?" tanya Aelke sambil melihat apa yang Rifha tunjuk. Dan ternyata, Rifha menunjuk sebuah boneka mungil berbentuk Mario Bross.

"Asik, Rifha kesukaannya sama kayak daddy." ujar Morgan yang sudah berdiri di belakang kereta bayi. Aelke berjalan dan mengambilkan boneka yang berukuran mungil untuk Rifha.

Rifha tersenyum lebar saat tangan mungilnya menggenggam boneka yang tadi ia tunjuk. Aelke berjongkok menatap Rafha. "Jagoan mommy mau apa?" tanya Aelke dan Rafha malah menatap Aelke polos. Tangannya terangkat dan menyentuh pipi kanan-kiri Aelke. "Mammmmaammi.." ucap Rafha tak jelas dan Aelke tersenyum. "Asik, Rafha mau mommy ya, ih so sweet!" ujar Aelke mencium Rafha.

"Et, et, et! Rafha kecil-kecil udah genit, mommy itu cuma punya daddy!" ujar Morgan seolah memarahi Rafha dan Rafha hanya berkedip-kedip tak mengerti menatap Morgan.

"Apa deh, lebay banget!" tukas Aelke tertawa.

"Aku lebay karena kamu, sayang..." ucap Morgan mendrama dan Aelke mencubit pipi Morgan gemas.

Setelah puas mengitari Baby Shop dan mendapatkan apa yang baby twins butuhkan, mereka memilih berjalan-jalan mengitari Mall dan sesekali membeli barang yang dibutuhkan di rumah.

Aelke memicingkan matanya, ia melihat dua orang yang masih memakai seragam SMA tengah berjalan santai. Dan itu adalah Rafaell bersama Ifa.

Rafaell sepertinya menyadari bahwa disana ada Aelke dan Morgan lengkap dengan dua bayi kembar yang pernah Rafaell lihat di rumah Rangga.

Rafaell lalu mengajak Ifa mendekati tempat dimana Morgan dan Aelke berada.
"Duh, ketemu si kembar disini..." ujar Rafaell. Morgan menoleh dan sudah mendapati Rafaell dan Ifa di hadapannya. Morgan tersenyum ramah. Meski sebenarnya Morgan bisa merasakan perubahan Aelke, mungkin ia tak terlalu suka melihat Rafaell dan Ifa.

"Ini bayi kalian?" tanya Ifa heran dan baru melihat apa yang digossipkan di sekolah Rafaell.

"Iya..." jawab Morgan dan Aelke bersamaan.

"Bayi kandung?" tanya Ifa lagi. Morgan dan Aelke saling pandang mendengar pertanyaan Ifa.

"Gak usah kepo, deh, kamu!" ujar Rafaell sambil menyenggol lengan Ifa dan Ifa jadi kikuk sendiri.

"Ehehe, maaf..." ujar Ifa.

"Udah mau pulang apa gimana?" tanya Rafaell sambil menatap baby twins yang lucu-lucu itu.

"Belum, kok! Mau jalan bareng?" tawar Morgan berusaha mencairkan suasana meski ia sebenarnya agak was-was jika Aelke dekat kembali dengan Rafaell.

"Ide bagus!" jawab Rafaell setelah beberapa saat mempertimbangkannya dan akhirnya, mereka berjalan-jalan mengitari Mall sama-sama.

***

Aelke bangun pagi-pagi sekali dan sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Rafha, Rifha, mommy deg-degan, nih. Hari ini pengumuman kelulusan!" ujar Aelke mengajak bayinya berinteraksi.

"Aku juga deg-degan mommy!" Morgan menimpali dengan suara yang dibuat-buat.

"Haha, udah sarapan belum?" tanya Aelke, Morgan menggeleng sambil merapikan dasinya. "Belum."

"Kenapa? Kan udah aku buatin roti sama cokelat panas di meja." Aelke berdiri dan berhadapan dengan Morgan.

"Kamunya juga enggak sarapan, kan?" tanya Morgan.

"Aku deg-degan ah, gak mau makan." jawab Aelke.

"Alesan! Ayo ah, sarapan dulu..." Morgan menarik tangan Aelke yang menolak untuk sarapan menuju meja makan. Dan suster Hana hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Morgan juga Aelke.

***

Semua siswa dan siswi kelas XII yang sudah mengikuti rentetan Ujian Sekolah dan UN berkumpul di Aula. Mereka akan mendapatkan surat kelulusan hari ini dan dari wajah-wajah murid yang berkumpul itu, sebagiannya terlihat tegang menunggu hasil jerih payah mereka selama 3 tahun disana.

Aelke duduk di samping Dinda dan Rasya. Mereka mengobrol untuk melunturkan ketegangan yang terasa. Sedangkan Morgan, duduk bersama teman-temannya yang terlihat santai-santai saja.

"Bis, lo gak tegang nunggu surat pengumuman?" tanya Dicky dengan wajah yang tegang.

"Lah, ngapain tegang? Udah kayak mau nembak cewek aja." ucap Bisma nyengir kuda.

"Lawak lo! Gue mah panas dingin!" timpal Reza.

"Gue ampe keringetan!" tukas Ilham.

"Eh, itu mah gue juga keringetan! Aula nya gede, kipasnya kecil tjoy!!!" ujar Dicky sambil mengipas-ngipas wajahnya.

"Si Bisma mah, santai pasti ada sebabnya!" ujar Morgan.

"Yang bener, Bis? Nyembunyiin apa lo?" tanya Ilham.

"Ah Morgan, tau aja lo!" ujar Bisma terkekeh.

"Eh, sebabnya apaan tjoy? Gue mau ngikutin!" tanya Reza.

"Si Bisma tuh lagi kasmaran!" Morgan tertawa.

"Eh, Gan! Ember banget masa!" Bisma.

"Wah, parah lo, Bis, ada apaan?" Dicky mulai kepo.

"Ya udah, gue bisikin sini!" ucap Bisma. Reza, Ilham, Dicky menggerombol dan berbisik-bisik sedangkan Morgan hanya menggeleng melihat kelakuan mereka.

"Gue baru jadian sama Rasya!" bisik Bisma dan Dicky langsung tertawa terbahak-bahak sampai menjadi pusat perhatian di Aula sekolah. Dicky menutup mulutnya malu-malu karena semua orang menatapnya.

"Asikasik, pantesan santai!" ledek Reza.

"Inget gak? Bisma pernah ngomong apaan waktu di kantin kalo dia berhasil pacaran sama Rasya?" tanya Ilham.

"Gue inget!" jawab Morgan antusias dan Bisma melongo sendiri mengingat apa yang sudah ia katakan beberapa waktu lalu.

Dicky dengan pede-nya berdiri di tengah-tengah orang yang sedang duduk menunggu pengumuman, Bisma langsung menarik Dicky untuk duduk tapi Dicky malah berteriak kencang.

"PENGUMUMAN! BISMA KARISMA BARU AJA JADIAN, DIA BILANG KALO DIA UDAH PUNYA PACAR, BAKALAN TRAKTIR KELAS XII SEMUANYA SEPUASNYA!!!!! KITA MAKAN GRATIS HARI INI!!! Yeaaayy!!!" teriak Dicky dan Bisma menepuk jidatnya, hari ini dompetnya kebobolan.

"Parah lo!" tukas Bisma dan semuanya tertawa sambil bersorak gembira akan makan gratis setelah pengumuman yang menegangkan.

Dinda dan Aelke menatap Rasya yang memerah wajahnya. "Cieeeeeee....." ledek Dinda dan Aelke yang sudah tahu bahwa Bisma dan Rasya memang baru jadian dua hari yang lalu.

Murid-murid sontak terdiam saat beberapa wali kelas XII dan kepala sekolah memasuki Aula. Semuanya jadi mendadak tegang dan harap-harap cemas menantikan hasil ujian mereka.

"Kami akan memberikan surat hasil UN dan kelulusan kalian satu-persatu di masing-masing kelas." ucap salah satu wali kelas.

"Dan perhatian, untuk yang tidak mendapatkan surat pengumuman kelulusan, itu merupakan siswa-siswi bermasalah yang akan kami tangguhkan kelulusannya." Aelke dan Morgan yang duduk berjauhan sontak terdiam mendengar perkataan kepala sekolah mereka karena, merasa mereka akan menjadi bagian dari siswa-siswi bermasalah setelah masalah yang kemarin.

Aelke menatap ponselnya yang bergetar. Ada pesan masuk dari Morgan yang isinya 'Take it slow, Dear. Dont worry!'

TBC......

Continue Reading

You'll Also Like

363K 19.5K 28
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
6.5M 336K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
296K 1.2K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
3.6M 38.3K 32
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...