Little Family ❤ [IDR] - Compl...

By ayeahlee

138K 9K 354

Cerbung ini merupakan sequel dari Terjebak Cinta Iqbaal. Gue harap, cerbung ini bisa disukai banyak orang ☺ A... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Announcement
Part 14
Part 15
Information

Part 16

10.3K 552 59
By ayeahlee


Kemarahan Iqbaal kembali memuncak. Ia tidak dapat mengontrol emosinya.

"Stop! Jangan ribut lagi!!" kata Aldi yang baru saja datang. Ia menarik iqbaal untuk duduk lagi.

"Baal! Lo kontrol emosi lo!" kata Aldi. "(namakamu) nggak bakalan kayak gini kalo lo bisa ngontrol emosi lo!"

Iqbaal menunduk. Mungkin benar apa yang dikatakan saabatnya ini.

Ceklek

Suara pintu terdengar. Iqbaal, Aldi dan Bagas segera menghampiri Dokter yang keluar dari ruang UGD itu.

"Gimana dok keadaan istri saya?" tanya Iqbaal.

"Istri anda baik-baik saja. Tapi... maaf.. kami tidak bisa menyelamatkan janin yang berada di kandungan istri anda. Itu disebabkan karena pendarahan hebat yang dialami istri anda."

"Jadi.. istri sayaa..."

Dokter mengangguk lalu menepuk pundak Iqbaal, "Saya permisi dulu."

Aldi menepuk-nepuk pundak Iqbaal. ia tahu perasaan sahabatnya ini. sedih, kecewa, merasa bersalah dan sebagainya.

"Baal. Sabar ya," hanya itu yang dapat Aldi ucapkan untuk menyemangati Iqbaal.

"Kalo bukan gara-gara lo, janinnya (namakamu) pasti masih ada." Celetuk Bagas.

Iqbaal dan Aldi menatap Bagas secara bersamaan.

"Heh bocah! Lo bisa pulang nggak?!" kata Aldi.

"Gue nggak akan pulang."

"Mau apa lo disini?? pulang!" sahut Iqbaal.

"Mau apa lagi kalo nggak nungguin (namakamu),"

Iqbaal menghampiri Bagas dan menarik kerah baju Bagas. Jemari tangan kanannya terkepal siap melayangkan tinju.

"Lo mau nonjok gue lagi?? oke silahkan!" kata Bagas. "Ayo cepet! Tunggu apa lagi??!" lanjutnya karena Iqbaal tak kunjung melayangkan tinjunya.

Iqbaal menghempaskan tubuh Bagas begitu saja.

"Udah Baal. Sekarang lo masuk aja kedalem, biar bocah tengil ini gue yang ngurus." Aldi menepuk pundak Iqbaal berkali-kali.

Iqbaal mengangguk, "thanks Al,"

Ia memasuki ruang UGD dimana saat ini istrinya sedang terbaring lemah. Hal pertama yang di lihat Iqbaal adalah ekspresi terkejut dari wajah (namakamu).

Iqbaal melihat (namakamu) mengalihkan wajah setelah terkejut akan kedatangannya.

Iqbaal berdiri di samping ranjang (namakamu).

"Mau apa lagi lo kesini?!" kata (namakamu) dengan suara seraknya. Sepertinya (namakamu) baru saja menangis. Apa mungkin karena ia kehilangan janinnya?

"Be, maa..maafin akuu.."

"Cih, sekarang lo nyesel setelah apa yang lo lakuin?! Telat Baal!! Telat!!"

"Gara-gara lo gue kehilangan janin gue. Lo nggak tau perasaan gue Baal! Lo egois!"

Iqbaal menunduk lalu jemarinya menyentuh jemari tangan (namakamu) tapi kemudian (namakamu) menyentakkan jemarinya.

(namakamu) sudah menangis. Tangisannya terdengar pilu dan bergetar.

"Aku.. Aku nyesel Be. Aku bener-bener nyesel."

"Gue juga nyesel karena udah cinta sama lo, cowok brengsek!"

Iqbaal terkejut mendengar kalimat yang diucapkan (namakamu). Baru kali ini ia mendengar (namakamu) berkata kasar seperti ini.

"Gue mau kita cerai!"

Satu kalimat itu mampu membuat tubuh Iqbaal menegang. Apalagi ketika (namakamu) mengatakan kata terkutuk yang sangat di hindarinya. Cerai.

Jujur, ia tidak ingin bercerai dengan (namakamu). (namakamu) wanita penyemangatnya selama ini.

"Tap-tapi Be, aku masih cinta sama kamu. Dan selamanya cinta sama kamu."

"Hah! Bullshit! Gue nggak percaya sama omongan lo."

"Nikah aja sama cewek murahan itu. Dia lebih pantes sama lo yang cowok brengsek!"

"Be!" bentak Iqbaal. Matanya memerah menahan kesal dan tangis. "Aku bener-bener cinta sama kamu. Soal Serlina, aku udah lupain dia. Karena aku sadar, Cuma kamu yang ada di hatiku. Nggak ada yang lain Be."

"Be, aku mohon. Kamu percaya sama akuu.."

Iqbaal menggenggam jemari (namakamu). Laki-laki itu menangis.

(namakamu) masih saja menangis saat ini. namun wajahnya enggan menengok ke arah suaminya. Terlalu sakit untuk melihat seorang laki-laki yang di cintainya selama ini ternyata berkhianat padanya.

Namun, saat ini Iqbaal mengakui kesalahannya. (namakamu) ingin memaafkannya, ingin sekali. Tapi otaknya tetap saja menolak untuk memaafkan.

Jujur. Ia masih mencintai suaminya. Walau pun suaminya telah menyakiti hatinya. Tetap saja rasa yang tumbuh dalam hati selama bertahun-tahun lamanya telah mengakar. Sangat sulit untuk di cabut atau di pangkas. Rasa itu telah menjadi kokoh.

"Be, aku janji akan ngerubah sikapku. Aku nggak akan ngelirik yang lain lagi. aku janji Be. Aku mau kita jalani mulai dari awal lagi. be, aku mohonnn... beri aku kesempatan sekali lagi."

Iqbaal menangis. Hal itu membuat (namakamu) menjadi tidak tega dengan Iqbaal. ia menoleh. Menatap wajah suaminya, dan ia menyadari wajah Iqbaal terlihat kurus.

Apa saat ia tidak di rumah Iqbaal tidak mengurus dirinya?

Ah, ia menjadi merasa bersalah. Walau bagaimana pun Iqbaal masih suami sahnya.

"Baal," lirih (namakamu). Iqbaal menatap manik mata istrinya. "Maafin aku.."

Iqbaal tersenyum tipis, "Harusnya yang minta maaf itu aku, bukan kamu. Aku minta maaf ke kamu ya, sering nyakitin kamu dan gara-gara aku, kamu jadi keguguran."

(namakamu) mengangguk. "Meskipun aku masih nggak rela kehilangan calon bayiku. Tapi aku nggak berhak marah sama kamu.. kamu masih suamiku."

"Jadi.. kamu mau kan kita mulai dari awal lagi?" tanya Iqbaal penuh harap.

(namakamu) mengangguk.

Tiba-tiba, Iqbaal memeluk tubuh istrinya. "Aku kangen kamu Be.."

"Aku juga Bi. Aku kangeeeennnn bangett."

***

Dua bulan kemudian....

Kebiasaan malam mereka -Iqbaal dan (namakamu)- selalu seperti ini. Umh, bahkan lebih romantis setelah 'kejadian' yang menimpa mereka dua bulan yang lalu.

Tidur bersama dengan punggung tangan Iqbaal yang kekar memeluk (namakamu) dan kepala (namakamu) yang berada tepat disisi dada suaminya. (namakamu) menghirup aroma maskulin milik Iqbaal yang sangat menyengat hidungnya.

"Lain kali kalo tidur nggak usah pake parfum atau apapun." Kalimat yang di lontarkan (namakamu) mampu membuat Iqbaal membuka matanya dan menatap manik mata istrinya.

"Kenapa?"

"Wangi tubuhmu bikin aku nggak bisa jauh dari kamu Baal."

Iqbaal tersenyum, "Memang itu tujuanku, sayang."

(namakamu) memukul dada bidang Iqbaal sambil cemberut. Hal itu malah membuat Iqbaal mengeratkan pelukannya.

"Baal, aku nggak bisa nafas!"

"Aku kedinginan. Biarin aku begini sayang.." Iqbaal memejamkan matanya. Ia menghirup wangi rambut milik istrinya yang mampu membuatnya betah.

"Kalo aku mati, jangan harap kamu bisa meluk aku lagi."

Iqbaal melepaskan pelukannya, "Kok gitu sih sayang?"

"Itu karena meluk aku erat banget. Emang kamu mau aku mati?" mata indah milik (namakamu) mendelik.

"Nggak papa. Kan matinya di pelukanku."

Tuk!

"Auw!" ringis Iqbaal, "Sakit..."

(namakamu) tertawa, "Makanya jangan gitu."

"Yaudah kalo gitu, aku mintaa... itu.."

"Itu apaan??"

"Itu lohhh..."

"Jangan macem-macem Iqbaal.."

"Yahhh... sayang, masa nggak boleh sih? sekali aja kita ngelakuinnya..."

"Nggak."

"Sayanggg.."

"Nggak Iqbaal. Aku nggak mau. Ciuman kamu buas banget soalnya, bibir aku nanti luka lagi."

"Nggak deh, aku janji nggak bakal buas lagi. kan udah ada yang jinakin aku."

"Siapa yang jinakin kamu?" (namakamu) mendelik lagi.

"Siapa lagi kalo bukan kamu, sayang.." Iqbaal mengelus pipi (namakamu). (namakamu) tersenyum malu ketika mendengar gombalan secara tak langsung itu.

"Kita ciuman kan?"

(namakamu) memberengut ketika Iqbaal meminta melakukan ciuman, "Nggak."

"Ayolahh.."

"Sekali nggak ya tetep ngg---"

Kalimat (namakamu) terpotong oleh Iqbaal karena sekarang bibirnya telah tersumpal oleh bibir Iqbaal.

Iqbaal mendorong kepala istrinya ke depan membuat (namakamu) tidak bisa bergerak atau pun berontak. Akhirnya, (namakamu) memilih mengikuti permainan yang di buat oleh suaminya. Walau pun, ia tahu, setelah ciuman ini pasti bibirnya akan terluka sperti malam-malam sebelumnya.

Cukup lama mereka bertahan dengan posisi seperti ini. umm.. kurang lebihh, 6 menitan lah. lama kan?

***

Masalah yang menimpa hubunganmu bukan lah akhir dari segalanya. Namun masalah itu akan menjadikan hubungan semakin kokoh dan kuat. Kuncinya hanya satu di dalam berhubungan, percaya satu sama lain. Percaya pada pasanganmu bahwa dia juga mencintaimu, menyayangimu, seperti kamu menyayangi dia. -Ayu Indarti-

TAMAT

Yeay! Akhirnya tamat juga, hehehe...

Sori ya kalo gue namatinnya cepet banget, udah blank mau di buat apa lagi soalnya. Tiba-tiba aja, feel nggak ada sama sekali. Gambaran tentang alur ini juga hilang gitu aja. So, gue minta maaf kalo cerbung ini jumlah partnya dikit dan setiap pasrtnya pendek-pendek.

Kalian harus tahu susahnya buat cerita ini, walau pun gue sadar kalo cerita ini juga nggak bagus banget alias biasa-biasa aja. Tapikan gue susah buatnya. Bayangkan aja, gue anak SMA kelas dua yang nggak tahu seluk beluk tentang pacaran apalagi tentang rumah tangga. Kalau pun ada adegan yang lumayan bagus, itu kebetulan aja. Mungkin juga, ada sebagian cerita yang kisahnya mirip sama temen-temen gue.

Jadi... gue harap kalian nggak kecewa sama endingnya ini.

Sebelum itu, gue minta pendapat kalian dong tentang cerbung ini. Jelek, absurd atau apa gitu. Kasih saran juga gitu ke cerbung gue atau ke guenya. Gue yakin itu bakalan bermanfaat buat gue dan lo juga bakalan dapet pahala kan kalo ngebantu gue, hehehe...

Akhir kata, sampai bertemu di cerbung-cerbung gue yang lain yaaa... See u at next story.

Ayu Indarti

Continue Reading

You'll Also Like

15.6K 424 5
gak pandai buat deskripsi jadi langsung baca aja
700 105 10
Kisah 4 bersaudara dengan perbedaan sifat dan segala kerusuhannya. "Mama sama papa nggak KB sih !" Rama "KB tau ! Keluarga BerBencana. Dan ya lo itu...
211K 19.3K 32
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
Mom? [ch2] By yls

Fanfiction

107K 11.2K 33
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...