Perfect ➳ KTH

By Clouudyy

764K 77.2K 9.4K

TERJEMAHAN BAHASA INDONESIA | © SUGARJM "I can taste her lipstick." More

n o t e
Perfect
거짓말
행복
먼저
친구
심장
키스
시작
결정
영화
진실
안녕
목소리
사랑
태형
Perfect
놀람

커피

39.4K 4.2K 255
By Clouudyy

[ Untuk Taehyung, kini sudah sebulan berlalu. Aku belum melihatmu lagi. Meski kota ini besar kupikir jalan kita akan berseberangan, namun pada nyatanya tidak. Aku mendapati diriku berjalan melewati rumahmu, walaupun seharusnya aku ke arah yang berlawanan. Namun terkadang kuharap melihatmu, entah kenapa, tapi aku bersyukur tidak melihatmu. ]

Waktu kerjamu dimulai pukul 10:30 pagi. Dengan cepat kau mengganti pakaian dengan seragam yang diberikan pemilik kafe padamu. Jelek. Dulu Taehyung suka menjahilimu, namun memastikan bahwa itu terlihat lucu. Satu dari jutaan kebohongan yang ia ucapkan padamu.

Seperti hari-hari sebelumnya, melayani, membuat kopi, memotong kue -sangat membosankan. Tapi kau mendapat upah untuk itu dan itu dihitung. Hari berlalu dan makan siang tiba ketika kau disuruh untuk memotong kue yang baru.

Kau baru saja akan memotong kue stroberi itu ketika Irene, teman kerjamu menyentuh pinggangmu. Irene adalah gadis yang baik, ia adalah salah satu teman dekatmu. Ia adalah orang yang menyiapkan cokelat dan kue selama masa patah hatimu. Ia tahu banyak tentangmu dan kau sangat berterima kasih padanya.

"Apa yang dia lakukan di sini?" Kau mendengarnya bergumam.

"Siapa?" Kau balas bergumam, mencoba melihat ke arah pintu.

Irene tidak perlu mengatakan apapun lagi, kau melihat siapa yang ia maksud. Orang itu adalah Taehyung. Apa yang ia lakukan di sini? Ia tahu kau bekerja di sini dan menghindari datang ke kafe karena ia sangat tahu kesempatan kalian berdua bertemu adalah 89%.

Ia terlihat mengagumkan dan jauh lebih baik dari tahun lalu, ia berkembang. Wajahnya terlihat lembut seperti biasa ketika ia mengedarkan pandangan, mencari seseorang. Tidak mungkin ia bisa melihatmu. Kau terlihat kacau, perihal putus itu bukan hanya mempengaruhi mentalmu, kau juga berhenti makan jadi jika disatukan: kau lemah. Lemah secara mental dan fisik. Naluri menyadarkanmu dan kau langsung merasakan darah di pembuluh darahmu memanas. Dengan segera kau bersembunyi di balik gorden. Aksimu diikuti dengan Irene yang menyatukan alisnya.

"Layani dia, tolong." Suaramu menjadi sangat pelan dan bergetar. Oh, apa yang pemuda itu lakukan padamu, ia tidak pantas mendapatkan seseorang dengan mental rusak -dan terutama bukan dirimu. Kau yang memberi segalanya pada sebuah hubungan, kau yang setia sepanjang waktu tanpa memikirkan laki-laki lain. Meskipun kau sangat ingin membencinya, kau tidak bisa.

Irene bereaksi dengan cepat dan mengambil salah satu kartu menu, menuju ke arahnya. Mereka berbicara dan kau mendengar Irene mengatakan kau tidak bekerja hari ini diikuti oleh gelak tawa dari Taehyung. Apakah ia melihatmu? Kau sedikit membuka gorden untuk mendengar lebih banyak dan melihat sesuatu. Irene mengatakan sesuatu soal "tahun ... berubah" dan kau menebak bahwa ia mungkin mengatakan bahwa jam kerjamu berubah setelah setahun. Taehyung mengerutkan alisnya melihat ke arahmu sebelum kau cepat-cepat menutup gorden.

"Hei, apa yang kau lakukan di belakang gorden? Pergilah potong kue!" Bosmu tiba-tiba muncul di depanmu, membuatmu memerah.

"Iya, maaf." Dengan kepala tertunduk kau berjalan ke arah kue stroberi, mengabaikan tatapan yang kau terima. Termasuk darinya.

Irene mencoba mengarahkannya ke sebuah meja, namun ia menolak, yang ada kakinya mendekat ke arahmu. Kau mendengar itu dan ketika ia berdiri tepat di hadapanmu, kau bisa menghirup aromanya.

"Hei." Suaranya berat. Seperti di dalam mimpimu semalam, namun kali ini benar-benar terjadi.

Kau mendongak dan setelah setahun akhirnya kau dapat menatap matanya lagi. Ia tersenyum, kontak matamu dan pandanganmu mulai mengabur ketika kau melihat senyum kotaknya yang unik. Mata gelapnya yang bersinar, bibir merahnya yang lembut. Ia berubah, namun kau masih merasa sangat dekat dengannya. Setelah dua belas bulan. Menyedihkan.

"Kau tahu kapan giliranmu selesai?" Ia memandangmu, anehnya masih tersenyum memamerkan semua giginya.

"Tidak." Irene datang dari belakang dan memegang bahu Taehyung. Sungguh penyelamat. Jika tidak, kau akan berdiri di depan Taehyung bergumam dalam bahasa yang tidak seorang pun pahami.

"Sejujurnya kau bisa mengakhiri jam kerjamu sekarang. Amber akan datang dalam beberapa menit, jadi tidak apa, dia akan menggantikan posisimu." Bosmu melewati kalian bertiga, fokus pada kertas-kertasnya.

"Bagus! Bisa kau memberiku sedikit waktumu? Aku akan membelikanmu kopi. Atau cokelat panas dengan gula tambahan." Ia tersenyum lebar tidak tahu seberapa besar hal itu menghancurkan hatimu tentang bagaimana ia masih mengingat minuman kesukaanmu.

"Iya!" katamu pelan. Irene memberimu tatapan intens, namun kau memutuskan untuk mengabaikannya.

Jutaan pertanyaan tentang apa yang ia inginkan segera menghampiri benakmu ketika kau berganti pakaian. Apakah ia masih dengan Barbie?

Irene selalu memiliki gaya yang keren, itulah kenapa kau mencari alat riasan di tasnya. Menatap ke dalam cermin membuatmu mendesah. Kantong mata ini sedalam ngarai Grand Canyon. Dengan "sedikit" riasan dan beberapa gerakan yoga aneh untuk mengatur napasmu tenang, kau sudah percaya diri untuk menemuinya. Taehyung. Ini benar-benar bukan mimpi, 'kan?

Tidak, ini bukan mimpi. Ia duduk di meja paling belakang. Macchiato Latte miliknya sudah di tangannya dan cokelat panas dengan gula tambahan milikmu ada di meja. Kau duduk dan mencoba tersenyum padanya, namun kau tidak bisa memberinya senyum normal seperti yang ia berikan padamu.

"Bagaimana kabarmu?" Ia sedikit memajukan tubuhnya, membuat kakimu gemetar dan merinding.

"Aku ... ba ... ik .... Terima kasih. Kau sendiri bagaimana?" Kau berbohong.

"Kau terlihat kurang baik." Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh keningmu, namun kau menepisnya. Ia sedikit terkekeh dan langsung menatap ke lantai, senyumnya perlahan luntur. Setelah keheningan yang berlangsung beberapa saat, akhirnya ia menyatukan kata-katanya.

"Aku juga baik-baik saja, terima kasih."

"Ada alasan datang ke sini?"

"Aku ... Aku menemukan kotak lama itu."

Tubuhmu menegang, tanpa sadar ia membuatmu gila.

"Kotak apa?"

"Kotak di mana aku menyimpan segalanya."

"Apa maksudmu?"

"Kenangan kita. Seperti foto kita, hadiahmu dan puisimu. Aku bahkan menemukan bantal hati yang kau berikan padaku di kencan pertama kita." Ia kembali tersenyum lebar pada kenangan itu. Kenangan tentang kencan pertama kalian membuatmu ikut tersenyum, namun kau tidak mau menunjukkan padanya bahwa hanya ia satu-satunya yang bisa membuatmu bahagia. Kenapa ia bisa berbicara seperti biasa padamu, hal itu membuatmu ikut bertanya-tanya. Kau tidak bisa tetap tenang karena di dalam kau meledak.

"Kau tidak membuangnya ke tempat sampah?"

Ia sedikit terkesiap dan kemudian memandangmu, "Kau melakukannya?"

Kau mengangguk. Itu adalah ide Irene untuk membakar dan merobek semua yang mengingatkanmu padanya. Intinya menghancurkan kenangan-kenangan itu. Satu-satunya yang kau sembunyikan dari Irene adalah kalung itu dan sebuah foto.

Taehyung tampaknya sangat terkejut akan hal itu, seolah kau akan menyimpan semua kenangan bersama orang yang sudah mematahkan hatimu.

"Wah, aku tidak tahu, aku tidak berpikir kau akan melakukan ini."

"Kenapa? Lagian kita sudah berakhir, jadi ... " Kau menampar dirimu dari dalam. Tapi setelah kau menonton semua drama tentang para wanita tangguh, kau mau menyakitinya juga, meskipun kau tidak yakin bisa mencapai tujuan itu.

"Kau benar. Entah kenapa aku mau menemuimu. Sial, apa yang kulakukan!" Ia membenamkan kepalanya ke telapak tangannya.

"Apa kau masih dengan Bar- pacarmu?" Jarimu mulai bergetar membuatmu khawatir bagaimna kau bisa menjadi segila ini karenanya.

"Iya." Ia menarik napas dan menghembuskannya untuk beberapa detik sebelum mengatakan, "Dengar, aku tahu kalau aku brengsek. Aku membenci diriku untuk itu, tapi apa yang paling kubenci adalah bagaimana aku meninggalkanmu. Kita mempunyai hubungan yang sangat ... kita memiliki hubungan yang indah dan mengakhirinya seperti yang kita lakukan, bukankah itu salah? Apa kau juga tidak berpikiran begitu?"

Hening. Kau tidak dapat menjawab, malahan kau hanya memandangnya dengan mata membulat tidak tahu apa maksudnya. Segera setelah ia menyadari kau tidak akan mengatakan apapun ia memutuskan untuk mengatakan lebih banyak.

"Maksudku adalah ... aku mau kita tetap berteman. Atau bukan teman, tapi cukup dekat seperti kita menyukai satu sama lain. Seperti saat kita memikirkan satu sama lain, hubungan kita indah, punya perasaan baik dan kenangan. Itulah kenapa aku di sini ... kurasa."

Kau perlahan mengangguk, tidak begitu mempertimbangkan apa yang baru saja ia katakan. Matanya menatap ke dalam jiwamu dan kau bisa melihat binar yang selalu ia miliki ketika kalian bersama. Tatapannya intens dan tubuhnya bergetar. Tanpa kau sadari ia memegang tasmu dan mengeluarkan ponselmu. Kau memiliki kode untuk membukanya. Ia menyerahkannya padamu jadi, kau bisa mengetik kodenya. Kodenya 1230, ulang tahunnya. Melodi yang familier tiba-tiba terdengar di telingamu ketika ia mengambil ponselnya untuk mematikan panggilan yang ia buat sendiri dari ponselmu.

"Sekarang aku punya nomormu. Aku akan menghubungimu dan kita akan berrtemu sesekali, kau tidak masalah begitu?"

Kau mengangguk dan sekali lagi ia memberimu senyum kotaknya yang indah. Satu-satunya perbedaan adalah sekarang senyum itu terlihat sedikit lemah.

"Aku akan pergi sekarang. Apa aku perlu mengantarmu pulang?" Ia berdiri dan mengembalikan kursi ke posisinya lagi.

"Tidak apa, tempat tinggalku tidak cukup jauh."

"Kau sudah pindah?"

"Tidak."

"Kalau begitu aku akan mengantarmu." Ia meletakkan beberapa lembar uang untuk pesanan kalian berdua dan memegang pergelangan tanganmu, memastikan kau mengikutinya. Irene membuat kode dengan tangannya bahwa ia akan menghubungimu. Meskipun kau mencoba untuk memberinya ibu jari tanda "oke", kau gagal. Kau hanya berjalan dan berbicara dengan orang yang tidak akan pernah kau lupakan.

☆ ☆ ☆

09 Juni 2016

revisi : 29 Oktober 2018

Continue Reading

You'll Also Like

7.2M 660K 76
Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasi...
15.3M 1.7M 31
[SUDAH TERBIT] "Sahara, hidup itu perihal menyambut dan kehilangan. Kamu tahu lagu Sampai Jumpa-nya Endank Soekamti, kan? ya kira-kira begitu lah. Ta...
19.2M 1.8M 51
Sudah terbit, buku bisa dibeli di shopee. INGAT BELI YANG ORI!! [Follow akun ini dulu, bro. Anda senang, aku juga. Simbiosis mutualisme] Tuhan, mana...