BABY TWINS

By MilaRhiffa

165K 6.5K 79

Perjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelk... More

(1) Elo?
(2) Sushi
(3) Cincin Kalung
(4) Tiga Bulan
(5) Kamar Gue!
(6) Status Palsu
(7) Baby Twins!
(8) Rafha dan Rifha
(9) Kutukan Konyol
(10) Nightmare
(11) Jealousy
(12) Masa Lalu
(13) Sandiwara
(14) Blood Type
(15) Pasangan Muda
(16) Buggg!
(17) Terbongkar
(18) Aku sayang kamu
(20) Mommy, Daddy Minta Maaf!
(21) Mr and Mrs Winata
(22) Lulus SMA
(23) Weird Graduation
(24) You'll be Mine
(25) Baby Twins Hilang!
(26) Telling a Trap!
(27) What happened?
(28) End for start!

(19) Nikah muda?

5.2K 211 1
By MilaRhiffa

Dengan lembut, Morgan mengecup kening Aelke dan Aelke bisa merasakan kehangatannya dari sosok lelaki yang dulu selalu membuatnya jengkel. Beberapa detik Morgan mengecup kening Aelke, Morgan menarik tubuh Aelke dan memeluknya erat.
"Aku tulus sayang kamu," bisik Morgan dan Aelke bisa dengan jelas mendengar semua itu meski diganggu suara ombak pantai.

Aelke memejamkan matanya, beban di pundaknya terasa hilang begitu saja saat Morgan memeluknya. Rasanya begitu nyaman.
"Aku juga sayang kamu." ucap Aelke sambil menggerakkan tangannya membalas pelukan Morgan dengan senyuman dan tangis harunya.

***

Aelke dan Morgan sampai di rumah pukul 20.15 WIB. Mereka langsung mandi dan mengganti pakaian. Setelah selesai, Aelke menemui baby twins yang sudah tertidur, dan suster Hana pamit pulang.

"Yaaaa, baby udah bobo, mommy kangen, loh!" ujar Aelke membelai pipi Rafha dan Rifha bergantian. Rafha menggeliatkan tubuhnya, sedangkan Rifha asik dengan mimpinya.

"Maaf ya, mommy pulang kemaleman, kalian udah bobo duluan..." Aelke menutup kelambu yang menjaga baby twins dari nyamuk-nyamuk nakal. Aelke membalikkan tubuhnya kaget saat Morgan menepuk pundaknya.

"Eh, ngagetin aja kamu..." ujar Aelke mengelus dadanya sendiri. Morgan tersenyum, "Maaf... Laper gak?" tanya Morgan, mereka memang belum makan malam karena asik menghabiskan senja di pantai tadi. Aelke memegang perutnya, "Laper sih, apalagi abis diintrogasi kepsek siang tadi..." jawab Aelke.

"Aku pesen Sushi aja ya, biar dianter kesini." ucap Morgan.

"Jangan, aku masak aja ya...?" tanya Aelke, Morgan tersenyum dan mengelus rambut Aelke.

"Kamu capek, istirahat aja ya!" ujar Morgan lembut, Aelke jadi salah tingkah melihat perubahan Morgan.

Morgan menarik lengan Aelke dan mereka duduk bersama di tepi kolam renang. Menatap bintang dan bulan berdua dimalam special mereka.

"Gan...!" panggil Aelke.

Morgan menoleh, "Hmm.. Kenapa?" tanya Morgan.

"Kamu gak lagi becandain aku, kan?" tanya Aelke ragu-ragu. Morgan menatap Aelke tak mengerti.

"Maksud kamu?"

"Ya, tentang apa yang kamu bilang sore tadi... Kamu masih playboy enggak?" tanya Aelke dengan wajah innocent-nya.

Morgan tertawa geli melihat wajah Aelke yang begitu menggemaskan.

"Kamu takut aku mainin kamu doang? Iya?" tanya Morgan. Aelke mengangguk pelan.

Morgan menyingkirkan rambut yang menutup telinga Aelke hingga telinganya yang mengenakan anting bentuk bintang terlihat. "Gak perlu takut, sayang..." bisik Morgan dan Aelke dibuat mati kutu mendengarnya.

"Kamu kenal aku sebagai seorang playboy, aku akui itu. Kamu inget sama Irma yang dulu hadir di acara pembukaan perusahaan papa kamu?" tanya Morgan, Aelke menganggukkan kepalanya. "Inget, kenapa?" tanyanya.

"Dulu dia pacar pertama aku. Tapi dia gitu aja tinggalin aku. Dan setelah itu, aku gak mau lagi jatuh cinta, dan semua pacar-pacar aku itu cuma sekedar status belaka. Aku gak cinta sama mereka." ujar Morgan menjelaskan. Aelke menggigit bawahnya, baru mengerti mengapa Morgan senang ganti-ganti pacar.

Morgan menggenggam tangan Aelke.
"Aku gak pernah percaya bisa sayang kamu, aku berkali-kali menepis rasa ini. Tapi, aku makin kesiksa sama perasaan aku sendiri. Jadi, entah harus beralasan apa, aku sayang kamu..." ucap Morgan menatap Aelke dan memfokuskan bola matanya melihat bola mata Aelke lebih dalam.

Morgan melepas kalung yang Aelke pakai dan mengeluarkan dua cincin yang berada disana. Morgan melingkarkannya di jari manis Aelke, setelah itu Aelke memasangkan cincin di jari manis Morgan.

"Kita resmi tunangan pake rasa cinta ya, sayang..." ucap Morgan.

"Makasih banyak buat rasa sayangnya," ucap Aelke tersenyum, ia lalu merebahkan kepalanya di bahu Morgan dan menatap bintang yang berkelip indah.

"Gan... Sekolah kita gimana, ya?" tanya Aelke masih menyender di bahu Morgan. Morgan merangkul Aelke dari samping.

"Belum malem, telepon mama aja..." ujar Morgan. Aelke mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Ia menelepon mamanya untuk menanyakan bagaiman nasib sekolahnya.

Aelke tersenyum geli setelah mengobrol dengan mamanya lewat telepon.

"Kenapa sih?" tanya Morgan penasaran.

"Mama bilang, kita harus sekolah setiap hari, latihan buat tampil dihari wisuda dan malam pensinya. Aku sama kamu dipisahin." jawab Aelke.

"Hah? Dipisahin gimana maksudnya?" tanya Morgan.

"Aku harus ikut fashion show dimalam pensi, kamu harus ikut vocal, kita pisah gak satu kegiatan..." jelas Aelke. Morgan tertawa keras.

"Kok ketawa...?" tanya Aelke heran.

"Ya sekolahnya lebay misah-misahin kita begitu..." jawab Morgan masih tertawa.

"Ngomong-ngomong pisah, kita tinggal 10 hari ya...?" Morgan mengangguk menjawab pertanyaan Aelke.

"Kamu bilang sayang aku, aku sayang kamu, kita bilang dong sama orang tua kita, kita udah saling sayang..." ujar Aelke. Morgan berpikir sejenak.

"Nanti, kalo kita bilang kita bakal udahan kan satu rumahnya, baby twins gimana ya?" tanya Morgan.

Aelke menghela nafas, sedih jika tidak bisa bersama dengan Morgan dan baby twins yang mereka temukan.

"Masa aku bawa Rifha terus kamu bawa Rafha? Gitu?" tanya Aelke.

"Ih, gak enak... Mereka itu twins dan harus sama-sama." ujar Morgan.

"Kita jangan bilang dulu deh, kan malam pensi itu 4 hari ke deadline kita, abis malam pensi aja kita ngomong..." Aelke, Morgan mengangguk.

Setelah bicara cukup panjang, Morgan dan Aelke masuk ke dalam rumah dan menemui baby twins terlebih dulu. Aelke mencium pipi kanan-kiri baby twins, begitu juga Morgan.

Baru saja Aelke selesai mencuci wajahnya dan hendak tidur, Morgan mengetuk pintu kamar Aelke.

"Ada apa, Gan?" tanya Aelke.

"Aku punya solusi buat baby twins..." jawab Morgan.

"Apa?" tanya Aelke.

"Gini," Morgan terlihat serius. Aelke menatap Morgan dengan tatapan serius juga.

"Jadi, selesai kita wisuda dan resmi lulus dari sekolah kita, kita langsung nikah aja sayang, jadi baby twins kita yang ngurusin dan hubungan kita sah!" ujar Morgan tanpa dosa. Aelke menatap cengo wajah Morgan yang berada di hadapannya.

"Nikah muda? Becanda kamu!" ujar Aelke.

"Serius, Dear... Udah ah, met tidur cantik ya, I love you!" ujar Morgan yang langsung mengecup singkat pipi Aelke lalu ia berlari menuju kamarnya dan menutup pintu. Aelke berdiri mematung atas perlakuan Morgan dengan pipi yang merona.

***

Pagi ini Morgan dan Aelke tetap berangkat sekolah bersama. Tidak sembunyi-sembunyi seperti dulu lagi. Morgan dan Aelke berjalan santai melewati koridor sekolah meski banyak pasang mata yang menatap aneh kepada mereka.

Bisma menyambut pasangan ini antusias. Morgan langsung duduk di kursinya.
"Kenapa, Bis?" tanya Morgan.

"Gan, seriusan lo udah kawin ama Aelke? Pan masih boleh sekolah sih?" cerocos Bisma.

"Mulut lo ngomong sekate-kate. Gue sama Aelke baru tunangan..." ujar Morgan.

"Lah terus, dua anak itu?" tanya Dicky nimbrung.

"Mereka? Lo mau tau aje, anak gue, udah diem aje dah!" tukas Morgan.

"Di luar tuh beredarnya Aelke hamil duluan sama lo.. Gitu dah..." ujar Ilham.

"Biarin lah, yang penting gue sama Aelke gak begitu." ucap Morgan.

"Eh, lo pan kagak akur, kok bisa tunangan?" tanya Reza.

"Kepo....." jawab Morgan panjang.

***

Aelke berusaha tidak mendengarkan apapun yang dibicarakan banyak orang. Ia mengingat kata-kata Morgan.
'Apapun yang terjadi diantara kita, aku akan tetap berdiri di depan dan melindungi kamu.'

Ditemani Rasya, Aelke ikut latihan Fashion Show untuk acara pensi setelah wisuda digelar. Ia memang mendapat hukuman harus mengikuti fashion show yang tidak ia suka sama sekali. Dinda tidak ikut mengisi pensi, ia hanya menjadi koordinator kelas untuk pengisian nama dan tempat duduk peserta wisuda. Wisuda tahun ini memang sebagian besar diurusi kelas XII.

Aelke menggerutu saat harus mengenakan sepatu high heels pada waktu latihan. Rasya yang ikut fashion show juga hanya tertawa melihat Aelke.

***

Ifa dan Rafaell sedang berlatih vokal untuk mengisi opening di pensi nanti.

Saat break latihan, Ifa duduk berdampingan dengan Rafaell.

"Raf, are you okey?" tanya Ifa sambil menenggak air mineralnya.

"Yeah, Im okey... Why?" tanya Rafaell.

"Ya kamu kan abis mengetahui hal yang menyakitkan, aku cuma mau mastiin kamu baik-baik aja..." ujar Ifa. Rafaell tersenyum kecut mengingat keadaan hatinya. Ia dan Aelke dekat hampir 3 tahun tapi tidak bisa bersama-sama.

"Hati aku emang sakit. Tapi aku bukan orang bodoh yang mau menyalahkan keadaan. Aelke memang bukan buat aku, aku terima." ucap Rafaell menekan rasa pahit di hatinya. Ifa tersenyum mendengarnya.

"Apa anggapan kamu tentang hubungan mereka?" tanya Ifa lagi. Rafaell terlihat menerawang. "Yang pasti, aku tau Aelke gadis yang baik dan bisa menjaga dirinya. Dia dan Morgan pasti punya alasan, dan aku gak berhak tau." tandas Rafaell.

***

Aelke meminta suster Hana untuk pulang lebih cepat. Ia ingin menghabiskan waktu bersama baby twins.

Rafha terlihat merangkak meraih bola-bola kecil yang berwarna-warni. Aelke terus memerhatikan Rafha agar kejadian dulu tidak terulang.

Rifha asik tertawa bersama Aelke, mulutnya belum ditumbuhi gigi membuat Aelke tertawa gemas melihatnya.

"Rafha, sini sayang..." Rafha menoleh pada Aelke yang menepuk tangannya sendiri, Rafha merangkak mendekati Aelke, Rifha berguling-guling di atas carpet sambil memegang boneka mungil di tangannya.

Sedang asik, Aelke mendengar suara gaduh dari kamar Morgan. Aelke menautkan alisnya.

"Aaaarrrrgghhhhhh!!!!!" Morgan berteriak kencang, Aelke langsung berlari ke kamar Morgan dan membuka pintunya.

"Gan! Kamu kenapa?" tanya Aelke panik.

TBC....

#Mila

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 230K 29
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...
369K 8.9K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
296K 29.4K 44
"Ma, aku ngga mau ya punya assisten baru" "Plis lah Maa" "Aku tu CEO punya aissten dengan pakaian sexy itu biasa" "Lianda Sanjaya!!!" "Ikutin kata ma...
231K 693 14
cerita pendek dewasa seorang gadis yang punya father issues