[2] BAHASA RASA

De Miftastevadit

45.8K 2.8K 619

SEKUEL : [1] LUKA SEMESTA Blurb : Akhirnya, setelah melewati perjuangan yang panjang Rio bisa berdamai den... Mais

1 - Status Baru
2 - Quality Love
3 - Sekali-Kali jadi Suporter
4 - Sakit itu Mulai Naik Satu Level
5 - Berdamai dengan Masa Lalu
6 - Kembali Menjadi Keluarga
7 - Mengukir Kenangan Bahagia
8 - Kejutan
9 - Duet Romantis
10 - Demi Kebaikan, Katanya
11 - Kolaps
12 - Youre My Best Brother
13 - Ayo Bangun, Bocah Nakal!
14 - Usaha Seorang Kakak untuk Melindungi Adiknya
15 - Sebut Saja ini, Ikatan Batin
16 - Hidup ini Seperti Roller Coaster
17 - Perihal Ku Ingin Hidup
18 - Ayah Mau Jemput Rio ya?
19 - Menjadi Egois
20 - Strategi Dadakan Cakrawala
21 - Pesona Kapten Basket Cakrawala
23 - Pedih yang Tak Terucap
24 - Ketika Sepi Mengusik Rindu
25 - Lo Bukan Sahabat Gue Lagi
26 - Menanggung Konsekuensi
27 - Menolak Lupa
28 - Tentang Sebuah Kehilangan
29 - Hilang
30 - Jangan Jadi Manusia Sok Kuat
31 - Sebuah Salam Perpisahan
32 - Demi Seseorang yang Dicintai
33 - Biarkan Semesta Bekerja
34 - Tidak Lagi Bisa Sembunyi
35 - Persahabatan Kita Taruhannya!
36 - Akhirnya Bertemu
37 - Ketika Sahabatmu Rapuh
38 - Meninggalkan Atau Ditinggalkan
39 - Brother Talk
40 - Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini

22 - Menciptakan Kesan Bahagia

904 74 3
De Miftastevadit

Semilir angin malam yang menyejukkan tidak membuat Cakka, Alvin dan Gabriel hendak bertolak dari aktivitas mereka menghakimi Rio yang sudah dilakukan sejak pulang dari pertandingan tadi. bagi mereka, berapapun waktu yang tersedia rasanya tidak akan cukup jika sudah disangkutpautkan dengan aksi nekat si kapten somplak yang sukses membuat para pemain Cakrawala spot jantung.

Kini, mereka semua berkumpul di taman belakang kediaman keluarga Haling. Bu Manda sengaja mengundang mereka malam malam sebagai ungkapan rasa syukur karena putranya sudah rilis dari rumah sakit dan juga kemenangan demo hari ini. sambil menunggu jamuan disiapkan, Gabriel memainkan gitar hasil jarahan di gazebo dekat kolam renang, suaranya yang berat berat sedikit serak itu berhasil menjadi backsound malam yang memesona bagi kaum hawa dan para pendengar tersisa.

Sementara...
Teduhlah hatiku
Tidak lagi jauh
Belum saatnya kau jatuh

Sementara ingat lagi mimpi
Juga janji janji
Jangan kau ingkari lagi

Gabriel ingin malam ini menjadi malam panjang yang spesial baginya dan kawan-kawan. Akhirnya, satu-persatu tanggung jawab telah selesai. Hadirnya Kapten basket yang asli di akhir pertandingan tentu berhasil menjadi penutup yang spektakuler di kalangan dewan guru dan staff, para pemain dan suporter setia Cakrawala, termasuk dirinya.

Dia senang janji Cakka pada juniornya terjawab, dia turut bahagia pertandingan berakhir meriah. Namun, ada yang lebih mendominasi pikirannya lebih dari kelegaan itu saat tahu bahwa tokoh di balik topeng biru yang tiba - tiba mengambil alih pembacaan janji pemain adalah adiknya sendiri, Rio.

Dia terkejut? Jelas.

Gabriel bahkan sempat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya mengingat semalaman adiknya itu justru bertingkah aneh sampai tidak membiarkannya masuk untuk sekedar menjadi teman bicara. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa adiknya datang di saat segenting itu dengan pembawaan yang berbeda.

Masih terekam jelas di benaknya, ketika Rio menyuguhkan kalimat tak biasa guna menginterupsi keheranan massa tepat saat topengnya terbuka.

Rio tampak terkekeh ringan, namun tidak ada kerenyahan disana. Caranya mengklarifikasi pertandingan juga berbeda dari biasanya, hal ini tampak jelas saat Rio mulai bermonolog di depan pemain junior demi membayar janji Cakka yang tertunda karena dia jatuh sakit.

Dalam waktu yang sangat singkat, Rio menunjukkan peran yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh kapten basket manapun selama ini, kemunculannya juga berarti penegasan dan pembenaran atas argumen liar yang sempat beredar dan menyalahkan posisinya sebagai kapten basket Cakrawala. Dalam kesempatan itu, Rio tidak menghakimi siapapun dengan kata-kata retoris atau menunjukkan aksi individu seperti sebelumnya, dia hanya datang untuk mengembalikan nama baik Cakka di depan pemain junior kemudian menyerahkan keputusan pada mereka untuk percaya atau tidak, sebatas itu.

Sivia yang berada tidak jauh dari kekasihnya turut larut dalam nyanyian, baginya, lagu apapun akan terasa lebih hidup jika Gabriel yang membawakannya. Dia turut larut dalam suasana kelabu yang membalut hati kekasihnya, sebut saja dia bisa menebak apa yang Gabriel pikirkan, dan dia tahu seperti apa rasanya.

Percayalah hati lebih dari ini

Pernah kita lalui

Jangan henti disini

---

Tidak jauh dari Gabriel, Alvin terdiam dalam damai seolah tingkah Rio di lapangan tadi tidak mengusiknya sama sekali. Dia tampak masa bodo dan lebih memilih sibuk dengan komik Bleach terbaru yang kali ini tidak berhasil membuatnya penasaran. Dia sedang malas bicara, entah kenapa kejutan dari Rio hari ini tidak membuatnya senang, rasanya biasa saja, hampa seperti tidak ada apa-apa.
Bohong kalau dia tidak shock melihat Rio ada disana tadi, bohong kalau dia tidak ikut nge-blank ketika Rio sudah bisa berbicara begitu lancar, tegas, dan mengesankan di depan para pemain Cakrawala. Tapi, tetap saja hatinya tidak tenang. Seperti menggusarkan sesuatu yang besar.

Sementara...
Lupakanlah rindu
Sadarlah hatiku
Hanya ada kau dan aku

Dan sementara akan ku karang cerita
Tentang mimpi jadi nyata
Untuk asa kita berdua

Berbeda dengan Alvin dan Gabriel, Cakka menjadi satu-satunya kandidat terheboh dalam aksi mengomentari kemunculan tiba-tiba sang kapten dilapanagan tadi. bersama para gadis, mereka tengah berseru senang, mengekspresikan perasaan melalui wajah-wajah sumringah khas orang bahagia.

Shilla menggelengkan kepalanya tidak percaya, dia tahu Cakka itu heboh dan biang rese. Tapi, dia tidak menyangka Cakka bisa berbuat sebegitu gila. Agni yang duduk berdekatan dengan Shilla menghela nafas berat, memandangi Cakka dan shilla gantian. "Intinya, gue tobat deh shill punya laki kayak dia, tingkahnya itu loh subhanallah banget, malu-maluinnya"

"Nggak apa-apa, Ag. Lucu tahu"

Mari kita tinggalkan dulu dua gadis itu dan kembali mengamati tingkah Cakka yang kini tengah berceloteh, merenggut sesekali melanjutkan gerutuan panjang yang tidak juga selesai sepanjang Ia bercerita tentang kejadian luar biasa di podium kemenangan tadi.
Rio kembali membuatnya terpesona dengan cara yang tak biasa hari ini, Pidato singkatnya di lapangan tadi cukup untuk membuat hatinya dag-dig-dug tak karuan, mengena sekali.

Meski tidak panjang, setiap kalimat yang Rio ucapkan rupanya sangat ampuh untuk membuat Bagas dan timnya tergugu kemudian tersadar atas ego-ego negatif yang menguasai pikiran mereka sebelumnya dan memutuskan untuk menjalin hubungan baru yang lebih baik.

'Akhirnya, Kita bisa ketemu lagi ya, seneng deh. Gue harap, kedatangan gue saat ini bisa menjawab keraguan kalian sekaligus membayar janji sahabat gue ke kalian waktu itu. Sorry, gue nggak bisa lanjut mimpin kalian latihan karena ada hal penting yang nggak bisa gue tinggal buat ikut main sama kalian, begitu juga hari ini. Yaaa... Anggep aja ini hadiah dari gue, seenggaknya di sela kemepetan waktu yang ada, gue masih bisa datang dan menyempurnakan kemenangan tim gue di saat yang tepat. Dan gue harap setelah ini kita bisa bekerjasama mengembangkan kreatifitas Cakrawala dengan baik, terima kasih semuanya'

Hahaha...
Cakka ingin tertawa mengingat itu, tapi dia juga terharu, tidak ada pembelaan yang lebih besar dari apa yang telah Rio lakukan dan Cakka merasa tersanjung, Rio telah mengembalikan nama baiknya secara tidak lansung dan seketika membuatnya merasa gagah.

"Gue beneran nggak habis pikir deh, setelah Lo ngusir gue, nyuekin gue kayak gitu, bisa-bisanya lo ngelakuin hal gila kayak tadi. ini lo beneran udah rilis, kan dari rumah sakit? Lo nggak lagi kabur, kan?" Cakka masih keukuh pada pertanyaannya sejak tadi. Dia masih tidak bisa percaya jika sahabatnya itu benar - benar sudah diizinkan pulang oleh Dokter Andrean. Entah kenapa, dia malah sangsi memikirkan bagaimana caranya Rio bisa pulang dengan mudah mengingat baru kemarin sahabatnya itu berhasil meraih kestabilan kondisi setelah sebelumnya sempat menerima perawatan intensif.

Mungkinkah Rio memakai jurus merayu nomor 14 untuk membuat sang Dokter luluh? Tapi bagaimana bisa? Bukankah jurus itu hanya diperuntukkan pada gadis-gadis cantik? Ah, entahlah.

"Udahlah Cakka yang gantengnya masih banyakan gue, apaan sih. yang penting abis ini kita makan, gue udah laper banget!" Alih-alih menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Cakka, Rio justru menanggapi dengan hal lain dengan santainya.

"Eh, Somplak! Lo kira gue anak kecil yang kerjaannya cuma numpang makan doang?" Cakka mencak-mencak.

Percayalah hati lebih dari ini
Pernah kita lalui
Takkan lagi kita mesti jauh melangkah
Nikmatilah lara...

Rio memilih untuk mengabaikan tingkah ajaib Cakka, di ladeni hanya akan membuat anak itu semakin gila. Biarkan saja Cakka tenggelam bersama sanggahannya, Sepertihalnya Gabriel dan Alvin yang terhanyut dalam aksi diamnya.

Tak apa, kali ini dia tidak akan protes dengan aksi unjuk rasa mereka bertiga. Dia cukup sadar hal ini tidak sebanding dengan apa yang sudah dia lakukan sepanjang dirinya di karantina kemarin, jangankan untuk menyapa, bisa bertatap muka dalam posisi sadar saja intensitasnya bisa dihitung dengan jari.

Mereka mungkin marah karena terlalu lama menunggu, mereka marah karena terlalu sering di gantung dengan kondisinya yang melulu naik turun, dan mungkin saja mereka lelah hingga memilih untuk tidak peduli, tepatnya pura-pura tidak peduli. Tidak apa - apa, sungguh. Dia bisa mengerti keadaan ini.

Sementara Ify menyibukkan diri dengan bergelayut manja di lengan kekasihnya kendati suasana disekitar mereka sedang tidak ada romantis – romantisnya mengingat aksi diam cowok – cowok dan para gadisnya yang tidak tahu lagi harus membujuk dengan cara apa. Sekali ini saja Ify ingin egois dengan hatinya yang begitu rindu akan kesempatan berdua, sekali ini saja Ify ingin menghabiskan berapapun waktu tersisa sebelum Ia benar-benar tidak bisa melakukannya.

Sebenarnya, Ify merasa ini semua tidak adil untuk Rio. Bagaimana bisa para laki – laki di hadapannya ini kompak berdiam diri atau lebih tepatnya mendiamkan Rio hanya karena dia datang ke demo eskul sekolah dan membantu Cakka membacakan janji pemain? Tidakkah hal itu keterlaluan?

Kemarin, setelah mengusir paksa Alvin dan Cakka dari ruangannya. Rio meminta Gabriel untuk mengantarnya pulang setelah sebelumnya menghubungi Dokter Andrean untuk berkunjung.

Ify tidak bisa menyimak banyak pembicaraan keduanya selain keinginan Rio untuk datang ke demo hari ini yang jelas ditolak oleh sang Dokter. seolah tuli akan penolakan itu, Rio terus membujuk itu dokter sampai Ify terpaksa menelepon Bu Manda untuk datang dan menghentikan tingkah sableng putranya. Pak Tama melakukan hal yang sama, Tapi memang dasarannya Rio keras kepala, dia keukuh minta pulang.

Kesal berdebat, Pak Tama meminta Dokter Andrean melakukan pemeriksaan lanjutan dengan harapan Rio akan berlapang dada jika hasil menunjukkan kondidinya belum cukup pulih untuk pulang.

Ia dan kedua orang tua Rio memilih untuk menunggu diluar sampai beberapa menit kemudian Dokternya keluar dan memberitahukan bahwa kondisi Rio cukup stabil dan diperbolehkan untuk pulang dengan catatan pasien tidak boleh memaksa untuk ikut bermain dan kegiatan berat lainnya.

'Dasar tukang ngerayu, jago banget sampai segala macam dokter luluh sama dia' gerutunya kesal, ingin sekali dia kembali masuk dan merayu balik Rio agar tidak nekat namun Gabriel lebih dulu mengambil alih atensinya dan mereka pun beranjak dari ruang rawat.

"WOY KAKAK - KAKAK KU SEKALIAN, UDAHAN DONG PACARANNYA, YOK MAKAN YOK! MASAKANNYA UDAH SIAP SEMUANYA..." Teriakan Ray menjadi alarm otomatis yang berhasil menginterupsi kesibukan semua orang yang ada diruang tamu. Semuanya perlahan mulai beranjak meninggalkan singgasana mereka beriringan menuju meja makan demi memenuhi undangan makan malam Bu Manda.

Continue lendo

Você também vai gostar

2.6M 269K 63
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
230K 21.9K 28
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
ARGALA De 𝑵𝑨𝑻𝑨✨

Ficção Adolescente

6.8M 287K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.5M 399K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...