Daydreamer ⇨ Random One Shot{...

Od hemmingsstagram

42K 1.9K 496

{Request closed for a while. One condition: Follow me:)} ❝Daydreaming is okay, even better if you can make so... Viac

Daydreamer [One Shots]
Bit Of Love and Hate // Niall Horan
I'm Disappointed // Liam Payne
An Accident // Liam Payne
Wherever You Are // Niall Horan
Am i fallin in love with bad boy // Zayn Malik
First Dance // Niall Horan
Won't Let You Go // Harry Styles
Believe me // Louis Tomlinson
Last Gift // Zayn Malik
That Should Be Me // Harry Styles
I Will Always Want You // Harry Styles
Cinema // Niall Horan
Valentine's Day // Harry Styles
Attention Everyone! [Closed, Sorry]
Forgive me // Louis Tomlinson
One Missed Call // Zayn Malik
Tourist // Harry Styles
You Belong with Me // Zayn Malik
Say Something // Zayn Malik
My First Crush // Niall Horan
Yakin mau dibaca? Hm
Marry Me // Zayn Malik
Realize // Zayn Malik
Pretending // Harry Styles
The Song // Niall Horan
Always Be my Baby // Finn Harries
Regret // Jammie Bower
When the Doctor Meet Love // Harry Styles
Kau tahu, Harry // Harry Styles & Niall Horan
shooting star // Zayn Malik
Last Memories // Zayn Malik
It's Too Late // Harry Styles
Spring in Dutch [teacherxstudent] // Zayn Malik
About Our Thanksgiving's day // Niall Horan
Hidden // Zayn Malik
Form 2 [CLOSED BBY]
My Beloved Family // Justin Bieber
Karma is still Exist // Louis Tomlinson
You Can Own Me // Niall Horan
Our Feelings // Niall Horan
Disaster in Saturday // Zayn Malik
Crying in silence // Louis Tomlinson
I Do // Zayn Malik
Cuddling in the Storm Night // Niall Horan
Bully [Horror] // Niall Horan
Bestfriend Zoned // Harry Styles
Form 3 [For Horror One-Shot]
The Story of My Affair // Harry Styles
Believe or not? [Horror] // Louis Tomlinson
Sadness in the Rain [teacherxstudent] // Zayn Malik
True Love // Louis Tomlinson
Bla bla bla [teenfic]
It Started From Stupid Games // Harry Styles

From my Balcony // Zayn Malik

1.2K 64 8
Od hemmingsstagram

Aku sama sekali tidak mengenalnya, apalagi sekedar mengetahui namanya aku hanya memandanginya setiap hari dari balkon kamarku.

 "Ismi, makan dulu nak!" suruh mama seraya menghampiriku dibalkon.

Aku merangkul mama dan mengulas senyum kepadanya. "Nanti ya ma, nanti Ismi turun kebawah"

"Kamu ngeliatin siapa sih Ismi?" tanya mama.

"Eh, enggak ngeliatin siapa-siapa kok ma. Yaudah mama turun duluan aja ya"

Setelah mama pergi, aku kembali memperhatikan dia. Dari balkonku, aku melihatnya setiap harinya. Mungkin dia merasa kalau dirinya diperhatikan maka dari itu dia melihat ke arahku dan tersenyum kepadaku, mata kami bertemu tapi detik selanjutnya aku berlari masuk ke kamarku.

"Ya tuhan, dia melihatku" aku berteriak kegirangan saking senangnya karena dia tahu aku ada, dia tahu kalau aku sering memperhatikannya.

.

.

.

"what's happened to that girl, she's just likes looking at me from her balcony everyday" gumamku setelah melihat cewek itu kembali masuk kedalam kamarnya.

"Maybe she's likes you dude" kata Liam

"Really?"

"Ya menurutku begitu, coba kau dekati dia Zayn"

"Harus?”

“Yaampun Zayn, mungkin dia directioner”

“Uh. Okay”

.

.

.

Keesekokan harinya, aku membawa sekantung belanjaanku. Aku disuruh mama untuk pergi ke supermarket dan membeli bahan-bahan memasak, sebenarnya aku malas melakukan ini tapi apa boleh buat aku tidak bias menolak perkataan ibuku.

Sepulang dari supermarket, aku menenteng kantung belanjaan yang sangat banyak dan terlihat kerepotan.

“Ugh, shit” gerutuku.

“Ah, cmon!” Saking banyaknya, kantung belanjaan ku jatuh, semua sayuran yang ada di dalamnya pun keluar dari tempatnya.

Stupid Ismi ughhhh” gumamku sambil membereskan kantung belanjaan yang terjatuh.

Need a help?”

Aku mendongakan kepalaku.

Astaga.

“Eh, um-ya” kataku gugup.

Dia membantuku membawa kantung belanjaanku, senyuman terukir indah diwajahnya.

“Jadi namamu siapa?” tanyanya, dia membawa kantung belanjaan ku.

“Ismi, kau? Um ini biar ku pegang sendiri saja!” kataku seraya meraih kantung belanjaan dan dia menggelengkan kepala lalu menatapku dengan tatapan ‘tidak usah, biar aku saja’ pun aku menurut. “Terima kasih”

“Sama-sama, namaku Zayn”

Lagi-lagi dia tersenyum. Aku meleleh dibuatnya.

“Oh, Zayn” ujarku bersikap santai, sebenarnya aku merasa degup jantungku tidak beraturan sekarang, aku harap dia tidak mendengarnya. Tentu saja dia tidak mendengarnya, bodoh.

Hening sesaat.

“Kau sering melihatku dari balkon kamarmu ya?” dia memulai percakapan.

Deg.

Lagi-lagi aku dibuat tidak berdaya dihadapanya.

Intinya sekarang, aku mencintainya.

“Yeah, habis aku tidak ada kerjaan. Aku suka mendengarkanmu saat bermain gitar”

“Oh ya? Jadi kau Directioner?”

“Directioner? Kau ini bicara apa?”

“Tidak, tidak.”

.

.

.

Author’s POV

Kini Zayn dan Ismi telah sampai didepan pintu rumah Ismi, Zayn meletakan kantung belanjaan dilantai.

“Mau kubawakan masuk atau?”

“Tidak perlu Zayn, cukup sampai sini. Terima kasih”

“Sama-sama, kalau kau butuh bantuan panggil aku dari balkonmu itu ya”

“Baiklah”

Zayn tersenyum kemudian mencium pipi kanan Ismi kemudian pergi. Ismi dibuat blushing olehnya.

God, dia menciumku?” katanya pada dirinya sendiri.

Pun Ismi meloncat kegirangan dan lepas kendali karena Zayn.

“TUHAAAAN, TERIMA KASIH” teriaknya lagi.

Dewi fortuna berpihak padanya hari ini.

Lalu Ismi masuk kedalam rumahnya, senyum sumringah masih terpancar dari wajahnya kemudian dia menuju dapur dan menaruh belanjaan yang dia bawa di atas meja makan.

“Aduh, makasih ya Ismi” kata Mama yang tiba-tiba datang hanya dengan menggunakan pajamasnya.

“Iya ma, Ismi ke kamar dulu ya. Mwah”

Setelah sampai dikamar, dia melakukan hobinya yaitu; memandangi Zayn dari balkonnya.

‘Zayn tidak ada. Apa Zayn belum pulang sehabis mengantarku tadi?’ batin Ismi.

Ismi tetap memandang lurus ke depan, menunggu seseorang yang dicintainya muncul kehadapannya.

“HEYY”

Itu Zayn sambil melambaikan tangannya kepada Ismi.

“ZAYN!” Ismi membalas seraya tersenyum.

Zayn meraih gitarnya yang berada didekat situ.

“Mau dengar aku nyanyi?” Tanya Zayn, Ismi mengangguk cepat.

“Dengarkan baik-baik, Ismi-ku sayang”

Bagian Zayn yang terakhir itu tidak terdengar oleh Ismi karena terlalu pelan.

Zayn mulai bernyanyi dan memainkan gitarnya, sambil menatap Ismi dalam-dalam walaupun jarak mereka jauh.

For a while we pretended

That we never had to end it

But we knew we’d have to say goodbye

You were crying at the airport

When they finally closed the plane door

I could barely hold it all inside

Torn in two

And I know I shouldn’t tell you

But I just can stop thinking of you…

Wherever you are

You…

Wherever you are

Every night I almost call you

Just to say it always will be you

Wherever you are

I could fly a thousand oceans

But there’s nothing that compares

To what we had and so I’ll walk alone

I wish I didn’t have to be gone

Maybe you’ve already moved on

But the truth is I don’t want to know

Torn in two

And I know I shouldn’t tell you

But I just can stop thinking of you…

Wherever you are

You…

Wherever you are

Every night I almost call you

Just to say it always will be you

Wherever you are

You can say we’ll be together , someday

But nothing lasts forever

Nothing stays the same

So why can’t I stop feeling this way

Torn in two

And I know I shouldn’t tell you

But I just can stop thinking of you…

Wherever you are

You…

Wherever you are

Every night I almost call you

Just to say it always will be you

Wherever you are

Zayn selesai bernyanyi, dari kejauhan Ismi bertepuk tangan.

"Woah" puji Ismi.

"Suaraku memang indah" 

"Huh? Yah, memang." 

Itu adalah hari yang indah bagi Ismi. 

Hari dimana dia dapat mengenal Zayn.

Begitu juga dengan Zayn.

Dia sangat senang karena bisa mengenal Ismi.

Tapi, dalam hati Zayn sedih.

Mengapa?

.

.

.

Seminggu berlalu, Zayn dan Ismi menjadi teman dekat. 

Tapi, sepertinya mereka menginginkan menjadi lebih dari sekedar teman.

Hanya terlalu gengsi untuk mereka nyatakan. 

Hari ini, Ismi yang sudah siap dengan dress kesayangannya pergi menemui Zayn. Mereka sudah janjian ditaman. 

"Hei, maaf menunggu lama"

"Tidak apa."

"Kau ingin bilang sesuatu padaku?"

"Kata siapa?"

"Aku hanya menebaknya"

"Kau cantik dengan dress itu, Ismi"

"Ini dress kesayanganku, pemberian dari almarhum papaku"

"Maaf'

"Tidak apa" 

Mereka bermain-main di taman itu, hanya berdua. Dan sampai akhirnya Zayn mengungkapkan kalau dia mencintai Ismi.

"Aku mencintaimu, Ismi" akunya sambil memeluk erat tubuh Ismi. Ismi meleleh dibuatnya, dia tidak bisa bernafas dan degup jantungnya tidak beraturan.

"A-aku juga"

"Aku tahu itu, jangan sedih kalau nanti kita tidak bertemu lagi ya"

"Maksudmu?"

"Lupakan saja."

.

.

.

Ismi sudah lelah, semenjak pertemuan terakhir mereka ditaman Zayn tidak kunjung menemuinya. 

Zayn pergi, tapi kemana dia? 

Tentu Ismi merasa kehilangan, setelah satu tahun menunggu, Zayn tidak juga datang. 

.

.

.

Hari itu, ia memilih untuk menonton tv ditemani mamanya. Setelah mengganti chanel, dia terhenti ketika wajah Zayn terpampang jelas disana.

Zayn adalah artis?

Ismi tersenyum melihatnya, sama sekali tidak membenci Zayn karena Zayn meninggalkannya tanpa pamit. 

'Aku yakin dia pasti kembali, Aku menyayangi mu Zayn' batin Ismi. 

***

Ok, pas dibaca-baca lagi ini gajelas banget duh haha, maaf ya kak Ismi, semoga suka:) 

fatma x

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

3.9M 158K 69
Highest rank: #1 in Teen-Fiction and sci-fi romance, #1 mindreader, #2 humor Aaron's special power might just be the coolest- or scariest- thing ever...
700K 42.9K 107
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
55.1M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...
90.2M 2.9M 134
He was so close, his breath hit my lips. His eyes darted from my eyes to my lips. I stared intently, awaiting his next move. His lips fell near my ea...