Mystical Savior

By Arisk_

43.5K 3.1K 269

Ren Katsuo telah ditakdirkan menjadi Pemimpin Pasukan Mistis «Savior» untuk mengalahkan monster yang pernah m... More

Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 17.2
Chapter 17.3
Chapter 17.4
Chapter 18
Chapter 18.2
Chapter 18.3
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 20.2
Chapter 20.3
Chapter 20.4

Chapter 17.5

643 40 4
By Arisk_

"Jadi kau yang sudah membunuh ayahku?" Tanya Akihisa.

"Lalu apa yang akan kau lakukan untukku? Aku yang telah menghancurkan serikatmu dua belas tahun yang lalu," jawab Akahito.

"Dia adalah Akahito!" Gumam Kiyoma. Dia merasa tidak percaya jika Akahito sudah bangkit begitu cepatnya.

Akahito sudah muncul tepat di hadapan mereka. Entah kenapa disaat seperti ini dan tepat di tengah malam dia muncul. Yang jelas, disaat situasi seperti ini sangat tidak menguntungkan.

"Kiba-san.. Kiyoma-san.. sebaiknya kalian mundur. Bawa Ameno-chan ke tempat yang aman."

"Aki! Meskipun kekuatannya belum pulih sepenuhnya bukan berarti dia lemah!"

"Aku tahu! Tapi dia yang sudah membunuh ayahku dan menghancurkan serikatku! Aku tak terima dengan semua ini!" Teriak Akihisa.

Akihisa dengan perlahan maju sembari membawa pedangnya [AoNoKuro] di tangan kanannya. Dia sama sekali tak gentar untuk melawan monster terkuat yang pernah membuat kehancuran seluruh dunia itu.

Akahito masih menatap Akihisa santai. Seolah-olah lawan yang akan dihadapinya sangatlah mudah.

Dan sebaliknya, situasi ini sangat menguntungkan bagi Akahito. Mungkin karena faktor tengah malam yang membuat tenaga mereka terkuras habis saat melawan duo combat.

"Baiklah. Aku akan sedikit bermain-main denganmu."

"Jangan banyak bicara! Monster sialan!"

Kiyoma dan Kiba akhirnya membawa Ameno ke tempat yang aman. Akihisa sudah tak bisa untuk menahan dirinya lagi. Kiyoma begitu cemas dengan kondisi Akihisa--melawannya saja hanya seorang diri tak akan cukup. Ditambah lagi, tenaganya sudah terkuras habis untuk melawan duo combat--karena kelemahan duo combat adalah melakukan serangan tidak langsung--dengan kata lain, bertarung dengan menggunakan strategi.

Akahito tersenyum tipis. Dia teringat saat menyerang serikat Sgemoru 12 tahun yang lalu--ayah Akihisa--Ruino Hishikawa bersusah payah menyelamatkan anaknya dan Hana hingga mengorbankan nyawanya.

Tidak hanya itu juga, istrinya pun juga menggunakan sihir penyembuhan untuk seluruh penyihir di dunia Naria yang sangat beresiko. Teknik sihir yang terlarang--hanya orang tertentulah yang mampu menggunakan sihir ini meskipun harus mengorbankan nyawanya. Bahkan pasukan mistis terdahulu pun tidak mampu menguasai teknik sihir ini.

Suasana semakin hening ditambah Akihisa yang sangat berbeda saat bertemu dengan Akahito. Ini adalah pertemuan kedua. Disaat dirinya masih kecil dan sekarang.

"Aku akan membalaskan semuanya.." ucap Akihisa.

"Ohya."

"Aki! Kita harus mundur!"

"Jangan menghalangiku, Kiyoma-san! Biarkan aku yang akan menghabisinya!"

"Jika kau bertarung menggunakan emosimu sesaat kau akan-!!!"

"Matikah ditangannya? Aku sudah siap dengan semua itu."

"Apa katamu?! Kau ini raja! Jangan!-"

"Aku bilang jangan menghentikanku! Aku tak bisa menerimanya sejak kejadian itu..!!"

"Bisakah kita mulai pertarungannya?" Tanya Akahito.

Setelah Akahito bertanya, Akihisa pun sudah berada di depannya. Sangat dekat dan sangat berambisi untuk membunuh Akahito.

"Apa yang kau lihat!" Akihisa menatap tajam Akahito.

"Cepat-!"

Dia menebaskan Pedang AoNoKuro secara horizontal ke arah Akahito. Namun pedang itu tak berhasil menyentuhnya, sebuah pelindung tak terlihat dari Akahito muncul dan melindungi seluruh tubuhnya.

"Pelindung tidak terlihat 'kah? Monster sialan."

Akahito hanya terdiam saat Akihisa berusaha untuk menebas untuk memecahkan pelindung yang tak terlihat itu.

Sementara itu, Kiyoma dan Kiba hanya bisa melihat pertarungan mereka dari jarak jauh untuk memastikan Ameno akan tetap aman bersamanya.

"Apa yang dilakukannya.. Dia akan menguras tenaganya saja. Ini berbahaya!" Gumam Kiyoma. Dia melihat Akihisa melakukan hal yang tak perlu seharusnya dilakukan.

Sebuah aura sihir sangat kuat dari Akihisa dikeluarkan begitu saja agar tubuhnya jauh lebih kuat dari sebelumnya. Saat ini seluruh tubuhnya dialiri aura sihir itu, kekuatannya sudah mencapai maksimal.

"Argh!!"

Buussshhhh!!!!

Sekali tebasan dari Akihisa, seluruh hutan menjadi tumbang dan datar. Sedangkan Akahito hanya masih terdiam saja dan menahan serangannya. Namun semua serangan besar itu masih tetap tak berhasil. Pelindungnya begitu kuat, serangan bertubi-tubi dari Akihisa pun masih tidak mempan untuk dihancurkan. Tapi dipikirannya saat ini hanyalah amarah, dia tetap berambisi untuk mengalahkan Akahito dengan kekuatannya.

"Mati! Mati! Mati! Mati!!!!!!!!"

"Percuma. Pelindungku tak akan bisa kau hancurkan."

"Kubunuh.!! kubunuh kau!! Kubunuh kau hingga tubuhmu tak tersisa!!"

Akahito berhasil meraih pedang Akihisa dengan tangan kanannya. Kali ini Akihisa tak bisa menebas karena dia menggenggamnya begitu erat. Dia mencegah Akihisa untuk menebasnya lagi.

"Dia...! Me..menahannya..!" Kaget Akihisa.

Dia membalas serangan Akihisa hanya sekali pukulan dan berhasil mengenai perutnya. Ditambah dengan sihir yang menyelimuti tangan kanannya. Efek pukulannya membuat Akihisa terpental beberapa meter hingga terbentur benda apapun yang dibelakangnya. Pakaiannya sudah compang-camping, dia tak akan menyerah--meskipun dia sangat kuat, tapi Akihisa tetap akan melawannya.

"Bukankah mata kirimu itu mata yang sangat spesial?" Tanya Akahito. Dia sudah mengenal kemampuan mata kiri Akihisa.

"Aku tak akan menggunakannya," ucap Akihisa dengan memuntahkan darah yang cukup banyak dari mulutnya. Dia terluka sangat parah.

"Kau tak akan bisa menyentuhku.. Ini baru permulaan saja. Jika aku sudah pulih sepenuhnya dan menjadi monster. Aku akan menghabisi kalian layaknya serangga."

Dia masih belum menyerah. Akihisa melesat kembali lalu memukul Akahito disaat dia lengah.

"Sudah kubilang. Jangan banyak bicara!"

Akhirnya pukulannya kali ini berhasil mengenai perut Akahito. Pelindung milik Akahito tak mampu untuk melindungi tubuhnya. Secara otomatis, Akahito mampu diserang dengan menggunakan tangan kosong.

"Kau sudah mengalami banyak luka. Menyerahlah," nasehat Akahito. Pukulan Akihisa tak berdampak apapun baginya.

"Aku tak butuh ocehanmu. Lagipula aku berhasil menyentuhmu."

"Kuakui kalau duo combat itu memang bodoh, karena mereka tak menggunakan akalnya untuk bertarung... yang mereka andalkan hanya kekuatan. Sama seperti dirimu."

Akahito membalas serangan Akihisa. Dia memukul perutnya sekali lagi begitu kerasnya--Akihisa tak bisa berkutik kembali. Tubuhnya terasa kaku dan terayun ke bawah, Akahito menendangnya tanpa ampun ke tanah hingga retak.

Buaaammm!!!!

"Aa..rrggh.." Akihisa memuntahkan darah dari mulutnya sekali lagi. Perutnya terasa sakit yang amat sangat.

"Akiii!!!!!" Teriak Kiyoma dari kejauhan.

Akahito melihat kondisi Akihisa yang sudah sekarat. Akihisa tak bisa bergerak akibat tubuhnya yang telah menerima beberapa serangan fatal dari Akahito.

"Sampai jumpa.."

Akahito masih belum puas dengan kondisi Akihisa, dia menendang Akihisa lagi hingga terpental beberapa meter. Tubuhnya terguling ke belakang. Akahito membalikkan badannya dan dengan perlahan mulai meninggalkan Akihisa. Dia sudah tahu bahwa dirinya akan menang malam ini. Dia memberikan kesempatan untuk Akihisa untuk tetap hidup.

Baamm!!!! Suara Akihisa yang terbentur beberapa sisa-sisa pohon besar yang belum tumbang.

"Hoy, hentikan!!" Teriak Kiyoma. Dia tak mampu membantu lebih banyak lagi karena begitu kuatnya Akahito. Dia sedikit gentar.

"Akihisa.. Hishikawa.." dia bangkit lagi. Dia masih sanggup dan serangannya tidak berdampak apapun baginya.

"Uh?" Gumam Akahito.

"Panggil saja aku Akihisa, Raja Kedua Serikat Sgemoru.."

Dia melesat cepat kearah Akahito kembali. Dia sudah berada tepat di belakangnya.

"Apa yang kau tunggu..?!" Tanya Akihisa.

Akahito menoleh kearahnya. Akhirnya Akihisa dengan cepat langsung memukul wajahnya dengan tangan kanannya. Tangan kanannya juga mengeluarkan aura sihir sama halnya dengan Akahito. Akahito pun juga merasakannya, aura sihir yang benar-benar kuat.

"Seharusnya aku yang mengucapkan kalimat itu, bodoh.."

Baaaaaaammmmm!!! Pukulan itu berhasil mendarat di wajah Akahito dan dia terpental ke belakang dengan cepatnya.

****

Sementara di dunia manusia, waktu pun sudah pagi. Seperti biasa Ren bangun tepat pukul tujuh pagi. Namun dia merasakan sesuatu yang aneh, seperti gelombang sihir yang sangat kuat.

"Apakah ini.. tidak mungkin!"

Ren dengan bergegas langsung pergi tanpa mengunci pintunya lalu pergi menuju ke dunia Naria. Setelah sampai di serikat Alfhim, waktu pun masih malam. Dia sangat kaget dengan perasaannya. Gugup yang saat ini yang dirasakannya. Dia merasakan aura yang sangat kuat, mengerikan dan mempunyai sisi yang jahat.

"Apa yang terjadi?! Apa ini hanya perasaanku saja."

"Tidak. Jadi kau merasakan kekuatan yang luar biasa?" Ucap Goro yang tiba-tiba datang di tempat itu.

"Goro.. kau.."

"Ya. Itu adalah Akahito yang sedang bertarung dengan Akihisa-san."

"Tidak mungkin.. bagaimana bisa dia bangkit.."

"Apa yang tidak mungkin. Ini adalah kenyataan. Dia akan bangkit."

"Jadi gelombang sihir yang aku rasakan ini-"

"Ya. Aku akan menangkapmu."

Goro melesat cepat kearah Ren. Dia memegang dahi Ren dan langsung pingsan seketika. Namun setelah Ren pingsan, tiba-tiba tubuhnya melebur menjadi api. Ini adalah salah satu sihir baru Ren yang berhasil dikuasai olehnya.

"Sihir ini..-"

"Kau berencana untuk menangkapku, ya?"

"Sebentar lagi kami akan memaksa kalian semua untuk tunduk kepada kami.."

Tiba-tiba tubuh Goro terasa berat saat dia berjalan menghampiri Ren yang asli. Ternyata Akari dengan pakaian tidurnya berhasil membuat Goro menjadi lambat--sihir ini hanya berjalan selama 20 detik saja. Selain melambatkan lawan, sihir ini mampu menguras energi sihir lawan.

"Akari..!"

"Aku mengerti! Aku juga merasakannya! Energi sihir yang sangat kuat!"

Goro terdiam sejenak. Akari akhirnya menghampiri Ren yang sedang berhadapan dengan Goro. Penyihir bertopeng itu seperti tidak menginginkan lagi untuk bertarung. Dia tampak tak membalas serangan Ren ataupun Akari.

"Kau takut dengan sihirku? Sudah kuduga," ucap Akari sembari mengucek matanya. Dia masih ngantuk.

"Akari.. jangan lengah. Dia berbahaya."

"Aku mengerti. Aku juga mengerti perasaan Goro. Apa kau ingin menceritakan sesuatu?" Tanya Akari.

"Ba-bagaimana kau bisa tahu?" Ucap Goro gugup. Dia mengerti jika dirinya akan menanyakan sesuatu kepada manusia.

"Manusia bisa memahaminya. Walaupun aku tak melihat wajahmu tapi aku bisa merasakannya.. dari dalam hatimu. Bicaralah."

"Kenapa manusia tidak menyadari atas kejadian dua belas tahun yang lalu?"

"Haahh? Kau menanyakan hal yang sama. Apa perlu manusia mengetahui hal itu..
Akan kuberitahu.. jika manusia tahu dengan dunia dan kejadian ini.. apa yang harus manusia lakukan?"

"Aku ingin mereka mengucapkan terima kasih kepada Dunia Naria."

"Arigatou gozaimasu!" Ucap Ren sembari membungkukkan badannya ke Goro.

Goro menatap Ren heran.

"Ke-kenapa kau ini?!"

"Aku hanya berterima kasih.. sesuai dengan permintaanmu," ucap Ren.

"Bu-bukankah kau ini tak pernah melakukan hal ini sebelumnya!"

"Entahlah.. tapi rasanya melakukan hal itu sangat menyenangkan."

Goro masih ragu-ragu untuk mempercayai manusia. Dengan perkataan seperti itu saja, dia mencoba untuk mempercayainya--manusia tidak akan seperti itu. Tidak akan pernah.

"Aku tidak percaya.."

Goro mengeluarkan portal sihir hitam dari sisi kiri dan kanannya. Portal itu membawa dua monster burung dengan ukuran masing-masing dua meter. Dengan perlahan Goro mulai menghilang dari hadapan mereka berdua. Akari dan Ren akhirnya menghadapi dua monster burung yang tak bisa terbang tersebut.

"Biarkan aku saja yang mengurusnya, Ren-chan!"

Telapak tangan kanan Akari mengeluarkan cahaya kuning yang begitu terang. Dengan sekejap, monster itu melaju ke arah Akari. Namun dengan sentuhan dari Akari--kedua monster itu terkena tegangan listrik.

"Hah.. apa ini sudah selesai..?" gumam Akari. Dia melihat monster itu tersengat begitu sakitnya.

____________________________________________________________

Arinori Hasekura

Fan Art by _Nakano. Terima kasih!^^b

Continue Reading

You'll Also Like

262K 22.4K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
141K 332 13
21+++ Mengandung unsur kekerasan sexual dan pornografi. Ga suka? Skip. Plagiat menjauh! Tentang Cesa yang menikah dengan seorang pria kaya. Bukannya...
137K 12.8K 36
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...