Everytime

By onlykuki

34.1K 2.9K 135

Saat kau melihatku Saat kau tersenyum Rasanya seperti hatiku mau berhenti Bagaimana denganmu?Ini benar-benar... More

Prologue
To Be Liquid
Only Meet
Am I Really Fall in Love?
D-1 to Jeju
Let's Go!
Together
Woljeongri Beach
Congrats!
Unfortunatly Come
Should I?
Letting Go
Another Him
aku shock:v
Far Away
Who Will Take Her Heart?
Don't Go Anywhere
Accident
We're Not Together Again?
5 Years I Wait For You
Unexpected Meet
Epilogue
announcement
promosi bentar
BONCHAP Pt. 1
BONCHAP PT. 1 (2)
BONCHAP Pt. 1 (3)
hai~

BONCHAP Pt. 1 (4)

1.1K 84 5
By onlykuki

(P.s : Aku saranin bacanya sambil dengerin lagu : Lyn - With You (Ost DOTS)
Biar kerasa bapernya:v)

Chaeyeon, Doyeon, Yoojung dan Yoorin dibuat penasaran melihat Sejeong sedang berpelukan dengan lelaki asing. Chaeyeon mengetuk pintu ruang persalinan yang Sejeong tempati dan mereka bertiga kecuali Chaeyeon masuk terlebih dahulu.

Melihat mereka masuk, Sejeong melepas pelukan dengan lelaki itu dan beralih memeluk mereka bertiga.

"Eonni, selamat ya"

"Syukurlah bayinya sehat"

"Terima kasih"

Sejeong tersenyum. Doyeon melirik dan melihat lelaki itu. Lelaki itu tersenyum. Mata Doyeon membesar. Yoojung dan Yoorin juga melihat lelaki itu dan sama terkejutnya dengan Doyeon.

"T-tidak mungkin.."

"Aku hanya berhalusinasi kan?"

"Sejeong Eonni..."

Diluar ruang, Chaeyeon bosan menunggu dan akhirnya ia pun masuk. Matanya langsung melihat lelaki itu. Mata Chaeyeon membesar.

"T-TAEYONG OPPA?!"

Taeyong tersenyum. Chaeyeon menutup mulutnya kaget. Bukankah Taeyong sudah meninggal pada kecelakaan pesawat itu? Tidak mungkin Taeyong hidup lagi kan?

"B-bagaimana bisa?!" Tanya Chaeyeon

"Aku selamat dari kecelakaan ini. Dan hari ini aku pergi kesini untuk kembali bekerja. Ternyata istriku sedang melahirkan" cerita Taeyong

"S-siapa saja yang selamat?!" Tanya Yoojung

Taeyong menghela nafasnya dan menunduk.

"Hanya aku, aku tak melihat siapa-siapa saat aku tersadar. Aku terdampar dipantai" ucap Taeyong

Tubuh Chaeyeon bergetar. Matanya berkaca-kaca. Chaeyeon membuka pintu ruangan dan keluar dari ruangan. Air matanya yang sedaritadi ditahan akhirnya lolos juga.

"Mengapa Jaehyun tak selamat jika Taeyong selamat?" Batin Chaeyeon

Chaeyeon menyandarkan tubuhnya di tembok sambil menangis. Tangan Chaeyeon merogoh saku jasnya dan mengambil ponselnya. Chaeyeon menelpon Jaehyun.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif-'

Chaeyeon menyimpan lagi ponselnya. Tangisannya semakin menjadi-jadi. Chaeyeon berlari keluar rumah sakit. Chaeyeon berniat mencari keberadaan Jaehyun.

"Kumohon Jaehyun juga hidup"

Chaeyeon berlari kesana kemari. Banyak orang-orang yang melihat Chaeyeon heran, tapi Chaeyeon menghiraukannya. Yang Chaeyeon inginkan hanyalah Jaehyun.

Sudah setengah jam Chaeyeon berlari tapi ia tidak bertemu sosok Jaehyun sekalipun. Langit tiba-tiba menjadi gelap. Gemuruh petir mulai terdengar. Seperti di hati Chaeyeon saat ini.

"Ya tuhan aku harus cari kemana?"

Dan Chaeyeon berhenti di tepi sungai Han. Tubuh Chaeyeon melemas dan Chaeyeon pun berlutut. Air matanya tak kunjung berhenti.

"Jaehyun" isak Chaeyeon

Jederrr

Tetes demi tetes air akhirnya jatuh kebumi. Semulanya kecil sekarang menjadi besar. Air mata Chaeyeon dengan tetesan air hujan menjadi satu. Sakit di hati Chaeyeon semakin menjadi.

"Aku mencintai Jaehyun"

"Aku membutuhkan Jaehyun"

"Aku merindukan Jaehyun"

"Aku-"

"JUNG JAEHYUN, SARANGHAE!!"

Chaeyeon menjambak rambutnya yang basah dengan kasar. Hati Chaeyeon benar-benar sedih. Chaeyeon hanya mau ada Jaehyun disisinya. Orang yang paling ia cintai. Chaeyeon ingin Jaehyun selamat seperti Taeyong. Bisa berbahagia berdua lagi.

Suara petir yang menggelegar tidak mampu membuat Chaeyeon memilih untuk berteduh. Meskipun akan ada badai juga Chaeyeon tak peduli. Chaeyeon hanya ingin Jaehyun. Tetap Jaehyun

"Kumohon tuhan, aku butuh Jaehyun. Aku masih mencintainya, jangan ambil dia dariku" isak Chaeyeon

Tubuh Chaeyeon menjadi gemetar karena kedinginan. Chaeyeon memeluk tubuhnya. Dan akhirnya Chaeyeon memilih untuk berteduh dibawah pohon. Sangat jauh bagi Chaeyeon untuk berlindung ditempat yang lebih hangat.

Hujan semakin deras. Chaeyeon merasa sial. Akhirnya Chaeyeon berlari ke halte. Tiba-tiba ia menabrak seseorang.

"Maafkan aku" lirih Chaeyeon

Orang tersebut diam sebentar. Payung yang ada digenggaman orang tersebut menutupi tubuh orang tersebut dan tubuh Chaeyeon.

"Chaeyeon?"

Suara itu. Suara itu terasa familiar di telinga Chaeyeon. Suaranya mendengung. Mengingatkan Chaeyeon dengan Jaehyun. Kepala Chaeyeon yang tadi tertunduk kini terangkat.

"Chaeyeon?!"

"J-Jaehyun.."

Tangan Chaeyeon terangkat dan meraba pipi orang yang dipanggil Jaehyun tersebut. Orang tersebut menggenggam tangan Chaeyeon.

"Jaehyun, benarkah ini kau?" Tanya Chaeyeon

Orang yang didepan Chaeyeon benar-benar mirip seperti Jaehyun. Dan kali ini Chaeyeon memastikan ini adalah Jaehyun. Memang ternyata orang itu adalah Jaehyun.

"Chaeyeon, aku merindukanmu"

"Jaehyun, inikah kau?"

Payung yang menutupi tubuh mereka dijatuhkan oleh Jaehyun. Jaehyun menarik tengkuk Chaeyeon dan mencium bibir Chaeyeon.

Tubuh mereka sama-sama basah karena air hujan. Air mata Chaeyeon kembali menetes. Jaehyun memperdalam ciuman mereka. Menyalurkan kerinduan antara mereka berdua.

Chaeyeon mengalungkan tangannya di leher Jaehyun. Jaehyun memiringkan kepalanya supaya lebih dalam merasakan bibir Chaeyeon. Dan setelah 2 menit, mereka melepas ciuman mereka. Jaehyun menangkup wajah Chaeyeon.

"Aku merindukanmu, Chaeyeon" ucap Jaehyun

"Aku juga merindukanmu, Jaehyun" ucap Chaeyeon

Chaeyeon memeluk Jaehyun erat. Ia membenamkan wajahnya di bahu Jaehyun. Air matanya membasahi jaket yang dipakai Jaehyun.

Hari ini bukanlah hari sialnya Chaeyeon. Doa Chaeyeon telah dikabulkan.

---

Hujan telah berhenti. Jaehyun dan Chaeyeon sedang berada di halte. Jaehyun memeluk pinggang Chaeyeon dan menumpu wajahnya di bahu Chaeyeon.

"Aku mencintaimu, Chaeyeon" ujar Jaehyun

Chaeyeon tersenyum kecil. Lalu wajahnya menoleh melihat Jaehyun. Jaehyun mengecup bibir Chaeyeon sekilas.

"Bagaimana kau bisa hidup? Kata Taeyong oppa, hanya dia yang selamat" lirih Chaeyeon

"Aku benar-benar tak menyangka. Aku mengira aku sudah meninggal, tapi ternyata tidak. Saat aku terbangun, aku berada di sebuah ruangan. Ternyata aku dirumah sakit. Selama 2 hari aku disana, lalu aku diperbolehkan untuk pulang. Sebelumnya aku pergi kerumah sakit mencarimu, tapi kau tak ada. Dan aku menemukanmu disini" cerita Jaehyun

"Kau tak tau, aku benar-benar sudah gila saat mendengar berita itu. Aku mencintaimu, Jaehyun. Aku merasa sangat kehilangan"

Untuk kesekian kalinya air mata Chaeyeon menetes. Jaehyun mengusap air mata Chaeyeon. Jaehyun menarik Chaeyeon ke dekapannya dan mengelus rambut Chaeyeon.

"Sekarang tak usah takut. Aku takkan pergi lagi. Aku berjanji"

---

Jaehyun dan Chaeyeon memasuki rumah sakit. Baru saja mereka menginjak lantai lobby, mereka sudah melihat pemandangan romantis disana.

"Jaehyun, mereka semua selamat?" Tanya Chaeyeon

"Ya"

"Kenapa tak memberitahuku?"

"Aku ingin memberi kejutan"

Jaehyun mengelus rambut Chaeyeon. Chaeyeon melihat teman-temannya bahagia. Doyeon yang sedang berpelukan dengan Ten, Yoojung yang sedang menangis didekapan Doyoung, dan yang lainnya.

Karena tak mau mengganggu, mereka pergi ke taman rumah sakit. Jaehyun menggenggam kedua tangan Chaeyeon.

"Saranghae, Mianhae"

Jaehyun kembali mencium Chaeyeon. Chaeyeon membalas ciuman Jaehyun dengan lembut.

- Fin -

Huhu endingnya ga seru ya?:'v
Maafkeun ide lagi ngadat bgt
Kadang ada kadang hilang
Maaf bgt yg udh nungguin, makanya aku selesaikan disini
Untuk bonchap selanjutnya, aku usahakan buat lagi:v
Tengseu~

Continue Reading

You'll Also Like

7.4M 227K 46
Beberapa kali #1 in horror #1 in thriller #1 in mystery Novelnya sudah terbit dan sudah difilmkan. Sebagian cerita sudah dihapus. Sinopsis : Siena...
3.5M 749 2
#Book 1 THIS PSYCHOBABY WITH A DEADLY OPIATE! { Harap follow wattpad dan sosial media penulis sebelum baca biar kalian gak ketinggalan notifikasi, in...
9.8M 886K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...