PYU 5

528 60 2
                                    

Sampai saat dimana hari itu tiba. Naomi berencana mengajak kinal jalan jalan. Namun saat ingin memasuki kamar kinal, naomi mengurungkan niatnya karena kinal sedang berbicara dengan mamanya.

"Kamu harus ikut nal!"

Naomi kaget saat mendengar kata tersebut. Ia memegang dadanya yang terasa sesak.

Tanpa sadar air matanya mengalir dengan sendirinya.

Naomi pergi dari rumah tersebut menggunakan sepeda miliknya sendiri.

Ia mengayuh sepedanya tanpa perduli dengan keadaan sekitar. Berkali kali ia terjatuh. Tapi ia sama sekali tak perduli akan luka yang tercipta.

Sampai dimana langkah sepedanya terhenti. Di pohon samping danau. Tempat yang menjadi favorit dirinya dengan kinal.

Naomi duduk meringkuk dibawah pohon tersebut. Memeluk kedua kakinya. Menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya yang sebenarnya sudah terdapat luka dan darah.

"Kinal bodoh! Aku benci kinal!" Ucap naomi di sela sela isakannya.

"Harusnya aku mendengar kata ibu. Aku terlalu cepat dewasa. Aku seharusnya lebih menikmati masa kecilku." Lanjutnya.

"aku bisa apa. Kinal juga bisa apa. Kita sama sama masih kecil. Dia sudah pasti tak bisa menolak" lirihnya lagi.

Saat sedang asik terlarut dalam tangisannya. Tiba tiba terdengar suara nafas yang memburu.

Naomi mengangkat kepalanya guna melihat darimana asal suara tersebut.

Mata Naomi langsung tertuju pada sosok kinal yang tengah membungkuk. Tangannya terletak pada lututnya sendiri.

Kinal mencoba mengatur nafasnya. Wajahnya sudah dibasahi keringat. Tak jauh berbeda dengan keadaan bajunya.

"Mi!" teriak kinal saat ia berhasil menetralkan nafasnya yang memburu.

Bukannya menjawab, naomi malah kembali menenggelamkan wajahnya pada kedua lututnya.

"Kamu kenapa? Aku panggil kamu berkali kali tapi kamu malah terus berlari." Tanya kinal dengan wajah yang sangat menunjukkan kekhawatiran.

"kamu tau? Aku harus lari ngejar kamu kesini. Sepedaku bannya bocor." Adu kinal. Berharap Naomi kembali seperti biasanya.

Namun kinal sama sekali tak mendapat jawaban dari Naomi.

Kinal duduk disamping naomi. Mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Naomi.

"Kalau ini soal kepindahanku.." Ucap kinal menggantungkan kalimatnya.

"pergilah" Ucap naomi pelan karna ia sama sekali tak mengangkat wajahnya.

"hah? Apaan sih? Gak jelas tau" Gerutu kinal.

"Dasar budek!" Teriak Naomi sambil berjalan menuju sepedanya.

Naomi menuntun sepedanya berjalan menuju tempat pasar malam berada.

Kebetulan saat itu adalah musim semi. Jalanan menuju kesana diiringi oleh pohon pohon sakura yang bertumbuh mekar di samping kanan maupun kiri.

Indahnya sang bunga lantas tak membuat satu hati yang layu kembali mekar.

Naomi menuntun sepedanya dengan suatu kesedihan yang ia sendiri masih tak terlalu mengerti alasannya.

Kinal setia berada dibelakang naomi. Tak berani mendekat. Membiarkan naomi melawan hatinya sendiri.

Hingga tibalah mereka di pasar malam tersebut.

Naomi langsung meletakkan sepedanya dan berjalan menuju wahana komedi putar.

Dengan langkah cepat menaikinya seorang diri dan membiarkan kinal melihatnya dari luar.

Di dalam Naomi duduk dengan manis. Lalu saat wahananya berjalan. Naomi menyenderkan kepalanya dan memandangi luar dengan tatapan kosong.

Komedi putar kini hanyalah nama saja. Kemarin saat bersama, wahana ini benarlah sebuah komedi. naomi tertawa disini. Menikmati setiap detik kegembiraannya.

Kini, semua seakan berputar seperti cara wahana ini bekerja. Ia hanya bisa terdiam. Tak tau harus bagaimana.

Hingga akhirnya sang putaran berakhir. Menyisakan dirinya yang masih duduk terdiam.

Kinal mencoba mengambil langkah. Ia masuk dan menemani naomi kembali mengikuti arah sang putaran.

Mencoba membuat semuanya kembali berputar lagi.

Tapi semua tak berjalan mulus sesuai keinginannya. Ia hanya bisa terdiam memandangi naomi. Bingung tak tau harus bagaimana.

"Aku hanya tak ingin kehilanganmu." ucap naomi tiba tiba seakan ia tak ingin membuat kinal terus terdiam memikirkannya.

"Aku hanya pindah saja" Balas kinal.

"kata ibu, Jakarta jauh. Itulah mengapa ia tak mau bekerja disana dan meninggalkanku." Ucap naomi

"Aku bisa menghubungimu tiap hari." balas kinal.

"pakai apa?" Tanya naomi bingung.

"aku akan minta mama belikan kita hp." Jawab kinal

"Tidak. Kita masih kecil nal. Kata ibuku hp itu berbahaya. Dia bisa merusak masa kecil kita." Tolak naomi.

Kinal kembali terdiam. Ia sedang berpikir cara lain yang bisa ia gunakan.

"ah aku tau!" Teriak kinal.

Tbc

Salam,

NaDhi~❤

Pengganti Yang Utama✔Where stories live. Discover now