(19) Nikah muda?

5.2K 211 1
                                    

Dengan lembut, Morgan mengecup kening Aelke dan Aelke bisa merasakan kehangatannya dari sosok lelaki yang dulu selalu membuatnya jengkel. Beberapa detik Morgan mengecup kening Aelke, Morgan menarik tubuh Aelke dan memeluknya erat.
"Aku tulus sayang kamu," bisik Morgan dan Aelke bisa dengan jelas mendengar semua itu meski diganggu suara ombak pantai.

Aelke memejamkan matanya, beban di pundaknya terasa hilang begitu saja saat Morgan memeluknya. Rasanya begitu nyaman.
"Aku juga sayang kamu." ucap Aelke sambil menggerakkan tangannya membalas pelukan Morgan dengan senyuman dan tangis harunya.

***

Aelke dan Morgan sampai di rumah pukul 20.15 WIB. Mereka langsung mandi dan mengganti pakaian. Setelah selesai, Aelke menemui baby twins yang sudah tertidur, dan suster Hana pamit pulang.

"Yaaaa, baby udah bobo, mommy kangen, loh!" ujar Aelke membelai pipi Rafha dan Rifha bergantian. Rafha menggeliatkan tubuhnya, sedangkan Rifha asik dengan mimpinya.

"Maaf ya, mommy pulang kemaleman, kalian udah bobo duluan..." Aelke menutup kelambu yang menjaga baby twins dari nyamuk-nyamuk nakal. Aelke membalikkan tubuhnya kaget saat Morgan menepuk pundaknya.

"Eh, ngagetin aja kamu..." ujar Aelke mengelus dadanya sendiri. Morgan tersenyum, "Maaf... Laper gak?" tanya Morgan, mereka memang belum makan malam karena asik menghabiskan senja di pantai tadi. Aelke memegang perutnya, "Laper sih, apalagi abis diintrogasi kepsek siang tadi..." jawab Aelke.

"Aku pesen Sushi aja ya, biar dianter kesini." ucap Morgan.

"Jangan, aku masak aja ya...?" tanya Aelke, Morgan tersenyum dan mengelus rambut Aelke.

"Kamu capek, istirahat aja ya!" ujar Morgan lembut, Aelke jadi salah tingkah melihat perubahan Morgan.

Morgan menarik lengan Aelke dan mereka duduk bersama di tepi kolam renang. Menatap bintang dan bulan berdua dimalam special mereka.

"Gan...!" panggil Aelke.

Morgan menoleh, "Hmm.. Kenapa?" tanya Morgan.

"Kamu gak lagi becandain aku, kan?" tanya Aelke ragu-ragu. Morgan menatap Aelke tak mengerti.

"Maksud kamu?"

"Ya, tentang apa yang kamu bilang sore tadi... Kamu masih playboy enggak?" tanya Aelke dengan wajah innocent-nya.

Morgan tertawa geli melihat wajah Aelke yang begitu menggemaskan.

"Kamu takut aku mainin kamu doang? Iya?" tanya Morgan. Aelke mengangguk pelan.

Morgan menyingkirkan rambut yang menutup telinga Aelke hingga telinganya yang mengenakan anting bentuk bintang terlihat. "Gak perlu takut, sayang..." bisik Morgan dan Aelke dibuat mati kutu mendengarnya.

"Kamu kenal aku sebagai seorang playboy, aku akui itu. Kamu inget sama Irma yang dulu hadir di acara pembukaan perusahaan papa kamu?" tanya Morgan, Aelke menganggukkan kepalanya. "Inget, kenapa?" tanyanya.

"Dulu dia pacar pertama aku. Tapi dia gitu aja tinggalin aku. Dan setelah itu, aku gak mau lagi jatuh cinta, dan semua pacar-pacar aku itu cuma sekedar status belaka. Aku gak cinta sama mereka." ujar Morgan menjelaskan. Aelke menggigit bawahnya, baru mengerti mengapa Morgan senang ganti-ganti pacar.

Morgan menggenggam tangan Aelke.
"Aku gak pernah percaya bisa sayang kamu, aku berkali-kali menepis rasa ini. Tapi, aku makin kesiksa sama perasaan aku sendiri. Jadi, entah harus beralasan apa, aku sayang kamu..." ucap Morgan menatap Aelke dan memfokuskan bola matanya melihat bola mata Aelke lebih dalam.

Morgan melepas kalung yang Aelke pakai dan mengeluarkan dua cincin yang berada disana. Morgan melingkarkannya di jari manis Aelke, setelah itu Aelke memasangkan cincin di jari manis Morgan.

BABY TWINSWhere stories live. Discover now