Tooku ni Ite Mo (End)

By Edogawadhita

13.4K 1K 72

Kinal tidak mengetahui bahwa dia memiliki janji di masa lalunya..masa lalu dengan segala kerumitan antara hit... More

Verse
BRIDGE
Interlude
Instrument
Instrument 2
Instrument 3
Chorus
Interlude Off
Tune's
CASTING
Classic of Music
One Call Away
Look at me Now
Random
Space
Posessive or Agressive?
Only You
Into the white night
Blink of My Sky
Rolling case
All I Ask
They Don't Know about us
Honeymoon Sinka Kinal
Black Heart
Flashlight
Happy Ending
Prolog (The Orions)

Intro

1.5K 85 12
By Edogawadhita

Yah kaya lagu yang senantiasa dinikmati dalam tiap bagiannya ...yap, intro di dalam lagu adalah susunan melody yang indah dan mewakili ciri khas lagu tersebut

Selamat membaca semoga terhibur dengan tulisan geje saya

Lets Play...

Di musim semi
angin lembut berhembus
di sebelahku ada kau menunggu bis
hanya mimpi yang dimasukan dalam tas
memulai perjalanan~~

Sinka..nama itu yang kini ada dibayanganku, tepat tiga tahun lalu ditempat yang sama..suasana pun masih sama pertama kali ku melihat senyumnya, dia penikmat senja mentari.

Ini kisahku...

Aku kinal, Devi kinal putri..gadis SMA yang kini mulai menginjak ke kelas 11 SMA disalah satu kota ahh tidak lebih tepatnya di pusat kecamatan. Rumah dan sekolah kurang lebih 30 menit jika harus ditempuh dengan bus umum. Setelah libur panjang hampir banyak pelajaran yang aku lupakan terlebih itu pelajaran favoritku, sastra jepang..entahlah mungkin otak ini mulai lelah.

Sungguh saat ini kurasa hari ini terasa panjang, aku habiskan sebagian kegiatanku di lapangan basket sesekali mendrible bola ku bawa dan ku ayunkan di ring dengan tinggi 1,5 kali lebih tinggi dari tinggi badanku. Tanpa sadar mata ku mencuri pandangan kearah krumunan siswa dan juga yang sedang berada dilapangan bola,topi dari bola plastik yang dipotong... rambut kepang dan kadang ada pula yang rambutnya di ponytail lengkap dengan aksesoris MOS.

Hari ini hampir sepenuhnya lapangan diisi oleh siswa baru, tak bisa ku hindari lagi moment ini sangat mengganggu ku, berisik dan sangat menyebalkan. Ku letakan bola yang masih berada ditanganku ini sesekali menyeka keringat, aku hanya sendirian menikmati rindang pohon rimbun yang menutupi tempat yang biasa digunakan menonton pertandingan bola basket ini.

Bagai disuguhkan dengan kesejukan lain berada di tempat ini, tampak pohon yang menunjukan semi indahnya hijau dan masih begitu mengindahkan di pandang. Sejak saat ini, aku memutuskan untuk menyukai tentang moment terlebih moment pohon menampakan seminya.

----
Inilah saat yang kunanti dari seluruh kegiatanku, kembali pulang dan menikmati makan lezat buatan bunda ku.

"Kinal...tunggu, maaf bisakah kamu membawa ini untuk pak.Agus di perpus bilang disuruh bu.melody" ...
Itu bu.melody, guru favoritku dia sangat cantik dan anggun lengkap dengan sikap santunnya. ahh tapi jangan salah dia itu juga lumayan galak loh waktu marah.
"Iya bu..bisa"

Dengan senyum tulusku ini, aku dengan telaten membawa tumpukan buku dari melody, kaki ku kuayunkan ku langkahkan menuju perpus..jauh, dari koridor yang kini ku lewati..
Kutata hampir sekian menit buku itu nampak rapi di tempatnya. Tunggu, jendela ini kotor apa memang hari sudah mulai senja? ahh bodoh saat ku luhat jam ditanganku menunjukan waktu 4 sore.

"Pak.Agus udah beres..aku pamit duluan ya" ...
"Oke nal, hati-hati jangan nubruk orang lagi hahaha"..
lihatlah pak.agus saja sampai hafal nama dan kebiasaanku, dia memang pustakawan paling hebat.

Sedikit buru-buru aku kini mengehentakan kaki langkahku, Dengan kedua tangan yang mencengkram erat tas punggung belakang milikku. Sial..bus terakhir itu biasanya jam segini sudah lewat. Tapi dengan dzikir yang tiada henti kuucap, ahh syukurlah saat ku lihat beberapa orang masih sibuk melakukan kegiatan di halte pemberhentian bus depan sekolahku.

Ku arahkan tujuanku menuju halte tanpa terburu-buru lagi, dengan sesekali memejamkan mata menghirup aroma semi pohon di pinggiran pintu keluar.

Brukkkk...
Kini pandanganku hanya menangkap isi tas yang berantakan, ahh ternyata tubuhku tak sengaja ditabrak oleh seorang-- adik kelas baru.
Dia tampak terburu-buru menata isi barangnya, segera ku sedikit berlutut membantu dirinya yang masih sibuk dengan kegiatan beres-beres meletakan barangnya yang masih tampak berantakan.

"Maaf kak..aku gak sengaja, soalnya buru-buru"..kini bibirnya bergerak merangkai kata.
Aku hanya menggunakan senyum tipisku untuk membalas ucapannya. Kini seutuhnya diriku berdiri dan dia pun mengikuti posisi ku.

Dia nampak menggendong lagi tas punggungnya yang tak sengaja kubuat berantakan tadi.
Dia sedikit melebarkan langkahnya, nampak lucu langkahnya mirip panda berjalan.

Kini ku bisa memasang earphone di kedua pasang telingaku, setelah kegiatan menata buku tadi. Sejuk sekali sore seperti ini berada di rindang pohon bersemi.
Tak berapa lama ku langkahkan kakiku menuju bus yang telah berada dihadapankan ku.

Ahh dia juga menaiki bus yang searah dengan ku, maksutku dia panda lucu tadi. Dia tampak lemas? dengan pakaian berantakannya siswa baru MOS yah lebih tepatnya, pantas saja dia belum memakai seragam.

Dia nampak mengambil pintu depan untuk masuk, aku memutuskan untuk pintu belakang dan sesekali memusatkan pandangan kepada juniorku itu.

Kini bus sepenuhnya membawa ketempat yang mungkin sudah kuhafal selama ini, desa kecil namun tetap indah untuk dinikmati..pohon rindang dan masih saja hijau. Selang waktu, bus terhenti dan kini ku keluar setelah mengeluarkan beberapa lembar uang kertas.

Cukup berjalan kini untuk menuju rumah sederhanaku, tapi saat ini ku mendengar suara langkah kaki mendekat.

"Kak..tunggu"...
setelah ku mendengar panggilan itu kuarahkan pandangan kedepan, itu gadis yang tadi sama,ku mengehentikan langkah ku. Menyeka dan menarik nafas tipis akibat lelah hari ini.

"Rumah kakak disini juga?"...
Tunggu gadis ini mengajakku mengobrol? ahh tidak salah kah telinga ini. Kinal bodoh kau malah melamun.

"Ahh iya, itu rumahku seberang sungai .." balasku kaku.
"Owh..oiya aku Sinka Juliani Prasetya pindahan dari Bandung,baru 3 hari tinggal disini soalnya ambil SMA juga disini kak, Kakak kalau boleh tau namanya siapa?"...
Gadis ini tidak sejutek wajahnya, bahkan dia semangat sekali memberikan pertanyaan padaku.

"Aku kinal" ...hanya itu yang keluar dari mulutku oh tuhan kenapa ini.
Gadis ini pun mengangguk seolah mengerti.

Kami sampai dijembatan kayu, yang kokoh didesa ini. Sesekali aku melihat bayang-bayangan diriku dan sinka.

Senja tampak berhasil membelah keheningan diantara kita.
"Wow...berhenti dulu kak, nungguin mataharinya tidur dulu"...
"Ehh...Tapi" ...
Lihatlah dirinya, belum terlalu kenal udah berani menyuruhku. Apalagi sudah lama kenal.

Dia memperdalam lesung pipinya dengan senyuman, ku hanya sanggup melihat wajah sampingnya, dia menatap pada matahari yang kini mulai samar terlihat. Bayangan sungai yang indah kupandangi kini, juga mulai mereda.

"Astaufirllah kak.kinal...nenek sama kakek pasti bingung cariin aku" ...
dia kini menarik tanganku, kuhadiahi sedikit anggukan di sela perintahnya. Dia nampak tersenyum melambaikan tangan, kearahku.. Menunjukan gigi berantakannya, sebelum aku membuka pintu rumah.
Setelah sepenuhnya tubuhku memasuki rumah yang kurasakan hanya kekhawatiran karena memang cukup larut hari ini aku pulang.

"Kinal...bunda tau kamu baru pulang, kok inget sih kamu jalan pulang? bunds kira kamu udah nyasar !" ...
Ini bundaku yang paling bawel sedunia, bunda Neni yang masih tampak mengenakan balutan mukenah, menandakan ia telah tuntas melaksanakan kewajiban sholat magribnya.

"Tadi kinal disuruh nata buku dulu sama bu.melody bunda..jadi maaf kemaleman deh" rengekku menuju arah bunda dan meraih kedua tangannya untuk ku elus lalu kucium.

"Yaudah gih mandi terus sholat baru makan, bunda udah bikin makanan kesukaan kamu itu"..ujar bundaku dengan menyentuh pundakku.
"Siap boss!" ..candaku dengan wajah girang milikku.

***
Kini datanglah malam, dengan bintang indah disana kamarku tampak terasa nyaman kini. Kasur dengan sprei warna hijau tepat sekali warna favoritku.

Tok...tok...tok..
Asalamualaikumm
Kudengar suara salam ditepi pintu ruang tamu, ahh kemana ayah bunda sampai tak mendegar ada tamu. Apakah mereka masih asik dengan sinetron favoritnya didepan Tv hingga tak mendengar.

Kini langkahku terhenti setelah mendapat objek sejuk lagi, gadis oriental rambut yang terurai panjang.
"Walaikumsalam ..." jawabku sambil mengangguk.
"Aku Shinta, cucu pak.Taufik tetangga baru..mau nganter masakan nenek buat kalian"...
tuturnya begitu indah gumam ku dalam hati.

"Yah..kok jadi repot-repot sih, silahkan masuk dulu aku panggil bunda dulu" balas ku sambil mencari keberadaan bunda yang ternyata tidak ada diruang Tv.

"kalau gak ada gak apa-apa kok.."...ucap shinta sambil tersenyum.
"Silahkan duduk dulu mbak" panggilku sedikit aneh sih masak seTsunaomi dia kupanggil mbak.

"Makasih, tapi udah malem takut nenek cariin".. ucapnya.
Kini mataku mengantar kepergainnya dari pintu, memang di otakku kini..seolah meramalkan bahwa shinta adalah nyata bukan fiktif di pewayangan saja.

***
Dengan mengingatkan jadwal yang baru...~~~

Hampir satu bulan,

Kini aku lumayan akrab dengan sinka, hampir setiap hari ku habiskan waktu bersama dia. Kumerasa hanya dia yang membuat sifat angkuhku meredam... ditiap harinya aku duduk disampingnya ketika dia membuang muka nya dijendela kaca bus, kuhanya memperlekat oangangan ke pipi bakpaunya.

"Dut...gendut banget ihh" ..lisanku kini cukup gemar mengatai seseorang yang dihadapnku.
"Ka.kinal juga kok,gendut kayak ikan paus yang super gendut..." balas nya ditutup dengan juluran lidah dihadapanku.

"Ih dasar gendut..kayak panda,eeh tapi giginya kaya si ikan hiuk" kembali ku meledekinya.
Wajahnya kini sedikit padam, dia menutupi sesuatu dihidungnya..itu darah. Dia memalingkan wajahnya kepadaku.

"Dut..gendut kamu mimisan?" jawab ku terheran-heran, yah karena sejak dia masuk SMA hampir 3 kali upacara dudut selaku di UKS membuat kinal tahu bahwa memang dudut gampang sakit.

" Nggak kok kak, hanya emang hampir sejak SD aku gampang mimisan" ...dia hanya menjawab singkat namun tetap ada secuil senyuman disana.

Kini diriku mengeluarkan sepotong sapu tangan dari tas, ku usap darah yang lumayan deras itu. Aku yang melihatnya tampak begitu ngeri, dan ngilu. Pasti itu sakit ku sesekali menggumam.

"Makasih lak.kinal..sapu tangannya janji nanti bakal aku cuci"...ucapnya.
"Gendut ngomong apa sih, ini dibersihin aja dulu biar gak sakit". balasku
Hampir ke 20kali aku mengantarnya melihat senja, lihatlah bayangan wajahnya disungai di masih tetap saja cantik.

Cuppp
Apa pipiku mengahangat, aku segera menengok kewajahnya...sinka hanya tersenyum memandangiku.

.
..
Cuppp
Sengaja kini kubalas kecupannya, tapi maafkan hamba yatuhan niat hati ingin menyentuh pipi tapi ini menyentuh bibirnya...dan apa apa an ini jantungku mulai berdebar, aku sudah mulai gila mengapa? mengapa hatiku harus jatuh ke sinka sahabatku sendiri...aku takkan menghancurkan persahabatan ini aku janji.

"Dut maaaf..gasengaja hehehhe" kini mungkin kalimat ini dan hanya akting sok peak adalah hal tepat.
"Gak apa-apa kok kak.." sinka gendut kini hanya tersenyum dibalik senja.

***
Kamu telah memilih jalan yang jauh dan bersinar~~

Aku ingin sekali memulai kata-kata ini kepada sinka setelah hampir setahun kita bersahabat, kini dia dalam kondisi masih sibuk dengan PR nya, yah dia hampir setiap hari berada di kamarku setiap kali kesusahan dalam mengerjakan tugas rumahnya.

Aku dan dia sering di hujat oleh warga desa dengan penampilan tomboyku dan juga selembut feminimisasi dari diri sinka yang sangat mencolok, lesbian lah...lgbt lah..tapi sudahlah, sinka selalu berhasil menguatkanku dan mempertebal telingaku.

Sinka telah berhasil meraih rangking bagus di kelasnya pada saat kenaikan kelas menuju kelas sebelas, itu yang membuat diriku pula ingin lebih giat dibanding dirinya. Shinta dan Bundaku atau bahkan kakek nenek sinka tampak akrab seperti keluarga sendiri.

Tunggu dulu...sinka terpejam, dia baru saja mengobrol denganku kenapa dia menjadi pucat seperti ini.

Setelah aku menyadari bahwa dia melemas dan kembali mimisan ... aku langsung menggendong ia kepuskesmas walau itu konyol, tapi aku tampak kehabisan akal dalam situasi seperti ini.


***
4 Hari semenjak kejadian,
Sinka tidak masuk sekolah dan berbeda denganku yang disibukan oleh jadwal les tambahan dikelas 12 ini,aku rindu gadisku..bibir itu yang selalu ia berikan kepadaku, mungkin itu kotor. Tapi tidak bagi kami, kami menikmati itu hampir setelah kejadian senja itu..saat kami benar-benar kehilangan first kiss bersamaaan.

Aku berfikir ini saatnya aku mengatakan pada dirinya, bahwa aku mencintainya..cinta terlarang memang, tapi menurut buku novel yang saat ini ku genggam aku jadi sadar, setidaknya dia harus tau isi hatiku walaupun kita tak harus bersama.

Dikertas itu terdapat kata yang membuatku bergetar.

"Setidaknya kau telah mengijinkan aku mencintaimu, walaupun aku tau kita takkan bersama"...
-INTO THE WHITE NIGHT_Original novel by: Keigo Higashino-

Aku yakin dengan keputusan ini, dan aku siap mendapat apapun itu balasan sinka..walau yang akan kutakutkan akan terjadi aku takut dia membenciku dan mengutuk persahabatan kami.

Lagi-lagi kini langkahku diikuti bayangan yang berada disamping kiriku, senja..inilah favorit sinka yang sudah kurindukan..angin lembut berhembus.

Hari ini untuk sekian kalinya aku pulang cukup larut, tapi saat ini aku melihat punggung gadis dengan khas rambut cepol atasnya, dan celana hotpans berwarna petang sedang menyandarkan tangannya di tangkai jembatan kayu sebelah rumahku.

Sinka itukau ..kau nampak begitu pucat, dan tampak begitu sedikit kurusan.

Dia memandang langit senja dengan suguhan kumpulan awan yang begitu tebal nan cantik, wajahnya tampak sedikit tergores oleh bayangan pohon didekat sungai itu...gambaran wajahnya seolah terlukis dipantulan sungai.

"Dut....kamu udah sehat?" ucap ku kepadanya

"Kak.kinal...alhamdulillah udah kak" balasnya sambil mengarahkan pandangan indahnya kemata ku yang sedikit silau oleh senja.

Kami belum memulai obrolan sesaat, namun kita hanya berpandangan diikuti terbenamnya matahari yang belum seutuhnya hilang.

Aku kini mencoba memulai, obrolan tapi bibirku tertahan kenapa ini.

Sinka mengecup bibir ku terlebih dahulu, dengan mata terpejam tapi hanya sekilas sebelum ia tersenyum dan membentuk senyuman di bibirnya.

" Dut....aku menyukaimu, aku tau ini salah tapi aku ingin jujur kepadamu" ku mulai memulainya dengan susunan kata yang kurangkai tanpa latihan sebelumnya. Ku raih kedua tangan panda gendutku ini, dengan memandangi rambut dan garis disisinya. Rambut cepol atas favoritku, ini sangat ku sukai apalagi dia gadis dengan leher tercantik menurutku.

"Kak..kinal ".....pandangannnya masih kepadaku, dia menarik tangan kanannya dari genggamanku. Dia membereskan rambut pendek yang berantakan,

Kalian juga harus tahu entah kenapa aku begitu stress dengan kondisi saat ini ujian nasional menghantui otakku. Lekas ini alasan yang baik untuk kuberikan kepada bunda, kenapa aku potong sependek ini rambutku.

Kembali lagi ke sinka panda kesayanganku, dia tetap memandangi ku...hampir beberapa detik dia seolah menahan air mata. Namun ia menunjukan senyumnya lagi untuk diriku,.

"Kak.kinal harus buang rasa itu, karena satu dan banyak hal aku tidak bisa memberi balasan untuk kakak" .....ucapnya, entahlah hancur sudah pasti hati ini. Tapi, seolah aku masih tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan.

"Dut..kenapa? lalu, kenapa kamu selalu memberi kenyaman..ciuman dekapan seperti ini?" aku saat ini mengungkpkan kebenaran dari hati. Dia masih memandangiku, mata sipitnya itu masih menatapku.

"Kak...aku ingin kita tetep kaya gini selamanya, selamanya kak..seperti saat kita bertemu kamu lah yang membuat perlahan hidupku berwarna. Kak kinal..kau adalah orang yang paling berarti dihidupku" ...ucapnya sambil mengeluarkan buliran tetesan air mata dari sudut. Dia memelukku mengusap punggungku.

Ck...seharusnya kita tak boleh berpelukan, kalau hanya untuk penolakan...gumamku dalam hati.

"Makasih ya dut udah bolehin aku jujur sama kamu, aku juga berharap selamanya seperti ini denganmu" balas ku sambil mendekap penuh tubuh gadis yang hampir sebahu ini.

Sore yang begitu melelahkan,tapi saat ini aku masih menggendong pandat gendut dipunggugku dia nampak terlelap dengan katup mata yang rapat. Setelah kumengantar sinka dan menggendongnya kembali kerumah nenek dan kakeknya, segeraku menuju kembali kearah jalan yang telah ku lalui untuk kembali menuju rumahku yang dekat dengan jembatan kayu dan sungai sebagai pemisah.


Bersambung

Gimana ? aneh ya...hehehe, Jujur pas nulis ini mau di jadiin wansut tapi apa daya kalau lagi feel otak lebay begini... jadi kebawa alur sendiri.

Oiya makasih semua yang udah berbaik hati menyempatkan liat atau pun menerawang tulisan dari Author GJ ini.

Untuk picture cuma penghias aja lah..wkwkwk

Kalau ditanya"nthor...lu ikut-ikutan trend ya tulis kinka? dasar pea lu, dasar tali jemuran"

Apa daya jawabanku hanya gini "Author emang dari awal udah jadi veteran comblang Venal...namun tetep jadi anak buah dari jendral kagami yang terlanjur lahir dari Ikan paus dan Hiuk" * paansih

Alias bye.. coment voted juga ya, sekalian saran biar lebih maju kedepannya.

Love you guys 😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 17.6K 45
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
8.7K 612 14
Ada sebuah keluarga yang sederhana mereka hidup hanya bertiga saja karena ibu nya telah meninggal saat melahirkan anak ketiganya dan ayah mereka tida...
4.2K 505 13
"aku suka kakak" "udah gua bilang diemm Jisooo !" "mama bilang bakal balik lagi , terus kenapa sekarang malah ninggalin hmm ?" "aku benci semuanya" ...
166K 18.7K 22
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...