Happy Ending

438 27 4
                                    


Ini adalah beberapa bulan setelah perjalanan panjang kinal dan sinka hidup bersama. Hidup dengan kesederhanaan di sebuah desa terpencil namun mereka sangat mengenal tempat ini.

Ini adalah tempat tinggal kinal hingga besar, sinka yang tinggal dengan kakek neneknya sepertinya mulai hidup damai layaknya dahulu.

Mengenai ingatan sinka dia tidak terlalu yakin karena hanya dia mampu mengingat sebagian.. bahkan jalan menuju pasar seperti saat ini sinka dapat berhasil tanpa petunjuk khusus.

Naik bus dengan sendiri karena kinal mengurus beberapa urusan di kota, dengan alasan kinal mengambil berkas yang akan ia urus.

Sinka melamun di saat bus mulai melaju, dia melihat lalu lalang kendaraan.

Dia hanya kesal kepada kinal, bagaimana dia lupa dengan setahun mereka bersama. Annive setahun pertama mereka, sinka mengacak kesal dagunya.

Getar phonsel sinka membuat dia segera merogoh saku celananya, lalu mengangkat panggilan dengan nama kinal disana.

"Ya hallo..?",jawab sinka lumayan datar.

"Kamu dimana sayang?", tanya kinal dari seberang.

"Aku habis pulang dari pasar, bunda kamu nyuruh aku buat beli peralatan pesta..apa sekarang ulang tahun bella?", sinka bertanya melihat bungkusan hitam yang ia bawa lumayan berat.

"Ahh..iya mungkin, oiya ini soal ..", kinal berkata lumayan lirih.

"Aku tau sayang, kamu gak bisa pulang kan?soalnya ada meeting?",sinka sungguh pandai membaca isi hati kinal.

Saat ini kinal dan sinka melewati kehidupan lumayan sulit karena kinal yang dituntut harus mengendalikan perusahaan besar milik sang alm.Ayahnya. Yang baru-baru ini papa sinka kehendaki..

"Kamu ngambek ya dut?",kinal memasang suara lemahnya.

"Enggak..asal sebagai gantinya aku beliin berlian tiga warna.", sinka tertawa meledek orang yang ada diseberang telefon.

"Kalau gitu aku jual diri dulu dut...", kata kinal.

"Emang laku?", ejek sang kekasih terkekeh.

"Enggak kan aku sukanya sama sinkapandaikanhiuk..", ucap kinal merengek.

"Ganjen..",sinka meledek.

"Ganjennya sama pacar sendiri..!", kinal mengelak.

"Oke deh capt, aku udah mau nyampek ..nanti aku telfon lagi!", sinka lalu menutup panggilan setelah kinal menyetujuinya.

Sinka dan kinal melewati masa sulit ini secara kuat, mereka menjaga perasaan keluarganya masing-masing. Memasang tampang sahabat bila ada di dekat keluarga masing-masing.

Dan akan menjadi mesra secara ganas bila dikamar berdua.

Sinka berjalan melewati jembatan kayu sambil melihat mentari mulai tenggelam. Pemandangan indah...

"Kak.sinka..sudah ditunggu bunda kak!", teriak dari arah rumah seberang sungai itu.

Sinka melambai tersenyum lucu, membalas senyuman dari gadis yang baru saja menginjak bangku kelas 9 SMP.

"Bella..kakak capek, kamu bisa bantuin kan?", ucap sinka memberikan satu tas kresek hitam disebalah tanganya itu.

Lalu bella memungutnya dan membalas dengan senyuman kearah gadis itu, "Kakak..istirahat aja ya, kakak pasti capek!", bella berkata lembut.

Karena kinal sudah menganggap keluarga yang membesarkannya adalah bagian dari dirinya..sehingga kinal memberi kan kekuatan untuk sinka dalam hidup barunya kali ini.

Tooku ni Ite Mo (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang