Lost Star (MinYoon)

Von TanTaehyung

56.5K 5.2K 486

Kisah cinta seorang Min Yoongi tidak pernah mulus. Dia harus berpisah dengan kekasih tercintanya,Kim Taehyung... Mehr

Min Yoongi
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17 [NC Scene 18+]
Chapter 18 [NC Scene 18+]
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21 [Lost Star]
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26 ENDING
TAG
Chapter 26 ENDING B
Announcement
BUKA DEH! DAPET HADIAH
ParkJiMinYoongi
BUKA DONGS QAQ

Chapter 22

1.8K 156 22
Von TanTaehyung

Terimakasih sebanyak-banyaknya pada kalian yang selalu setia💞💞 Andai aku bisa memberi kalian sesuatu selain feedback😭😭

Yu ah check this one out baby

.

Irene menarik tangan Suzy dan bersandar di sebuah rak tinggi berwarna merah sambil bersilang tangan didepan dada. "Jadi bagaimana? Kau sudah menemukannya?". Irene melihat sekitar cemas lalu mengangguk. "Aku sudah tahu,dia berada di rumah Yixing di Ilsan. Penjagaan rumah itu sangat ketat dimalam hari. Hanya ada satu jalan menyusup yaitu belakang rumah. Namun dibelakang rumah itu terdapat 4-5 ekor anjing terlatih" "Apa maksud mu dengan menyusup? Kita serang saja lewat depan! Kita takkan pernah kalah Irene". Irene mengangguk faham dan melenguh,"Aku tahu. Tapi aku tidak tahu kenapa firasatku kali ini tidak enak. Jadi kumohon dengarkan aku untuk menyusup lewat belakang rumah". Suzy memicing dan merogoh ponselnya. Suzy mengetik sesuatu diponselnya dan menunjukkannya pada Irene.

"Apa ini?" Tanya Irene.

"Baca saja" jawabnya singkat.

"Aku fikir dia akan mempersiapkan sebuah jebakan. Tolong fikir dengan benar Nona Bae. Ini akan menjadi senjata makan tuan jika kita tidak memikirkannya matang-matang. Aku akan mempersiapkan pasukan antisipasi agar jumlah kita sama dengan jumlah mereka dalam cara kotornya".

Itu pesan singkat dari salah satu kaki tangan Namjoon. Seo Dae Young. Dae Young adalah suami Kim ji won yang termasuk kedalam team intel. Selain itu dia juga termasuk pembunuh andalan Kim Namjoon. Sejak awal penyerangan , Dae young menebak bahwa ini hanya jebakan saja. Karena dilihat-lihat sejak awal korban yang tumbang akibat penyerangan ini hanya 2 orang dan mereka juga tidak mengincar anak buahnya. Bisa saja nanti Yixing sudah memprediksikan bahwa Namjoon akan datang lewat pintu belakang dan dia telah menyiapkan sejuta perangkap pembunuh. Itu bahaya.

Irene menggeleng,"Aku tidak mengerti Suzy". "Dari awal penyerangan Anak buah Yixing hanya menyerang leader saja. Contohnya Dino , Jaebum dan Chang wook. Dan mereka bukan orang yang tidak penting dalam team Namjoon hyung. Mereka adalah tangan kanan. Bayangkan jika kita melakukan apa yang kau suruhkan. Biar ku tebak,kau akan menyuruh pasukan dari beberapa team untuk masuk menyerang lewat depan , sedangkan Tuan Namjoon dan beberapa kaki tangannya lewat belakang. Ini terlihat mudah karena jalur belakang hanya dijaga oleh anjing anjing yang bahkan hanya bisa menggonggong saja. Ini pasti jebakan agar Namjoon hyung lewat jalur itu dan kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya".

Irene menggigit kukunya cemas. Ini keterlaluan. "Aku tidak pernah sepanik ini sebelumnya. Kau pernah Bae?". Suzy menggeleng kecil,"Sebenarnya pernah. Namun bukan dalam hal berperang. Begini saja Irene. Nanti sore aku akan memanggil Dae Young dan Ji won datang kesini untuk strategi dan Persenjataan. Kau hubungi Jaehee dan Nara. Mereka baru saja aku suruh berjaga di perusahaan karena takut nya akan ada penyerangan seperti di pabrik Textile kita di China. Katakan pada mereka untuk perketat penjagaan. Oh iya hubungi juga Roland di China agar Perketat penjagaan Nmjs Textile. Firasatku semakin malam malah semakin tidak enak.". Irene mengangguk faham.

Suzy menatap Irene ragu. "Kenapa kau menatapku seperti itu?". Tanya Irene.

"Bagaimana keadaan Min Yoongi? Kau sudah tahu?"

Irene melenguh,"Tidak bisa diintai sama sekali. Namun firasatku tidak enak. Maaf saja harus mengatakan ini. Tapi kuharap dia baikbaik saja,Suzy. Kau kakak yang baik". Suzy agak cemas lalu tersenyum pahit. Ia mengkhawatirkannya. Mengkhawatirkan Min Yoonginya.

.

Pintu ruangan itu terlihat berdebu. Dengan sekali hentakan dengan mudahnya terbuka. Jika dilihat kedalam tempat ini memang seperti gudang, namun tidak terlalu dipenuhi dengan barang bekas. Hanya ada beberapa alat yang sering digunakan untuk mengurus kebun.

Mereka semakin masuk kedalam. Terlihat ada ruangan kecil lainnya yang ada didalam ruangan itu. Dan Yixing berjalan kearah sana. Tangannya sibuk merogoh kunci dari saku celananya dan memasukan anak kunci kedalam lubang pintu.

Didorongnya Yoongi hingga masuk kedalam dan menabrak beberapa tumpukan barang bekas lainnya. Lalu menutup pintu dari dalam.

Sekarang Yoongi bagai anak tikus yang terjebak disudut ruangan dengan seekor kucing didepannya. Ia hanya mampu memeluk lutut kakinya saat melihat Yixing mendekat.

"Kali ini kau dan si brengsek Namjoon harus membayar mahal apa yang telah dia lakukan pada keluargaku," ucapnya sarkastik. Matanya menatap buas pada Yoongi yang hanya bisa ku.

Bahu Yoongi menegang. Ia nyaris berjengit saat tangan Yixing mencengkram kasar wajahnya yang masih sakit.

Yoongi menangis dalam diam. Ia tidak mampu menahannya karna terlalu menyakitkan.

"Aku tidak menyuruhmu menangis sialan!" cengkraman itu semakin kuat.

"Aku-aku tidak tahu apapun"

"Persetan dengan itu semua! Kau tetap harus membayarnya"

"Ta-tapi.. Aku benar-benar tidak punya urusan apapun dengan hal itu!" jeritnya frustasi. Tangisnya semakin meledak. Ia tak perduli lagi dengan apa yang akan terjadi. Yoongi benar-benar takut sekarang.

"Brengsek!" maki Yixing emosi. Ditamparnya wajah itu dengan kuat.

"Aku sungguh tidak tahu apapun ugh- aku memang tinggal bersama tuan Namjoon tapi bukan berarti aku mengetahui segalanya. Kau salah menilaiku! Aku tidak ada urusan dengan mu. Lepaskan aku hiks hiks keluarkan aku. Tidakkah kau merasa kasihan padaku?Sungguh aku tidak tahu apapun". Yoongi menjerit dan menangis. Ia memang benar-benar tidak tahu apapun,kan?

"Kau iblis! Kau milik Namjoon. Akan kulakukan apapun untuk kehancuran Namjoon dan itu termasuk MEMBUNUH tikus kecil sepertimu !"

"Tapi aku tidak tahu apapun! Kumohon tuan hiks. Aku-- aku tidak tahu apapun. Tuan Namjoon memang seperti itu hiks. Ia memang menganggap segala cara adalah cara yang baik hiks tapi aku tak ada hubungannya dengan masalah ini Tuan. Kumohon keluarkan aku hiks" Yoongi memandang Yixing dengan tatapan sendunya. Tangisnya mulai sesegukan, "Aku lelah.. Aku bukan boneka! Aku manusia! Aku bisa merasakan sakit. Kumohon keluarkan aku Tuan kumohon. Aku tidak punya hubungan apapun dengan Tuan Namjoon selain budak dan Tuan hiks". Yixing menyeringai,"Tidak ada hubungan apapun katamu? Bagaimana bisa Namjoon sefrustasi ini kehilanganmu? Kau tahu? Dia sedang menyusun strategi untuk menyerangku dan membawa mu kembali. Itu yang namanya tidak punya hubungan? Aku tidak bodoh"

Kemarahannya serasa berada diatas puncak kepalanya. Yixing meraih sebuah rantai dari tumpukan barang dan mulai mengaitkannya pada langit-langit diatas ruangan. Setelah yakin kaitannya kuat. Dia menarik Yoongi. Menariknya dengan kasar dan penuh kebencian.

"Lepaskan aku.. akh--Sakit!" jeritnya lagi. Pemberontakan Yoongi benar-benar membuat Yixing diluar kendali.

Rantai-rantai itu membelit kedua pergelangan tangan Yoongi hingga membuatnya tergantung dengan tangan yang berada diatas kepala.

"Rasakan! Aku harus membuat Namjoon semakin gila karena ini hahaha" tawanya yang membahana membuat Yoongi ketakutan. Diambilnya kayu yang ia pakai untuk memukul Yoongi tadi dan menghujaminya bagaikan cambuk pada punggung serta perut. Meninggalkan bekas kemerahan disana lalu perlahan berubah menjadi memar dengan sedikit bengkak.

Jeritan Yoongi menggema diruangan kosong itu. Ia terus menjerit bahkan berteriak. Tangisnya semakin menjadi hingga suaranya serak.

Yixing melepas paksa pakaian Yoongi hingga rusak dan sobek menjadi beberapa bagian. Ia tersenyum puas melihat banyaknya luka memar yang menghiasi tubuh mulus Min Yoongi.

Tangannya berusaha membungkam mulut Yoongi yang terus menjerit kesakitan. Dibungkamnya kuat-kuat hingga ia kesulitan untuk bernapas.

"Mmmhh.. Mmmhh.."

"Diam!"

"Uhmmm.."

"Kubilang diam!"

Plak! Tamparan kemarahannya mendarat dipipi kanan Yoongi. Ia hanya mampu menangis merasakan sakit disekujur tubuhnya. Sampai membuat Yixing menyumpal mulutnya dengan potongan kain dari bajunya.

Yoongi tergantung lemas. Rasanya sakit. Berkalikali ia harus pingsan karena tak kuasa menahan rasa sakit dihatinya dan ditubuhnya. Ia menangis lagi. Hidupnya benar-benar hancur sekarang. Kenapa? Apa salah Yoongi? Bukankah sebelumnya Yoongi anak baik? Dia bekerja setiap hari untuk keluarganya,belajar dengan baik demi masa depannya,lalu kenapa? Apa yang salah? Kenapa harus Yoongi yang merasakan sakit ini? Apakah ini salah Yoongi Jika keluarga Yixing hancur? Apakah ini salah Yoongi jika ayahnya mengutang pada Namjoon? Jika benar salah Yoongi,bunuh saja sekalian daripada harus merasakan penderitaan ini. Yoongi tak kuasa menahan segalanya.

"Eungghhh... Hiks hiks akh... Eungghhh Jimin euunggh. Hiks hiks ugh".

Yoongi bingung. Ia ingin hidupnya berakhir tapi ia tak ingin mati konyol. Ia tak mau membuat orang-orang yang menyayanginya menangis karena kematiannya yang menggelikan. Yang ia tahu pasti sekarang adalah

Ia ingin Jiminnya disini

Yoongi berujar lirih dalam hatinya. Pikirannya mendadak kosong. Semua rasa yang pernah dikecam oleh tubuhnya serasa terngiang. Hanya rasa sakit yang selalu diingatnya. Selebihnya tak ada.

Berapa kalipun ia menjerit tidak akan ada yang mendengar suaranya. Tidak akan mungkin ada yang bisa menyelamatkannya dari jurang penderitaan. Sepertinya Ia dilahirkan hanya untuk disakiti.

Hidup memang tidak adil. Tapi, Yoongi merasa hidupnya jauh lebih tidak adil. Bahkan para gelandanganpun memiliki kehidupan yang lebih layak dari dirinya. Lalu kenapa Tuhan melahirkannya ke bumi? Untuk apa?

Rembesan darah dalam mulut lukanya memenuhi kulit pucat Yoongi. Punggung serta perutnya dipenuhi oleh goresan kayu yang dipukulkan Yixing padanya. Luka itu membengkak dan memerah.

Kesadaran Yoongi nyaris menghilang lagi. Ia terlalu rapuh untuk menahan rasa sakit yang diberikan Yixing padanya. Semakin lama tubuhnya terasa semakin lemah. Dipukul sekali saja, Yoongi tidak bisa menahannya.

Sabetan kayu padat itu kembali ia rasakan. Kali ini rasa sakit menyerang kedua kakinya. Hal itu membuatnya tak mampu lagi untuk berdiri. Tubuhnya tergantung dengan lemahnya. Membuat seluruh rasa sakit menjalari pergelangan tangannya yang dirantai.

"Menangis heh? Kenapa? Sakit?" tanya Yixing dengan nada mencemoohnya saat Yoongi merintih tak jelas.

Pemuda lemah itu hanya mengangguk kecil. Sepertinya jawaban itulah yang diinginkan Yixing. Sungguh ia tidak berbohong rasanya memang benar-benar menyakitkan.

"Tapi aku belum puas!" Lagi,Yixing memukulkan kayu itu secara bertubi-tubi hingga Yoongi tak mampu untuk menjerit lagi dalam bekapannya. Hanya airmata yang mampu ia keluarkan serta ekspresi kesakitan yang kentara diwajah pucatnya. Peluh mulai membanjiri sekujur tubuhnya.

'Bunuh aku, kumohon..' jeritnya dalam hati. Karna hanya kematian yang mampu membebaskannya dari rasa sakit.

.

Jimin menggeliat kaku memanjangkan sendi sendi dilengan dan punggung nya. "Kau kenapa Jim?". Tanya Jungkook.

Jimin meringis sambil menatap Jungkook,"Badanku pegal sekali. Pedih dan perih bercampur satu. Aku juga tidak tahu kenapa". Jungkook mengangguk faham. Ini pasti karena pola hidup Jimin berantakan akhir-akhir ini.

"Ah Jeon". Ucapnya membuat Jungkook berhenti mengetik pesan di ponselnya.

"Apa?". Jawabnya singkat.

"Perasaanku tidak enak. Sejak semalam,aku memimpikkan Yoongi terus. Ada apa ya?"

"Kau hanya rindu. Tenang saja"
"Apa iya hanya rindu? Sejak tadi pagi perasaanku begini terus tahu"
"Isshhh. Tenanglah bodoh! Taehyung kan sedang pergi ke rumah Namjoon. Nanti malam juga pasti ada kabar darinya. Tenang saja"

Jimin menatap kosong. Hatinya benar-benar tidak enak sejak ia bangun tidur. 'Apa Yoongi baikbaik saja ya? Kenapa perasaanku sebegini tidak enaknya? Yoongi~ bertahanlah demi aku. Kumohon"

.

Namjoon mengerang. Ia baru sadar sejak obat bius menancap ditubuhnya. Namjoon mendapat berita buruk bahwa pabrik kainnya terbakar hangus dan Yoonginya diculik. Namjoon meraih ponselnya dinakas dan mengecek emailnya. Banyak notification di ponselnya. Ah ini menyebalkan. Tapi ia takkan kalah. Lihat saja.

Taehyung membawa nampan berisi mangkuk bubur dan air putih ke kamar Namjoon. Dilihatnya Namjoon tengah berbaring sambil menelfon seseorang.

"Hm. Temukan secepatnya pelaku pembakaran itu dan bunuh dia."

"Yes bos. Ah bos. Bagaimana kabar budakmu? Apa sudah ada kabar?"

"Entahlah. Aku akan mencari tahu secepatnya. Terimakasih Roland."

"Everything for you bos"

Namjoon memutus sambungannya dan menatap Taehyung malas. "Kenapa kau disini?". Taehyung hanya mencebik kecil,"Hanya ingin menengok seseorang yang sakit". Namjoon memutar bola matanya malas. "Jangan berbohong Alien". Taehyung meraih mangkuk bubur dan menyerahkannya pada Namjoon yang sekarang tengah duduk bersandar pada kasur king size nya. Namjoon menerimanya dan langsung melahapnya. "Aku ingin menemui Min Yoongi". Ucap Taehyung ragu.

"Aku pun". Jawabnya singkat.

Taehyung menenggelamkan kepalanya di telapak tangannya. Ini benar-benar melelahkan. "Kau tahu hyung? Sampai detik ini aku masih selalu ingin minta maaf padanya". Namjoon hanya bergumam.

"Kau tahu tidak hyung? Yoongi adalah manusia teraneh didunia. Kadang dia menjadi orang yang galak. Kadang dia menggemaskan. Kadang dia cuek dan dingin. Kadang dia cerewet. Dia kenangan terindah dalam hidupku. Aku bersyukur pernah memilikinya".

Namjoon menerawang jauh. Namjoon membenarkan apa yang dikatakan Taehyung tadi. Dia memang begitu. Dia benar-benar aneh. Entahlah apa yang sekarang Namjoon rasakan. Yang pasti ia juga ingin bertemu dengan Yoongi. Ia sangat takut Yoongi diperlakukan biadab oleh orang-orang biadab itu.

Drrtt drrrtt

Namjoon dan Taehyung langsung menengok handphone yang bergetar itu. Ah itu handphone Namjoon. Taehyung meraih handphone itu lalu menyerahkannya pada Namjoon.

Namjoon memanas. Pegangannya pada mangkuk bubur mengeras. Namjoon melempar mangkuk itu dan mengetik sesuatu dihandphonenya. Taehyung terkejut setengah gila. Taehyung langsung memencet sebuah tombol diatas meja yang menempel didinding kamar itu. Tak lama Jang Nara dan Jaehee memasuki ruanhan dengan tatapan aneh juga. Terkejut iya takut iya. Entahlah?

Namjoon menggeram dan melempar handphone malang itu. Taehyung mencengkram tangan dan bahu Namjoon takut,"Hyung tenanglah. Kebiasaan burukmu akan kambuh lagi jika kau tidak mengontrolnya". Namjoon menampar kencang Taehyung dihadapannya dan mengacak kasurnya kasar. Jaehee dan Nara berlari mendekati mereka,"Tuan Taehyung? Anda baik-baik saja?". Taehyung memegang pipinya yang panas dan pedas itu. Namjoon menatap kosong dengan tajam. Benar-benar mengerikan.

"Jang Nara? Lee Jaehee?". Panggil nya dengan nada rendah yang menusuk.

Yang dipanggil membungkuk sopan.

"Adakan rapat strategi malam ini juga. Kita berangkat ke Ilsan dini hari nanti". Ucapnya.

Taehyung mengernyit. 'Jadi? Yoongi benar-benar diculik? Yatuhan"

Taehyung hendak menyentuh tangan Namjoon namun suara Namjoon menghentikannya. "Pulanglah Tae. Akan ku ambil lagi Min Yoongi secepatnya". Taehyung sempat terdiam lalu mengangguk patuh. Taehyung mengusap bahu Namjoon pelan,"Jaga kesahatanmu hyung". Taehyung berjalan pergi setelah Namjoon mengangguk mendengarkan perkataannya tadi.

Aku harus melakukan sesuatu.

"Bagaimana dad? Dia akan datang besok kan?" Xuan Yi menatap Yixing sambil terus melahap steak tenderloin dihadapannya. Yixing menyeringai dan meneguk wine nya. "Dia akan datang sesuai rencana. Tapi kurasa bukan besok. Dia harus bersiap-siap dulu untuk mati ditangan kita". Tawa Yixing dan Xuan Yi menggema diruangan itu. "Aku tidak sabar melihat Namjoon mati didepan mataku,dad". Yixing menangguk lalu menyesap rokok ditangannya.

Yoongi meringkuk disebuah kasur disuatu kamar dirumah itu. Perut dan seluruh tubuhnya sangat sakit. Ia lupa meminum obat dan vitaminnya. Yoongi ingin mati saja. Rasanya sangat menyakitkan. "Euunggh.. Sakit-akh". Yoongi mengerang kesakitan. Seluruh tubuhnya perih dan ngilu. Ia tak tahan. Ia ingin keluar dari sini. Ia bukan boneka dan bukan juga binatang. Kenapa semua orang begitu jahat padanya? Salah apa Yoongi kepada mereka? Kenapa harus Yoongi?

Yoongi jadi ingat hari pertama Yoongi menjadi siswa kelas 1 SMA favorite itu. Ia ingat betapa malunya bertegur sapa dengan teman barunya. Ia ingat saat ia ditunjuk menjadi anggota Osis dan akhirnya menjadi ketua osis. Ia juga ingat betapa hangat dan berisiknya kelas yang menerima keberadaannya.

Malam harinya..

Taehyung memainkan gadgetnya dengan penuh konsentrasi demi mencoba untuk mengacaukan sistem kerja pada sensor yang terletak disekitar rumah megah itu.

Setelah sepuluh menit berkutat, sistem sensor tersebut mati total dan ia segera masuk kedalam area belakang rumah dengan berhati-hati. Walaupun sensor telah dilumpuhkan tapi ia harus waspada.

Tali sling panjang terjulur keatas tepat pada bagian atap gedung. Dengan perlahan ia mulai merangkak naik melalui dinding usang. Kedua tangan yang menggenggam erat tali sling serta pijakan ang mulai menguat agar bisa berdiri dengan benar.

TAP...

Bunyi hentakan sepatu Taehyung pada atap gedung menandakan Taehyung telah berhasil. Ia menekan tombol dan secara otomatis tali sling segera tersimpan didalam ikat pinggangnya. Kamar itu sepi. Ya Taehyung menuju sebuah kamar dinana Yoongi disekap. Pada ujung kiri atap terdapat sebuah pintu kaca yang menghubungkan bagian dalam kamar. Taehyung mengeluarkan semacam pisau lipat yang berukuran sepuluh centimeter. Dengan usahanya yang keras ia berhasil merusak engsel jendela dan bisa membukanya.

Setelah jendela terbuka. Ia berhasil masuk kedalam kamar. Kamar itu sangat luas. Ia celingukan. Dimana Yoongi? Dan juga Tidak ada seorang pun anak buah Yixing yang berada disana. Taehyung menyalakan handphone dan mulai mengetik pesan.

Aku sudah sampai.
Siapkan ambulance atau team keamanan jika terjadi sesuatu padaku.

Taehyung tegang sendiri. Misi ini. Misi menyelamatkan Yoongi. Tidak ada yang tahu misi ini selain beberapa kaki tangan Jungkook dan jungkook sendiri. Jungkook berjaga dibawah. Memastikan tak ada yang buruk terjadi. Sebenarnya ia juga ingin menemani Taehyung. Tapi Taehyung selalu menolak dan memang resikonya akan lebih besar.

"Cho Myung shik. Siapkan Helicopter untuk Taehyung" ucap Jungkook. Butler yang bernama Myung Shik itu mengangguk patuh.

Taehyung berjalan mengendap dan berbisik kecil. "Psst. Min Yoongi kau dimana? Psst Min Yoongi"

Taehyung terus berjalan waspada. Ia benar-benar tak menemukan Yoongi disini.

Taehyung mengedarkan pandangannya. Dimana Yoongi.

Tak lama sebuah pintu terbuka. Taehyung terkejut dan langsung bersembunyi dibalik gorden. Yoongi berjalan gontai menahan sakit. Ia baru saja memuntahkan isi perutnya. Ia benar-benar kacau. Yoongi mendudukan diri dikasur lalu mengusap perutnya yang sakit tak beraturan.

"Pssst Yoongi".

Yoongi memandang takut. Ia mendengar suara memanggil nya. Kamar ini terkunci dari dalam. Dan hanya ia yang ada disini. Yoongi mengedarkan pandangannya dan menemukan Taehyung kurang lebih 10langkah dari dirinya. Yoongi memandang kaget. Itu Taehyung.
Yoongi berlari memeluk Taehyung. Akhirnya ada seseorang yang mau menolongnya. "Akhirnya aku menemukanmu Yoon". Taehyung mempererat pelukannya dan mencium puncak kepalanya.

Namun detik selanjutnya

Yoongi bergetar saat Yixing tibatiba masuk kedalam kamarnya saat ia berpelukan dengan Taehyung. Mata hitamnya nyalang memandang ke arah Taehyung. Taehyung sedikit takut. Yixing berjalan angkuh sambil bertepuk tangan,"Wow wow wow. Ada tikus rupanya. Ada urusan apa hingga kau datang kemari? Bocah ingusan seperti mu ternyata memiliki nyali juga".

Taehyung menatapnya geram. "lepaskan Min Yoongi brengsek! He's not yours"

Yixing tertawa kejam,"And he's not Namjoon's too little pig"

Taehyung meremas kencang tangan Yoongi yang gemetar. Rasanya ia ingin mati saja.

"J-jangan ! J-jangan pukul aku lagi". Cicitnya. Entah kenapa saat melihat Yixing yang Yoongi ingat hanyalah kekerasan yang ia terima. Yixing tertawa iblis,"Aku tak akan memukulmu jika Namjoon datang saat ini juga dan bersedia mati ditanganku"

Taehyung menahan amarahnya. Ia juga bingung. "Jangan banyak bicara dasar brengsek."

"Kau yang Brengsek little pig"

Detik selanjutnya, Yixing menerjangnya dengan pisau lipat yang ia keluarkan dari sakunya. Taehyung mendorong Yoongi menjauh dan menepis segala serangan Yixing. Taehyung sangat ahli dalam beladiri. Beladiri mana yang Taehyung tidak bisa? Hahahahaha

Yixing terbanting ke lantai karena pukulan Taehyung. Sisi pelipis kanannya robek dan mengeluarkan darah, namun ia tetap berusaha berdiri dan kembali menerjang Taehyung dengan pisaunya tadi. Taehyung memelintir tanganya dan menepis pisau dari genggaman tangan Yixing. Yixing menatapnya nyalang.

Mereka kembali bergulat di lantai dengan persenjataan pisau. Yixing menggeram rendah, matanya memancarkan kebencian pada Taehyung. Kedua tangannya berusaha menusukkan pisau itu ke mata Taehyung, sedangkan Taehyung terus mempertahankan dirinya.

Taehyung menjerit kecil. Ujung pisau mulai mengiris sisi keningnya, membuat cairan merah kental itu merembes perlahan. Tangan kiri sang Taehyung menahan pisau tadi.

Tidak jauh dari mereka. Yoongi yang berwajah pucat karena ketakutan hanya bisa berdoa supaya tidak ada yang mati disini.

Yixing memukul kening Taehyung dengan keras dan berlari menerjang Yoongi. Taehyung terdiam. Gila!

Yixing sedang menahan tubuh Yoongi dan menodongkan pisaunya dileher Yoongi. Yoongi pucat dan menangis keras. "KAU MASIH MAU BERLAGAK PINTAR HA? PERGI KARENA AKU HANYA MEMBUTUHKAN NYAWA KIM NAMJOON YANG BRENGSEK ITU!Tidak mau pergi? I'll kill him"

Yoongi terlihat ketakutan dan menggigil. "Hiks Pergi Tae hiks hiks". Taehyung menggeleng lemah. Apa yang harus ia lakukan.

Taehyung menatap lantai. Ada sebuah pistol disana. Pasti itu milik Yixing yang terjatuh karena perkelahian tadi. Taehyung segera meraihnya dan mengacungkannya kedepan tepat pada Yixing yang menyandera Yoongi.

"You kill him? I'm not sure you can , old man"

Taehyung gemetar hebat. Ia belum pernah memakai pistol. Yixing murka karena itu ia mengiris lengan kiri Yoongi. Tidak fatal,namun tetap menyakitkan. Taehyung gemetaran. Ia bahkan tidak memegang pistol dengan baik.

"Memegangnya saja kau tidak bisa. Dasar bodoh"

Pandangan Taehyung mulai buram, kalau ia tidak cepat-cepat menyelamatkan Yoongi, maka-

Tidak! Apapun yang terjadi Taehyung harus menyelamatkan mantan kekasihnya itu.

Taehyung menarik pelatuk atas untuk menggertak Yixing. Ia harus memposisikan ujung moncong pistol itu dengan sempurna agar bisa menembak tepat di kepala Yixing. Tapi ia juga tidak berniat menembak. INI hanya menggertak.

Dan oh.. meleset sedikit saja, bisa-bisa pelurunya mengarah ke kepala Yoongi. Tembakan ini terlalu beresiko.

"JATUHKAN PISAUMU ATAU KUTEMBAK"

Yixing tertawa iblis,"Kau bahkan tidak tahu cara memakai pistol"

"Sial..." Taehyung mengumpat ketika pandangannya mulai menggelap. Giginya bergemeletuk .

Yoongi sadar bahwa nyawanya dalam bahaya sejak awal. Tetapi kalau harus memilih, ia akan memilih untuk ditembak oleh Taehyung daripada dibunuh oleh orang gila ini atau mati bunuh diri karena stress.

"Jangan terlibat apapun hanya demi aku Tae hiks hiks hiks"

Yixing tertawa dan hendak menusukkan pisaunya pada Leher putih Yoongi. "MATI KAU JALANG RENDAH"

Taehyung menutup matanya dan berteriak,"JANGAN"
Dan tak sengaja melepaskan peluru dari pistol yang ia genggam. Ia terkejut setengah mati.

Yoongi menutup matanya takut. 'Jimin. Aku sangat mencintaimu'

Ketegangan itu membuat gerakan peluru tersebut seakan-akan melambat di udara. Benda timah panas itu menembus udara dan mengarah lurus ke kepala Yoongi.
Dan Yoongi kan sudah bilang , Kalaupun ia harus mati, ia tidak akan menyalahkan Taehyung akan semua ini.

Tidak! Ia tidak akan pernah menyalahkan orang yang pernah dicintainya itu.

Mata itu terus terpejam erat saat peluru berjarak satu senti dari kepalanya, dan kemudian-

DOORR!-Timah panas tadi menembus daging dan tengkorak kepala. Darah menyembur dengan ganas membasahi lantai. Membuat kubangan merah berbau anyir.

Tubuh Yoongi tergeletak di lantai. Di atasnya, Yixing roboh akibat lubang yang ada di kepalanya. Lubang dari peluru Taehyung yang hanya melesat beberapa centi dari pelipis Yoongi.

Ia selamat.

Yoongi bergetar takut. Yixing mati. Ia benar-benar mati.

Yoongi berlari menuju arah Taehyung. Taehyung terduduk dilantai dengan shock berat yang ia alami. Ia sudah membunuh orang. Ya Tuhan.

Yoongi memeluk Taehyung. Taehyung menangis dan memeluk Yoongi erat,"A-aku aku sudah membunuh orang".

Yoongi mengangguk tapi ia berterimakasih.

'Kim Taehyung. Jawab aku!! Apa yang terjadi? Kenapa aku mendengar suara tembakan!'

Itu berasal dari HT yang Taehyung bawa dan terhubung pada Jungkook.

Yoongi dan Taehyung diam tetap diam. Mereka sibuk ketakutan karena insiden tadi.

"Kim Taehyung keluar! Aku sudah menyiapkan Helicopter diluar. Ayo keluar Tae kumohon'

"Ikutlah bersamaku yoon"





Omg omg omg

Aku nulis apa ini?

Pertama kalinya aku nulis ginian. Sumpah sulit bangettttttt💔💔

Adegan di chap ini terinspirasi dari beberapa FF dan dengan pertimbangan juga hasil konsultasi dengan hati nurani😂😂😂😂

Yaamvunnn~~ aku gak tahu harus ngomong apa😂😂😂

Maaf kalo kurang puas.

Aku sadar gaya bahasa story ini naik turun. Itu biar ga jenuh aja menurutku. Kalau scene serius ya aku nulisnya serius. Kalo scene biasa ya biasa.😂😂😂

Ini akan berakhir di beberapa chapter kedepan💞💞💞 terimakasih sebanyak-banyaknya ya readers💞💞💞

I really really really really really really really love you💞💞

Sudah ya~~

Sampai bertemu dichapter depan

Love

Syutae

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

64.2K 3.7K 7
(Complete) Park jimin yg menyukai Min Yoongi tapi Min Yoongi justru menyukai Kim Taehyung dan Jeon Jungkook mengatakan suka kepada Jimin.
126K 11.7K 16
Apa jadinya kalo semua member BiTieS jadi anak cowo biasa? Anak kuliahan yang satu kostan? Terus gimana jadinya pas kedatangan anggota baru ke Kostan...
447K 8.3K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
57.4K 8.1K 27
Tahap REVISI :D kembar jenius yang mati karena tertabrak truk disaat menyelamatkan dua nak kecil yang akan menyebrang jalan Disaat mereka mengira aka...