Pengganti Yang Utama✔

By ryshanaona

15.1K 1.2K 99

Jika aku hanyalah seorang pengganti. Tak mengapa asal kamu bahagia. More

Prolog
PYU 1
PYU 2
PYU 3
PYU 4
PYU 5
PYU 6
PYU 7
PYU 8
PYU 9
PYU 10
PYU 11
PYU 12
PYU 13
PYU 14
PYU 15
PYU 16
PYU 17
PYU 18
PYU 20

PYU 19

407 48 10
By ryshanaona

Jika itu terus mengalir
Kemana hubungan kita akan pergi

Liburan kinal pun berakhir. Ia dan juga ve akan kembali pulang ke Jakarta.

Sampai detik itu, tak ada lagi pembicaraan intens antara naomi dan kinal.

Keduanya terdiam membisu. Bahkan hingga mobil kinal melaju pergi, naomi hanya terdiam enggan bicara

Setelahnya hari hari dilalui seperti biasa. Kinal dengan kehidupannya dan naomi dengan kehidupannya.

Apa yang membedakan?

Kini naomi tak lagi berharap kembalinya sang harapan. Karna memang tak ada lagi harapan itu.

Sesaat setelah ditinggal memang naomi masih susah untuk tak berharap lagi pada kinal tapi kini ia sudah melupakan walau terkadang sakit masih terasa saat mengingat kinal dengan ve.

Masa masa remaja mereka pun berubah menjadi masa menuju dewasa.

Kuliah..

Kinal tetap melanjutkan kuliah di jakarta bersama ve walaupun berbeda jurusan.

Lalu, bagaimana dengan naomi, farish dan yona?

Yona sendiri dipindah tugaskan ke sekolah daerah lain untuk mengajar meninggalkan farish dan naomi berdua.

Sebenarnya naomi ingin ikut yona untuk kuliah di daerah yang akan yona tinggali.

Tapi nyatanya naomi tak ingin membebani orangtuanya. Ia lebih memilih tetap tinggal didesanya dan mulai merintis usaha perkebunannya.

Bagaimana dengan farish? Sejak dulu, farish memang bukan anak yang menyukai pendidikan.

Saat ini, ia memilih membantu naomi. Orangtua farish lah yang membeli perkebunan untuk di kelola oleh farish dan naomi.

Keduanya menjadi sahabat walau farish masih saja menjahili naomi.

*****

Tahun demi tahun dilewati..

Naomi sudah tak menghubungi kinal lagi maupun sebaliknya.

Kini, usia keduanya sudah menginjak 23 tahun.

Naomi sendiri masih asik dengan kehidupannya tanpa pasangan. Mungkin juga karna efek adanya farish disampingnya.

Jadi naomi selalu merasa memiliki kekasih walau farish bukanlah kekasihnya.

Keduanya memang sudah sepakat tak akan mencoba menjalin hubungan yang lebih karna tak ingin menyakiti perasaan.

"Hari ini lo ke kebun?" Tanya farish sambil mengoleskan selai ke rotinya.

Naomi nampak menggeleng. Tangannya masih sibuk memasukkan pakaian ke dalam tas.

"Lo mau kemana?" Tanya farish kembali sambil menggigit kecil rotinya.

"Ke Jakarta" Jawab naomi sambil terus membereskan apa yang harus ia bawa.

"Lo masih berharap?" Tanya farish membuat naomi memberhentikan aktivitasnya.

"Tidak" Balas naomi singkat

"Lalu untuk apa ke Jakarta? Lo mau kuliah?" Tanya farish kembali

"Kamu cerewet ya" Celetuk naomi membuat farish yang datar dan dingin memanyunkan bibirnya.

Naomi nampak tertawa melihat farish seperti itu.

"Kinal akan menjemputku hari ini" Ujar naomi dengan serius secara tiba tiba.

"Mau apa lagi dia?" Entah kenapa mood farish selalu berubah jelek saat naomi membicarakan tentang kinal.

"Dia hanya ingin ditemani rish. Cuman seminggu kok" Ucap Naomi.

"Ayolah naomi! Dia sudah memiliki ve!" Keluh farish

"Aku tau. Tapi ve sedang tak bisa menemaninya. Kamu tau kan sekarang ve juga seorang model? Jadwalnya sibuk" Terang naomi.

"Lalu, lo mau aja gitu disuruh gantiin ve?" Tanya farish.

"Kamu tau jawabannya rish. Sejauh apapun aku berusaha melupakannya, hatiku tetap memilih dia" Jawab naomi lirih.

"Kemudian dia bisa membalas perasaan lo?" Kini farish mendekati naomi, membantunya membereskan barang.

"Aku sudah tak memikirkannya. Aku bahagia berada di dekatnya saja" Lirih naomi.

"Jadi, kamu itu apanya? Dari penjelasanmu kok seperti baby sitternya saja selalu didekatnya" Sindir farish.

"Bukankah benar? Ibuku pembantunya, ayahku supirnya. Jadi sudah garisnya kan aku ini baby sitternya?" Ujar naomi membuat farish menjadi semakin tak mood.

Suara klakson mobil pun terdengar membuat naomi mempercepat membereskan barangnya.

"Ya terserahlah. Selamat bersenang senang menikmati harapan sementara lo itu" Ujar farish sambil meninggalkan naomi menuju kamarnya.

Naomi's POV

Aku tau ini akan terjadi. Saat kedatangan kinal nanti pasti farish akan marah padaku.

Bukan mauku untuk terus menyiksa hatiku sendiri. Tapi aku tak lebih sanggup untuk berpisah dari kinal.

Aku tau kinal tak lagi untukku. Dia tak pernah memanggilku princess kembali. Tapi, aku sengaja tak memberitahunya.

Aku hanya tak ingin ia yang menjauh karena akan susah untuk mendekatinya lagi.

Sesuai dengan perjanjian. Kinal membantuku mengangkat barang barangku untuk menginap dirumahnya selama seminggu.

Aku tentu bahagia. Hanya itu, tidak sampai titik sangat bahagia karena aku tau kinal hanya tak ingin kesepian tanpa kekasihnya.

Aku sebenarnya paham kinal sudah menyadari keegoisannya. Tapi aku tak pernah menunjukkan kesedihanku atau kekecewaanku.

Alasanku mudah. Aku menikmati keegoisannya. Kala ia selalu memintaku disisinya saat kekasihnya tak ada.

Setidaknya, akulah menjadi tempatnya berlabuh saat tempat biasanya tak bisa ia singgahi.

Ya aku, bukan wanita lain. Hanya ada aku, kinal dan ve dalam hubungan percintaan ini.

Selingkuh? Tentu kinal tak bisa dianggap seperti itu karena kami tak menjalin hubungan lebih dari sahabat.

Lama aku terlarut akan lamunanku. Kinal menggoncangkan tubuhku ini. Tentu untuk menyadarkanku bahwa kami harus segera berangkat.

Aku duduk di sebelah kinal. Memasang seatbelt lalu mencari keberadaan headsetku.

Ini saat yang tepat untuk memakai headset dan mendengarkan lagu sekencang mungkin.

Aku paham. Setelah ini kinal akan menjelaskan kenapa aku harus menemaninya dan memuji segala tentang ve.

Dulu memang aku melihat kinal berada di kebimbangan antara aku dan ve.

Namun saat ini, mata kinal hanya memperlihatkan bahwa cinta yang ia miliki untuk ve saja. Lalu aku?

Hanya bagian dari keegoisannya saja.

Saat aku mendengar lagu itu sembari berjalan
Aku memikirkanmu

Perjalanan yang kami lalui semakin larut. Kinal sudah beberapa kali menguap. Aku tau, karna aku memandanginya terus walau telingaku fokus mendengarkan lagu.

Lagu yang terputarpun sudah lebih dari 10. Sepertinya perjalanan kali ini akan memakan satu playlist laguku.

Sebuah lagupun terputar. Lagu mengenai seseorang yang terlalu berharap akan cinta tapi tetap tak bisa memilikinya.

Aku teringat kinal. Apakah nasibku akan sama?

"Naomi?"

Ah panggilan kinal menyadarkanku.

"Bagaimana kalau kita menginap terlebih dahulu?" Tanya kinal

Awalnya aku ingin menolak. Tapi aku tau kinal sudah sangat lelah.

"Baik. Kita cari yang terdekat aja ya" Pintaku dan kinal menyetujuinya.

Jadilah kami menginap dalam satu kamar.

Kami sengaja hanya memesan satu karena hanya akan ditempati satu malam. Toh tetap berbeda bed.

Sesaat setelah memasuki kamar kulihat kinal langsung merebahkan diri di kasur dan tertidur pulas.

Aku takkan mengganggunya untuk bersih bersih terlebih dahulu.

Aku memilih mandi terlebih dahulu lalu menyusul kinal menuju alam mimpi.

*****

Keesokan harinya,

Kami melanjutkan perjalanan kembali. Sama seperti sebelumnya.

Aku hanya sibuk dengan headset dan laguku.

Untungnya kinal tak pernah protes. Mungkin memang dia memilih fokus menyetir.

Akupun terlarut dalam laguku dan tertidur.

Tubuhku terasa melayang. Aku sangat penasaran namun enggan membuka mata.

Tiba tiba aku merasa berbeda. Tubuhku terasa tak menyandar pada jok mobil melainkan seperti sebuah kasur.

Aku sedikit menggeliat. Perlahan membuka mata dan mengerjap.

"Aku dimana? Tanyaku dengan suara parau.

"Kita sudah sampai. Kamu dikamarku sekarang"

Aku nampak memicingkan mata untuk melihat siapa yang berbicara.

Kinal.

Ia yang berbicara dan tersenyum padaku. Sangat indah. Ini senyuman pertamanya sejak ve menjauhkan kami.

"Kamu tidur disini, aku bisa tidur di kamar lain" Ujar kinal dan aku mengangguk

Selanjutnya kinal menyuruhku bersih bersih sebelum makan siang dibawah.

Aku menemui kinal di meja makan. Saat memusingkan karna aku baru pertama kali ke rumah ini.

Jadi ini rumah kinal di Jakarta.

Sangat berbeda dengan di desa. Yang sama hanyalah, rumah kinal besar dan luas.

Aku menarik kursiku dan duduk. Setelah kinal mengizinkan untuk memulai, aku membalikkan piringku dan mengambil secentong nasi.

Lauknya banyak tersedia untuk ukuran hanya kami berdua yang makan.

Aku hanya memilih satu saja lauk kesukaanku, telur. Hari ini aku merasa tak nafsu makan.

Aku melirik kinal yang sedang masak. Seperti biasa. Ia sangat lahap. Menyenangkan melihat dia saat sedang makan.

"Malam ini temani aku jalan jalan ke taman ya? Besok baru kita ke mall" Ucap kinal dan aku hanya mengangguk.Itu memang tugasku saat ini.

Kegiatan berikutnya hanyalah beristirahat lalu pada malam harinya kami kembali hanya berdua untuk makan malam.

Setelah menyantap makan malam, kami berjalan kaki menuju taman. Cukup dekat jaraknya dengan pemandangan yang menurutku cukup indah untuk ukuran di Jakarta saat ini.

Kinal berjalan didepanku. Duduk di bangku taman memandang langit. Sementara aku berdiri di dekatnya.

Pandangan kinal seakan sedang memikirkan sesuatu tapi aku tak berani bertanya.

Akhirnya aku memilih memandangi langit mengikuti kinal lalu terlarut dalam lamunanku.

Tak sadar, malam semakin larut. Rasanya aku mengantuk dan lelah. Tapi kinal tetap tak bergeming. Terkadang memandang langit dan kadang memandang kosong ke depan.

Untungnya kinal tersadar akan kelelahanku dan mengajak untuk pulang.

Sesampainya dirumah, aku sudah tak berniat melakukan apapun selain lekas istirahat dan menikmati bunga tidurku.

Naomi's POV End

"Naomi!!!" Teriak lelaki yang tak lain adalah kinal .

Jam sudah menunjukkan pukul 9 dan naomi masih juga belum terbangun dari tidur lelahnya.

Kinal terus memanggil naomi dengan kencang hingga gadis itu terbangun dari tidurnya.

"Iya nal kenapa?" Balas naomi dengan teriakan dari dalam kamarnya

"Kamu lupa hari ini kita akan ke mall?" Jawab kinal.

Naomi tersentak. Ia sangat mengantuk hingga lupa bahwa harus menemani kinal kembali.

Naomi segera bangkit dari kasurnya dan mengambil cardigannya yang menggantung di lemari.

Naomi lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Aku mandi dulu ya nal" Ucap naomi dan kinal hanya mengangguk.

Naomi lalu menutup pintu kembali dan bersiap diri.

Setelah selesai, Ia berjalan menuruni anak tangga satu demi satu dan melangkah menuju pintu dimana kinal sudah berdiri disana.

"Jadi kita mau ngapain aja nal di mall?" Tanya naomi

"Ke toko buku mi. Aku mau cari buku" Jawab kinal.

"Untuk tugas kuliah?" Tanya naomi lagi.

Belum sempat kinal menjawab, hp kinal berbunyi membuat kinal langsung mengalihkan fokusnya pada hpnya.

"Iya ve kenapa?"

"........."

"Iya gpp kok. Sukses ya pemotretannya"

"........."

"Yaampun aku gpp. Dadakan juga bukan pergi untuk selingkuh kan?"

"........."

"Iya aku jadi kok ke toko buku"

"........."

"Yap aku pasti dapetin. Tenang aja ya"

"........."

"Love you too ve"

Kinal meletakkan hpnya kembali lalu fokus menyetir.

****

Sesampainya di toko buku..

"Aku mohon mi tolong dapetin buku dektektif kesukaan ve yang baru terbit disitu. Kamu yang antri. Soalnya itu edisi khusus dan ve mau banget" pinta kinal pada naomi.

"Aku kira kita kesini mau cari buku tugas kamu nal" Ucap naomi lirih saat mengetahui tujuan mereka adalah untuk menyenangkan veranda.

"Please mi. Aku mau ke restoran x disini ada janji sama dosenku" Balas kinal.

"Kenapa gak ve suruh antri sendiri?" Tanya naomi dengan rasa bete yang ia sembunyikan dari kinal.

Menurut naomi, ve terlalu manja. Apa saja akan meminta kinal yang lakukan.

"Jangan anggep ve manja ya mi. Aku yang mau kok. Kalau dia antri gitu kasian nanti dia bisa pingsan. Dia itu mudah sakit" Jawab kinal dengan nada yang sedih.

"Tapi aku-"

Naomi semakin sendu. Ternyata, veranda sudah segalanya bagi kinal. Tak ada lagi dia sedikit saja untuk kinal.

"Aku tau kamu baik mi,please" Pinta kinal dengan wajah yang sulit diutarakan dengan kata kata.

"Aku mau nyenengin ve!" Ucap kinal kembali dengan semangat.

"Tapi gimana sama kebahagiaan aku nal?" Batin naomi.

"iya" Hanya itu kata yang dapat naomi lontarkan melihat kinal sudah memohon seperti tadi.

"Makasih mi!" Teriak kinal senang

Lalu kinal mendekati naomi dan..

Cupp..

"Satu kecupan untuk tanda terima kasih aku buat kamu! Aku pergi dulu ya! Nanti aku balik lagi!" Teriak kinal girang sambil berlari pergi.

Kinalpun meninggalkan naomi yang memasang wajah datarnya.

Tak ada kesenangan walau itu ciuman pertama kinal untuknya setelah sekian lama.

Naomi lalu melihat ke arah segerombolan orang yang saling mendorong bahkan menginjak demi sebuah buku.

"Hah, do it now naomi!"

Naomi langsung berlari berusaha menerobos kerumunan, bahkan ia tak bisa merasakan lagi saat terinjak,terdorong dan tercakar.

"To-long satu b-buku!" Teriak naomi sambil menjulurkan tangannya yang sudah banyak luka cakaran.

Setelah menerima bukunya ia langsung keluar dari kerumunan dan pergi ke toilet.

"Oh lihatlah naomi. Demi kebahagiaannya aja kamu sampai rela rambut indahmu rusak, luka dan cakaran dimana mana bahkan sampai lebam"

"ARGGHH! BEGINI BANGET SIH NASIB!!!" Teriak naomi kesal.

"Ok calm naomi. Naomi baik naomi cantik. Kompres dikit langsung ok." Ujar naomi sambil merapikan pakaiannya dan rambut yang berantakan.

10 menit kemudian..

"Hoss hoss hoss"

Naomi mencoba mengatur nafasnya.

"Kamu kesini lari ya mi?" Tanya kinal dengan tampang amat sangat polosnya.

"Menurutmu? Kenapa sih? Aku baru saja istirahat baru sebentar kamu sudah chat aku kalau sudah selesai. Hah." Batin naomi yang sudah sangat ingin mengamuk

Tapi yang keluar dari mulutnya malah..

"Enggg gak kok nal. Tadi aku abis muter muter mall sini jadi lelah aja kayaknya"

"Oh. oh iya bukunya dapet?" Tanya kinal yang gak peka peka.

"Dapet kok. Ini bukunya" Balas naomi sambil menyerahkan novel yang dipinta kinal.

Kinal tersenyum menerimanya. Ia lalu izin sebentar pada naomi untuk menelfon seseorang dan sedikit menjauh dari naomi.

Naomi yang penasaran, diam diam mengikuti kinal dan menguping.

Kinal mengeluarkan hpnya dan memencet tombol untuk menelfon.

"Halo ve?"

"........."

"Iya bukunya dapet nih"

"........."

"Siapa dulu yang antri. Aku sampe acak kadul gini nih karna antri buku kamu"

"........."

Iya sama sama. Anything for you"

"........."

"Bye too"

Kinal menutup sambungan telfonnya dan tersenyum sambil menepuk nepuk novel yang ia pegang.

"Yes bahagiain ve lagi!" Batin kinal.

Sementara disisi lain. Naomi dengan langkah terburu buru kembali ke posisi saat dimana kinal menunggunya tadi.

Tak butuh waktu lama untuk kinal sampai disamping naomi kembali.

"Aku mau pulang nal" Pinta naomi datar.

Kinal sempat bingung. Namun ia tak berpikir negatif tentang permintaan naomi dan cepat menyutujuinya.

"Oh oke. ayo mi"

Hari hari berikutnya selama naomi menemani kinal. Selalu saja terjadi hal seperti tadi. Banyak hal yang harus dilakukan hanya demi veranda.

Naomipun tak pernah bisa menolak karna ia tak ada pilihan lain untuk bisa tetap dekat dengan kinal.

Dua hari sebelum kepulangan naomi yang sesungguhnya

"Makasih ya nal karna-"

"Ini mas pesanannya" pelayan yang mengantarkan pesanan memotong pembicaraan naomi.

"Makasih mas" balas naomi sambil tersenyum kepada sang pelayan.

"Sama sama. Loh mbaknya kok ganti?" Tanya pelayan tersebut.

"Ganti?" Tanya naomi balik dengan wajah yang bingung.

"Iya. Yang tadi mbaknya tinggi, cantik juga kayak bidadari" Terang sang pelayan.

"Apa maksudnya veranda?" Batin naomi.

Naomi langsung melirik kinal sedangkan sang pelayan pamit undur diri.

"Apa?" Tanya kinal yang dilirik oleh naomi

"Nal aku pulang ya" Jawab naomi dengan wajah datar.

Ya. Baru kali ini naomi tidak memendam kekesalannya dihadapan kinal.

"Tapi kita belum makan mi. Kenapa sih?" Tanya kinal heran.

"Aku tiba tiba pusing" Jawab naomi sambil bangkit dari kursi.

"Kita makan bentar ya?" Ucap kinal sambil menahan lengan naomi.

"Aku pulang duluan saja naik taksi"

Naomi melepaskan tangan kinal dari lengannya. Hal itu membuat kinal kini tersadar bahwa ia telah berbuat kesalahan sehingga naomi akhirnya menolak permintaannya.

Sesampainya dirumah naomi langsung mengurung diri dikamar dan menangis.

"Kapan sih kamu sadar nal! Aku capek nal!"

"Aku capek cuman jadi sahabat kamu. Aku capek cuman jadi perantara kebahagiaan kamu dan ve"

"Aku mencintaimu nal"

Tanpa naomi sadari kinal mendengar semua itu dibalik pintu naomi. Namun ia tak bisa berbuat apa apa. Dia hanya mencintai veranda.

Saat itu juga naomi menelpon farish untuk menjemputnya. Naomi tak menjawab alasannya tetapi farish menyetujui dan akan sampai esok hari.

Naomipun memilih untuk tak menemui kinal sama sekali sampai farish tiba.

*****

Keesokan harinya,

Farish datang dan langsung masuk ke dalam rumah kinal, membuat sepasang kekasih yang sedang di ruang tamu terkejut.

"Loh rish? Ngapain?" Tanya kinal

"Mana naomi?"

Bukannya menjawab, farish malah balik bertanya.

"Farish!" Teriak seseorang yang ternyata adalah naomi.

Naomi sedikit terkejut ada veranda disana. Pantas kinal sama sekali tak perduli padanya yang mengurung diri.

Farish berlari menuju naomi, mengangkat tas naomi dan menggandeng tangan naomi.

Mereka berjalan keluar tanpa menoleh ke arah kinal dan ve. Bahkan naomi sama sekali tidak pamit pada kinal.

Kinal tentu paham naomi akan kemana bersama farish. Sayang ia tak bisa menahan naomi. Kinal tau, bahwa kini persahabatannya dengan naomi benar benar telah hancur.

Tbc

Salam,

NaDhi~❤

Continue Reading

You'll Also Like

45.2K 7K 38
Rahasia dibalik semuanya
73.5K 7.4K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
91.1K 17.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
662K 50.8K 62
Abigaeil, namanya manis dan imut anaknya si buntalan daging mengemaskan yang selalu menjadi primadona para tetangganya. si bucin Pai coklat dari nene...