Tooku ni Ite Mo (End)

By Edogawadhita

13.5K 1K 72

Kinal tidak mengetahui bahwa dia memiliki janji di masa lalunya..masa lalu dengan segala kerumitan antara hit... More

Intro
Verse
BRIDGE
Interlude
Instrument
Instrument 2
Chorus
Interlude Off
Tune's
CASTING
Classic of Music
One Call Away
Look at me Now
Random
Space
Posessive or Agressive?
Only You
Into the white night
Blink of My Sky
Rolling case
All I Ask
They Don't Know about us
Honeymoon Sinka Kinal
Black Heart
Flashlight
Happy Ending
Prolog (The Orions)

Instrument 3

430 46 7
By Edogawadhita

"Rasakan ketika hembusan itu datang..angin tak kunjung membawamu meninggalkan dan pergi membawa seluruh atau sebagian kenanganmu itu "

Dalam bayangan samar perlahan menampakan cerah kembali sinar itu, tampak tiga gadis kecil sedang berpegangan tangan salah satu dari mereka memiliki tinggi yang bisa dibilang lebih tinggi dari mereka, rambut pendek hampir menyamarkan bahwa dia adalah seorang gadis kecil.

Gadis berwajah ganteng lebih tepatnya, disamping kirinya tampak gadis berwajah oriental mata sipit dengan rambut panjang terkuncir.

Dan ditengah adalah gadis paling kecil, dengan sedikit pipi berisi mata sipit berambut indah..dengan senyum menelan mata sipitnya.

"Kak...gak bisa tidur" ujar dari bibir gadis paling gembul kini, meletakan kepalanya duduk dipangkuan gadis rambut panjang yang ia sebut kakak diposisi kanannya.

"Gendut gak boleh tidur sore ih, oiya kakak ada cerita nih..tapi kamu jangan bobo ya?"
balas gadis berambut pendek khas tomboy..sulit membedakan memang dia seorang perempuan atau laki-laki..dengan senyuman di pipi mengelus rambut panjang gadis yang hampir menutup mata di pangkuan gadis satu lagi sebelahnya berambut panjang hampir seumuran dengannya.

"Enggak ah, kakak suka boong...mending aku nunggu mama aja" ucap gadis kecil dengan pipi gembul menggemaskan itu.

Dia sekarang meletakan posisinya untuk duduk dan memandangi wajah rinci dari gadis yang memiliki tinggi lebih dari dirinya.

Memanyunkan bibir pinknya, dan menggembungkan pipinya hampir mirip dengan panda.

"Ihh..mana kakak bisa bohong ya kan?" balas gadis kecil lumayan tomboy kepada gadis gembul itu, dia lalu menatap kearah gadis berambut panjang berkuncir dihadapnnya.

"Iya dek, katanya kisahnya kamu.. panda gendut hehehe" balas gadis berambut panjang.

"Ahh...panda? engg..." ....ucap gadis tomboy mengarahkan pandangan ke wajah kedua temannya itu.

"Wah panda, mau dong..mau kak ayo kak..ceritain deh "

belum siap gadis tomboy itu menceritakan kisah yang sekilas dirayuan tadi, dia hanya dapat menggaruk-garuk leher seolah kebingungan dalam menanggapi reaksi yang dibuat oleh gadis yang ia sebut dek itu.

"Kak..aku nangis nih ntar!" dengan mata yang berkaca-kaca gadis gembul itu memukuli pundak gadis tomboy itu.

hampir tak terasa karena hal itu justru membuat gadis berambut pendek itu, berdiri dan menata meja tinggi disamping belakangnya.

Menaiki dengan bangku sebagai penopang kakinya..merapihkan bajunya setelah berhasil menapaki tempat lebih tinggi itu.

Dua gadis bermata sipit yang berada dibawahnya harus menata pandangan kearah gadis tomboy itu.

"Yey...dia emang jago kalau suruh dongeng"

Prokk..prokkk..
Tepuk tangan menyambut desisan nafas panjang sang gadis yang telah siap dengan aksinya.

"Em.. emm...cek.. "

Seolah memegang mic yang terbuat dari genggamannya gadis tomboy itupun menatap kedua mata kedua gadis dihadapannya.

Gadis kecil ini memang cukup pandai , untuk seumurannya..masih kelas 4 SD dia sudah dapat meyakinkan kepercayaan dirinya untuk menata menyusun kepercayaan kepada dirinya.
.
.
.
.
.
.

"Kenapa panda berwarna hitam putih?... dahulu kala hiduplah seorang Putri kecil yang saat itu masih kecil seperti kita ini...Emm Sayangnya sang Putri tak memiliki saudara kandung hingga ia sering merasa kesepian, ditambah lagi dengan kesehatan sang putri yang tidak terlalu baik, sehingga dia tidak boleh pergi jauh dari istana. Sang raja dan permaisuri sangat sedih melihat putri kesayangan mereka terlihat murung setiap hari. Akhirnya, sang raja memberi sebuah hadiah untuk putrinya.Raja yang baik membawakan seekor anak panda yatim piatu. Saat itu, bulu panda hanya berwarna putih bersih. Tidak ada pola hitam atau corak apapun di tubuhnya"


"Terus putrinya gimana kak?"gumam gadis kecil dengan pipi gembul mengarahkan pandangan kearah sang pendongeng diatas meja tinggi itu.

"Lalu...Putri kecil sangat senang dengan kehadiran panda di dalam istana. Mereka sering bermain bersama, karena panda adalah hewan yang jinak. Hampir setiap hari mereka bermain di halaman istana. Kesehatan putri kecil tampak makin membaik. Seluruh istana tampak bahagia dengan kehadiran sang panda, karena sudah memberikan sedikit keceriaan di dalam istana."

Kedua gadis yang berada dibawahnya pun hanya mengangguk seolah meresapi jalan cerita yang dibuat gadis tomboy berpenampilan seolah meyakinkan, seolah membawa kenyataan pandanya berada disini. Menggemakan suaranya seolah meyakinkan kedua gadis dibawah lantai yang masih tersenyum memandanginya"

"Inilah Asal Mula Kenapa Warna Tubuh Panda Hitam Putih Kak..? Lalu..."
Gadis gembul dengan seksama memahami setiap kata-kata dari sahabat yang dia panggil kakak itu.

"Sebuah takdir tidak bisa ditolak, panda harus kehilangan sahabat baik. Pada suatu hari kesehatan putri memburuk, semua tabib dari berbagai negeri didatangkan ke istana. Tidak ada satupun yang berhasil menyembuhkan sang putri. Akhirnya putri kecil itu meninggal dunia. Namun dia menyunggingkan sebuah lengkung senyum, tanda bahwa dia bahagia sebelum meninggal. Jenazah putri kecil akhirnya dikremasi. Walaupun anak panda yang sering bermain dengan putri kecil yang cantik tahu bahwa sang majikan kesayangannya telah meninggal. Panda kecil itu sangat merasa kehilangan, dia sudah kehilangan kedua orang tuanya dan sekarang teman bermainnya juga sudah meninggal."

Kedua gadis yang berada dibawah kini hanya dapat menunjukan wajah iba, seolah merasa larut dan ikut dalam kesedihan dari jalan cerita.
"Terus..kak?" ucap gadis pipi gembul yang masih tidak dapat melepas pandangan dari arah sang pendongeng.

"Pada suatu malam, panda kecil itu masuk ke dalam ruang abu jenazah putri. Dia mengambil abu itu sambil menangis. Karena tidak mau kehilangan sang putri kecil, panda itu memeluk guci abu jenazah. Panda kecil itu menangis dan mengusap-usap matanya yang berair. Dia tidak sadar bahwa ada sisa abu putri menempel di tangannya, di sekitar mata bekas mengusap air mata dan beberapa bagian tubuhnya.

Konon semenjak itulah tubuh panda tidak lagi putih bersih, tetapi putih dengan beberapa bagian hitam".

Ketiganya tersenyum bahagia walau masih sedikit adanya keibaan dari sang gadis kecil gembul itu yang sedikit menangis, menunjukan adanya goresan air mata tipis.

***

Wajah halus kinal kembali harus mendapat gunjatan dari sentuhan halus tangan gadis berambut panjang sedikit kecoklatan, berwajah sedikit oriental dengan mata sedikit sipit namun terlalu indah untuk mata gadis sedikit berdarah chineese itu...

Mata itu lebih tepatnya kedua mata itu kini sedikit terbuka, menemukan objek cahaya sinar terang diruangan yang asing baginya.Sedikit menyentuh bagian kepalanya, karena begitu nyeri saat ia melakukan pergerakan.

Ketika posisinya akan ia rubah untuk duduk dia mendapatkan bantuan dari dua orang gadis yang sama-sama dia kenali.. melihat kearah dirinya seolah iba.

"Masih pusing?" ucap gadis dengan lesung pipi menghiasi kedua pipinya sedikit poni yang ia pasang menutupi jidat jenong nya, walaupun nilai kecantikannya disana bertambah.

Beby seorang mahasiswi fakultas Psikologi satu kampus dengannya sehingga sedikit tidak asing bagi diri kinal. dan, orang disampingnya adalah kakak dari gadis yang selama ini ia tunggu. Shinta adalah orang yang beberapa hari ini paling dicari keberadaanya oleh kinal.

"Udah enggak, thanks..shinta gue mau ngomong penting!" ucap kinal dalam kondisi masih memicingkan matanya untuk menahan kepalanya yang terasa sakit.

"Ohh..oke gue cabut dulu deh kalau gitu, duluan nal..kak.shin!"
Ujar beby berpamitan dengan kedua orang dihadapannya, sedikit memberi senyuman kepada kinal.

Merangkai ucapan tanpa bersuara -Cepet Sembuh Kak- dengan mengacungkan kepalan menunjukan semangatnya.

Kini kedua gadis itu masih terdiam, dengan posisi gadis berambut panjang itu merangkai posisinya mendekati ranjang rawat puskesmas pinggiran kota yang buka 24 jam itu.

Walau ruangan sempit itu berisi 3 ranjang yang sama dengan, namun penghuninya hanya kinal seorang. Tidak ada jarum infus atau alat bantu yang lain, hanya ada 3 Klip wadah obat di meja kinal.

Sepenuhnya shinta duduk bersanding dengan posisi kinal masih bersandar di atap ranjang.Shinta menata selimut kearah kinal, sedikit tersenyum.

"Kinal masih sama, tiap kali sakit gak pernah mau pake selimut!"
ucap gadis bermata indah itu, senyumnya masih saja mendamaikan dengan raut muka judas namun justru cantiknya bertambah.

"Maksut kamu?" ...
Kinal bergedik heran kepada ucapan shinta yang tampak sedang memasang wajah sedih itu, hidung sedikit merah semu seolah dia sedang flu, atau bahkan habis menangis..tapi rasanya itu tak mungkin karena buat apa dengan kondisi kinal yang masih tampak sehat.

"Hahaha enggak .. sinka banyak cerita soal kamu, dan kata dokter kamu udah bisa pulang kok!! hanya kecapekan kurang istirahat" ujar shinta masih menata pandangannya untuk tidak menatap mata teduh kinal yang seperti elang itu.

Shinta turun dari ranjang itu, menata lembaran klip obat untuk dimasukannya kedalam tasnya.

Dengan sedikit memperbaiki rambut panjangnya untuk tidak terurai diwajahnya yang sejuk itu, hingga dari samping begitu mirip dengan sinka. Membuat kinal menelan kasar ludahnya melihat kecantikan dari seorang sinka KW baginya.

"Gue beneran mau ngomong..shin " kini tangan kinal meraih pergelangan tangan shinta dengan tidak terlalu kasar mencegah shinta menghindari kontak mata dengan dirinya.

"Sebenernya sinka masih hidup kan? kenapa kamu udah balik ke indonesia? sinka gak kenapa-kenapa kan shin?"
tanya kinal bertubi-tubi dengan goyangan pelan setiap jeda katanya. Seolah menyadarkan shinta dari ekspresi murungnya.

"Sinka baik-baik aja nal, gue balik kesini buat kuliah gak ada hal buruk kaya yang loe pikirin kok ! Loe tanang aja ya.."

Pergelangan tangan kinal sedikit terlepas menunjukan ekpresi lega dari jawaban shinta kinal menarik nafas panjangnya lalu membuangnya. Ia langsung berdiri sedikit meloncati ranjangnya, serasa pusingnya sirna.

"Ahh lega banget dengernya, kalau gitu gue bakal lebih giat lagi kerja buat nyusul dia ke singapura!" ucap kinal penuh keyakinan.

Kinal berdiri tegap memandang wajah shinta, dengan kata seperti itu shinta menghadiahi sebuah anggukan kepada kinal yang tampak bahagia dan bersemangat dalam ucapannya.

"Aku bakalan suport kamu !" Ucap shinta yang tersenyum ikut bahagia, sedikit memandang wajah kinal lalu menunjukan guratan merah di pipi nya tampak bahagia.. lalu bergegas berlari kecil meninggalkan kinal yang masih tersenyum bagai orang gila. Langkah Shinta menuju kearah luar ruangan menuju tempat parkir.

***

Pagi hari kini kinal membuka mata dan tertawa senang didalam tarikan selimut tebal mikiknya, menggaruk garuk lehernya memandangi jendela yang tampak masih berembun.

Kuliah yang dijadwalkan lebih siang dari biasanya pun bagai telah menjadi rutinitas kinal kali ini, disemester baru ini..well, dia selalu berhasil bahagia dengan hidupnya hampir selesai dengan tiap aktivitas di kampusnya.

Tiga hari yang lalu kinal baru saja pulang dari kampungnya untuk menjenguk bella yang dikabarkan kurang sehat, bukan hanya kinal yang akan menyelesaikan pendidikannya kini bella pun tampak lumayan tertekan dengan penentuan Ia masuk ke Sekolah Favorit di daerah sana. Tak heran kadang kinal seolah paham dengan kondisi psikologis sang princes baginya itu.

.
.
.
.
.
.
"Nal...Kinal..Nal..!!" ucap sedikit tergesa gesa dari arah pintu asrama itu. Seolah tambah keras menuju daun telinga kinal.

"Apaan sih Lid..masih pagi juga ihh rese!" gumam kinal dengan diiringi langkahnya menuju lemari es dan meneguk air yang berembun disisi botolnya.

"Gue ada kabar baik sama buruk nih, loe mau denger yang mana dulu?" Ucap lidya menuju arah tubuh kinal, dan langsung meraih pundak samping sahabatnya itu dan menepuk nepuk sedikit pundaknya.

"Eitts..persaan gue gak enak nih? Oke deh yang baik deh habis itu buruknya" balas kinal.

"Oke oke ...gini nih, baiknya loe tau kan Papanya si Viny pemilik perusahaan penerbitan buku gede itu? sama tulisan loe yang udah loe kirim ke penerbitan Nadsepedia? " ucap lidya semakin mengeeratkan pundak sahabatnya.

"Iya tau tau...emangnya kenapa sama tulisan gue?" balas kinal.
"Tulisan loe diterima brader sama tuh penerbit !!"
"He? Yang bener loe lid.."

Lidya hanya mengangguk dan menampakan senyuman dan guratan kebahagiaan di selanya.. Keduanya masih merpatkan pelukan pundak mereka menepuk nepuk dengan berlomba siapa yang paling keras dengan banyak senyuman diwajah mereka.

"So..kabar buruknya?" tanya kinal kembali melihat kearah sahabatnya selama 4 tahun berada di tempat yang jauh dari keluarga.

"Maafin gue ya nal hiks..gue bentar lagi pindah ke singapura!" ucap lidya. Dengan tampang yang dipasang sok sedih itu.

Kinal hanya dapat mengerucutkan dahinya, khawatir sahabatnya membuat ulah lagi setelah hampir beberapa bulan lalu dia hampir hancur babak belur di keroyok sekelompok preman sepulang dari Club dan mabuk-mabukan.

"Loe gak macem-macem lagi kan?" tepukan lidya berehenti kepada jidat kinal yang melebar itu.

menunjukan bahwa memang ini berbeda permasalahan dengan hal yang ia pikirlan mengenai preman beberapa waktu lalu.

"Tenang Devi Kinal Putri calon sarjana sastra, gue ke sana bakal nempuh pendidikan dan ini nih..loe liat?" ucap lidya meraih saku kantong celananya belakang.

Melepas kan kaitan tanganya kepada pundak kinal dan sibuk mengeluatkan selembar kertas ukuran kurang lebih A4 dan menunjukan isinya kepada kinal.

"Nih nal..gue keterima beasiswa di singapura otomatis loe jomblo selama gue tinggal ..hahahah dan itu lebih buruk saat loe patah hati gara-gara --" ...

"Et...diem loe kampret!!" Kinal membekap mulut lidya untuk tidak meneruskan ucapannya itu.

Saat ini keduanya hanya dapat memandangi langit luar dari jendela yang sama dan arah yang sama.

Lidya yang tak henti-hentinya menepuk keras punggung sahabatnya itu. Seolah akan pergi meninggalkan rival sejatinya itu.

"Nal.." ucap lidya kearahnya.
"Emm" balas kinal.
"Loe harus bisa bikin novel terkeren oke?" lidya menepuk dan menjaili menjambak rambut kinal yang hampir panjang kuarang lebih se bahu.

"Loe juga harus janji sama gue, bakal jadi sutrada yang sukses oke?" balas kinal membalas tepukan keras dari lidya iiu.

Tertawa senang...begitu senang karena cita-cita kinal secara perlahan akan terwujud.
Menerbitkan sebuah judul novel dan juga akan melihat simpul tawa gadis yang kembali ia rindukan. Yang benar-benar ia rindukan..





***
Flashback

Malam ini bertepatan dengan tepat 20 tahun kelahiran Ratu Vinny Fitrilliya, seorang gadis dan juga seorang mahasiswi bisa dikatakan paling hits dikalangan kampusnya. Dia tampak sangat bahagia dalam dress cantik kebanggaanya, sesuai namanya..

Dia berjalan dengan senyum manis, melebarkan sapa dan sapanya kepada tamunya yang telah hadir. Kinal dan Lidya tampak mengenakan kemeja flanel hitam dan juga jeans hitam rapih tak terlihat lipatan sekalipun, lidya masih saja memusatkan pandangannya kearah sang ratu pemilik pesta malam itu.

Langkah viny tertuju kearah sang ayah dengan setelan jas hitam lengkap dasi biru, dan disaksikan beberapa tamu yang hadir dipesta. Dari rekan ayahnya dan juga rekan viny sendiri seperti kinal selaku ketua kegiatan sastra di kampusnya, lidya perwakilan photography, beby chaesara anadila kegiatan seni.

Tidak terlalu banyak undangan yang memenuhi ruangan ini, karena sebagian memilih bercengkrama menikmati susana taman yang telah dihiasi dengan lampu indah, cocok dengan selera viny yang sangat artistic.

"Happy Birthday Viny...sorry gue gak beli apa-apa! Eh tapi udah diwakilin kinal nih"

Ucap lidya setelah ketiganya berpapasan untuk mengambil minum berwarna ditangan seorang waters pesta.

"Dasar combs !!"

pekik kinal menginjak kaki lidya dengan sengaja,dihasilkan reaksi lidya yang mengangkat kaki kirinya hingga banyak mencuri pandangan undangan tamu lain diruangan tersebut.

"Udah..udah..Lidya tuh udah ada yang nungguin!"

tunjuk viny kearah pintu masuk, adanya gadis berambut panjang dengan lekukan indah tubuhnya.

Nadse sangat berbeda dengan kakaknya, dia lebih tampak dewasa..perlahan dia menujukan langkahnya kearah ketiga gadis yang sedari tadi mengobrol ringan disela pesta.

Dia raih pelukan dengan ciuman pipi kanan kirinya kearah viny, dengan senyuman hangat dari keduanya. Setelah beres dengan kegiatan cipika cipikinya Nadss tak menoleh sama sekali menoleh kearah lidya.

Kinal mengayunkan dagunya memandangi lidya seolah bertanya adakah yang salah dengan gadis manis incaran hati lidya sejak kecil, lidya pun membalas dengan gidikan bahunya seolah menjawab ia tak tahu apa-apa.

"Adik gue cemburu loe ngedate mulu sama chika temen sekolahnya ..dasar gak peka!!"

bisik lirih viny mengahadap dan mendekat telinga lidya.

Lidya mengangguk seolah memahami perkataan viny, dan sedikit menelan ludah kasar dan mengarahkan pandanganjya kearah kinal.

"Iya gakpapa, gue kan udah sama viny!"ucap kinal menepuk pundak dari sahabatnya itu.

Setelah itu, lidya pun mengejar arah langkah nadse yang keburu menaiki tangga menuju lantai dua diruangan lebat nan megah bagai istana itu.
.
.
.
"So..kinal loe suka gak sama desaign party gue?"

viny mengayunkan tanganya untuk mengaitkannya di pergelangan siku tangan kinal tersenyum lebar seolah menata langkah kinal mengikuti langkahnya.

Kini langkah viny dan kinal pun berhenti di area parkiran mobil luas dihalaman belakang rumah besar viny.

Viny yang masih menata gaun hitamnnya agar tidak mengganggu langakahnya berlari dengan hati,-hati. Viny yang masih menarik jemari tangan kinal yang tanpa ia sadari kinal masih memandangi perlakuan yang ia beri kini.

"Loe mau bawa gue kemana vin?.."

kinal pun berkata setelah melihat viny berbisik dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada seorang ajudan ayahnya yang dapat kinal lihat bahwa dia adalah sopir tampak dari ia menjaga mobil-mobil yang banyak terparkir di halaman ini.

Kinal hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala saat viny menarik tangannya untuk masuk kedalam mobil.

Kini kondisi kinal sedang membawa mobil dan memfokuskan diri dengan jalan dihadapannya dia sadar mendapati pandangan orang disampingnya kini terfokus pada dirinya, dia pun ikut membalas senyuman kearah gadis manis disampingnya.

"Loe yakin jalannya ini vin?"

tanya kinal setelah jalannya mendadak gelap namun sedikit terasa angin malam cukup kuat hadir diantara mereka.

Viny nampak kedinginan kinal hanya dapat tersenyum melihat aksi viny, dengan cepat ia melepas kemeja yang menutupi tubuhnya sehingga tampak kaos hitam tipis press body dengan dirinya.

mungkin cukup hangat, viny masih memfokuskan matanya kearah kumpulan air dihadapannya kinal masih belum jelas melihatnya, sedikit samar apakah ini pantai ataukah danau. Lampu redup orange menambah keindahan malam hari ini.

Deru dari pecahan tipis ombak yang berada dihadapan mereka, kinal tersenyum saat bibit viny nampak membiru kedinginan.

"Ck..loe sih ngapain coba kesini, ini udah malem gimana kalau loe sakit hem?"

tanya kinal yang kini mendekati arah viny yang berada disampingnya, duduk di atas bamper mobil rungkut jeep 70an tipe Hartop yang masih tampak bagus dan kinclong.

Kinal meraih kedua tangan viny, mengarahkan kedua telapak tangan viny itu ke kedua pipinya..walau sedikit rasa dingin menembus kulit kinal.

"Gimana..udah anget?" ucap kinal melanjutkan perlakuanya kepada viny.

"Sedikit..soalnya kamu masih saja dingin kepadaku" seolah lupa cara berbicara loe gue kepada kinak viny menata pandangannya mengahadap mata kinal.

Seolah masuk memberi kode untuk masuk kehati kinal yang sangat dingin melebihi dinginnya malam ini.

"Maksut--"
"Ssttt..."

viny tampak membungkam bibir kinal dengan jari telunjuknya ia suguhkan di bibir kinal.

"Kinal..loe tau kan kalau gue normal seutuhnya, tapi itu beda semenjak gue kenal loe..senyum dingin loe sikap jutek loe!! itu buat gue ragu sendiri sama diri ini..otak ini hati ini inginkan kamu..rasa aneh apa ini jujur gue gak tau? nal..gue gak bisa hidup tanpa loe, dan gue harap loe tau isi hati ini"

Viny tak memberikan jeda di perkataannya, menata setiap katanya dan ia tatap dalam-dalam wajah kinal gadis berambut pendek dihadapannya.

"Vin...Ini salah paham, gue yakin ini salah--"

"I dont know kinal, aku gak bisa hidup tanpa kamu ..semenjak pertemuan kita di Rooftop dua tahun yang lalu dan saat ini kita menjadi partner di kegiatan bersama, i feel i love you devi kinal putri"

ucap viny menahan isak tangis yang hadir seketika mengelap kasar air mata yang hadir di pipinya. dengan maskara hitam menjadi luntur akibat air mata yang mengalir kemabali deras.

"Viny..gue bisa jelasin, kita itu gak lebih dari seorang sahabat dan kamu tahu aku sayang kamu ...aku sayang banget sama kamu!!"

Kinal mengelus pipi lembut viny yang tampak lebih kurus saat ini.

"Nal..Please, kamu tau ini sakit.!!"

Viny menepuk dada kinal dengan bertubi tanpa adanya kekuatan didalamnya. Seolah viny melemas dia terjungkal memeluk tubuh kinal hanya memperkeras suara tangisnya.

Kinal hanya membalas dengan pelukan dan menata rambut sahabatnya itu, mencium kening dingin viny. Meletakan telapak tangan viny kedalam kaitan jemari miliknya.

Keduanya kini kembali terdiam, kinal tampak terfokus menatap jalan...viny hanya menoleh kearah luar jendela memandangi lalu lalang kendaraan lain dengan sesekali menyeka air matanya yang masih mengalir.

Lampu merah diarah ribuan meter jalan membuat macet kota jakarta ini hingga kiloan meter membuat kinak harus membuat irama dari ketukan di stir mobil itu.

"Viny..look at me please!"

ucap kinal mengarahkan dagu lancip viny mengarahkan kepadanya.

Viny hanya menolak dengan cara halus dan tidak merubah arah pandanganya, membuat kinal harus melihat wajah samping viny kembali. Macet sangat parah ditambah hujan yang mengguyur beberapa menjt lalu, bahkan tak ada pergerakan apapun kendaran yang berada didepannya.

Kinal masih mencoba mengelus puncak kepala viny sang gadis artistik itu, entah kenapa tiba-tiba viny melemas membuat kinal yang menyentuh dagu viny harus menatap begitu dekat dengan jarak yang sangat teramat dekat kini.

Membuat kinal menahan debaran aneh di jantungnya yang dia rasa tidak sopan itu.

.
.
.
.
Tanpa adanya kontrol wajah kinal perlahan mendekat kepada wajah viny, memfokuskan pandangannya menuju bibir mungil milik viny itu beberapa detikpun bibir kinal berhasil mendarat di permen alami milik viny, bibir mereka sepenuhnya menyatu.

Kinal merasakan manis sedikit asin karena air mata yang dibuat viny tadi, kinal memperdalam ciumannya mengangkat pelan dagu viny seolah menuntun ciuman mereka mereka memainkan tempo di iringan sang hujan malam.

Kinal menghentikan aksinya setelah ia merasa gadis dihadapanya sedang membutuhkan oksigen lebih, ia jauhkan kepalanya dan kembali mengahadap intim kearah wajah viny.

"Ini kado ulang tahun buat kamu..sorry udah ngecewain sahabat paling berarti buat aku!"

Kembali kinal menarik tengkuk leher viny, mempercepat lumatannya menikmati basah diciumanya..tentu kinal seoarang penikmat ciuman yang pelan namun enjoy bukan erotis seperti ini.
Kinal semakin kehilangan kontrol diri, mendorong tubuhnya untuk berada dihadapan viny..menekan push set di bangku mobil tua itu.

Viny menarik rambut belakang kinal dengan tangan sebelahnya lagi mengusap punggung kinal, tipis kaos yang dikenakan kinal nampak membuat viny merasa hangat.

Setelah push set mengatur dan membuat tubuh viny sepenuhnya tertidur kinal semakin menerobos area ciumannya semakin kebawah.

Petir disertai disamabaran kilat mengguncang malam hari itu membuat kinal mengehentikan kekhilafannya itu, merapihkan bajunya dan rambutnya kembali ke bangku kemudinya.

Menatap viny yang tampak berantakan itu kinal menata rambut dan lipstik viny yang berantakan dibinirnya.

"Vin..sorry gue khilaf beneran,sorry..!!"

ucap kinal dengan pandangan iba kearah gadis dihadapannya itu.

"Hemm.."

Kembali air mata viny pun lolos ikut hanyut terbawa oleh usapan halus dari tangan kinal.
Kinal yang mengetahui sahabatnya mengeluarkan air mata kembali perlahan mengecup hangat bibis viny sekilas, dan merambatkan ke kening milik viny.

"Andaikan kamu hadir lebih awal..pasti aku akan memilih gadis cantik dan baik sepertimu viny"

ujar kinal membisik kearah telinga viny, dan memeleuk hangat tubuh dingin viny.





TBC
.
.
Udah bisa nebak belum sih ?

hehehe oke jujur aja deh sekarang ke kalian, kenapa pas bikin ini nthor nikmatin walau"share and rating" KinKa dengan VeNal lebih famous-an VenNal ?
Jawaban gue cuman satu, gue bakal buktiin ke kalian kalau FansFict KinKa gak monoton dan Fana 😊 dan gatau kenapa waktu nulis ini dapet banget feelnya, walau kalah rating sama judul yang lalu yang labelnya masih VeNal.. But, gue gabakal nyerah bawa nama KinKa di Tiap FF gue.

Oke bye..

Mohon masukannya dong, dan jangan lupa tinggalin jejak dengan cara pencet gambar bintang dibawah.

Hehehe lets voted guys😊

Reques bisa sih, follow me at twitter aja @edogawa_dhita

Continue Reading

You'll Also Like

849K 52K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
155K 25K 46
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
6.1M 704K 53
FIKSI YA DIK! Davero Kalla Ardiaz, watak dinginnya seketika luluh saat melihat balita malang dan perempuan yang merawatnya. Reina Berish Daisy, perem...
407K 33K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.