YOMIKOMI - Collection of Shor...

By nakazawaharuka13

4.4K 237 50

Seorang gadis bernama Nakashima Miki sangat tertarik dengan kakak seniornya Kimura Aoi. Dia tampan dan juga s... More

地球、月、太陽 (Earth, Moon, Sun)
親友との愛か。(Best friend or Love?)
6 習慣 (The Six Habits)
オタクと人気 (The Nerd and The Popular)
私はあなたと一緒にいたいです (I want to be with you)
私は恋に落ちる (I Fall in Love)
ジャングルでロスト (Lost in the Jungle)
実際の生活の描画 (Real Life Drawing)
血の王 (The King of Blood)
私の罪のない彼氏 (My Innocent Boyfriend)
新しいパートナー (New Partner)
私だけです (Just Me)
ホーム スイート ホーム (Home Sweet Home)
私の最後の願い (My Last Wish)
理想的なカップル (Ideal Couple)
消えました (Vanished)

マッチメイ キング (Matchmaking)

308 17 1
By nakazawaharuka13

*Disarankan sambil mendengarkan lagu berjudul Kimi ni Todoke by Tanizawa Tomofumi

Beginilah nasib ku sekarang. Aku, Hasegawa Fumiko, sekarang sudah dijodohkan dengan anak teman ayahku yang bernama Kiyomizu Naoki. Saat ini, keluarga kami sedang berdiskusi tentang perjodohan ku dengan dirinya dan Naoki duduk tepat dihadapanku dengan pakaian rapihnya. Jas, kemeja putih, lengkap dengan dasi hitamnya. Tampang sih oke, sifat? Aku belum mengetahui itu. Walaupun sepertinya dia adalah lelaki yang sangat pas dan sempurna, tetapi aku tidak setuju kalau harus dijodohkan dengannya. Masalahnya, dia sudah berumur dua puluh tiga tahun! Sedangkan aku masih duduk di bangku SMA. Beda jauh, sangat tidak cocok. Aku sudah beritahu ayahku kalau sebenarnya aku tidak ingin dijodoh-jodohkan seperti ini, tetapi ayah tetap memaksaku untuk bertemu dengannya. Kenapa harus seperti ini sih? Lagipula, aku sudah mempunyai seseorang yang aku sukai, tapi kenapa aku malah dijodohkan dengannya?!

Setelah kami mengobrol cukup lama, ayahnya Naoki akhirnya menyarankan Naoki untuk mengajakku jalan-jalan ditaman yang tidak jauh dari kantor ayahku. Oh, kenapa aku merasa kalau ada sesuatu yang janggal yang akan terjadi?

"Wah, cuacanya panas sekali ya, tapi aku yakin nanti malam pasti akan turun hujan" kataku, mencoba untuk memulai percakapan. Kami sudah jalan-jalan ditaman selama lima menit dan Naoki tidak berbicara sama sekali. Dia hanya diam, menikmati pemandangan. Ini orang bisu atau gimana ya?

"Dengar, aku sebenarnya sama sekali tidak tertarik dengan dirimu. Aku disini hanya menuruti kemauan ayahku saja. Jadi, kalau kau mencoba untuk baik padaku, sebaiknya jangan. Lagipula, kau sebenarnya bukan tipeku, kau hanya anak kecil yang mencoba untuk merusak kehidupanku"

APA?! Apa yang dia katakan? Anak kecil?! Bukan tipenya?! batinku dengan kesal. "Hei, Tuan Sempurna, memangnya hanya kau yang menderita disini? Aku juga sangat menderita. Kau pikir aku mau dijodohkan denganmu karena aku suka? Aku yakin dengan wajahmu yang seperti itu, kamu sebenarnya adalah seorang playboy, kan?"

"Apa kau bilang?! Playboy? Hey, aku bukan seorang playboy ya. Dasar kau anak kecil!" teriak Naoki dengan wajah marahnya yang bagaikan Godzilla.

"Aku bukan anak kecil! Dasar kau pemain perempuan!" teriakku lagi. Kita saling bertengkar untuk beberapa menit. Aku sempat marah sekali karena dia bilang aku adalah anak kecil. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk kembali lagi ke kantor ayahku. Aku dan Naoki, mencoba untuk menjelaskan kepada kedua orang tua kami betapa kami sangat tidak menginginkan perjodohan ini. tetapi ayahku dan ayahnya Naoki sepakat untuk memberi kami waktu dua bulan untuk mempertimbangkannya lagi dan memberi kesempatan untuk aku dan Naoki untuk mengenal satu sama lain. Ah, kenapa hal-hal yang seperti ini terjadi padaku?

- -

Dua minggu pun berlalu dan belum ada kemajuan diantara perjodohanku dengan Naoki. Bagaimana kami bisa mengenal satu sama lain kalau kami selalu bertengkar? Setiap pulang sekolah, dia selalu menungguku digerbang sekolah dan disitulah, dia malah menggoda murid-murid perempuan disekolahku. Setiap kami jalan-jalan dihari sabtu, Naoki selalu memperlakukanku seperti pembantu dengan membawa belanjaannya. Dan pada hari minggu lalu, saat kami semestinya bertemu, Naoki malah asik berpacaran dengan pacarnya di mall. Ah, sungguh menyebalkan. Kalau saja aku tidak dijodohkan dengannya.

- -

"Bagimana? Makanannya enak kan?

"Iya enak sekali" kataku dengan wajah merah, malu. Akhirnya aku bisa berduaan saja dengan pria yang aku sukai. Namanya Endo Eiji, dia kakak kelasku. Dia baik, pintar, ramah, dia segalanya. Kami mulai jalan bersama sejak seminggu yang lalu. Dia baik sekali padaku, aku tidak menyangka kalau dia juga, mungkin merasakan hal yang sama. "Endo-senpai, aku—"

"Terima kasih sudah menemaniku makan hari ini. kau memang teman yang baik, Fumiko-chan" kata Endo-senpai dengan senyuman hangatnya.

Teman? Apa aku tidak salah dengar? Endo-senpai bilang kalau aku teman yang baik? Selama ini, aku mencoba untuk menyatakan perasaan cintaku padanya, dan Endo-senpai ternyata hanya menganggapku sebagai teman? Kenapa aku jadi terperangkap dalam friendzone seperti ini? Endo-senpai jahat! Jahat!, batinku. Akhirnya aku hanya menjawab pernyataan Endo-senpai tadi dengan senyuman. Senyum bahagia yang diselimuti kesedihan.

Aku tidak tahu apa yang aku harus lakukan sekarang. Sejak hari itu di foodcourt, hatiku jadi tidak karuan seperti ini. Bawaannya ingin nangis terus. Aku juga tidak bisa menceritakan hal ini pada kedua orang tuaku. Mereka kan sibuk terus, tidak ada waktu untuk hal sepele seperti ini. Aku juga tidak bisa menceritakan ini pada teman-temanku, bisa-bisa aku akan terus diejek oleh mereka. Bagaimana ini?

"Hey, makan tuh makanannya. Kalau tidak dimakan, mending buat aku saja" kata Naoki sambil mengambil beberapa makanan dari piringku. Aku hampir lupa kalau aku sekarang sedang makan malam dengan Naoki direstoran yang sudah ia booking. "Hey, Fumiko. Kau ini kenapa? Dari tadi diam saja. Seperti bukan dirimu saja. Kau kan biasanya yang ngajak berantem duluan"

"Aku sedang tidak mood"

"Apa ada masalah? Ceritakan saja padaku" kata Naoki dengan mulutnya yang penuh dengan makanan. Ternyata dengan tubuh proposional begitu, dia doyan makan juga ya.

"Aku terperangkap di friendzone" kataku, akhirnya. "Kau tahu, aku sudah suka padanya sejak kelas satu SMA, dan sekarang saat kami sudah mulai dekat, dia ternyata hanya menganggapku teman. Hatiku rasanya sakit sekali" setelah aku bercerita banyak, aku mengharapkan balasan yang lebih mendukung tetapi setelah aku selesai cerita, Naoki malah tertawa dengan sangat kencang sampai pengunjung lain pun memperhatikan kami. Seakan ceritaku ini hanya lelucon besar.

"Maaf, maaf. Aku tidak percaya ini. Ternyata anak kecil menyebalkan sepertimu itu punya hati juga ya" kata Naoki yang terus saja tertawa.

"Baiklah, aku akan pergi sekarang" kataku sambil beranjak pergi.

"Hey, tunggu, tunggu" kata Naoki sambil mengenggam tanganku. Kalau dipikir-pikir, ternyata tangannya terasa hangat sekali. "Maaf, kalau aku sedikit berlebihan. Ayo silahkan duduk lagi ya, anak manis. Eh, bagaimana kalau abis ini, kita jalan-jalan lagi?"

"Jalan-jalan lagi? Tapi ini kan sudah malam, sudah jam sembilan loh. Mau jalan-jalan kemana lagi?"

"Kau akan tau nanti. Ikut saja"

Setelah kami makan malam, Naoki membawaku ke suatu tempat. Aku tidak tahu aku akan dibawa kemana, tetapi perasaanku sudah tidak enak. Setelah perjalanan jauh, kira-kira sekitar satu jam, akhirnya kami sampai ke tempat tujuan. Ternyata Naoki membawaku ke tempat ice skating. Perusahaan ayahnya Naoki baru saja menyelesaikan pembangunannya dan akan diresmikan bulan depan. Karena Naoki adalah anak dari sang direktur yang membangun gedung ice skating yang super megah ini, kami pun bisa bermain didalamnya sebelum peresmiannya.

"Kenapa kau membawaku kesini?"

"Ku pikir, kau mungkin bisa melupakan si Endo brengsek itu dengan, bermain ice skating denganku" kata Naoki yang tiba-tiba menarik tanganku dan kami pun bermain ice skating. Hanya kami berdua saja.

Aku tidak menyangka, Naoki bisa melakukan hal seperti ini untuk menyenangkan hatiku. Tak ku sangka, si playboy ini ternyata baik juga. Hey, apa sih yang aku pikirkan? Tenangkan dirimu, Fumiko. Tenangkan dirimu.

- -

Tiga minggu pun berlalu dan sudah sampai dibulan kedua. Aku dan Naoki sudah mulai memiliki hubungan yang baik. Kami sudah tidak terlalu sering bertengkar, malahan hubungan kami menjadi sangat dekat bagaikan sahabat. Aku, Fumiko, sebenarnya tidak tahu apa yang harus aku katakan pada ayahku nanti. Apa aku akan melanjutkan perjodohan ini atau tidak. Tapi kalau dipikir-pikir, jika aku dan Naoki akan melanjutkan perjodohan ini, mungkin itu tidak terlalu buruk. Apalagi, Naoki mengatakan kalau hubungannya dengan pacarnya tidak berjalan dengan baik. Naoki menjadi lebih sering menghabiskan waktu liburnya denganku. Aku tak menyangka akan berkata ini tapi, aku ingin sekali waktu berhenti disaat seperti ini. Hanya aku dan Naoki, menghabiskan waktu bersama.

Setelah pulang sekolah, Naoki mengajakku ke kedai donat. Dia juga akan mengajariku tentang pelajaran-pelajaran yang tidak aku mengerti, mengingat kalau dia dulu adalah mahasiswa terpintar di kampusnya. Kami hampir menghabiskan waktu selama dua jam di kedai donat itu. Waktu itu terasa menyenangkan, hanya aku dan Naoki, belajar bersama, makan donat bersama. Hanya kami berdua saja. Tapi waktu itu tidak berlangsung lama saat mantan pacar Naoki datang menghampiri kami.

"Oh, ada kalian berdua disini" kata perempuan itu sambil duduk disamping Naoki dengan mata yang menggoda. "Kenalkan, nama ku Nakano Yuina. Aku adalah temannya Naoki-san. Kau pasti Fumiko-chan kan? Cewek yang dijodohkan untuk Naoki-san? Maaf ya, tapi kau harus terima kenyataan kalau, Naoki-san adalah pacarku—"

"Yuina, apa yang kau bicarakan?" kata Naoki dengan wajah kesalnya.

"Kamu kenapa sih, sayang? Itu memang benar kan?"

"Maaf, sepertinya aku harus ke toilet sebentar. Kiyomizu-san, kamu tunggu sini ya" kataku, mencoba untuk menyembunyikan rasa sedihku dengan senyuman palsuku. Aku pun langsung lari ke toilet dengan air mata yang mulai keluar.

Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ku kira Naoki sudah memutuskan hubungannya dengan perempuan itu, tapi ternyata tidak. Dia berbohong padaku. Dan bodohnya aku percaya padanya dan yang lebih bodohnya, kenapa aku menangis seperti anak kecil begini? Kenapa aku harus menangis karena kenyataan itu? Apa aku.. apa aku.. sudah jatuh cinta pada Naoki? Tidak, ini tidak mungkin. Jarakku dengan Naoki sangatlah jauh. sebentar lagi dia akan meneruskan perusahaan ayahnya, sedangkan aku masih dikelas dua SMA. Dan juga perempuan itu, dia lebih cantik dari diriku. Aku bukan siapa-siapa jika dibandingkan perempuan itu. Baiklah, sudah ku putuskan. Aku akan menolak perjodohan ini.

Saat aku keluar toilet, aku melihat Naoki duduk sendirian, wajahnya pun juga terlihat seperti orang yang kesepian. Aku pun menghampirinya.

"Kiyomizu-san, kau baik-baik saja?" tanyaku, akhirnya.

"Oh, aku baik-baik saja kok, tenang saja. Hm.. Fumiko, kau mau melanjutkan belajar kita?"

"Tidak perlu, sepertinya aku harus pulang. Lagian sekarang sudah hampir jam enam, langit sudah hampir gelap. Aku harus pulang" kataku. Aku ingin sekali menatap matanya yang indah itu, tapi aku tak bisa. Aku malah menunduk dengan perasaan sedih yang semakin membara.

Pada saat menuju pulang pun, kami tidak berbicara apa- apa. Ini pertama kalinya kami bersikap seperti ini. Biasanya kami selalu bertengkar karena masalah sepele atau saling mengejek satu sama lain, tapi ini tidak. Kami saling mendiami satu sama lain sampai akhirnya kami sampai didepan rumahku.

"Terima kasih sudah mengantarku" kataku dengan suara yang sangat datar.

"Fumiko, ada apa denganmu? Kenapa kau daritadi diam? Tidak seperti biasanya" kata Naoki.

Akhirnya aku bisa mendengar suaranya, walaupun terasa menyakitkan bagiku. "Aku tidak apa-apa. Baiklah aku pulang ya sekarang" kataku sambil membuka pintu mobil dengan perlahan. Tetapi saat aku sudah keluar dari mobil, Naoki tiba-tiba sudah berada didepan mataku. Wajahnya yang sangat serius dan khawatir, membuat jantung berdebar kencang. "Kiyomizu-san, kenapa?"

"Itu seharusnya menjadi pertanyaanku. Kau ini kenapa? Kenapa kau tidak berbicara padaku? Aku salah apa? Kalau aku melakukan sesuatu yang membuatmu sedih, tolong beritahu aku..."

Mendengar semua perkataan Naoki, membuatku ingin menangis lagi. Kenapa dia tidak tahu apa yang aku rasakan? Kenapa dia malah bertanya terus padaku? Naoki, kau ini bodoh atau gimana sih? "Aku kesal. Aku kesal sekali! Kau bilang kau sudah memutuskan hubunganmu dengan perempuan itu, tapi kenapa kau malah berbohong padaku? Bodoh! Kiyomizu-san, kau bodoh! Kurasa, aku akan memberitahu ayahku kalau aku akan menolak perjodohan ini. Aku akan bilang pada ayahku kalau—" secara tiba-tiba Naoki memelukku dengan erat. Aku tidak tahu pelukkan itu untuk apa tapi dengan adanya pelukkan itu, aku merasa kalau dia... dia...

"Aku cinta padamu, Fumiko. Jangan kau dengarkan perempuan itu. Aku hanya suka sama kamu, aku hanya cinta sama kamu. Jadi tolong, jangan menolak perjodohan ini" kata Naoki.

Aku, aku tidak percaya Naoki mengatakan itu padaku. Dengan pelukkannya yang hangat, suaranya yang lembut, aku merasa nyaman didalamnya. Sangat nyaman. Aku ingin sekali bisa seperti ini terus, tanpa ada yang menggangu. Naoki pun akhirnya melepaskan pelukkannya dari diriku.

"Maafkan aku, kalau aku membuatmu sedih seperti ini, tapi sebenarnya aku memang sudah putus dengannya. Dia nya saja yang kegatelan. Tapi, aku tak menyangka kau bisa sampai cemburu seperti itu" kata Naoki sambil tertawa, mengejekku.

"Si-siapa yang cemburu? Aku tidak cemburu tuh" kataku dengan wajah yang memerah.

Setelah adegan yang emosional tadi, aku dan Naoki pun masuk ke rumah ku dan tak disangka, ayahnya Naoki pun juga ada disana. tanpa basa-basi aku langsung bilang ke ayahku kalau aku... "Ayah, aku dan Kiyomizu-san—"

"Kami ingin melanjutkan proses perjodohan ini" kata Naoki sambil merangkulku. Aku tidak percaya dia langsung berbicara terus terang seperti itu, tapi, itu juga sebenarnya yang ingin aku katakan sih. "Paman, aku cinta pada Fumiko. Aku akan menerimanya apa adanya. Paman tolong, terima ku sebagai menantu paman" kata Naoki lagi.

"Oh, benarkah? Paman senang kalau kau ingin melanjutkannya. Tolong jaga Fumiko baik-baik ya. Oh, dan satu lagi, Fumiko kan tidak bisa memasak, jadi tolong maklumi ya" kata ayahku, mengejek.

"Ayah, jangan begitu dong" kataku, kesal.

Setelah aku dan Naoki setuju dengan proses perjodohan ini, kami pun bertunangan saat aku sudah lulus SMA. Sedikit menjengkelkan sih. Setiap ada lelaki yang menembakku saat kuliah, aku terpaksa memberitahu mereka kalau aku sudah bertunangan dengan lelaki yang jauh lebih tua dariku. Tapi aku senang, aku senang bisa dijodohkan dengan Naoki. Walaupun kita selalu bertengkar dan merasa kesal satu sama lain, tapi itulah kami.

Pada akhirnya, aku, Hasegawa Fumiko, resmi menikah dengan Naoki saat aku sudah lulus kuliah dan menjadi penerus baru perusahaan ayahku. Dan tetap saja, aku dan Naoki masih saja bertengkar.

THE END

Continue Reading

You'll Also Like

867K 24.4K 63
WARNING⚠⚠ AREA FUTA DAN SHANI DOM YANG NGGAK SUKA SKIP 21+ HANYA FIKSI JANGAN DI BAWA KE REAL LIFE MOHON KERJASAMANYA. INI ONESHOOT ATAU TWOSHOOT YA...
9.8M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
0 669 8
📌 AREA DEWASA📌
579K 6.1K 26
Hanya cerita hayalan🙏