(6) Status Palsu

5.5K 221 1
                                    

Bel istirahat berbunyi.
Rafaell menunggu Aelke di depan kelasnya.
"Dick, Aelke mana?" tanya Rafaell pada Dicky yang keluar kelas bersama Dinda dan Reza.
Dicky menunjuk ke dalam kelas, "Tuh, di dalem... Dia kan lagi pincang, jadi mau ngerem aja di kelas katanya..." ujar Dicky, dan Rafaell masuk ke dalam kelas Aelke.

"Kamu gak apa-apa? Ke UKS aja, yuk!" ucap Rafaell, Aelke menatap Rafaell dan menggeleng, "Ngapain ke UKS, aku sehat, kok!" jawab Aelke. Rafaell menarik lengan Aelke, "Udah ah kita ke UKS, nanti bel masuk ya masuk lagi..." ucap Rafaell sambil berusaha membantu Aelke berjalan.

Sesampainya di UKS, Aelke duduk di sisi ranjang.
"Sini, deh... Aku pijitin ala-ala terapi internasional, biar kaki kamu enakan..." ujar Rafaell sambil mengolesi minyak angin ke kaki Aelke. Aelke menjerit saat Rafaell memijit kakinya yang terkilir.

"Sakit tau, Raf... Udaaaah...." pekik Aelke memegangi kakinya, tapi Rafaell meneruskan aktifitasnya.

"Sabar dong, sakit dikit gak apa-apa..."

"Aaaaa.........!!!!!" teriak Aelke, Rafaell langsung berhenti memijit kaki Aelke.

"Duh, jangan teriak-teriak,"

"Sakit!" sentak Aelke, wajahnya memerah menahan sakit.

"Nah, coba gerak-gerakin telapak kakinya, masih sakit ga?" tanya Rafaell lembut.

Aelke menggerak-gerakan kakinya perlahan. "Udah gak terlalu sakit... Kamu bakat jadi tukang pijit, ya? Hehe.." ujar Aelke cengengesan. Rafaell terkekeh, "Kalo buat mijitin kamu mah rela, kok!"

Aelke tersipu malu mendengar apa yang Rafaell katakan.

***

"Morgan, kamu kemana aja sih??" Audrey menghentakan kakinya di atas lantai sekolah. Morgan menatap Audrey yang memang manja.

"Kamu jangan ngambek terus, dong.. Kan aku udah disini," ucap Morgan. Audrey terlihat memalingkan wajahnya.

"Ikut aku, deh!" ujar Morgan yang lalu menarik lengan Audrey dan membawanya ke suatu tempat.

Sepanjang perjalanan, Morgan terus menggenggam tangan Audrey hingga sampai ke tempat tujuan.

"Kamu ngapain bawa aku ke Lab Bahasa? Aneh ih!" guman Audrey kesal. Biasanya Morgan itu paling bisa buat suasana romantis, tapi Audrey merasa akhir-akhir ini Morgan berubah.

"Udah, kamu duduk aja disini, jangan banyak komentar ya, sayang..." ucap Morgan menutup pintu Lab Bahasa. Audrey sudah duduk di salah satu kursi.

Morgan menghidupkan proyektor yang sudah tersambung dengan laptop yang tersedia disana. Perlahan, papan tulis yang menjadi medianya menayangkan gambar-gambar slide show foto Morgan dan Audrey yang sudah menjalani hubungan beberapa bulan ini. Lalu, setelah itu Morgan memutar video yang sudah ia buat.

Dalam video tersebut, ada momen-momen saat Audrey dan Morgan berdua. Audrey yang melihat itu tersenyum manis, Morgan yang ia kenal ternyata masih Morgan yang romantis.

'Audrey, Happy 3month Aniversary I love you...' ucap Morgan di dalam video tersebut dan tayangan video pun selesai.

Audrey langsung mendekati Morgan dan memeluknya "So sweet banget kamu...." ucapnya.

Morgan tersenyum dan balas memeluk Audrey. Tapi, sepertinya Morgan lupa 1 hal. Slide show videonya masih berjalan sesuai playlist, dan parahnya video yang berjalan adalah video yang ia buat untuk pacar-pacar lainnya. Audrey terdiam melihat video yang terlanjur jalan sendiri dan konsepnya hampir sama dengan apa yang ia lihat tadi.

"Gan!" pekik Audrey. Morgan membolakan matanya kaget dan langsung menghentikan video yang masih berjalan.

"Jadi, selama ini pacar kamu bukan cuma aku? Terus kamu perlakuin aku sama kaya mereka??? Parah kamu, Gan!" sentak Audrey mendorong tubuh Morgan.

BABY TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang