BABY TWINS

By MilaRhiffa

165K 6.5K 79

Perjodohan mungkin dianggap tabu di zaman modern seperti saat ini. Namun itu terjadi pada Morgan Oey dan Aelk... More

(2) Sushi
(3) Cincin Kalung
(4) Tiga Bulan
(5) Kamar Gue!
(6) Status Palsu
(7) Baby Twins!
(8) Rafha dan Rifha
(9) Kutukan Konyol
(10) Nightmare
(11) Jealousy
(12) Masa Lalu
(13) Sandiwara
(14) Blood Type
(15) Pasangan Muda
(16) Buggg!
(17) Terbongkar
(18) Aku sayang kamu
(19) Nikah muda?
(20) Mommy, Daddy Minta Maaf!
(21) Mr and Mrs Winata
(22) Lulus SMA
(23) Weird Graduation
(24) You'll be Mine
(25) Baby Twins Hilang!
(26) Telling a Trap!
(27) What happened?
(28) End for start!

(1) Elo?

15.6K 417 1
By MilaRhiffa

"Mah, ini 2013! Masa iya mama mau ikutin tradisi kuno, sih? Jodoh-jodohin aku gitu aja, gak!" Seorang lelaki berwajah tampan terlihat mengekor di belakang ibunya dengan tatapan kesal.

"Handi Morgan Winata. Ini kan udah jadi wasiat Almarhum kakek kamu. Mama cuma jalanin amanat, itu aja..." ujar bu Eliz, mama Morgan dengan santainya.

"Ma, please... Aku udah punya pacar... Kalo enggak, jodohin aku sama salah satu pacar aku aja, ma... Ups!" Morgan menutup mulutnya cepat.

"Emang pacar kamu berapa?" tanya mama Morgan menyelidik. Morgan diam dan akhirnya cengar-cengir sendiri.

"Tiga, mah..." jawabnya malu-malu.

"Putusin semua, sekarang juga!" titah mama Morgan, Morgan membelalakan matanya.

"Maa..." Morgan masih meminta mamanya untuk tidak melakukan amanat almarhum kakeknya yang menjodohkan Morgan dengan kerabat dekatnya sewaktu hidup. Kakek Morgan adalah seorang konglomerat. Ia memiliki teman yang amat dekat dan sudah seperti saudara. Hingga keduanya membuat perjanjian untuk menjodohkan cucunya saat berusia 17 tahun jika cucunya berbeda gender. Dan kini, Morgan mau tak mau harus mengikuti semua itu. Padahal, konyol! Masih jaman ya 2013 jodoh-jodohin anak? Hell, yeah!

"Anne, baju Morgan udah siap, kan?" teriak mama Morgan menanyakan orang kepercayaannya yang menjadi tata busana khusus keluarga.

Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar Morgan membawa satu stel jas resmi lengkap dan menyerahkannya pada mama Morgan.

"Dibuat dari bahan yang berkualitas, nyonya." ucap Anne sambil menunduk. Mama Morgan tersenyum melihat jas yang akan Morgan pakai sangat bagus.

"Tanpa basa-basi, pakai baju ini. Jam 7 kita berangkat sama nenek dan papa." Mama Morgan lalu keluar setelah menyerahkan jas pada Morgan.

"Jadi kawin muda lo, kak!" Thomas adik Morgan menyembulkan kepalanya di daun pintu. Morgan melemparkan tatapan kesalnya dan menutup pintu kamarnya kasar sampai terdengar cekikikan Thomas diluar kamarnya.

Tinggal Morgan sendirian dengan muka sebal, kusut dan malas. Ia mengambil jas yang harus dipakai malam nanti dan bergumam "Tuhan, mudah-mudahan ceweknya mirip Sandra Dewi."

***

Rumah mewah ini sudah ramai. Rangkaian bunga memenuhi ruangan. Kelap-kelip lampu hiasan indah menjadi penyejuk mata. Orang-orang sibuk lalu lalang menyiapkan acara kecil-kecilan namun elegan untuk si bungsu yang cantik.

Gadis cantik itu sudah siap dengan gaun merah marunnya. Rambut panjangnya digerai indah. Tapi, mukanya tidak menyiratkan kebahagiaan.

"Nenek... Kenapa harus aku sih yang dijodohin?" tanya gadis cantik itu pada neneknya. Nenek yang bernama Lois itu tersenyum melihat cucunya yang masih tak mau dijodohkan.

"Karena kamu special. Calonnya ganteng, loh..." ujar neneknya menghibur.

"Iya, Aelke sayang... Calonnya gagah, ganteng, cocok buat kamu.." kakek dari gadis yang bernama Aelke tiba-tiba datang dan duduk disamping Aelke.

"Tapi ya, kek... Ganteng itu gak cukup. Gimana kalo dia orangnya nyebelin? Jahat? Galak? Cerewet? Kakek mau aku hidupnya menderita?" ujar Aelke panjang lebar. Kakek dan neneknya hanya tersenyum.

"Kamu tuh belum apa-apa udah mikir yang enggak-enggak. Nih sepatunya pake!" Mama Aelke datang memberikan sepatu hak tinggi kepada Aelke.

"Ih mama.. Sepatu apa sih tinggi begitu.." Aelke menolak memakai sepatu high heels, ia lebih nyaman mengenakan sepatu yang datar.

"Ma, aku mau Ujian Nasional... Kok dijodoh-jodohin sih... Mama mau aku berhenti sekolah??" Aelke.

"Kan ini baru mau ngomongin lanjutan jodoh-jodohannya, terus tunangan. Entar kalo udah selesai sekolah baru nikah, sayang..." jelas mama Aelke. Aelke mengerucutkan bibirnya sebal. Apapun yang ia katakan untuk membatalkan perjodohan ini sia-sia. Ia tetap harus menjalaninya.

"Ma, sore tadi Rafael nembak aku... Mama tega banget sih, masa aku ninggalin dia..." ucap Aelke bisik-bisik.

"Kamu udah jadian sama dia?" tanya mama Aelke bisik-bisik juga.

"Belum aku jawab, sih..." bisik Aelke lagi.

"Nah! Gak ada alesan!" ucap mama Aelke, tapi tidak bisik-bisik lagi. Aelke menghentakan kakinya ke lantai.

"Ma..... Aku dijodohin ama Rafael aja.. Ikhlas, rela, ridho dunia akhirat deh!!" Aelke masih mencoba mengelak.

"Aelke... Mau didatengin arwahnya kakek Lubis yang sahabatnya kakek kamu? Terus diteror? Dikutuk? Diganggu gara-gara amanatnya gak dilakuin?" tanya mama Aelke menakut-nakuti.

"Ih amit-amit!!" ujar Aelke bergidik, nenek dan kakeknya hanya terkikik geli. Cucu perempuannya yang satu ini memang paling cerewet dan menggemaskan.

***

"Nah, bu Merrie, ini anak saya... Handi Morgan Winata. Morgan, ini tante Merrie.. Mamanya calon tunangan kamu." Mama Morgan.

"Morgan, tante..." Morgan menyalami mama Aelke hormat sambil tersenyum. Hatinya menebak-nebak siapakah perempuan yang dijodohkan dengannya.

Semua sudah siap. Morgan duduk di sofa ruang tamu rumah Aelke yang didisain penuh bunga, karena Aelke memang menyukai bunga terutama bunga mawar merah.

Aelke menuruni anak tangga didampingi kakek dan neneknya. Jantungnya berdebar-debar tak karuan, ia memikirkan seperti apa lelaki yang dijodohkan dengannya.

"Kalo tu cowok galak, awas aja!" tukas Aelke dalam hati.

"Nah, Morgan... Ini Aelke, calon tunangan kamu..." ucap mama Aelke. Morgan yang dari tadi menundukan kepala, mendongak dan terkejut.

"Lo?" teriak Morgan dan Aelke bersamaan. Semua yang ada disana keheranan.

"Loh! Kalian udah kenal?" tanya mama Morgan.

"Demi apapun, ma. Morgan ogah dijodohin ama cewek lurus kaya dia!" ucap Morgan menunjuk Aelke. Aelke membolakan matanya kesal.

"Aku juga. Gak mau dijodohin sama cowok playboy kaya dia! Gak ada yang lebih keren apa?" ujar Aelke sengit.

"Eh, gue gak playboy!"

"Playboy cap kacang! Maaaaa... Paaa... Kakek nenek... Batalin batalin batalin!!" Aelke merengek dan melepaskan sepatu high heels yang ia pakai.

"Ma, nanti anak aku gak berbentuk kalo kawinnya sama dia." Morgan.

"Morgan! Yang sopan!" gertak papa Morgan. Ia dan keluarga yang datang kesana jadi malu karena Morgan yang mulai membuat kekacauan.

"Duduk disini, cantik..." Thomas adik Morgan menggoda Aelke yang memang sangat anggun malam ini. Ia meminta Aelke duduk di sampingnya. Aelke memicingkan matanya kesal. "Lebay, lo!"

"Sssst.... Udah, udah... Duduk dulu, tenang dulu.. Kalian ini belum apa-apa kok ribut aja!" papa Aelke menengahi. Akhirnya dengan terpaksa Aelke duduk manis disamping ayahnya.
***

"Nah, kalian udah sama-sama kenal. Enak, kan? Mau gak mau, semua ini harus dijalankan..." mama Morgan mengambil kesimpulan. Morgan dan Aelke saling pandang sinis satu sama lain. Sebenarnya mereka memang 1 sekolah bahkan 1 kelas. Mereka terkenal tidak akur dan selalu bertengkar jika disatukan.

"Gak! Batal! Kalo ceweknya Sandra Dewi atau yang mirip-mirip dikit baru aku mau!" Morgan masih menolak, sedangkan Aelke menatapnya sebal.

"Morgan... Ssst, tenang ya... Kamu inget kan, nenek udah lebih dari 19 kali memimpikan semua ini, kalo ini dibatalkan, kakek bakal kecewa dan gak tenang disana..." Nenek Morgan memberi penjelasan.

Aelke menundukan kepalanya, menahan kekesalan, "Mimpi apaan gue musti dijodohin ama cowok kaya dia? Setia kagak, keren kagak, nyebelin iya!" umpat Aelke dalam hati.

Setelah lama berdebat dan saling tuding, Morgan dan Aelke kelelahan sendiri. Akhirnya, nenek Morgan kembali angkat bicara "Perjodohan ini wajib dilanjutkan."

***
Aelke membuka matanya perlahan. Sinar matahari sudah terlihat terang. Masih lemas, Aelke duduk di ranjangnya dan menatap jam dinding masih pukul 06.00 WIB. Aelke lalu membuka gorden kamarnya. Terlihat halaman rumahnya dibawah dari jendela kamarnya. Rangkaian bunga yang belum dibereskan membuat ia sadar. Aelke mencubit pipinya keras "Aww!!" pekiknya. Dengan cepat ia menatap telapak tangan kirinya yang sudah memakai cincin emas putih tanpa motif.

"Jadi.... Yang semalem beneran? Dijodohin sama si Morgan playboy itu? Gue gak mimpi? Aaaaaaa..........!!!!" teriaknya histeris.
***

Morgan menuruni anak tangga sudah siap dengan perlengkapan sekolahnya. Ia memutar-mutar bola basket memakai jari telunjuk kanannya dengan cekatan.

"Gan, cepet berangkat!" papa Morgan.
"Pa, Morgan harus sarapan dulu," timpal mama Morgan. Morgan duduk di kursi dan mengambil roti yang sudah diolesi selai cokelat kesukaannya.

Selesai sarapan, mama Morgan memberikan kunci mobil pada Morgan. Morgan bingung, biasanya berangkat ke sekolah memakai motor, bukan mobil.

"Di depan ada mobil H*nda Jazz yang kamu pengen dari dulu, warna merah, buat kamu..." ucap mama Morgan tersenyum.

"Hah? Serius?" tanya Morgan tak percaya.

"Serius dong!" mama Morgan lagi-lagi tersenyum.

"Becanda ni, mama... Dari dulu pelit banget kan kalo masalah mobil!" jawab Morgan nyeleneh.

"Hush! Sembarangan. Mobilnya di depan siap pakai, udah atas nama kamu." ucap papa Morgan. Morgan kegirangan memeluk mama papanya bergantian. "Makasih pa, ma...." ucapnya.

"Iya, sama-sama.. Mobil itu khusus buat berangkat dan pulang sekolah bareng tunangan kamu. Aelke Mariska!" Morgan membuka lebar matanya saat mendengar pernyataan mamanya.

"Hah!?????" pekik Morgan kaget.

TBC.....

Continue Reading

You'll Also Like

830K 79.4K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
771K 49.9K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
3.4M 49.7K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...