PYU 20

821 52 14
                                    

Farish berlari menuju naomi, mengangkat tas naomi dan menggandeng tangan naomi.

Mereka berjalan keluar tanpa menoleh ke arah kinal dan ve. Bahkan naomi sama sekali tidak pamit pada kinal.

Kinal tentu paham naomi akan kemana bersama farish. Sayang ia tak bisa menahan naomi. Kinal tau, bahwa kini persahabatannya dengan naomi benar benar telah hancur.

Setelah Farish menjemput naomi, kini keduanya hanya terdiam dalam perjalanan panjang.

Naomi's POV

Aku memandangi pemandangan jalanan lewat jendela. Rasanya tak ingin berbicara apapun lagi.

Farish pun sama sepertiku hanya terdiam saja. Aku tau diamnya farish bukan karna memahamiku yang tak ingin bicara tetapi memahami dirinya sendiri untuk menahan emosinya.

Aku tak sanggup jika nanti farish bertanya ada apa dengan diriku. Tentu dia akan sangat marah. Aku tak mau. Dia sudah cukup banyak ada untukku.

Lama kami terdiam, aku hanya sanggup menatapnya, memperhatikan setiap geriknya.

Rasanya aku tak pernah melakukan ini. Mataku hanya selalu terfokus pada kinal.

Mungkin kata tiap kata yang diucapkan dulu benar. Jika hubungan ini terus mengalir seperti ini, bukan hanya aku yang tersakiti. Ve dan mungkin farish juga akan tersakiti.

"Kamu baik baik saja kan?"

Mataku mengerjap. Ini kali pertama farish menggunakan kata 'kamu' biasanya ia selalu menggunakan 'Lo'.

"Aku baik baik saja" Jawabku gugup.

Dia nampak tak percaya. Ayolah, farish bukanlah orang yang bisa kamu bohongi naomi.

"Kinal masih sama" Lirihku mencoba menahan air yang akan keluar dari mataku.

"Aku sudah katakan berhenti berharap."

Farish, justru kata-katamu itu yang membuatku semakin terluka.

"Bisakah kita menepi?" Tanyaku tanpa mencoba melupakan pernyataannya barusan.

Farish mengangguk lalu menepikan mobilnya. Dia melepas seatbeltnya dan mengarahkan tubuhnya untuk menghadap kepadaku.

Tanpa perintah, farish merentangkan tangannya seakan siap menerima terjanganku.

Aku menerjang ke dalam pelukannya. Meluapkan segala tangisku dalam dada bidangnya.

"Apa masih tentang kinal?"

Aku tau apa maksud pertanyaanmu rish. Sayangnya, kali ini tangisanku bukan untuk kinal. Tapi, untukmu.

Aku mengangkat tubuhku. Menatap dalam bola matanya yang tak pernah ku lirik sekalipun saat aku hanya tertuju pada bola mata kinal.

Kulihat tangan farish bergerak menangkup wajahku lewat kedua pipiku.

"Lalu, siapa lagi?" Tanyanya.

"aku takut" Lirihku.

Kulihat farish memicingkan matanya,Tak mengerti akan maksudku.

"Aku takut bahwa aku juga menjadi sosok yang egois untuk kita" Lanjutku dengan memberi penekanan pada kata 'kita'

Farish menghembuskan nafas kasarnya lalu tersenyum kepadaku.

"Kamu tau, aku selalu berusaha tak memakai hati saat bersamamu. Aku tak ingin kamu merasa tak enak seperti ini"

"Biarkan aku yang selalu ada untukmu. Sampai suatu saat nanti kamu menemukan penggantiku"

Entah kenapa rasanya sangat sakit. Harusnya aku senang tak menyakiti siapapun disini.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: May 05, 2020 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Pengganti Yang Utama✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora