(23) Weird Graduation

4.6K 202 1
                                    

"Rifha, Rafha, udah keren, udah cakep, mirip banget sama mommy-nya..." ucap Aelke sambil menempelkan bedak di pipi baby twins yang baru saja mandi.

Suster Hana baru saja datang, pagi ini, Aelke dan Morgan akan melaksanakan wisuda dan perpisahan sekolah.

"Aelke, apa kabar kamu, sayang?" Aelke menoleh saat seseorang yang telah berjuang saat melahirkannya sudah berdiri dengan senyuman yang menenangkan.

"Mama!" pekik Aelke senang, sudah lama tidak bermanja-manja pada mamanya, Aelke langsung memeluk mamanya erat.

"Kangen mama..." ucap Aelke. Mama Aelke tersenyum dan memeluk Aelke sama erat sambil mengelus rambut cokelatnya.

"Mama juga kangen, gimana? Kamu baik-baik aja?" tanya mama Aelke sambil melepaskan pelukannya dan menatap Aelke.

"Keliatannya gimana, ma?" Aelke.

"Makin cantik, dong, bungsunya mama..." ucap mama Aelke dan Aelke tersenyum.

"Ma, aku mau pulang..." ujar Aelke menunduk.

"Sabar sayang, 3 hari lagi, kan? Sabar dulu, lah." ujar mama Aelke sambil menguatkan Aelke.

"Pagi, tante!" Morgan mendekati mama Aelke dan menyalaminya sopan.

"Pagi, Gan. Udah siap? Kita ke salon sekarang. Disana orang tua sama nenek kamu udah nunggu." ucap mama Aelke. Morgan mengangguk.

"Yuk, kalian satu mobil, baby twins biar sama suster Hana." ujar mama Aelke, Aelke mengangguk dan mencium pipi kanan-kiri baby twins. Baru selangkah berjalan, Aelke menoleh menatap baby twins yang tiba-tiba menangis. Seperti biasa, jika salah satu baby twins itu menangis, satunya lagi akan ikut menangis.

"Loh, kok, nangis?" Aelke mendekati baby twins dan menatapnya iba. Rifha merentangkan tangannya ingin digendong Aelke. Setelah itu, Rafha yang berada di atas karpet juga merangkak mendekati Morgan.

"Kenapa? Jagoan kok, nangis? Sama suster Hana dulu, ya. Daddy mau wisuda dulu, pulangnya malem." Morgan menatap Rafha yang matanya sudah basah dan berkaca-kaca.

"Jangan nakal ya, sayang. Orang tua dadakan kamu harus wisuda dulu..." ujar tante Merry-Mama Aelke menenangkan baby twins.

Aelke dan Morgan terpaksa meninggalkan baby twins yang masih menangis. Tak seperti biasanya, mereka menangis saat akan ditinggalkan oleh Aelke dan Morgan.

Morgan sudah menghidupkan mesin mobilnya. "Ma, tadi kesini naik taksi?" tanya Aelke, mama Aelke mengangguk.

"Mama masuk duluan..." ujar Aelke membukakan pintu bagian tengah mobil dan mama Aelke langsung masuk ke dalam.

"Loh, kamu di depan dong, sama Morgan." ujar mama Aelke melihat Aelke malah duduk di samping mamanya.

"Gak mau!" tolak Aelke menutup pintu mobil. Morgan tidak bicara apa-apa, sepertinya mereka belum baikan.

"Hhhffftt...." dengus mama Aelke sambil menggelengkan kepalanya. Sulit sekali membuat Aelke akur dengan Morgan.

***

Aelke memilih-milih kebaya yang akan ia kenakan. Acara wisuda akan dilaksanakan pukul 10.00 WIB di gedung yang berada di samping sekolah, dan malamnya langsung acara pentas seni di lapangan inti sekolah.

"Yang ini, nih!" ujar mama Aelke mengangkat sebuah kebaya warna keemasan dengan motif yang lumayan rame.

"Idih, ma..., rame banget kaya sinden." ujar Aelke.

"Ini aja..!" nenek Aelke merekomendasikan kebaya warna hijau terang.

"Nenek, entar kayak Nyi Roro Kidul." Aelke menggeleng.

BABY TWINSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt