GALAKSI

By PoppiPertiwi

44.2M 2.7M 679K

GALAKSI by Poppi Pertiwi Bagian Pertama Galaksi : Bagian Kedua Galaksikejora [Dapat Dibaca Terpisah]❤️❤️ Dear... More

Galaksi
Kejora
1. Ketua Ravispa
2. Tantangan
3. Avegar
4. PULANG [REPOST]
5. OLAHRAGA [REPOST]
7. JAS YANG SAMA [REPOST]
8. INSIDEN [REPOST]
9. BANGGA [REPOST]
10. NGAJAK RIBUT! [REPOST]
11. RAVISPA & AVEGAR [REPOST]
12. GALAKSI (SI) [REPOST]
13. BERAKSI [REPOST]
14. CHAT DARINYA? [REPOST]
15. JAKET JEANS BERLAMBANG BINTANG (1) [REPOST]
16. JAKET JEANS BERLAMBANG BINTANG (2)
17. MASA SMA [REPOST]
18. GERTAKAN [REPOST]
19. BERTEMU
20. LABRAK [REPOST]
21. SAUDARA [REPOST]
22. TENTANG KITA [REPOST] (1)
23. TENTANG KITA [REPOST] (2)
24. BERTEMU LAGI? [REPOST]
25. SORRY [REPOST]
26. TEMAN HARGA MATI [REPOST]
27. KENAPA BISA SUKA? [REPOST]
28. Analogi di Bawah Temaram Lampu Saat SMA [REPOST]
29. KALAH TELAK [REPOST]
30. MENJELANG BAZAR [REPOST]
31. BAZAR RAVISPA ANGKATAN 8 [REPOST]
32. EFEMERAL RASA [REPOST]
33. KITA YANG ASING (1) [REPOST]
33. KITA YANG ASING (2) [REPOST]
34. MUSUHAN [REPOST]
35. KEADAAN BERUBAH REPOST]
36. MASIH PEDULI (1) [REPOST]
37. MASIH PEDULI (2) [REPOST]
38. Semboyan Solidaritas Tanpa Batas! [REPOST]
39. KITA JADIAN [REPOST]
40. Ukiran Tanggal di Pohon Belakang Sekolah [REPOST]
41. LANGIT [REPOST]
42. Sirosis Hepatomegali (1) [REPOST]
42. Sirosis Hepatomegali (2) [REPOST]
43. DETAK (1) [REPOST]
43. DETAK (2) [REPOST]
44. LABIRIN CANDRAMAWA [REPOST]
45. KABAR (1) [REPOST]
45. KENANGAN LUKA LAMA (2) [REPOST]
46. SALAH PAHAM (1) [REPOST]
46. SALAH PAHAM (2) [REPOST]
47. PERMINTAAN MAAF [REPOST]
48. KITA PUTUS [REPOST]
49. MENGHAPUS MEMORI (1) [REPOST]
49. MENGHAPUS MEMORI (2) [REPOST]
50. PERSETERUAN (1) [REPOST]
50. PERSETERUAN (2) [REPOST]
51. GEMPURAN DI GUDANG [REPOST]
52. BERITA MENGEJUTKAN [REPOST]
53. LAPANGAN
54. LUKA [REPOST]
55. CERITA KITA [REPOST] [Private]
56. INTI [REPOST] [Private]
57. PERTEMANAN [REPOST] [Private]
58. RESTUNYA (1) [REPOST]
58. RESTUNYA (2)
59. SWASTAMITA (1) [REPOST]
59. SWASTAMITA (2) [REPOST]
60. Lindungi Sekolah Kita! [REPOST]
61. Kejora Ayodhya [SELESAI]
1. Extra Part Galaksi & Film Galaksi

6. OLAHRAGA [REPOST] 2

937K 55.6K 17.2K
By PoppiPertiwi

SIAPA YANG KANGEN & GAK SABAR PENGEN BACA LAGI?💙💙

Jam Berapa di Rumahmu Saat KamuBaca Part Ini?💙

Berapa Angka Terakhir Baterai HPmu Saat Ini?

Apa Harapanmu (Baikmu) di Tahun Depan?💙💙

[PENTING: Untuk Teman-Teman Yang Lagi Baca Ulang Bagian Judulnya Selalu di Caps Lock dengan Tulisan Repost Yaa Kalau Kepotong bagian Partnya follow dulu akun Wattpad: PoppiPertiwi ini lalu hapus dari library ceritanya dan add lagi semoga berhasil baca yaa! Kalau di kamu gimana? Udah bisa baca Repostannya?❤️]

SIAP MENGISI TIAP PARAGRAF/INLINENYA DENGAN KOMENTAR KAMU?

Are you ready?🔥

6.OLAHRAGA (2)

"Gal!"

Galaksi yang bersender di dinding dekat kelasnya dan sedang menunggu jam pelajaran dimulai bersama teman-temannya menoleh dan melihat perempuan berambut cokelat berponi Dora itu berjalan ke arahnya. Ternyata perempuan itu baru tiba di sekolah. Terbukti dengan tas yang masih ia gendong. Para lelaki yang berada di dekat Galaksi menyapa Mona dan menggodanya namun Mona sama sekali tidak menanggapinya.

"Ini pasti gara-gara kemarin ya?" tanya Mona. Cewek itu mengulurkan tangannya menyentuh lebam yang ada di sudut mata Galaksi namun Galaksi dengan cepat menurunkan uluran tangan itu. Tidak kasar, namun itu cukup menunjukkan bahwa Galaksi tidak menyukai tindakan Mona.

Mona menghela napasnya. Tau Galaksi menolaknya secara mentah-mentah. Cowok itu bahkan mengalihkan pandang ke samping. "Udah diobatin gak?"

"Hm," gumam Galaksi.

"Kenapa sih lo terima ajakannya anak-anak Avegar? Mereka tuh emang suka cari masalah. Jangan diladenin. Ntar malah makin seneng."

"Gal?" tanya Mona ketik Galaksi tidak bereaksi sama sekali.

"Mending lo masuk kelas Mon." Galaksi mulai jengah dengan perempuan yang ada di depannya.

"Mona!" panggil Nyong yang berdiam jauh di depan. Laki-laki berambut kriting dan berbulu mata lentik itu mengedipkan-ngedipkan matanya. "Kalau Galak gak mau sama lo mending sama Abang aja udah. Jangan liat dari wajahnya. Liat dari setianya. Dari hatinya," kata Nyong menyentuh dadanya.

"Kalau gue dibandingin sama Galak kan beda jauh. Tapi kalau soal setia, gue jamin gue lebih setia," katanya membuat Mona mengerutkan keningnya, tidak suka.

"Apaan sih, jijik tau gak!"

Mona berbalik dan berjalan menuju kelasnya membuat Galaksi terkekeh melihat cara Nyong mengusir Mona tanpa perlu bersusah payah.

Jordan merangkul temannya itu iba. "Tenang Nyong. Kalau Mona gak mau sama lo masih banyak cewek. Ntar gue cariin."

"Ah gak usah. Lagian siapa juga yang mau sama Mona. Cewek sok kaya gitu mana ada yang mau"

"Halah kalau Mona bilang suka sama lo juga lo mau," kata Oji.

"Yaiyalah gue mau! Itu lain cerita lagi," katanya sambil terkekeh tengil. "Cowok tuh ibarat kucing. Dikasi ikan meskipun tinggal tulang juga pasti mau."

"Metafora lo," kata Septian melirik Nyong aneh.

"Jelek-jelek gini gue juga pinter kali Bahasa Indonesia kali."

"Ngaku juga kalau lo jelek," kata Bams.

"Ye si Abwang Demen amat bikin gue naik darah."

Sekarang Galaksi melihat Kejora dari kejauhan sedang membawa tumpukan buku-buku. Cewek itu tampak kerepotan sendiri. Jordan dan Nyong sontak saling pandang seakan berkata dalam diam: lo sepemikiran sama gue.

Galaksi sendiri pun tampak cuek. Hanya mengamati cewek itu, tidak berniat membantu. Lagian dia juga tidak ada urusannya dengan cewek itu-- oh kecuali kemarin.

"Eh Kejora katanya Galaksi kangen!" celetuk Nyong membuat Galaksi mengerutkan keningnya. Dari jauh tampak Galaksi hendak memberi perhitungan pada Nyong yang sekarang mengabaikannya.

"Katanya kemarin peluknya kurang kenceng," timpal Jordan.

"Jordan," desis Galaksi seperti bisikan. Hanya Septian yang bisa mendengarnya karena ia berada tepat di samping Galaksi. Wajah cowok itu pun mulai datar sedatar-datarnya.

Tau apa yang dilakukan teman-temannya, Oji ikut nimbrug. "Eh Lak. Bantu napa sih. Katanya lo kangennn," ujarnya dengan nada menggoda. "Ntar kalau Kejora lewat lo malah nyesel lagi."

"Gak usah fitnah woe." kata Galaksi ketika Kejora melewati ketujuh lelaki yang sedang menjadikannya sebagai permainan itu. Cewek itu juga masa bodo dan menatap buku-buku yang sedang ia bawa. Rambut yang diikat satu menjuntai hingga sepunggung itu bergoyang mengikuti gerakannya.

"Lo emang gak peka Lak. Itu Kejora udah kode minta dibantuin." Guntur pun ikut-ikutan. "Gue pengin sih bantu. Tapi sayang gue bukan tipe tikung."

"Tikung apa lo?" tanya Oji.

"Tikung punya temenlah. Ya gak Lak?"

Apa-apaan sih, batin Kejora.

Galaksi hanya diam tidak meladeni Guntur atau teman-temannya yang lain. Saat Kejora melewatinya pun Galaksi hanya memandangnya dan Kejora juga melewatinya seperti biasa. Seolah mereka tidak pernah kenal. Meski kejadian kemarin tidak akan pernah terlupa.

****

Kejora baru saja keluar dari bilik kamar mandi sambil mengikat rambutnya dengan karet rambut pink yang terselip di antara bibirnya. Setelah mengikat rambutnya menjadi ikat satu tinggi. Kejora langsung melipat baju seragamnya sambil melihat pantulan dirinya di kaca besar. Cewek itu sudah lengkap dengan pakaian olahraganya dan juga sepatu Nike hijau tosca-nya.

"RA TUNGGUIN GUEEE!!" teriak Jihan dari bilik kamar mandi sebelah.

"Iya cepetan Han! Kita udah telat banget nih!" balas Kejora berteriak juga. Kini suara krasak-kresek terdengar lalu detik berikutnya Jihan keluar dengan menenteng satu tas kresek ketika Kejora memasukkan baju seragamnya ke dalam tote bag hitam. Di dalam tas kresek itu pasti ada baju seragam Jihan.

"Duh gue takut kita kena hukum," kata Jihan sambil mencuci wajahnya dan membersihkannya dengan handuk kecil yang sengaja ia bawa dari rumah. Gerakannya terlihat tergesa-gesa. Sama dengan Kejora yang kini sedang berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya.

"Gak sih kayanya. Pak Nurdin gak bakalan marah kalau kita jujur. Lagian kita telat olga kan gara-gara bantuin Bu Lisa buat meriksa ulangan."

"Iya juga sih," kata Jihan membenarkan perkataan Kejora. Namun tetap saja ia merasa risau. "Tapi tetep aja gue takut. Eh lo udah selesai belum Ra? Yuk buruan kita ke lapangan."

"Udah-udah. Kita naruh baju aja dulu ke kelas," katanya membuat Jihan mengangguk. Kini kedua perempuan itu berjalan keluar kamar mandi untuk menuju ke kelas mereka dan menaruh barang-barang mereka di kolong bangku.

"Ra-Ra rame banget. Gila gue takut banget sumpah dimarah sama Pak Nurdin," kata Jihan ketika mereka sudah sampai di lapangan dan berdiri di dekat sebuah pohon besar.

"Gak bakalan. Ayo dah lo lama amat," kata Kejora sambil menarik tangan Jihan dan kini kedua perempuan itu menuju ke ring basket—di mana Pak Nurdin sedang duduk dan memberikan pengarahan. Kening Kejora mengerut melihat kelas XII IPA 5 duduk bersebelahan dengan anak-anak kelasnya. Pasalnya kelas Kejora merupakan kelas XII Bahasa 2 yang hanya khusus olahraga satu kelas tapi kali ini ada kelas lain yang ternyata juga ikut bergabung olahraga.

"Maaf Pak kita terlambat!" kata Kejora ketika ia dan Jihan sudah berada dekat dengan Pak Nurdin. Sekarang semua mata memandang kedua perempuan itu.

"Oh kalian. Lala udah kasi tau kalau kalian bantuin Bu Lisa buat meriksa jawaban ulangan," katanya dengan jelas membuat Kejora dan Jihan mengangguk.

"Iya Pak," kata Jihan.

Sekarang dari arah yang berlawanan datang seorang laki-laki yang menggunakan baju olahraga yang sama dengan mereka cuman baju olahraga itu sengaja dikeluarkan dari celana olahraganya. Ia juga baru datang dengan napas tersengal.

"Maaf Pak saya terlambat," kata Galaksi, sopan. Sekarang dialah yang dipandang oleh seluruh mata yang ada di lapangan.

"Kenapa kamu terlambat?" tanya Pak Nurdin.

"Dihukum Pak Maman tuh Pak! Ketauan ngerokok di kantin!" celetuk Nyong lalu gelak tawa kelompok Galaksi terdengar membuat Galaksi menatap satu-persatu orang-orang yang sedang menertawakannya. Tawa itu kini mereda dengan cepat setelah Galaksi melempar tatapan tanda-tanda bahwa ia tidak suka ditertawakan layaknya orang bodoh. Layaknya ia sebuah lelucon.

"Ampun ketua! Ampunnn! Peace, Bro. Peaceeeee!" Nyong mengangkat satu tangannya tinggi-tinggi menjadi bentuk tanda peace.

"Awas ntar Galak ngamuk. Mati lo tinggal nama doang," kata Bams. Cowok berambut pompadour itu duduk di paling belakang.

"Ngerokok lagi Galaksi?" tanya Pak Nurdin terdengar marah. "Ini sekolah. Kalau diluar saya gak peduli kamu mau ngerokok atau gak itu bukan urusan saya. Asal jangan ngerokok di sekolah."

Galaksi hanya diam. Wajahnya tidak merunduk namun tatapannya lurus ke depan, tertuju pada Kejora yang juga menatapnya.

"Diapain Pak Maman kamu?"

"Disuruh berdiri di ruang kepala sekolah," kata Galaksi tegas membuat Pak Nurdin mengangguk-anggukan kepalanya. Guru bertopi putih itu sedang menulis sesuatu di buku jurnal kelas.

"Mundur enam langkah," suruh Pak Nurdin membuat Galaksi berdecak malas lalu mundur dengan ogah-ogahan. "Dua langkah lagi," katanya membuat Galaksi mundur selama dua langkah lagi dan sekarang ia berada tepat di belakang garis lapangan.

"Berdiri di sana. Jangan kemana-mana. Kamu gak boleh ikut pelajaran saya," katanya membuat Galaksi mendengus.

"Ngerti gak?"

"Iya Pak ngerti."

"Gak boleh duduk. Gak boleh geser sana sini. Kalau kamu duduk atau geser dari sana, hukuman kamu bakalan saya tambah."

"Iya Pak. Iya. Galak banget kaya nama saya," cibir Galaksi.

"GALAKSI!"

"Iya Pak. Iya," katanya cepat.

Guru bertopi putih itu memberinya peringatan lewat tatapannya.

"Kalian berdua lari dulu. Pemanasan keliling lapangan selama sepuluh kali," suruh Pak Nurdin pada Kejora dan Jihan yang langsung mengerti. Lari adalah pemanasan rutin saat olahraga. Jadi hal itu sudah bisa dimengerti oleh keduanya. Akhirnya mereka berdua mulai melakukan pemanasan sementara Pak Nurdin menghimbau pada semuanya, kecuali mereka bertiga untuk segera berdiri karena ada pengambilan nilai permainan bola besar yaitu Volly.

"LAK! Panas Lak di sana mending sini ngadem sama kita-kita," kata Oji di sebelah Nyong yang kini berada di bawah pohon. Melihat Galaksi yang tidak menanggapinya dan hanya diam saja dengan ekspresi seperti ingin membakar Oji hidup-hidup membuat Oji nyengir lebar.

"Lak muka lo jangan kaya orang mau ngajak berantem gitu Lak," kata Oji membuat gelak tawa Nyong terdengar.

"Oji! Nyong!" suara Pak Nurdin membuat keduanya diam. Keduanya seperti anak ayam yang langsung tunduk setelah dibentak demikian.

"Mampus lo," kata Galaksi tanpa suara.

Sekarang kedua perempuan yang tengah lari mengelilingi lapangan sekolah itu melewati Galaksi. Setelah mereka selesai lari sepuluh kali, akhirnya mereka boleh ikut bergabung olahraga dengan yang lain kecuali Galaksi yang masih diam di tempatnya.

"Ih kita nungguin lo banget tau gak Ra, Han!" kata Febbi menghampiri Kejora dan Jihan. "Lama banget deh kalian."

"Iya tadi banyak banget yang harus diperiksa. Kasian tuh guru udah hamil tua. Kenapa gak cuti aja ya?" kata Jihan.

"Tau deh," kata Kejora.

Mungkin ini firasatnya atau bagaimana namun sejak tadi Galaksi memperhatikannya. Sejak ia datang ke lapangan. Sejak ia lari bersama Jihan dan hingga kini dari sekilas pengelihatannya juga Galaksi masih memandangnya. Kejora mencoba menolehkan kepalanya ke kiri secara pelan-pelan dan benar laki-laki itu sedang memandangnya. Kalau begini sih Kejora gak bisa fokus. Dari kemarin hingga sekarang laki-laki itu terus memenuhi kepalanya.

Belum lagi mengingat kejadian di parkiran sekolah yang membuatnya malu setengah mati!

"—Ya kan gue... eh Ra! Ra!"

Kejora kaget karena Jihan menarik tangannya yang membuat tubuhnya yang tak siap langsung tertuju pada Jihan lalu ada bola Volly yang jatuh di dekat bangku lapangan.

"Eh sorry ya," kata Septian.

"Untung aja tuh bola gak kena temen gue," kata Jihan judes. "Kalau kena emangnya lo mau nanggung?"

"Han," kata Kejora menegurnya.

Jihan menghela napas.

"Gue minta maaf ya," kata Septian lalu berlari mengambil bola Volly itu dan melakukan servis tangan bawah dari tempatnya berdiri hingga bola berwarna kuning biru itu melambung tinggi dan di smash oleh Jordan.

"GUE KOK GAK DAPET BOLA?! YE ELAH!" seru Guntur dari kejauhan. "Curang ah lu pada!" katanya ngambek.

"Lo sih jauh-jauh," kata Oji.

"Tau tuh. Pake teriak-teriak lagi," timpal Nyong.

Hanya mereka yang menguasai bola Volly itu. Tidak ada yang berani merebut dan juga meminta. Setelah itu Pak Nurdin menyuruh kelas Kejora dan Galaksi untuk berbaris dan mengambil nilai pada masing-masing murid tentang bola Volly berurut dari nomor absen satu. Mulai dari melakukan passing, smash, dan juga servis. Setelah semuanya mendapat nilai, mereka boleh bermain bebas. Pak Nurdin pun sedang duduk dan sibuk dengan buku nilai yang sedang ia pegang.

Bams tau-tau datang dari gudang dengan dua bola basket di tangannya. Ia melempar satu bola basket pada Jordan lalu ia menatap kelompok Kejora dan melempar bola itu sehingga Kejora pun menangkapnya.

"Pake aja," katanya membuat keempat cewek itu diam, tidak mengerti.

Kini Guntur datang membawa bola basket dan memberikannya pada para cowok murid kelas Kejora. Kali ini acara bebas namun tidak boleh pergi dari lapangan sebelum bel berbunyi.

"Woi ketua main sini!" ajak Oji. Ia lalu menjemput Galaksi dan mengajaknya ke tengah lapangan sambil memberi bola basket. Ia melirik Pak Nurdin namun guru itu juga menatapnya lalu sibuk dengan yang sedang ia tulis.

"Pak Nurdin kok gak marah ya?" tanya Oji ketika Galaksi mengoper bola pada Jordan. Cowok itu mengusap wajahnya yang berkeringat.

"Mungkin dia lelah," kata Nyong.

"Gue duduk aja deh. Pegel," kata Galaksi.

"Gak ikutan main lo Lak?"

Galaksi menggeleng pada Septian lalu ia mencari tempat yang teduh dan duduk di sana. Septian yang sudah tidak bersemangat lagi bermain kini ikut duduk di sebelah Galaksi disusul oleh teman-temannya karena mereka merasa sudah tidak mau bermain lagi. Mereka pun duduk bersama sambil memandang anak-anak kelas Kejora yang kini sedang menguasai lapangan.

"Jihan cantik ya?" cetus Guntur tiba-tiba membuat Septian menoleh padanya.

"Cantikan Lala lah," kata Jordan.

"Gile Dan lo menang banyak banget," kata Oji sambil melihat Lala yang kini tengah mengoper bola dan tertawa bersama dengan ketiga temannya.

"Liatin pacar gue gak usah segitunya kali," kata Jordan memiting leher Oji yang membuat Oji mengaduh keras.

"Pelit lo ah!"

"Pelat pelit!"

"Woi sakit tolol!"

Jordan melempaskan pitingannya pada leher Oji yang membuat cowok itu mengusap-usap lehernya dan duduk menjauh dari Jordan.

Sementara Galaksi menekuk kedua kakinya sebatas dada dan melihat Kejora yang tengah tertawa dengan teman-temannya. Ia melempar bola berwarna oranye itu pada Jihan lalu Jihan melempar bola pada Febbi dan kembali lagi ke Kejora.

"EH BOLANYA!" teriak Lala ketika Kejora melempar bola terlalu jauh hingga bola itu melambung tinggi. Dan dari sekian banyak orang yang ada di lapangan, bola itu jatuh tepat di depan Galaksi sementara cowok itu mengambil bola itu dan menatap Kejora dengan sebelah alisnya yang terangkat.

"Ra ambil Ra," Jihan menyenggol Kejora.

"Gue?"

"Ya lo lah! Masa si Febbi?!"

"Ih kalau gue mah gak berani. Maap-maap aja," kata Febbi.

"La lo aja La. Mumpung ada Jordan. Lo gak bakalan diapa-apain," kata Jihan.

"Gak berani gue ah. Itu kan Galaksi yang pegang. Lo aja Ra," suruh Lala pada Kejora.

"Harus gue banget?" tanya Kejora.

"Kan elo yang lempar!" seru ketiga temannya hingga ketujuh cowok itu mendengar apa yang sedang mereka bicarakan di tengah lapangan.

"Gak mau diambil bolanya?" teriak Galaksi membuat keempat cewek itu melihat Galaksi yang sedang memainkan bola basket itu dengan jari telunjuknya.

"Ra sana Ra!" desak Jihan.

Kejora meliriknya lalu akhirnya menghela napas dan mengangguk. Perempuan itu berjalan menuju Galaksi dan setelah dekat mengulurkan tangan serta membungkukkan badannya untuk mengambil bola basket itu namun Galaksi tidak akan memberikan bola itu semudah yang Kejora pikir.

"Bolanya," pinta Kejora dengan tangan terulur di depan wajah Galaksi.

"Mau?" kata Galaksi. "Ambil aja sendiri."

"Udah deh jangan main-main."

"Siapa yang main-main?"

"Lama banget siii," ujar Kejora. "Bolanya!"

"Ambil aja sendiri. Kan udah gue bilang."

Kejora menahan rasa kesalnya yang perlahan timbul dan mendekati Galaksi untuk mengambil bola basket itu namun Galaksi berdiri membuat Kejora mundur dua langkah karena jarak mereka begitu dekat.

"Bolanya. Mana? Siniin," pinta Kejora.

"Mau?"

"Udah deh jangan basa-basi terus! Kasi bolanya!"

"Ambil aja kalau lo bisa."

Galaksi menggiring bola itu menjauh dari Kejora yang membuat perempuan itu menekuk alisnya dengan wajah bete setengah mati.

"Gak mau diambil nih?" goda Galaksi membuat Kejora menutup matanya sedetik lalu menghampiri Galaksi. Keenam temannya yang melihat itu hanya melempar lirikan satu sama lain.

"Balikin gak?"

"Ambil aja," kata Galaksi santai.

"Bolanya cepetan!"

"Wuis santai," ujar Galaksi ketika Kejora mendekatinya. "Kan udah gue bilang ambil aja."

Kejora mencoba maju namun Galaksi berkelit dan mundur. Hal itu membuat Kejora jengkel bukan main.

"Eh, bolanya! Gila lo ya."

"Gila? Gila-gila gini gue baik nganterin lo pulang sama ngelin—"

"Oh jadi lo pamrih?!" potong Kejora. "Ya udah ambil aja tuh bola. Gue gak butuh," kata Kejora ketus lalu perempuan itu berbalik membuat Galaksi berlari dan menghadang jalannya. Laki-laki itu sedang membawa bola basket dijepitan tangan kanannya yang kini sedang berada di pinggang.

Galaksi kini mengulurkan tangannya yang membawa bola basket.

"Nih ambil," kata Galaksi. Kejora tidak merespons apa-apa di hadapannya. "Ambil," lanjutnya lagi terdengar sedikit memaksa.

Kejora mengambil bola basket itu namun pada detik ini Galaksi menarik tangan cewek itu sedikit kasar ke arahnya sehingga mereka begitu dekat. Kejadiannya begitu cepat sampai Kejora sendiri pun baru sadar apa yang dilakukan Galaksi padanya. Sedikit saja Galaksi maju, maka sudah pasti bibir mereka akan bertemu. Seruan dari kelompok Galaksi mulai terdengar riuh bahkan para teman-teman lelaki kelas Kejora juga membeo melihatnya. Sama sekali tidak menyangka Galaksi si ketua Ravispa itu melakukan hal itu. Kejora bisa merasakan embusan napas Galaksi yang menerpa wajahnya. Hal itu membuat perutnya kembali mengenjang.

"Lagi sekali lo bilang gue gila. Gue cium lo," ancam Galaksi berbisik di telinga Kejora.

Kejora kaget.

Benar-benar kaget.

Galaksi sekarang mundur dari Kejora dengan wajah yang tak berekspresi lalu dengan tanpa rasa bersalah dan tanpa peduli dengan orang-orang yang memandangnya, cowok itu berjalan menuju ke arah teman-temannya.

Kejora mencengkram erat-erat bola basket yang ia pegang lalu memantulkannya tinggi-tinggi, bentuk dari segala rasa kesalnya.

"SINTING!"

*****

AN: LANJUT LAGI GAK UPDATENYA?💙💙

SPAM NEXT UNTUK LANJUT?

SPAM (GALAKSI) SUPAYA INGET TERUS?

Kamu Team Kejora atau Mona?

Kamu Team Galaksi atau Abraham?

FOLLOW INSTAGRAM:

POPPIPERTIWI
POPPIPERTIWISTORY & POPPIPERTIWII (TIK TOK)

POPPIPERTIWISTORY
WATTPADPI (INI WAJIB BANGET BIAR TAU INFO)

GALAKSIMOVIE (Jangan lupa follow akun ini yaa untuk info-info selengkapnya)

GALAKSIALDEBARANNN
KEJORAAYODHYA
RAVISPA
JORDANADITAMA
SEPTIANAIDAN

BAMSADNYANA
GUNTURGUTAMAA
OJIANURAGARS
NYONGBRAY
KRISHAGRID
NOVAALDEBARAN

SARAHAMERIA | MONAPRASETYAA
JIHANHALANA | LALATHALANY
FANIMALANI | FEBINAFIKAAA
THALITAADIJAYA | MONAPRASETYAA
MAURENANIKLE_ | WENDABRUNELLA

ANGKATAN9 / SMA GANESHA:
GALANGGANESWARA | JEREMYGARENDRA
ZIDANDHYAKSA | RONALDSINAGAA | WENDABRUNELLA

BEDULADNYANA | GHEAMONIKA | FREYAANDARAAA

Follow Twitter:
@PoppiPertiwi_
Galaksialdebara
Kejoraayodhyaaa

Subscribe Youtube: Poppipertiwi (keduanya) untuk get notif trailer, chat story dllnya dari cerita-cerita Poppi Pertiwi yaa<3

****

Kalian Dapet Salam Dari Beberapa Tokoh Yang Ada di Wattpadpi & Cerita Galaksikejora💙💙

Ini Galaksi Aldebaran

Ini Kejora Ayodhya

Kalian Juga Dapet Salam Dari Jihan Halana & Septian Aidan Nugroho (Mereka ada di cerita Septihan)

Kalian juga dapet salam dari Bams Adnyana & Fifi Raveya

Kalian dapet salam love peace and gaul dari DJ Nyong Bakarbessy

****

Untuk Kalian Yang Belum Punya Ketiga Novel Ini Kalian Harus Banget Jemput & Koleksi Mereka Semua Yaa❤❤ Cara Ordernya yang ORIGINAL kaya gimana ka Poppi? Kalian boleh cek di TUTORIAL IGTV INSTAGRAM WATTPADPI atau Langsung Pesan Sendiri Di Link Lewat Browser: Https://linktr.ee//novelpoppipertiwi nanti kalian pilih salah satu untuk pesan di sana yaa (Shopee) jadi langsung jemput mereka sekarang juga❤❤

MAU UPDATE LAGI KAPAN?💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

548K 22K 65
"Eh, biasanya ketua geng itu dijodohin gak sih." "Iya ya, biasanya di wp, ketua geng motor, ganteng, terus kaya raya. Pasti dijodohin." "Ketua kita...
ARLAN By Naii

Teen Fiction

8.8M 591K 25
"Jadi gini rasanya di posesifin sama ketua genk?" -Naya Arlan dirgantara, ketua genk Pachinko yang suatu malam pernah menolong seorang gadis, sampai...
373K 3.5K 15
Red Dangerous Series-01 Di tengah-tengah pusingnya Alyra karena memutuskan keluar dari rumah orang tuanya, Shaka datang sebagai malaikat sekaligus i...
1.6M 76.8K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...